DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS
Yth.
SURAT EDARAN
NOMOR: HK.02.02/11/ /79./. /2019
TENTANG
KEWASPADAAN TERHADAP PENYAKIT VIRUS EBOLA
Pada tanggal 17 Juli 2019, WHO mendeklarasikan situasi penyakit virus Ebola di
Democratic Republic of the Congo (DRC) sebagai Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC). Kejadian ini merupakan KLB yang kesembilan sejak ditemukannya penyakit
virus Ebola di negara itu pada tahun 1976. Pada tanggal 01 Agustus 2018 Kementerian
Kesehatan DRC mendeklarasikan outbreak baru penyakit virus Ebola di Provinsi Kivu Utara.
Total kasus dani 1 Agustus 2018 sampai 14 Juli 2019 dilaporkan sebanyak 2.501 kasus, terdiri
dan 2.407 kasus konfirmasi, 94 kasus probable, dengan 1.668 kematian). Selain di DRC, pada
tanggal 11 Juni 2019 Kementerian Kesehatan Uganda juga melaporkan outbreak baru penyakit
virus Ebola di Distrik Kasese dengan total kasus sampai 14 Juli 2019 sebanyak 3 kasus dan 3
kematian.
Demikian Surat Edaran ini untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ditetapkan di Jakarta
Pad al 4( Juli 2019
al Pencegahan dan
enyakit,
DIREATUR JENDERAL
PENCEGANAN DAN
FEND LEAN PENYAPOT
g'Sugihantono, M.Kes
Tembusan :
1. Menteri Kesehatan RI
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
ALUR PENEMUAN KASUS PENYAK1T VIRUS EBOLA DI PINTLI MASUK NEGARA
V
Analisis Risiko Penularan:
• Anamnesis
• Pemeriksaan Kesehatan (Form PVE-AR)
V
Orang dengan gejala demam (?.38°C) ditambah tiga/lebih
gejala berikut:
Sakit kepala, nyeri sendi/ otot, diare, sesak nafas, muntah, lemas,
cegukan, nyeri telan, nyeri perut dan kurang nafsu makan.
I I
.0 TIDAK : Orang dalam pengawasan:
, • Pulang dengan edukasi dan pemberian HAC
>,
• Notifikasi ke Dinkes Prov dan Kab/Kota untuk pemantauan di
tempat tinggal (Form PVE-NOT)
r r-- 1
i• Tata laksana kasus dan lakukan rujukan sesuai SOP dengan APD1
Rujuk ke RS rujukan:
I sesuai standar
• Ambulan Khusus
• Lakukan tindakan terhadap barang dan alat angkut Petugas menggunakan APD yang sesuai
• Laporkan dalam 24 jam ke PHEOC Tatalaksana kasus di R. Isolasi
• Notifikasi ke Dinkes Prov dan Kab/Kota (Form PVE-NOT) untuk Pengambilan Spesimen di R. Isolasi
pemantuan kasus dan kontak Pengiriman spesimen ke Balitbangkes
• Identifikasi dan pemantuan kontak di pintu masuk dan wilayah (Form PVE-LAB)
(Form PVE-D21)
• Karantina kontak sampai ada hashl lab dan komunikasi risiko
• Bila hashl pemeriksaan laboratorium negatif Dinkes Kab/Kota
membuat laporan akhir pemantauan kasus (Form PVE-KSSEND)
ALM PENEMUAN KASUS PENYAKIT VIRUS EBOLA DI WILAYAN
Orang dengan gejala demam (a38°C) ditambah Orang dalam Peningkatan sinyal sindrom suspek demam dengue dan
tiga/lebih gejala berikut Pengawasan kluster penyakit yang tidak lazim pada SKDR
Sakit kepala, nyeri sendi/ otot, diare, sesak nafas,
muntah, lemas, cegukan, nyeri telan, nyeri perut
dan kurang nafsu makan.
Penyelidikan
Epidemiologi
V
Fasyankes:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik lanjut
• i
VA : TIDAK i
Rujuk ke RS rujukan: Tidak terinfeksi PVE
• Ambulan Khusus
• Petugas menggunakan APD yang sesuai
• Tatalaksana kasus di R. Isolasi
• Pengambilan Spesimen di R. Isolasi
• Notifikasi ke Dinkes setempat cq. PHEOC oleh Fasyankes 1x24 jam (Form PVE-NOT)
• Pengiriman spesimen ke Balitbangkes
• Notifikasi ke KKP Setem pat (Form PVE-NOT)
(Form PVE-LAB)
. Identifikasi dan Pemantauan Kontak (Form PVE-D21)
• Pemantauan kasus dan pelaporan harian sampai ada hash l konfirmasi laboratorium
(Form PVE-KSS)
• Pemantauan kontak dan pelaporan harian sampai ada hash l konfirmasi laboratorium
(Form PVE-KONTAKEND)
• Komunikasi risiko kepada kasus, kontak dan masyarakat.
• Bila hashl pemeriksaan laboratorium negatif Dinas Kesehatan Kab/Kota membuat
laporan akhir pemantauan kasus (Form PVE-KSSEND)