Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGAWASAN (CONTROLLING)

Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilaksanakan oleh seorang controller
(pengawas). Pengawasan dilakukan untuk menemukan dan mengoreksi adanya penyimpangan-
penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan,
pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan pengawasan. Sebab apabila terjadi penyimpangan
akan lebih cepat melakukan koreksi atau perbaikan.

Seorang controller ( pengawas ) harus menyelaraskan tingkat jaminan sumber daya dengan kebutuhan
rencana-rencana yang pasti dengan proses mencatat atau dengan pengendalian perkembangan ke arah
tujuan pokok dan sasaran serta metode pencapaiannya yang memungkinkan seorang pengawas melihat
lebih awal adanya penyimpangan. Oleh karena itu, pengawasan berkaitan erat dengan perencanaan.

Pengawasan ( Controlling ) dapat diartikan secara negatif, positif, dan dalam arti luas. Dalam arti negatif
pengawasan dapat diartikan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan kemudian memberikan sanksi, dan
melakukan larangan-larangan. Dalam arti positif pengawasan ialah tindakan-tindakan agar organisasi
atau perusahaan berjalan terarah, tidak terjadi kesalahan-kesalahan, penyimpangan atau kebocoran di
segala bidang. Sedangkan dalam arti luas, pengawasan adalah aktifitas controller untuk melakukan
pengamatan, penelitian dan penilaian dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi atau perusahaan
yang sedang atau telah berjalan untuk mencapain tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun pengertian pengawasan menurut beberapa pakar ekonomi, antara lain :

a. Earl P Strong: Pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar
sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
b. Haroold Koontz: Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaah dapat
terselenggara.

c. C. G. R. Terry: Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai
yaitu, standar apa yang sedang dijalankan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan
standar.

d. Schermerhorn, menyatakan bahwa pengawasan adalah merupakan proses dalam menetapkan


ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang teleh ditetapkan tersebut.

e. Stoner, Freeman dan Gilbert, menyatakan bahwa pengawasan adalah proses untuk memastikan
bahwa segala akifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

f. Secara lebih lengkap, mockler, dalam Stoner, Freeman, dan Gilbert mengemukakan fungsi
pengawasan dalam manajemen adalah upaya sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan
berbagai tujuan yang direncanakan, mendesain system informasi umpan balik, membandingkan antara
kinerja yang dicapai dengan yang telah ditetapkansebelumnya, menentukan,apakah terdapat
penyimpangan dan tingkat signifikan dari setiap penyimpangan tersebut, danmengambil tindakan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan
efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.

g. Mockler secara lengkap menguraikan bahwa pada intinya pengawasan tidak hanya berfungsi untuk
menilai apakah sesuatu itu berjalan ataukah tidak, akan tetapi termasuk tindakan koreksi yang mungkin
diperlukan maupun penentuan sekaligus penyesuaian standar yang terkait dengan pencapaian tujuan
dari waktu ke waktu.

2.2 TUJUAN DAN BIDANG-BIDANG PENGAWASAN

Griffin menjelaskan bahwa terdapat empat tujuan dari pengawasan :


1) Adaptasi Lingkungan, maksudnya adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi dilingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal maupun
lingkungan eksternal.dengan demikianfungsi pengawasan tidak saja dilakukan untuk memastikan agar
kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yang telah ditetapkan, akan tetapi juga agar kegiatan
yang dijalankan sesuai dengan perubahan lingkungan, karena sangat memungkinkan perusahaan juga
merubah rencana perusahaan disebabkan terjadi berbagai perubahan dilingkungan yang dihadapi
perusahaan.

2) Meminimumkan Kegagalan, maksudnya adalah ketika perusahaan melakukan kegiatan produksi,


misalnya perusahaan berharap agar kegagalan seminimal mungkin.oleh karena itu perusahaaan perlu
menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan-kegagalan tersebut dapat diminimumkan.

3) Meminimumkan Biaya, maksudnya adalah ketika perusahaan mengalami kegagalan maka akan ada
pemborosan yang tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan.maka untuk meminimumkan biaya
sangat diperlukan adalah pengawasan.

4) Antisipasi Kompleksitas Organisasi, maksudnya adalah agar perusahaan dapat mengantispasi


berbagai kegiatan organisasi yang kompleks.kompleksitas tersebut mulai dari pengelolaan terhadap
produk, tenaga kerja hingga berbagai prosedur yang terkait denganmanajemen organisasi.

Sesuai dengan pengertian pengawasan dalam arti luas, maka pengawasan bertujuan :

1. Menemukan dan menghilangkan kemacetan yang mungkin timbul.

2. Melakukan pencegahan dan perbaikan kesalahan yang ada.

3. Mencegah penyimpangan

4. Mengadakan koreksi apakah hasil sesuai rencana,


5. Memperoleh efisiensi dan efektifitas.

6. Mendidik pegawai dan mempertebal rasa tanggung jawab.

Dalam kenyataannya pengawasan tidak hanya dilakukan bagi para pekerja di perusahaan, namun
mencakup hampir semua bidang dalam perusahaan. Secara singkat pengawasan dapat dilakukaFUNGSI
PENGAWASAN

Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk mengawasi kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan


kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Begitu pula dengan seluruh unsur yang ada
didalamnya agar saling mendukung dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi ini berusaha untuk menjamin kegiatan
organisasi bergerak ke arah tujuannya.

Fungsi pengawasan meliputi beberapa tindakan, antara lain :

1. Menetapkan standar prestasi.

2. Mengukur prestasi yang sedang berjalan dan membandingkannya dengan standar yang telah
ditetapkan.

3. Mengambil tindakan untuk memperbaiki prestasi yang tidak sesuai dengan standar.

Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan perencanaan,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyipangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.n pada bidang :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengawas atau controller dapat diibaratkan dengan navigator kapal. Navigator kapal yang sudah terlatih
itu membantu kapten kapal. Tanpa seorang navigator, kapal dapat terkandas pada batu karang atau
kehilangan haluan, tetapi hak untuk memberi komando tetap berada di tangan kapten kapal. Navigator
hanya memberi petunjuk dan memberitahukan kapten, bagaimana posisi kapal yang sedang
dikemudikan itu. Jadi organisasi atau badan usaha juga bisa diibaratkan sebagai kapal, sehingga peran
pengawas (controller) sangat penting dalam maju mundurnya suatu organisasi atau badan usaha.

Pengawasan (Controlling) sendiri memiliki arti penemuan, penerapan cara dan alat untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Dengan adanya manajemen pengawasan (controlling) dimaksudkan untuk mengawasi
kegiatan-kegiatan organisasi agar pelaksanaan kegiatan tersebut sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.

Secara singkat, dapat dikatakan bahwa fungsi ini berusaha untuk menjamin kegiatan organisasi bergerak
ke arah tujuannya. Dengan adanya fungsi pengawasan, dapat diketahui apakah pelaksanaan kegiatan
berjalan sebagaimana semestinya atau terjadi kesalahan atau penyimpangan. Jika telah diketahui,
tindakan lebih lanjut dapat dilaksanakan. Kemudian, dapat diusahakan untuk meningkatkannya dan jika
terjadi kesalahan dapat dilakukan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai