Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah , jenis
maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah
kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan IPTEK, peraturan
serta kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri
dari berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan medik, keperawatan dan
penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki


tubuh ilmu (body of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat
professional dan memiliki kode etika profesi. Dalam UU RI No.39/2009
tentang Kesehatan Pasal 63 dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan
dan atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan
ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu. Pernyataan ini memperkuat bahwa keperawatan
sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam memberikan pelayanan
keperawatan di fasilitas kesehatan diantaranya rumah sakit.

Sumber daya manusia perawat di RSUD RAA Soewondo Pati


merupakan tenaga kesehatan terbesar, memiliki jam kerja 24 jam
melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling
dekat dengan pasien melalui hubungan professional pasien – perawat
(nurse – client relationship). Perawat memiliki tanggung jawab dan
tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan
perawat yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta

1
memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan
dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.

Manajemen pelayanan keperawatan di RSUD RAA Soewondo Pati


mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, pengawasan dalam mengelola pelayanan keperawatan
sehingga diperoleh hasil secara efektif dan efisien. Agar manajemen
pelayanan keperawatan ini dapat terlaksana dengan baik, maka
diperlukan manajer keperawatan yang kompeten dan sumber - sumber
lain seperti pembiayaan, fasilitas sarana, metode dan sistem pemasaran
yang baik.

Agar kompetensi dan pertumbuhan profesi perawat di RSUD RAA


Soewondo Pati dapat terus berkembang, maka diperlukan suatu
mekanisme dan wadah yang terencana dan terarah sehingga dapat
menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan
yang diterima oleh pasien, diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang
kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical)
serta dituntun oleh etika profesi keperawatan, wadah tersebut adalah
komite keperawatan.

Komite keperawatan RSUD RAA Soewondo Pati merupakan wadah


non struktural yang merupakan perwakilan kelompok profesi perawat,
bertugas membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial,
pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta pengembangan
professional berkelanjutan (continuing professional development/CPD)
termasuk didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan.

Saat ini pemahaman tentang komite keperawatan juga berbeda -


beda, peran, fungsi dan tugas komite terkadang duplikasi dengan bidang
keperawatan. Untuk itu diperlukan adanya : Pedoman Komite
Keperawatan RSUD RAA Soewondo Pati. Adapun secara umum
tujuannya adalah sebagai pedoman bagi komunitas keperawatan di
RSUD RAA Soewondo Pati dalam melakukan peran, fungsi dan tugas
komite keperawatan.

B. DASAR HUKUM

1. UU RI No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

2
2. UU RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Keppres No 40 tahun 2001, tentang kelembagaan dan pengelolaan RS


daerah

4. Keppres No 87 tahun 1999, tentang rumpun jabatan funsional PNS.

5. Keppres No 5 tahun 2004, tentang Tunjangan Tenaga Kesehatan.

6. Kepmenpan NO 94/Kep/M.Pan/II/2001 Tentang jabatan fungsional


perawat dan angka keditnya.

7. Kepmendagri No 1 tahun 2002 tentang Pedoman Susunan Organisasi


dan Tata Kerja RSD.

8. Permenkes No 1045 / Menkes / PER / XI / 2006 Tentang Pedoman


organisasi RS dilingkungan Depkes.

9. Keputusan bersama Menkes dan Kepala BKN No


733/Menkes/SKB/VI/2002 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perawat.

10. Keputusan Menkes No 1280/Menkes/SK/X/2002 tentang


Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat.

11. Keputusan Menkes No 558/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pola


Karir PNS dijajaran Kesehatan.

C. TUJUAN

Adapun secara umum tujuan dari buku Pedoman Komite


Keperawatan RSUD RAA Soewondo Pati adalah sebagai pedoman bagi
komite keperawatan dalam melakukan peran, fungsi dan tugas komite
keperawatan untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam
memberikan pelayanan – asuhan keperawatan kepada pasien di RSUD
RAA Soewondo Pati.

3
BAB II

KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

A. PENGERTIAN

Komite adalah wadah non struktural rumah sakit yang


mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi
( PERMENKES RI No 49 Tahun 2013 )

Komite keperawatan merupakan wadah non struktural yang


berkembang dan struktur organisasi formal rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta
mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di
Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi.

