pengerasan dan penebalan arteri dinding pembuluh darah arteri atau aterosklerosis yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sehingga jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Akibatnya, bisa terkena serangan jantung. Gejala peringatan serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas. Gagal jantung Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar dapat memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh. Hal ini membuat otot jantung lama-lama menebal sehingga jantung kesulitan memompa cukup darah. Konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi. Gejala umum dari gagal jantung adalah sesak napas, kelelahan, bengkak di pergelangan tangan, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher. Stroke Stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah. Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat. Aneurisma Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan salah satu bagian pembuluh darah melemah dan menonjol seperti balon, membentuk aneurisma. Jika Aneurisma terus membesar dan akhirnya pecah, bisa mengancam nyawa. Masalah ginjal Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh darah di ginjal menyempit dan melemah. Hal ini kemudian dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis. Masalah mata Pembuluh darah di mata juga bisa menyempit dan menebal akibat tekanan darah tinggi. Pembuluh darah kemudian bisa pecah dan mengakibatkan kerusakan mata, mulai dari penglihatan kabur sampai kebutaan. Sindrom metabolik Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari kelainan metabolisme dalam tubuh. Salah satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang dibarengi dengan kondisi kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi (kadar kolesterol baik rendah dan kadar trigliserida tinggi), dan lingkar pinggang besar didiagnosis sebagai sindrom metabolik. Kesulitan dalam mengingat dan fokus Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan perubahan kognitif yaitu mengalami masalah dalam berpikir, mengingat, dan belajar. Tanda-tandanya seperti kesulitan dalam menemukan kata-kata saat berbicara dan kehilangan fokus saat dalam pembicaraan.