Anda di halaman 1dari 4

ASPEK PSIKOSOMATIS PADA ARITMIA

Sinus Takikardia
Takikardia sering menyertai gangguan organik, neurovegetatif, atau psikis.
Ada beberapa kontribusi psikofisiologis sehingga latar belakang takikadia perlu
dibahas. Anxiety neurosis dilukiskan dengan gambaran klinis takikardia, takipnea,
dan kenaikan tekanan darah. Seingkali sindrom ansietas tidak tampak dalam keadaan
lengkap, dan hanya ditemukan takikardia sebagai gejala tunggal.1
Takikardia sering dijumpai sebagai akibat dari ketakutan dan kecemasan
yang. Kondisi cemas pikiran menyebabkan berkurangnya kondisi variabilitas otonom
yang merupakan akibat dari penurunan tonus vagal. Reaksi pertama pada stres adalah
kelemahan otot dan perasaan jantung berhenti karena aktivasi parasympathik.
Beberapa waktu kemudian, sistem simpatik diaktifkan, keringat, palpitasi, tremor,
pernapasan cepat dimulai.2

Sinus Bradikardia
Bradikardia menurut kesan pasien tidak membahayakan, sehingga tidak
menambah atau menimbulkan rasa takut.1

Ekstrasistol
Aritmia yang berhubungan dengan faktor psikis yang paling sering ditemukan
ialah ekstrasistol. Ekstrasistol dapat tidak mempunyai arti penyakit apapun, tetapi
dapat merupakan isyarat adanya gangguan otot jantung, dapat juga merupakan
petunjuk ke suatu gangguan psikis. Fokus ekstrasistol dapat terletak di ventrikel
(61,9%), atrium (32,2%) dan berkas atrioventricular (2,9%). Gangguan psikis
terutama berperan pada ekstrasitol ventrikel. Berbeda dengan ekstrasitol organik,
ekstrasistol yang disebabkan gangguan psikis sering menghilang setelah beban psikis
tidak ada lagi.1
Denyut ventrikel prematur juga disebut sebagai ventrikel kompleks dini,
denyut ventrikel prematur, kompleks ventrikel prematur, atau ekstrasistol ventrikel,
yang dipicu dari miokardium ventrikel dalam berbagai situasi. Patogenesis gangguan
aritmia ini masih diperdebatkan, namun dapat dibuktikan bahwa katekolamin yang
meningkat akibat dari episode akut stres adalah penyebab paling mungkin dari
disfungsi ventrikel yang tidak bersifat organik. Katekolamin dapat merangsang
periode singkat dari epikardial atau vasospasme mikrovaskuler koroner sehingga
mengakibatkan disfungsi kontraktil dari miokard.2

Takikardia Supraventrikular Paroksismal


Hubungan psikofisiologis yang jelas ditemukan pada takikardia
supravenntikular paroksismal. Jenis takikardia ini seringkali sudah muncul semasa
kanak-kanak dan usia muda. Dapat juga muncul pada usia tua akibat konflik yang
terjadi pada jiwa. Takikardia jenis ini dapat terjadi pada jantung sehat maupun sakit,
namun sepertiga dari kasus ditemukan pada jantung sehat.1
Serangan sering terjadi pada situasi konflik. Sekonyong-konyong tanpa
pertanda, nadi menjadi cepat hingga 160-200/menit. Tidak jarang frekuensi menjadi
normal kembali bila dokter tiba atau meletakkan stetoskopnya di dada pasien tanpa
diberi terapi. Tetapi serangan juga dapat berlangsung berminggu-minggu.1

Fibrilasi Atrium dan Flutter Atrium


Fibrilasi atrium dan flutter atrium umunya bersifat organik. Namun pada
aritmia jenis ini yang muncul sebagai serangan, umumnya disebabkan oleh gangguan
psikologis.1 Episode sering dimulai oleh impuls ektopik berasal dalam sel miokard
yang dekat dengan pembuluh darah paru atau dekat dengan atrium kiri. Stres
emosional dapat secara langsung merangsang atau mengubah keseimbangan masukan
otonom di daerah-daerah tersebut.2

Diagnosis
Diagnosis dapat ditentukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
cermat. Pasien dapat menggambarkan gejala dengan berbagai cara, seperti sensasi
berdebar, berdebar, atau tidak nyaman di dada atau leher, atau sekadar peningkatan
kesadaran detak jantung. Karena deskripsi pasien sering tidak jelas, mengetahui
keadaan, faktor pencetus, dan gejala yang terkait dapat membantu dokter dalam
diagnosis.3
Diagnosis pasien yang diduga mengalami aritmia akibat gangguan psikis
dilakukan dengan menyingkarkan kemungkinan penyebab organik aritmia. Evaluasi
dan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti
EKG sebaiknya dilakukan.2 Berikut algoritma dari American Family Physician yang
dapat digunakan dalam menegakkan diagnosis pasien.3

Pendekatan Terapi
Pada beberapa pasien, anamnesis menyeluruh, pemeriksaan fisik, pengujian
diagnostik, dan pemantauan jantung semuanya gagal untuk mengungkapkan adanya
kelainan atau etiologi organik. Oleh karena itu, pasien-pasien ini harus disarankan
untuk menjauhkan diri dari kafein dan alkohol, serta makanan atau situasi stres yang
tampaknya memicu jantung berdebar.3
Aritmia psikogenik tanpa adanya gangguan struktural pada umumnya tidak
akan menyebabkan kematian, namun dapat memberikan implikasi yang buruk
terhadap kondisi psikis pasien. Maka psikoterapi suportif dan pemberian anisolitik
dapat mencegah perburukan kondisi psikis dan menghilangkan aritmia. Namun kita
harus hati-hati bila kondisi ini disertai adanya gangguan struktural jantung, faktor
psikis sebagai pecetus aritmia dapat membahayakan kehidupan pasien. Pemberian
antiaritmia dapat dipertimbangkan terutama bila dikhawatirkan terjadi gangguan
hemodinamik atau menimbulkan gejala yang berat. Pemberian antidepresan terutama
antidepresan klasik harus hati-hati oleh karena dapat memperburuk aritmia yang ada.1

Daftar Pustaka
1. Halim Budi S, Sukatman D, Shatri Hamzah. Aspek Psikosomatik pada Gangguan
Irama Jantung. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 5th ed. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2009a. hlm. 928-9
2. Hanum H, Hanida W, Sitorus Herlina M. Aspek Psikosomatik pada Gangguan
Irama Jantung. Universitas Sumatera Utara. 2017.
3. Abbott Allan V. Diagnosis Approach to Palpitations. American Family Physician.
https://www.aafp.org/afp/2005/0215/p743.html. Diakses Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai