PENDAHULUAN
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara
umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada
jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang
rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit,
misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu meminum obat
yang mengandung magnesium hidroksida.
1
4. Apa saja jenis gangguan keseimbangan asam-basa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Asam
Asam adalah subtansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donatur proton). Dua tipe asam yang dihasilkan oleh
proses metabolik dalam tubuh adalah menguap (volatile) dan tak menguap
(non volatile).
1) Asam volatile dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas.
Contohnya karbondioksida yang mampu bereaksi dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi H+ dan HCO3
serta bisa diekskresi oleh paru-paru.
2) Asam non volatile tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk bisa
diekskresi oleh paru-paru tapi harus diekskresikan melalui ginjal,
misalnya asam laktat dan asam-asam keton.
b. Basa
Basa adalah subtansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan
ion hidrogen dari sebuah larutan (akseptor proton) atau zat yang mengandung
OH- dalam air. Basa yang kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) terurai
3
dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam. Basa yang lemah
seperti natrium bicarbonat (NaHCO3) hanya sebagian terurai dalam larutan
dan kurang bereaksi kuat dengan asam. Derajat keasaman merupakan suatu
sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan derajat
keasaman adalah pH.
Klasifikasi Ph
pH 7,0 adalah netral.
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali).
pH dibawah 7,0 adalah asam.
4
Tidak dapat mencegah perubahan pH dicairan ekstraseluler
yang disebabkan karena peningkatan karbondioksida (CO2).
Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendalian
sistem pernafasan bekerja normal.
Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantun pada
tersediannya ion bikarbonat ( HCO3-).
2) Sistem paru
Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan
penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel.
Darah membawa karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida
tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur
jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan
dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida
darah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadilebih asam
5
Kelainan ventilasi dan perfusi pada dasarnya akan mengakibatkan
ketidakseimbanagn rasio ventilasi perfusi sehingga akan terjadi
ketidakseimbangan, ini akhirnya menyebabkan hipoksia maupun retensi
CO2 sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
3) Sistem ginjal
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
Pada kadar yang sangat rendah pun, ion H+ mempunyai efek yang
besar pada sistem biologi. Ion H+ berinteraksi dengan berbagai
molekul biologis sehingga dapat mempengaruhi struktur protein, fungsi
enzim dan ekstabilitas membran. Ion H+ sangat penting pada fungsi
normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada
proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP. Produksi ion H+
sangat banyak karena dihasilkan terus menerus di dalam tubuh.
Perolehan dan pengeluaran ion H+ sangat bervariasi tergantung diet,
aktivitas dan status kesehatan. Ion H+ di dalam tubuh berasal dari makanan,
minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuh ion H+
terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak,
glikolisis anaerobik atau ketogenesis
6
Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh :
a. Ginjal menahan Na & HCO3,kemudian mengeluarkan clorida, ion
hydrogen dan anion lain, sehingga urine menjadi lebih asam. Hasilnya
adalah peningkatan kadar HCO3 yang akan membantu
memperahankan PH normal.
b. Sistem dapat mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara
c. Paru-paru : berespon secara cepat terhadp perubahan kadar H+ dalam
darah dan mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan
ketidakseimbangan tersebut
3. pCO2
Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu
keadaan respiratorik
7
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih
merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis
merupakan petunjuk dari adanya masalah metabolisme yang serius.Asidosis dan
alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada
penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh
ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkakosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit
paru-paru atau kelainan pernafasan.
1. Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.Dalam keadaan normal,
jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi
asam. Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang
mengatur pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih
dalam.
8
Penyebab :
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat.
2. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik (kekurangan HCO3-) adalah gangguan sistemik
yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma, sehingga
terjadinya penurunan pH (peningkatan [H+]). [HCO3-] ECF adalah kurang dari
22 mEq/L dan pH-nya kurang dari 7,35. Kompensasi pernapasan kemudian
segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 memulai hiperventilasi sehingga
asidosis metabolik jarang terjadi secara akut.
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan
keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi
asam. Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam
dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal
juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan
lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa
terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam,
sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
9
a. Penyebab :
Penyebab Asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok
utama:
1) Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar
bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen
glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
10
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan
karena diare, ileostomi atau kolostomi.
3. Alkalosis Respiratorik
11
c. Pengobatan :
1) Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah
memperlambatpernafasan.Jika penyebabnya adalah
kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan
penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan
obat pereda nyeri.
2) Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida
setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
3) Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal
dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10
kali.Jika kadar karbondioksida meningkat,
gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.
4. Alkalosis Metabolik
12
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama
periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di
rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang
yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan
natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa
darah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion H+.
b. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai
komponenasam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai
normalnya adalah 40 mmHg.
c. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
d. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH
> 7.45.
Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlakomponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
e. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumla komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam
3.2 Saran
Demikian pokok-pokok pikiran yang dapat penulis sampaikan dalam makalah
ini untuk dipahami lebih lanjut sehingga mencapai hasil yang diharapkan.Disadari
bahwa materi-materi yang penulis sampaikan belum lengkap. Namun paling tidak
makalah ini dapat membantu mahasiswa terutama pembaca untuk lebih memahami
materi tentang keseimbangan asam-basa.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Ph Scale
16