Anda di halaman 1dari 12

NTEGRASI NILAI KARAKTER DIKTAT PADA MATA

PELAJARAN SEJARAH UNTUK MEMBENTUK GENERASI


TANGGUH

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Karakter
1. Nilai-Nilai Karakter DIKTAT
2. Implementasi Pendidikan Karakter
B. Pembelajaran Sejarah
C. Generasi Tangguh
BAB III PEMBAHASAN
A. Integrasi Nilai Karakter DIKTAT dalam Mata Pelajaran Sejarah
B. Cara Menanamkan Nilai Karakter DIKTAT Terhadap Peserta Didik
C. Cara membentuk generasi tangguh dari Nilai Karakter DIKTAT
BAB IV PENUTUP
A. Saran
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

====================================================================
===

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran penting dalam membantu manusia untuk menjadi cerdas dan
pintar, serta membantu menjadi manusia yang baik. Untuk membentuk manusia agar menjadi
baik dan bijak memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi apabila dibanding dengan menjadikan
manusia tersebut cerdas dan pintar. Banyaknya kasus yang terjadi pada pelajar di Indonesia
disebabkan karena lemahnya moral yang mereka miliki. Hal tersebut menjadikan problem moral
sebagai persoalan yang perlu ditangani secara serius di negeri ini.
Media teknologi yang semakin modern dapat dijadikan alat sebagian kelompok yang
tidak bertanggung jawab untuk merusak nilai-nilai moral. Salah satunya adalah maraknya
sinetron yang sangat tidak mendidik untuk generasi penerus bangsa. Lemahnya kepribadian
generasi bangsa juga menjadi salah satu pemicu semakin rusaknya moral anak bangsa di
Indonesia ini.
Salah satu cara untuk membentuk moral generasi bangsa yaitu dengan menanamkan
nilai-nilai karakter. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mengitegrasikan pendidikan karakter
melalui mata pelajaran sejarah. Nilai-nilai karakter bangsa seperti disiplin, ingin tahu, kerja
keras, tanggung jawab, dan toleran yang terdapat dalam pelajaran sejarah dapat membentuk
karakter seorang peserta didik secara efisien. Sehingga peserta didik akan menajadi generasi
tangguh dalam menghadapi segala persoalan.
Uraian di atas menjadi dasar penulis untuk meneliti nilai karakter DIKTAT (disiplin,
ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran) dengan mengintegrasikan pada mata
pelajaran sejarah. Nilai karakter DIKTAT memiliki peran yang sangat kuat dalam membentuk
karakter generasi bangsa yang menjadikannya sebagai generasi tangguh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana mengintegrasikan nilai karakter DIKTAT (disiplin, ingin tahun, kerja keras,
tanggung jawab, dan toleran) dalam mata pelajaran sejarah?
Bagaimana cara menanamkan nilai karakter DIKTAT terhadap peserta didik dalam mata
pelajaran sejarah?
Bagaimana cara membentuk generasi yang tangguh dengan nilai karakter DIKTAT?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui cara mengintegrasikan nilai karakter DIKTAT dalam mata pelajaran sejarah.
2. Untuk mengetahui cara penanaman nilai karakter DIKTAT pada peserta didik dalam mata
pelajaran sejarah.
3. Untuk mengetahui cara membentuk generasi tangguh dengan menanamkan nilai karakter
DIKTAT.

====================================================================
===

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Karakter
Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis,
menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari
pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus,
dan karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat
individual, keadaan moral seseorang. Setelah melewati tahap anakanak, seseorang memiliki
karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang
ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1 999: 5).
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak,
supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun
kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi
oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam
konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang
bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi
muda.
Menurut Lickona (1992) ada tujuh alasan mengapa pendidikan karakter itu harus
disampaikan:
 Merupakan cara terbaik untuk menjamin anakanak (siswa) memiliki kepribadian yang baik dalam
kehidupannya;
 Merupakan cara untuk meningkatkan prestasi akademik;
 Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain;
 Mempersiapkan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat hidup dalam
masyarakat yang beragam;
 Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moralsosial, seperti ketidaksopanan,
ketidakjujuran,
 kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual, dan etos kerja (belajar) yang rendah;
 Merupakan persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja; dan
 Mengajarkan nilainilai budaya merupakan bagian dari kerja peradaban.

1. Nilai-Nilai Karakter DIKTAT

Berdasarkan nilai-nilai budaya untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa, oleh
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010, terdapat 18 nilai dalam
pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah :

 Disiplin
 Rasa Ingin Tahu
 Kerja Keras
 Tanggung Jawab
 Toleransi
 Religius
 Jujur
 Kreatif
 Mandiri
 Demokratis
 Semangat Kebangsaan
 Cinta Tanah Air
 Menghargai Prestasi
 Bersahabat/Komunikatif
 Cinta Damai
 Gemar Membaca
 Peduli Lingkungan
 Peduli Sosial
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas 5 nilai pendidikan karakter yang ada di atas
yang dapat disingkat menjadi DIKTAT, antar lain adalah :
 Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

 Rasa Ingin Tahu


Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
 Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
 Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
 Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

2. Implementasi Pendidikan Karakter

Menurut Fitri (2011), strategi pembelajaran pendidikan karakter dapat dilihat dalam
empat bentuk intregrasi salah satunya adalah integrasi dalam mata pelajaran. Pelaksanaan
pendidikan karakter dilakukan secara terintegrasi ke dalam penyusunan silabus dan indikator
yang merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP. Selain
itu juga dapat dilakukan dengan integrasi melalui pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan
ketika di dalam dan di luar pembelajaran.
Pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan,
memasukan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk,
mengembangkan, dan membina kepribadian dan karakter seseorang (Ghufron, 2011).

B. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik (Warsita, 2008:85). Pembelajaran dapat diartikan sebagai
setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi
edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan pendidik (sumber belajar) yang
melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana,2004:28).
I Gde Widja (1989: 23) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah adalah perpaduan
antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa
lampau yang erat kaitannya dengan masa kini. Pendapat I Gde Widya tersebut dapat disimpulkan
jika mata pelajaran sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan faktafakta dalam ilmu
sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun
2006 tentang standar isi tang tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri ini, bahwa mata
pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
( 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan
( 2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan
didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan
( 3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah
sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau
( 4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia
melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang
akan datang
( 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam
berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

C. Generasi Tangguh
Orang yang tangguh adalah orang yang mampu menghadapi dan mengatasi rintangan,
memimpin orang lain dalam melewati situasi berbahaya, dan tetap tegar dan kuat apapun yang
dilakukan orang lain padanya. Agar menjadi tangguh, seseorang harus bekerja keras untuk bisa
meningkatkan kemampuan dan menghilangkan kekurangan.
Untuk menjadikan bangsa ini yang kuat dan memiliki daya saing tinggi maka diperlukan
generasi yang kuat pula. Salah satu upaya untuk membentuk generasi tangguh adalah dengan
pembetukan karakter terhadap calon generasi penerus negeri ini. Sehingga akan didapatkan
generasi emas yang dapat memimpin dan menghadapi segala rintangan dengan baik.

=========================================================

BAB III
PEMBAHASAN

A. Integrasi Nilai Karakter DIKTAT dalam Mata Pelajaran


Sejarah
DIKTAT merupakan singkatan dari disiplin, ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan
toleran. Karakter DIKTAT dapat ditanamkan kepada peserta didik salah satunya dengan
mengintegrasikannya dengan mata pelajaran dan pembiasaan dalam sehari-hari. Pengintegrasian
nilai-nilai karakter DIKTAT dilakukan dengan memadukan, memasukan, dan menerapkan dalam
materi pelajaran sejarah. Berikut adalah integrasi nilai karakter DIKTAT dalam mata pelajaran
sejarah:
1) Disiplin
Nilai karakter disiplin dapat diintegrasikan ke dalam pemberian tugas di rumah dengan
batas waktu yang ditentukan. Nilai disiplin dapat dilihat dari ketepatan waktu peserta didik
mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan integrasi terhadap materi adalah dengan cara
memasukannya ke dalam materi. Selain itu nilai karakter disiplin juga dapat diintegrasikan
dengan pembiasaan saat pembelajaran sejarah. Tata tertib sekolah dapat sebagai alat untuk
membuat peserta didik untuk disiplin. Seperti halnya masuk kelas 5 menit sebelum jam pelajaran
dimulai, mengangkat tangan apabila ingin bertanya kepada guru, dan selalu menaati intruksi dari
guru.
2) Ingin Tahu
Nilai karakter rasa ingin tau dapat diintegrasikan dari materi yang ada. Materi sejarah
yang membahas tentang masa lampau akan menjadikan anak memiliki rasa ingin tau terhadap
kisah yang ada. Materi yang dapat diintegrasikan antara lain adalah :
- Peradaban Indonesia dan dunia
- Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
- Perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan
Jepang
- Sejarah dunia yang mempengaruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai dengan
abad ke-20
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
- Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
- Perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan
perkembangan mutakhir
- Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada aba-d ke-20
3) Kerja Keras
Nilai karakter kerja keras dapat diintegrasikan dari meteri sejarah meliputi :
- Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
- Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
- Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Selain itu, nilai karakter kerja keras dapat diintegrasikan melalui pembiasaan dalam
mengerjakan tugas untuk pantang menyerah dan selalu berusaha sekuat mungkin untuk
memberikan jawaban yang terbaik.
4) Tanggung Jawab
Integrasi materi pelajaran sejarah dengan nilai karakter tanggung jawab dapat diambil dari :
- Perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
- Perjuangan sejak Orde Baru sampai dengan masa reformasi
- Perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga
terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Integrasi dalam pembiasaan juga dapat dilakukan pada dengan pemberian tugas di dalam dan
luar kelas,
5) Toleran
Nilai karakter toleransi dapat diintegrasikan dari materi perjuangan bangsa Indonesia
sejak proklamasi hingga lahirnya orde baru. Selain itu juga dapat dari integrasi pembiasaan yaitu
saat diskusi ataupun kerja kelompok.

B. Cara Menanamkan Nilai Karakter DIKTAT Terhadap


Peserta Didik
Nilai karakter DIKTAT (disiplin, ingin tahun , kerja keras, tanggung jawab, dan toleran)
dapat ditanamkan melalui pembelajaran sejarah baik dengan integrasi pada materi maupun
integrasi dalam pembiasaan yang telah diuraikan di atas. Berikut adalah cara yang dilakukan
penulis untuk menanamkan nilai karakter DIKTAT baik di dalam maupun di luar kelas.
1) Disiplin
Kedisiplinan seorang siswa bergantung pada pribadi guru. Seperti halnya penulis
mendisiplinkan siswa dengan cara berikut ini :
- Tidak berkuasa dan otoriter terhadap siswa
- Percaya diri bahwa guru bisa menegakkan disiplin bagi dirinya dan juga siswanya
- Selalu menepati janji, atau tidak memberikan janji yang tidak mungkin untuk dapat ditepati.
Selain itu juga tidak memaksa siswa berjanji memperbaiki perilakunya seketika, karena untuk
melakukan perubahan kelebih baik itu dibutuhkan waktu
- Pandai bergaul dengan siswa dan juga tetap menjaga rasa hormat dihadapan siswanya.
Selain itu, untuk menjaga sebuah kedisiplinan dan melekatkan disiplin menjadi karakter
siswa berikut adalah cara yang ditempuh penulis untuk mengintegrasikan nilai kedisiplinan
dalam sebuah kebiasaan.
- Membuat sebuah kesepakatan saat pertama masuk kelas (awal pembelajaran di tahun baru).
Kesepakatan yang dimaksud adalah membuat tata tertib yang disepakati antara guru dan siswa.
- Selalu bersikap adil terhadap seluruh siswa tanpa kecuali. Apabila guru tidak memperlakukan
siswa secara adil satu sama lain, maka guru akan dipandang siswa sebagau guru yang pilih kasih
sehingga siswa tidak mau lagi menaati tata tertib yang diberikan olehnya.
- Menangani siswa yang melakukan sebuah gangguan. Siswa yang mencoba mengganggu
berlangsungnya pembelajaran seperti berbicara dengan teman sampingnya, membunyikan
sebuah suara di meja, dan menanggapi guru dengan tidak serius harus segera didekati. Seperti
halnya berjalan kea rah siswa tersebut dan memebrikan isyarat untuk menghentikan ulahnya atau
dengan memebrikan pertanyaan tentang materi yang sedang dipelajari kepada siswa tersebut.
Selain itu penulis juga memebrikan humor dalam menegur agar siswa tidak merasa tegang.
- Selalu konsisten dengan perjanjian yang telah disepakati juga menjadi poin utama dalam
menanamkan nilai disiplin terhadap siswa. Apabila ada sebuah keperluan yang harus dilakukan
saat jam pelajaran sejarah, sebagai sebuah bentuk kekonsistenan maka guru memberikan tugas
kepada siswa yang harus dikumpul pada jam yang telah ditentukan.

2) Ingin Tahu
Untuk menanamkan rasa ingin tahu kepada siswa, penulis melakukan integrasi dengan
mata pelajaran sejarah. Cara-cara yang ditempuh untuk menanamkan rasa ingin tahu pada siswa
adalah dengan cara berikut :
- Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan survey ke lokasi sejarah dan mencari tahu
informasi apa saja yang terdapat ditempat tersebut.
- Memberikan teka teki silang kepada siswa untuk selanjutnya dikerjakan di dalam kelas.
- Melakukan diskusi kelompok untuk membahas sebuah materi mata pelajaran sejarah yang
kemudian dipresentasikan di depan kelas.

3) Kerja Keras
Nilai karakter kerja keras dapat ditanamkan kepada siswa dengan integrasi terhadap mata
pelajaran sejarah sendiri dan integrasi pembiasaan siswa. Integrasi pada mata pelajaran sejarah
dimasukan kedalam sebuah materi yang telah diuraikan pada pembahasan integrasi nilai karakter
DIKTAT di atas.
Materi mengenai perumusan naskah proklamasi mengajarkan siswa untuk selalu bekerja
keras untuk memperoleh tujuan / cita-cita. Perjuangan masyarakat Indonesia sampai orde baru
juga mengajarkan siswa untuk bekerja keras sampai kekuatan kita habis.

4) Tanggung Jawab
Nilai karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui materi sejarah yaitu tanggung
jawab para pahlawan dalam melaksanakan tugasnya guna kepentingan bangsa. Hal tersebut
menunjukan bahwa siswa juga memiliki tanggung jawab terhadap Negara dan tugas yang
dimilikinya.
Selain itu karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui pemberian tugas.
Pengalaman sebagai wali kelas tiap tahun, penulis selalu memberikan tugas kepengurusan kelas
terhadap siswa dan dilakukan secara maksimal. Seperti tugas ketua kelas yang selalu menjadi
contoh dan mengingatkan teman-temannya, bendahara yang mengurus keuangan kelas, sekretaris
yang membuat administrasi kelas dan mencatat segala sesuatu yang diperlukan di kelas, serta
tugas-tugas kepengurusan kelas yang lain. Selain itu untuk siswa yang lain dapat ditanamkan
melalui tugas membersihkan ruangan, menghapus papan tulis, meminjam buku keperpustakaan,
dan juga mengisi tinta spidol di kantor atau yang lainnya.

