Anda di halaman 1dari 12

STUDI TERHADAP FRAMING KOMPAS.

COM DAN

REPUBLIKA.CO.ID PADA BERITA PENISTAAN AGAMA OLEH

AHOK

TESIS

NINY MONY

156120200111012

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Media massa (termasuk media online) memiliki ideologi tertentu yang menimbulkan

perbedaan pemberitaan dari segi objektivitas-nya. Isi pemberitaan di media dapat

mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bagaimana berita atau realita itu

dikonstruksikan sesuai dengan yang diinginkan oleh suatu kelompok yang memiliki

kepentingan tertentu. Media dapat dikendalikan atau dikelola secara monopolistik untuk

dijadikan sebagai alat utama yang efektif mengorganisasi massa. Organisasi media ataupun

kepentingan dari kelompok yang berpengaruh terhadap pemberitaan bisa memengaruhi

objektivitas pemberita-an.

Media online adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website)

internet. Media online ini juga produk jurnalistik online. Jurnalistik online disebut juga cyber

journalism didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan

didistribusikan melalui internet”. Dengan munculnya media online ini informasi dari sebuah

peristiwa akan sangat cepat dapat disampaikan oleh pemilik media kepada masyarakat

melalui pemberitaan di media online (Romli, 2012: 20).

Kehadiran media online membuat informasi atau berita yang disebarkan menjadi lebih

cepat dan dapat diakses kapan pun dan dimana pun oleh masyarakat dengan koneksi

internet. Hal ini membawa perubahan tersendiri dalam perilaku komunikasi baik komunikasi

personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Berita di media online disajikan

semenarik mungkin dengan adanya audio visual seperti di televisi. Sejarah munculnya media

online di Indonesia ini, tentunya tidak terlepas dari pengaruh dinamika sosial dan politik di

negeri ini.

Perkembangan media di Indonesia ini media online yang pertama kali muncul di internet

oleh Republika Online www.republika.co.id pada Agustus 1994. Kemudia disusul oleh awak

media Tempo Group karena majalahnya yang dibredel pada masa Orde Baru, maka dari itu
muncul tempointeraktif.com sekarang tempo.com, dan kemudian disusul dengan media-

media lainnya seperti waspada online dan kompas online. Namun sang pelopor media online

yang menjadi pakem media online di Indonesia adalah Detik.com (www.detik.com) yang

mengawali pada tahun 1998 oleh Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi

Nugraha. Tujuannya agar berita yang ditulis ini cepat sampai pada pembaca tanpa menunggu

cetak dan keputusan editor terlebih dahulu, dan ini merupakan bentuk adanya partisipasi

publik (citizen journalism) (Sumber:http://Kompasiana.com pada tanggal 27 Maret 2015 pukul

19.00 WIB).

Agama pada saat ini menjadi faktor terbesar dalam memicu berbagai konflik global,

regional, bahkan lokal di berbagai belahan dunia. Konflik-konflik itu terjadi karena banyak

pemimpin dunia hari ini yang memanipulasi agama untuk kepentingan politik mereka,

khusunya pasca peristiwa 11 September 2001. Bahkan, demokrasi dinilai benyak

berpengaruh dalam penguatan peran agama dalam kehidupan politik.”God is winning in global

politics. And modernization, democratization, and globalization have only made him stronger”.

(Shah dan Toft, dalam Marshall et all, 2009:28)

Liputan media massa terhadap masalah agama dan terorisme ini penting untuk dilihat

karena satu peristiwa dapat diberitakan berbeda oleh media. Misalnya, peristiwa mengenai

tewasnya Dul Matin, yang diduga sebagai dalang serangan bom Bali I, yang ditembak mati

pihak kepolisian di Pamulang diberitakan secara berbeda oleh harian Kompas dan Republika.

Pada tanggal 11 Maret 2010 Kompas memberitakan peristiwa tersebut dalam dua judul, yang

pertama ada di halaman pertama dengan judul besar “Aliansi Susun Taktik Baru” dan sub

judul “Dulmatin Persiapkan Semua Proyek Pelatihan” (Kompas, 2010g: 1). Berita yang kedua

ada di halaman dua puluh lima dengan judul besar Dulmatin Terlacak Sejak Lama (Kompas,

2010h: 25). Sementara itu, pada tanggal yang sama Agama dalam Konstruksi Media Massa;

Studi Terhadap Framing Kompas dan Republika pada Berita Terorisme Zakiyah 85 Republika

menurunkan satu berita di halaman pertama dengan judul besar “DNA Dulmatin Cocok” dan

sub judul “the 10 Million Dollar Man” (Republika, 2010: 1). Masing-masing berita pada kedua
surat kabar tersebut mempunyai titik tekan yang berbeda, hal ini terlihat pada pemilihan judul

dan sub judul. Perbedaan ini akan terlihat lebih jelas lagi ketika membaca lead dan seluruh isi

beritanya.

Setiap media mempunyai cara dan kecenderungan dalam menampilkan sebuah berita.

Hal ini dikarenakan kebijakan media dan latar belakang wartawan yang dapat mempengaruhi

dalam menentukan berita apa yang akan dimuat dan bagian mana yang menjadi fokus

pemberitaan serta bagian lain yang tidak diberitakan (Nugroho dan Eriyanto dan Surdialis,

1999: 20; Nelson dan Clawson dan Oxley, 1997: 567-568). Dengan demikian, berita yang

disampaikan kepada pembaca adalah hasil bentukan dari media yang bersangkutan. Merujuk

pada pendekatan konstruksionis, dikatakan bahwa berita adalah hasil konstruksi dan realitas

yang bersifat subjektif. Oleh karenanya, berita yang ditampilkan tidak terlepas dari bias serta

pemihakannya (Eriyanto, 2007: 19-23).

Berdasarkan pemikiran di atas maka penting dilakukan penelitian mengenai bagaimana

media massa khususnya Kompas dan Republika mengemas berita terorisme dan bagaimana

media tersebut mengkonstruksi agama (Islam) dalam pemberitaan. Penggambaran agama

oleh

media ini penting dilihat karena media massa dengan daya jangkauannya yang luas memiliki

peran penting dalam masyarakat. Media massa mempunyai beberapa fungsi meliputi sebagai

penyalur informasi, pendidikan, hiburan, dan sarana mempengaruhi masyarakat serta.

sebagai

sarana menyebarkan ideologi dan atau mengontrol wacana publik (Sheaver dan Gvirsman,

2010: 206-207; Sobur, 2004: 30).

Konflik FPI vs warga Kendal menjadi sebuah isu publik, karena media terus berlomba-

lomba memberitakan perkembangannya, terutama kontribusi media online dengan

kemudahannya dalam menyebarluaskan informasi. Meskipun demikian, kecepatan dalam

pemberitaan ini tetap harus mengikuti kaidah jurnalistik yaitu 5W + 1H dan menjalankan fungsi

dari media massa itu sendiri.


Oleh sebab itu, untuk melihat objektivitas pemberitaan media online tentang FPI

tersebut, perlu digunakan analisis framing sebagai metode untuk menganalisis isi media.

Alasan peneliti memilih analisis framing karena menurut pendapat peneliti, bahwa media tidak

sepenuhnya netral dalam memberitakan suatu peristiwa. Satu peristiwa yang sama mampu

dimaknai secara beragam tergantung dari sudut pandang dan kepentingan dari media yang

memberitakan. Pemberitaan oleh media massa tidak lepas dari ideologi media massa itu

sendiri.

Framing ini akan diaplikasikan dalam pemberitaan dua portal berita online, yaitu

antaranews.com dan Republika Online. Antaranews.com merupakan salah satu portal media

online terbesar di Indonesia bentukan kantor berita resmi Republik Indonesia, LKBN

ANTARA. Isi pemberitaan antaranews.com lebih menitikberatkan pada pemberitaan tentang

pemerintahan dan nasiona-lisme.


Republika Online adalah salah satu portal media online terbesar Indonesia bentukan

republika, yang hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun setelah Harian Republika terbit.

Republika.co.id atau biasa disebut Republika Online (ROL) merupakan menitikberatkan pada

pemberitaan seputar dunia islam, karena ROL adalah media berideologikan Islam.

Melihat perbedaan ideologi ini peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana framing

pemberitaan dari kedua media ini terkait pemberitaan konflik FPI vs Warga di Kendal, Jawa

Tengah, pada porta berita Antaranews.com dan Republika Online. Sekaligus untuk melihat

obejktivitasnya terkait ideologi yang dianut masing-masing media.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, framing berita yang dilakukan oleh

kedua media online tersebut mengantarkan kita pada pertanyaan: Bagaimanakah framing

tersebut dilakukan? Apakah framing yang dilakukan oleh kedua media mempengaruhi

objektivitas pemberitaan? Apakah media masih mampu menjaga posisinya sebagai pihak

yang netral dalam menyampaikan berita kepada khalayak?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya mengambil satu contoh kasus saja, yakni kasus penistaan agama

oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnomo atau akrab disapa Ahok sebagai

obyek studi kasus, dan hanya dua media online yang dipilih, yakni Kompas.com dan

Republika.com. Dengan demikian kesimpulan penelitian ini tidaklah dapat dijadikan

generalisasi untuk menggambarkan secara keseluruhan bagaimana kedua surat kabar itu

meliput kasus-kasus bernuansa agama lainnya di Indonesia, atau bagaimana media online di

Indonesia pada umumnya meliput konflik bernuansa agama.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain untuk:

a. Mendapatkan gambaran bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media

dalam menyampaikan sebuah peristiwa bernuansa agama, dalam hal ini kasus penistaan

agama.
b. Mendapatkan gambaran sampai sejauh mana pengaruh kepemilikan media terhadap

objektivitas pemberitaan dan netralitas media dalam menyampaikan berita.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai sumber pengetahuan mengenai

pembingkaian terhadap berita dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh media

online.

b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah penggambaran bagaimana pembingkaian berita

dilakukan media dalam memberitakan sebuah peristiwa. Hasil penelitian diharapkan dapat

membawa pencerahan pada media dalam menjaga objektivitas pemberitaan.

c. Manfaat sosial dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan kepada publik tentang

konstruksi realitas sosial yang dilakukan oleh media massa, agar publik tidak dengan

begitu saja mengkonsumsi berita tetapi juga memiliki kemampuan untuk memilah dan

memilih berita serta memberikan penilaian kritis terhadap berita yang disampaikan oleh

media.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN


BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien,

paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama,

konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian (Moleong, 1995:

30)

Paradigma konstruksionis menganggap pembuatan teks berita sebagai penentu yang

akan mengarahkan pola pikir khalayak. Pertanyaan utama dari paradigma konstruksionis

adalah bagaimana peristiwa atau realitas dikonstruksi, dan dengan cara apa konstruksi itu

dibentuk (Eriyanto, 2002:37-38).

Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh Peter L. Berger. Menurutnya,

realitas tidak dibentuk secara alamiah tetapi realistis dibentuk dan dikonstruksi. Melalui

pemahaman ini, realitas menjadi berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa mempunyai

konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas (Eriyanto, 2002: 15). Setiap orang

memiliki pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau

sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.

3.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk menggalang atau membangun

suatu proposisi atau menjelaskan makna di balik realita. Peneliti berpijak pada realita atau

peristiwa di lapangan. Penelitian seperti ini berupaya memandang apa yang sedang terjadi

dalam dunia tersebut dan melekatkan temuan-temuan yang diperoleh di dalamnya

(Bungin, 2001: 82)

Bagi peneliti kualitatif, realitas tidak hanya satu. Setiap peneliti menciptakan realitas

sebagai bagian dari proses penelitian, bersifat subjektif dan hanya berada dalam referensi

peneliti. Peneliti kualitatif mengamati keseluruhan proses yang dipercaya bahwa realitas

itu bersifat menyeluruh dan tidak dapat dibagi-bagi (Wimmer & Dominick, 1991: 139)
3.3. Sumber Data

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.5. Metode Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai