NIM :
Email : @student.stikeswhs.ac.id
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen : Ns. Sumiati Sinaga, S.Kep,M.Kep
Oleh
Exa Puspita
KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS
menetap berada di atas normal. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan
kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg
sebagai silent killer, sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi
kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24% (WHO, 2012).
sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat 36% orang
dewasa yang menderita hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap
1
2
pada tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh
≥18 tahun sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan atau
riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian
tertinggi penyakit tidak menular (PTM) adalah kelompok penyakit jantung dan
497.966 (67,00%) dari total 743.204 kasus penyakit jantung dan pembuluh darah.
Prevalensi hipertensi di Jawa Tengah yaitu 26,4% dan berada pada peringkat ke-9
dengan prevalensi sebesar 77,10% (Dinkes Jateng, 2013). Berdasarkan data dari
urutan ke-2 pada pola 10 besar penyakit Puskesmas se-Kota Semarang dengan
dengan rate kasus tertinggi yaitu 8,51% dan selalu mengalami kenaikan jumlah
2
3
kasus kasus baru hipertensi pada tahun 2012-2014. Pada Tahun 2012 terdapat
1651 kasus baru, tahun 2013 naik 2% menjadi 1682 kasus baru dan pada tahun
2014 terjadi peningkatan lagi sebesar 13% menjadi 1940 kasus baru. Peningkatan
jumlah kasus baru ini juga disertai dengan peningkatan angka ketidakpatuhan
pasien hipertensi dalam menjalani pengobatan rutin sebulan sekali, yaitu 573
pasien (78%) pada tahun 2012, 629 pasien (81%) pada tahun 2013 dan 538 pasien
yang berkunjung di poli umum Puskesmas selama tahun 2014 adalah 620 pasien,
dengan karakteristik 29% laki-laki dan 71% Perempuan. Berdasarkan usia 10%
pada usia 10-44 tahun, 60% usia 45-64, dan 30% usia >65 tahun. Berdasarkan cara
bayar 72% merupakan pasien umum (umum gratis dan umum berbayar) dan
pasien pemilik JamkesKot dan 28% merupakan pasien pemegang BPJS Kesehatan
yaitu 1). Pasien dengan jangka waktu pengambilan obat 3-5 hari sekali bagi pasien
umum dan pemilik JamkesKot, 2). Pasien dengan jangka waktu pengambilan 1
bulan sekali bagi pasien pemilik BPJS yang mengikuti program Prolanis (Program
hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu
dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung
pada kematian (Palmer dan William, 2007). Problem ketidakpatuhan umum di-
3
4
panjang seperti hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang ada saat ini telah terbukti
dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi, dan juga sangat berperan
(Saepudin dkk, 2011:247). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
terkontrol (p=0,000).
ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Mubin dkk (2010) bahwa
yang dilakukan oleh Tisna (2009) menyebutkan bahwa faktor pendidikan dan
pasien dalam minum obat antihipertensi. Dalam penelitianya Mubin dkk (2010)
juga menemukan bahwa faktor jenis kelamin dan pekerjaan tidak menunjukan
4
5
hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti kembali
faktor-faktor tersebut.
kepatuhan berobat pasien hipertensi selama tahun 2014 adalah 13% (82 pasien).
yang dilaksanakan pada bulan April 2015. Dari hasil observasi diketahui bahwa
65% (13 responden) memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dan jarang
sibuk dengan aktivitas atau pekerjaanya. Dari hasil studi pendahuluan juga
Semarang.”
5
6
Gunungpati?
Gunungpati?
Puskesmas Gunungpati?
6
7
Puskesmas Gunungpati?
Gunungpati?
Gunungpati?
Gunungpati.
Gunungpati.
7
8
Gunungpati.
Gunungpati.
Gunungpati
Puskesmas Gunungpati
Puskesmas Gunungpati.
Gunungpati.
8
9
Puskesmas Gunungpati.
Gunungpati
perkuliahan.
9
10
pengobatan.
10
11
11
12
4. Variabel bebas dalam penelitian ini membahas lebih banyak dari penelitian
12
13
Semarang
menjalani pengobatan.
Indikasi Komponen MDAEK dalam artikel penelitian pada “FAKTOR-
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA
HIPERTENSI DALAM MENJALANI PENGOBATAN di Puskesmas Gunungpati
Kota Semarang” yaitu
1. Masalah ( M )
Di dalam artikel tersebut yang ditulis oleh Exa Puspita dapat disimpulkan
bahwa masalah yang timbul jika penderita hipertensi tidak melakukan
pengobatan