5) Toleransi
Penanaman nilai karakter toleransi dapat diambil dengan memberikan contoh para
pejuang bangsa Indonesia terlebih dahulu. Mereka saling menghargai pendapat satu sama yang
lain, seperti halnya saat perumusan naskah proklamasi. Selain itu karakter toleransi dapat
ditanamkan kepada siswa dengan mengajak untuk diskusi di dalam kelas dan mengeluarkan
pendapat mereka masing-masing. Selanjutnya siswa yang lain dapat menanggapi dari pendapat
yang disampaikan oleh temannya dengan penuh rasa toleransi.
Nilai karakter toleransi juga dapat ditanamkan melalui agama yang dianut oleh teman-
teman dalam satu kelas. Karena dalam satu kelas di sekolah penulis, terdapat beberapa agama.
Perbedaan ibadah dan do’a dapat dijadikan pembelajaran serta pembiasaan siswa untuk saling
bertoleransi.
C. Cara membentuk generasi tangguh dari Nilai Karakter
DIKTAT
Integrasi dan penanaman karakter DIKTAT kepada peserta didik diharapkan mampu
membentuk generasi yang tangguh untuk menghadapi segala persaingan di negeri ini. Disiplin
yang telah tertanam dalam diri seorang anak akan menjadikan anak tersebut memiliki
manajemen waktu yang baik. Sehingga pekerjaan yang dimiliki akan selesai dengan target yang
telah ditentukan tanpa membuah waktu dengan sia-sia. Rasa ingin tahu yang dimiliki seseorang
juga akan mengembangkan pola pikir mereka. Sehingga akan menjadikan mereka sebagai anak
yang kritis dan cerdas untuk selalu aktif berpikir dan menemukan hal-hal baru yang diharapkan
dapat menghasilkan temuan-temuan baru di Indonesia.
Karakter kerja keras dalam diri seseorang akan membuat mentalnya tidak mudah lemah.
Selalu memiliki semangat dalam melaksanakan kewajiban yang dimiliki dan pantang menyerah.
Bekerja secara optimal dan memiliki tekad untuk selalu meraih apa yang diinginkan. Selanjutnya
karakter tanggung jawab akan membawa anak menjadi seorang yang berani mengambil resiko
apapun yang terjadi dan tetap berusaha dengan kerja keras untuk apa yang diinginkan maupun
dalam pekerjaannya. Dalam menyempurnakan karakter diatas maka diperlukan sebuah toleransi
agar anak dapat menjadi pemimpin dalam bidangnya secara bijak dan menghargai pendapat
orang lain. Sehingga akan tercipta pemimpin dari generasi yang tangguh di negeri ini.
====================================================================
===

BAB IV
PENUTUP
A. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya terkait dengan integrasi nilai karakter dengan mata
pelajaran sejarah untuk membentuk generasi yang tangguh antara lain adalah :
1. Penelitian dapat mengambil nilai karakter yang lain dari 18 nilai yang ada untuk lebih
mengetahui karakter mana yang paling kuat dalam mempengaruhi kepribadian seseorang.
2. Penelitian dapat secara lebih mendalam mengurai dalam integrasi nilai karakter terhadap mata
pelajaran sejarah dalam satu atau beberapa materi yang ada.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengetahui factor-faktor internal apa saja yang
mempengaruhi penanaman karakter siswa.

B. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis maka dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk membentuk generasi yang tangguh dan dapat menghadapi daya saing global yang ada
maka diperlukan pendidikan karakter. Nilai karakter yang dimaksud adalah DIKTAT (disiplin,
ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, dan toleran). Karakter tersebut memiliki pengaruh yang
lebih besar dibanding dengan yang lain dalam pembentukan generasi yang tangguh atau kuat.
Penanaman nilai karakter dapat dilakukan dengan integrasi ke dalam materi pelajaran
sejarah itu sendiri atau dengan integrasi pembiasaan sehari-hari. Integrasi dalam mata pelajaran
dapat diambil dengan menyangkutkan materi yang sedang dipelajari, sedangkan untuk integrasi
pembiasaan dapat dilakukan dengan melakukan aturan dan kegiatan yang ada di dalam kelas
dengan komitmen yang ada.
===================================================================
===

DAFTAR PUSTAKA
Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin. 1999. Building Character in Schools: Practical Ways to Bring
Moral Instruction to Life. San Francisco: JOSSEY-BASS A Wiley Imprint.

T. Ramli. 2003. Pendidikan Karakter. Bandung : Angkasa.

Lickona, Thomas. 1992. Educating for Character, How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. New York : Batam Books.

Nurhayati, Fitri. 2011. “Penanaman Pengembangan Aspek Prestasi Diri dan Nilai Optimisme dalam
Film Garuda di Dadaku (Analisis Semiotika terhadap Film Garuda di Dadaku)”. Skripsi S-1.
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ghufron, M Nur dan Rini Risnawita S. 2011. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

I Gde Widja. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah: Sejarah dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya
Wacana.

Anda mungkin juga menyukai