Komite keperawatan bertugas membantu Direktur Rumah Sakit


dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi
kebidananuhan keperawatan dan kebidanan.

Komite keperawatan merupakan wadah non struktural rumah


sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme keperawatan sehingga pelayanan –
asuhan keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah)
sesuai standard dan baik (etis) sesuai kode etik profesi serta hanya
diberikan oleh perawat yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.

B. FALSAFAH DAN TUJUAN.

I. FALSAFAH

Mutu pelayanan keperawatan harus selalu ditingkatkan, oleh


karena itu komite keperawatan selalu berusaha untuk memberikan
masukan kepada Kepala Bidang Keperawatan. Dalam meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan didukung oleh sumber daya manusia
yang profesoinal dan jumlah yang memadai.

4
II. VISI

Rumah Sakit rujukan utaama dengan pelayanan paripurna yang


menjadi kebangaan masyarakat.

III. MISI

1.Menerapkan dan mengembangkan ilmu, ketrampilan dan tehnologi


keperawatan.

2. Menerapkan kode etik dan etika keperawatan.

3. Menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam berperilaku.

4. Memberikan kepuasan pelayanan keperawatan bagi customer.

5. Memberikan perlindungan dan kepuasan kerja bagi perawat.

IV. TATA NILAI

Bekerja optimal untuk memberikan kepuasan bagi customer.

V. MOTTO

Kesembuhan dan kepuasan anda adalah kebahagiaan kami.

VI. KRITERIA KEBERHASILAN

1. Dalam supervisi klinis, perawat selalu menerapkan prosedur dalam


bekerja.

2. Tidak ditemukan atau dilaporkan human eror, malpraktek dalam


penerapan kerja profesi.

3. Dalam survey, diskusi customer ditemukan tanggapan yang baik


tentang perilaku etik keperawatan.

4. Didapatkan penampilan kerja perawat yang baik.

5. Managemen tempat kerja perawat bersih, indah dan terstruktur.

6. Dalam angket kepuasan, profesi menunjukkan keikhlasan dan


kepuasan dalam bekerja.

7. Dalam kajian image masyarakat mendapatkan nilai komparatif


bagi perawat RSUD RAA Soewondo Pati.

5
VII TUJUAN

1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.

2. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan


kompetensi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan.

3. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin


– etik keperawatan.

4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang hanya diberikan


oleh perawat yang kompeten dan etis sesuai kewenangannya.

C. PERAN KOMITE

Peran komite keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai


berikut:

1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi


keperawatan melalui kegiatan terorganisasi.

2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman


bagi pasien.

3. Menjamin tersedianya perawat kompeten, etis sesuai


kewenangannya.

4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin,


etik dan moral perawat.

5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk


meningkatkan kualitas pelayanan.

6. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur


keperawatan.

7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah


sakit.

8. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai


ide-ide baru.

9. Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan merekomendasikan


hasil kinerja perawat untuk pengembangan karirnya.

6
D. PERATURAN INTERNAL KEPERAWATAN

Peraturan internal staf keperawatan (nursing staff by laws) di


rumah sakit disusun oleh komite keperawatan dan disahkan oleh
direktur rumah sakit.

Peraturan internal staf keperawatan merupakan peraturan


penyelenggaraan profesi tenaga keperawatan dan mekanisme tata kerja
Komite keperawatan.Yang dimaksud tenaga keperawatan meliputi
perawat dan bidan. Peraturan ini penting karena tenaga keperawatan
merupakan jumlah terbesar dari tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit
mempunyai kualifikasi berjenjang dan sebagai profesi yang
berhubungan lansung dengan pasien dan keluarganya.

Tujuan Peraturan Internal Tenaga Keperawatan ( Nursing Staff By


Laws ) adalah agar Komite Keperawatan dapat menyelenggarakan tata
kelola klinis yang baik ( good clinical governane ) melalui mekanisme
Kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi.
Selain itu Peraturan Internal Staff Keperawatan ( Nursing Staff By Laws )
juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi mitra bestari
( peer group ) dalam pengambilan keputusan profesi melalui Komite
Keperawatan. Putusan itu dilandasi semangat bahwa hanya tenaga
keperawatan yang kompeten dan berperilaku professional sajalah yang
boleh melakukan asuhan di Rumah Sakit.

RSUD RAA Soewondo Pati menyusun peraturan internal


keperawatan sesuai dengan jenis, kelas rumah sakit serta sumber-
sumber yang tersedia. Peraturan ini akan ditinjau kembali paling lama 3
( tiga ) tahun dan disesuaikan dengan perkembangan profesi
keperawatan dan kondisi RSUD RAA Soewondo pati.

Peran peraturan internal keperawatan RSUD RAA Soewondo Pati


adalah:

1. Sebagai regulasi bagi perawat yang melakukan tindakan keperawatan


di rumah sakit.

2. Sebagai pedoman tata laksana komite keperawatan, acuan


mekanisme pengambilan keputusan dalam komite keperawatan.

7
3. Sebagai dasar hukum yang sah untuk setiap keputusan yang diambil
pimpinan rumah sakit sesuai dengan lingkup tujuannya yang terkait
dengan staf keperawatan.

4. Sebagai pengaturan utama untuk melakukan mekanisme Kredensial,


peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi.

E. HUBUNGAN KOMITE KEPERAWATAN DENGAN DIREKTUR

Komite keperawatan dibentuk oleh Direktur melalui mekanisme


yang telah disepakati. Komite keperawatan bertanggungjawab kepada
Direktur atas terselenggaranya pelayanan keperawatan yang bermutu
dan profesional dengan memberikan laporan tahunan dan berkala serta
sewaktu-waktu jika diperlukan tentang kegiatan keprofesian yang
dilakukannya.

Lingkup area hubungan Direktur dengan komite keperawatan


adalah fokus pada profesionalisme perawat dalam memberikan
pelayanan – asuhan keperawatan dan pengembangannya. Direktur
berkewajiban menyediakan segala sumber daya agar komite
keperawatan dapat berfungsi dengan baik sesuai ketentuan.

8
BAB III

PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

Pengorganisasian komite keperawatan RSUD RAA Soewondo Pati


terdiri dari ketua komite dan sub komite-komite yang tergambar pada
struktur komite sebagai berikut.

A. STRUKTUR KOMITE KEPERAWATAN

DIREKTUR

WADIR YAN
MEDIS

KETUA KOMITE KEPALA BIDANG


KEPERAWATAN KEPERAWATAN

SEKRETARIS KOMITE
KEPERAWATAN

BENDAHARA KOMITE
KEPERAWATAN

SUB KOMITE SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE ETIK DAN


KREDENSIAL KEPERAWATAN DISIPLIN
KEPERAWATAN KEPERAWATAN

Komite keperawatan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua , Sekretaris,


Bendahara dan anggota. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite
dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub komite kredensial
keperawatan, mutu keperawatan dan etik dan disiplin profesi. Ketua
komite dipilih langsung oleh anggota dan selanjutnya ditetapkan oleh
Direktur, Wakil Ketua , Sekretaris, Bendahara serta Sub Komite
diusulkan oleh Ketua Komite dan ditetapkan oleh Direktur.

9
B. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG KOMITE KEPERAWATAN

1. Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga


keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:

a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang


akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah
Sakit;

b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan

c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

2. Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki


tugas sebagai berikut:

a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih.


b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial.
c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan.
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis.
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah
Sakit.

3. Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan


memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan.
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan.
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

4. Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga


keperawatan, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan
masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan
keperawatan dan kebidanan.
d. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis.

10
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan kebidanan.

5. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:


a. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis.
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis.
c. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu.
d. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis.
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan
kebidanan.
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan
kebidanan berkelanjutan.
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

C. STAF DAN PIMPINAN


I. KETUA KOMITE KEPERAWATAN
A. ANALISA JABATAN
Ketua Komite Keperawatan merupakan jabatan non struktural
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan
program kerja komite keperawatan.

B. PERSYARATAN JABATAN
a. Mempunyai kemampuan manajemen dan penguasaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
b. Menguasai jangkauan tugas sebagai ketua Komite Keperawatan.
c. Mempunyai prestasi baik, dedikasi, loyalitas yang tinggi dan
tidak tercela.
d. Ketua Komite Keperawatan dipilih untuk masa jabatan selama 3
( tiga ) tahun.

C. KRITERIA JABATAN
1. Jabatan : Ketua Komite Keperawatan.
2. Pendidikan : Minimal S1 Keperawatan / DIII
Kebidanan, pernah mengikuti pelatihan
Manajemen Keperawatan.
3. Kepangkatan : Minimal IIIC
4. Dapat dipilih dalam 2 kali masa jabatan.

D. URAIAN TUGAS JABATAN


1. Membuat rencana strategis di satuan kerja komite.
2. Menggerakkan kegiatan komite keperawatan.

11
3. Menyelenggarakan dan memimpin rapat kerja Komite
Keperawatan.
4. Membuat laporan pertanggungjawaban tiap tahun kepada
Direktur Rumah Sakit sebagai evaluasi kegiatan Komite
keperawatan.
5. Mempertanggungjawabkan kepada Direktur Rumah Sakit
terhadap pengelolaan tenaga keperawatan dalam
penyelenggaraan pelayanan keperawatan dengan cara :
i. Ikut memebantu mutu pelayanan keperawatan.
ii. Menyusun standar kode etik keperawatan.
iii. Menyelenggarakan dan memimpin rapat.

6. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili


pendapat kebijakan, laporan, kebutuhan, dan kelurahan Staf
keperawatan serta bertanggung jawab kepada seluruh Staf
keperawatan.
7. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas semua risalah
rapat yang diselenggarakan ketua Komite Keperawatan.
8. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub
Komite lainnya.
9. Menentukan agenda setiap rapat Komite Keperawatan.

II. WAKIL KETUA KOMITE KEPERAWATAN


A. ANALISA JABATAN
Ketua Komite Keperawatan merupakan jabatan non struktural
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan membantu
Ketua Komite Keperawatan tentang pelaksanaan dan
pembinaan program Ketua komite keperawatan

B. PERSYARATAN JABATAN
a. Mempunyai kemampuan manajemen dan penguasaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
b. Menguasai jangkauan tugas sebagai Wakil ketua Komite
Keperawatan.
c. Mempunyai prestasi baik, dedikasi, loyalitas yang tinggi dan
tidak tercela.

C. KRITERIA JABATAN
1. Jabatan : Wakil Ketua Komite Keperawatan.
2. Pendididkan : Minimal S1
Keperawatan / DIII Kebidanan, pernah

12
mengikuti pelatihan Manajemen
Keperawatan.
3. Kepangkatan : Minimal IIIB

D. URAIAN TUGAS JABATAN


1. Menetapkan kebijakan rencana kerja sub-sub Komite
Keperawatan.
2. Memantau kegiatan Sub Komite keperawatan.
3. Menggantikan tugas Komite Keperawatan bila ketua
berhalangan.
4. Bersama Ketua komite keperawatan membuat laporan
pertanggungjawaban tiap tahun kepada Direktur Rumah
Sakit.
5. Mempertanggungjawabkan tugas kepada ketua Komite
keperawatan.

III. SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN


A. ANALISA JABATAN
Sekretaris Komite Keperawatan merupakan jabatan non
struktural yang berperan membantu Ketua Komite Keperawatan
dalam membuat rencana strategis di satuan kerja Ketua komite
keperawatan dan mengkoordinir kelancaran pelaksanaan
kegiatan administrasi Komite keperawatan.

B. PERSYARATAN JABATAN
a. Mempunyai kemampuan manajemen dan penguasaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
b. Dapat bekerjasama dengan Ketua Komite Keperawatan.
c. Menguasai jangkauan luas sebagai Sekretaris keperawatan.
d. Mempunyai prestasi baik, jujur, dedikasi, loyalitas yang
tinggi dan tidak tercela.

C. KRITERIA JABATAN
1. Jabatan : Sekretaris Komite Keperawatan.
2. Pendididkan : Minimal DIII Keperawatan / DIII Kebidanan
dan pernah mengikuti pelatihan Manajemen Keperawatan.
3. Kepangkatan : Minimal IIIB

D. URAIAN TUGAS JABATAN


 SEKRETARIS I
1. Melaksanakan kegiatan tata usaha, kerumahtanggaan komite
keperawatan untuk mendukung kegiatan komite keperawatan.
2. Bersama ketua komite keperawatan ikut
mengkoordinasikansemua tugas komite keperawatan.
3. Mengagendakan surat masuk.
4. Bersama Ketua Komite membuat program kerja.

13
5. Membuat dan mengagendakan Nota Dinas.
6. Membuat tugas tambahan yang diberikan oleh atasan.
7. Mempertanggungjawabkan tugas kepada ketua komite
keperawatan.

 SEKRETARIS II
1. Melaksanakan kegiatan tata usaha, kerumahtanggaan komite
keperawatan untuk mendukung kegiatan komite keperawatan.
2. Bersama ketua komite keperawatan ikut
mengkoordinasikansemua tugas komite keperawatan.
3. Membuat undangan rapat dan mengagendakan undangan..
4. Mengagendakan notulen rapat.
5. Membuat infentarisasi barang-barang komite keperawatan.
6. Mempertanggungjawabkan tugas kepada ketua komite
keperawatan.

IV. BENDAHARA KOMITE KEPERAWATAN


A. ANALISA JABATAN
Bendahara Komite Keperawatan merupakan jabatan non
struktural yang berperan membantu Ketua Komite Keperawatan
dalam membuat rencana anggaran di satuan kerja komite
keperawatan dan melaporkan keuangan komite secara rutin
setiap bulan dalam rapat komite keperawatan baik sebelum
kegiatan maupun setelah kegiatan.

B. PERSYARATAN JABATAN
a. Mempunyai kemampuan manajemen dan penguasaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
b. Dapat bekerjasama dengan Ketua Komite Keperawatan.
c. Menguasai jangkauan tugas sebagai bendahara Komite
Keperawatan.
d. Mempunyai prestasi baik,jujur, dedikasi, loyalitas yang tinggi
dan tidak tercela.

C. KRITERIA JABATAN
1. Jabatan : Bendahara Komite Keperawatan.
2. Pendididkan : Minimal DIII Keperawatan / DIII
Kebidanan dan pernah mengikuti pelatihan
Manajemen Keperawatan.
3. Kepangkatan : Minimal IIIA

D. URAIAN TUGAS JABATAN


o BENDAHARA I
1. Membuat rencana anggaran Komite Keperawatan.
2. Membuat pembukuan keuangan Komite Keperawatan.

14
3. Mengendalikan pengeluaran anggaran Komite Keperawatan.
4. Bersama Ketua Komite Keperawatan ikut mengkoordinasikan
semua tugas Komite Keperawatan.
5. Menjalankan tugas tambahan yang diberikan oleh Ketua
Komite keperawatan.
6. Mempertanggungjawabkan tugas kepada Ketua Komite
Keperawatan.

o BENDAHARA II
1. Melaksanakan kegiatan rencana anggaran dan pelaporan
anggaran kegiatan Komite Keperawatan.
2. Membuat laporan keuangan bulanan, tahunan terhadap
semua kegiatan yang dilakukan Komite Keperawatan.
3. Bersama Ketua Komite Keperawatan ikut mengkoordinasikan
semua tugas Komite Keperawatan.
4. Menjalankan tugas tambahan yang diberikan Ketua Komite
Keperawatan.
5. Mempertanggungjawabkan tugas kepada ketua komite
keperawatan.

V. ANGGOTA KOMITE KEPERAWATAN


A. ANALISA JABATAN
Anggota Komite Keperawatan adalah jabatan non struktural yang
berperan mambantu Ketua Komite keperawatan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

B. PERSYARATAN JABATAN
a. Mempunyai kemampuan manajemen dan penguasaan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bidang
tugasnya.
b. Mempunyai jangkauan tugas anggota Komite Keperawatan.
c. Memenuhi kriteria jabatan dan terpilih.
d. Mempunyai prestasi baik, dedikasi, loyalitas tinggi serta
tidak tercela.

C. KRITERIA JABATAN
1. Jabatan : Anggota Komite Keperawatn.
2. Pendidikan : Minimal DIII Keperawatan atau DIII
Kebidanan.
3. kepangkatan : Minimal IID.

C. URAIAN TUGAS
1. Membantu upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan
Rumah Sakit.
2. Membantu pengelolaan ketenagaan dalam penyelenggaraan
pelayanan keperawatan.

15
3. Ikut serta membuat rencana strategis di satuan kerja Komite
Keperawatan.
4. Ikut membantu mutu pelayanan keperawatan Rumah Sakit.
5. Ikut serta membina perilaku perawat.
6. Mempertanggungjawabkan tugas kepada Ketua Sub Komite
keperawatan.

E. SUB KOMITE KEPERAWATAN


1. SUB KOMITE KREDENSIAL KEPERAWATAN
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang
selanjutnya ditetepkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan lingkup prakteknya.
Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis tenaga kesehatan
yang memperoleh izin praktek dalam rangka melaksanakan tata
kelola klinis yang baik (good clinical governance). Kewenangan klinins
harus dirumuskan dalam peraturan internal keperawatan (Nursing
staff by laws).

A. Tujuan

Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga


keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan benar
kompeten dan etis.

a. Tugas dan wewenang

1. Tugas Subkomite Kredensial:

a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis.

b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen


persyaratan kompetensi yang dibutuhkan, untuk melakukan setiap
jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar
kompetensinya dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group).

c. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari Sub


Bagian Kepegawaian meliputi:
1. Ijazah.
2. Surat Tanda Registrasi ( STR ).
3. Sertifikat Kompetensi.
4. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan
d. Menerima hasil verifikasi persyaratan Rekredensial dari Bidang
Keperawatan meliputi:
1. Ijazah.
2. Surat Tanda Registrasi ( STR ).
3. Sertifikat Kompetensi.

16
4. Loog Book
5.Training Record
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan
e. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial.
1. Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis kepada ketua komite
keperawatan.
2. Ketua komite keperawatan menugaskan ketua sub
komite kredensial untuk melakukan proses kredensial
( dapat dilakukan secara individu atau kelompok )
3. Sub komite kredensial membentuk panitia adhoc untuk
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode, porto folio, asesmen kompetensi.
4. Sub komite kredensial memberikan laporan hasil
kredensial sebagai bahan rapat menentukan
kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi
setiap tenaga keperawatan.
6. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai
waktu yang ditetapkan.
7. Sub komite kredensial membuat laporan seluruh proses
Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan ke Direktur.

2. Kewenangan Subkomite kredensial


Subkomite kredensial memiliki kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh Surat Penugasan Kerja
Klinis (clinical appointment).

C. Keanggotaan

Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri


dari ketua, sekertaris dan anggota. Anggota sub Komite Kredensial
terdiri atas sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) orang staff keperawatan
yang merupakan mitra bestari.

D. Mekanisme

1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi


sesuai area praktik (12 kompetensi kunci) yang ditetapkan oleh
Rumah Sakit.

17
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensial dimaksud.

3. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai


metode yang disepakati

4. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan


rekomendasi memperoleh Surat Penugasan Kerja Klinis dari
Direktur.

5. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperleh


Penugasan Klinis dari Direktur dengan cara :

a. Tenaga Keperawatan mengajukan permohonan untuk


memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite
Keperawatan.

b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite


Kredensial untuk melakukan proses Kredensial ( dapat
dilakukan secara individu atau kelompok ).

c. Sub Komite Kredensial melakukan review, verifikasi dan


evaluasi dengan berbagai metode : porto folio, asessmen
kompetensi.

d. Sub Komite Kredensial memberikan laporan hasil Kredensial


sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi
setiap tenaga keperawatan.

6. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh


Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan.

7. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang


ditentukan.

2. SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan


asuhan keperawatan berkualitas, maka perawat sebagai pemberi
pelayanan harus bermutu, kompeten, etis dan profesional. Perlu
dilakukan upaya-upaya yang terencana dan terarah agar kompetensi
perawat dipertahankan dan dikembangkan. Perawat harus
memberikan pelayanan-asuhan keperawatan sesuai dengan standar

18
praktik, standar pelayanan dan standar prosedur operasional yang
ditetapkan oleh rumah sakit. Mutu pelayanan keperawatan harus
selalu dipantau dievaluasi serta diperbaharui dan ditingkatkan agar
pasien dan keluarga memperoleh kepuasan

a. Tujuan

Memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh


tenaga keperawatan, benar-benar sesuai standar melalui
penggunaan sumber-sumber dan evaluasi yang
berkesinambungan.

b. Tugas dan Kewenangan

1. Tugas sub komite mutu profesi adalah :

 Menyusun data dasar profile perawat sesuai area praktik.

 Merekomendasikan perencanaan pengembangan


professional berkelanjutan tenaga keperawatan.

 Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan


kebidanan.

 Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

 Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan


internal RS, untuk berdasarkan hasil assesmen kompetensi
dan kemajuan IPTEK.

 Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS


bagi perawat sesuai area praktik pada setiap level jenjang
karir.

2. Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen,


mempertahankan dan mengembangkan mutu profesi setiap
tenaga keperawatan.

c. Keanggotaan

Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya tiga


orang, sebagai ketua, sekertaris dan anggota. Anggota Sub Komite
Mutu terdiri dari sekurang-kurangnya 3 ( tiga ) orang tenaga
keperawatan yang merupakan Tim Mutu Profesi Keperawatan.

d. Mekanisme Kerja

19
1. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data
dasar tentang profil tenaga keperawatan di RSUD RAA
Soewondo Pati sesuai area praktik berdasarkan jenjang karir.

2. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data


Sub Komite Kredensial sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan perubahan standar profesi. Hal
tersebut menjadi dasar perencanaan CPD.

3. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang


berwenang.

4. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam


melakukan pendampingan sesuai kebutuhan.

5. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan.

6. Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan


IPTEK, diidentifikasikan gap, kompetensi atau kompetensi baru
sebagai materi pertemuan ilmiah, dan pelatihan baik dilakukan
di dalam maupun luar RS

7. Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok


fungsional keperawatan melakukan “couch”, bimbingan
(presseptor/ mentorship) selama melaksanankan praktik

8. Memberi masukan kepada kepala bidang keperawatan,


bagaimana pengembangan sumber daya manusia tentang
prestasi atau kegagalan tenaga keperawatan sebagai bahan
penilaian kinerja perawat atau perubahan kewenangan klinik.

3. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI

Setiap perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam


memberikan asuha keperawatan dengan menerapkan standar
pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika profesi
dalam praktiknya. Profesialisme tenaga keperawatan dapat
ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin
profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.

Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu


dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi

20
sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan benar-benar
menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.

a. Tujuan

Sub komite disiplin profesi bertujuan :

1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga


keperawatan yang tidak layak.

2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga


keperawatan.

b. Tugas dan Kewenangan

1. Tugas Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi

 Melakukan sosialisasi kode etik tenaga keperawatan.

 Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga


keperawatan.

 Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan


kebidanan.

 Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah


pelanggaran disiplin dan masalah-masalah etik dalam
kehidupan profesi dan asuhan keperawatan serta asuhan
kebidanan.

 Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan /


atau surat Penugasan Klinis ( clinical appointment ).

 Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan


etis dalam asuhan keperawatan.

2. Kewenangan Sub Komite dan Disiplin Profesi

 Memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan


Klinis (clinical privilege) tertentu,

 Memberikan rekomendasi Perubahan / Modifikasi


Rincian Kewenangan Klinis ( delineation of clinical
privilege).

 Menberikan rekomendasikan pemberian tindakan


disiplin.

21
c. Keanggotaan

Sub komite mutu dan disiplin profesi keperawatan terdiri


dari 3 (tiga) orang perawat sebagai ketua, sekretaris dan anggota.
Anggota Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi terdiri atas sekurang-
kuranganya 3 (tiga) orang tenaga keperawatan yang merupakan
Tim Etik dan Disiplin Profesi keperawatan.

d. Mekanisme Kerja:

1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan


tahapan:

 Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran


etik dan disiplin di dalam Rumah Sakit.

 Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran


etik dan disiplin profesi.

2. Membuat keputusan

Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan


dengan panitia Adhoc.

3. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa :

 Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi


profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
melalui Ketua Komite Keperawatan.

 Pelanggaran Disiplin Profesi diteruskan kepada Kepala


Bidang Keperawatan melalui Ketua Komite
Keperawatan.

 Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan


kepada Ketua Komite keperawatan untuk diteruskan
kepada Direktur Rumah Sakit.

4. Melakukan pembinaan etik dan disiplin tenaga keperawatan


meliputi :

 Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat


dalam pelaksanaan praktik keperawatan dan
kebidanan sehari – hari.

 Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal,


materi/topic dan metode serta evaluasi.

22
 Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah,
lokakarya, “coaching’, symposium, “bedside teaching”,
diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan
lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.

5. Menyusun laporan kegiatan Sub Komite untuk disampaikan


kepada Ketua Komite Keperawatan.

Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari


tahapan sosialisasi profesionalisme tenaga keperawatan untuk
mencapai profesionalisme.

E. RAPAT KOMITE

1. Rapat Komite Keperawatan

Rapat Komite Keperawatan terdiri atas :

a. Rapat rutin,

b. Rapat khusus,

c. Rapat Koordinasi.

d. Rapat pleno.

2. Rapat Rutin Komite Keperawatan

a. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin setiap 2


minggu sekali pada waktu dan tempat yang ditentukankan oleh
Ketua Komite Keperawatan.
b. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan
rapat rutin beserta agenda rapat paling lambat satu hari sebelum
rapat tersebut dilaksanakan.
c. Rapat rutin merupakan rapat koordinasi pengurus harian yang
terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan ketua
sub untuk mendiskusikan, melakukan klarifikasi mencari
alternatif solusi berbagai masalah pelayanan keperawatan dan
membuat usulan tentang kebijakan pelayanan keperawatan.
d. Risalah rapat rutin disampaikan pada setiap penyelenggaraan
rapat rutin berikutnya.
e. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.

23
3. Rapat Khusus Komite Keperawatan

a. Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal :


1) Permintaan Ketua Komite Keperawatan untuk hal-hal yang
memerlukan penetapan kebijakan komite keperawatan dengan
segera.
2) Permintaan yang diajukan oleh paling sedikit 3 (tiga) orang
anggota Komite Keperawan
b. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik
hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat
hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.
c. Rapat khusus bertujuan untuk membahas masalah
mendesak/penting yang segera memerlukan penetapan/keputusan
Direktur.
d. Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Komite
Keperawatan kepada peserta rapat melalui surat paling lambat
satu hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan atau melalui
telepon sebelum rapat diselenggarakan dengan memberitahukan
agenda rapat.

4. Rapat Koordinasi

a. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat


koordinasi dengan Bidang Keperawatan setiap tiga
bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditentukan oleh Komite Keperawatan.

b. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat koordinasi dengan


Bidang Keperawatan atau Unit lain sewaktu-waktu bila diperlukan
bila diperlukan pada waktu dan tempat yang ditentukan oleh
Ketua Komite Keperawatan.

c. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan


rapat beserta agenda rapat kepada para anggota yang diundang
paling lambat 2 hari kerja sebelum rapat dilaksanakan.

5. Rapat Pleno Komite Keperawatan

24
a. Rapat pleno Komite Keperawatan diselenggarakan satu kali
setahun.
b. Rapat pleno dihadiri oleh Direksi, struktural terkait dan Staf
Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan
Komite Keperawatan, dan agenda lainnya yang telah ditetapkan
Komite Keperawatan lainnya.
d. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan
rapat tahunan secara tertulis anggota yang diundang paling
lambat 2 (dua) hari kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakannya.

6. K u o r u m

a. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah di


tambah satu dari jumlah undangan.
b. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.

7. Pengambilan Putusan Rapat

a. Pengambilan putusan Rapat diupayakan melalui musyawarah


mufakat.
b. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak dari anggota
yang hadir.
c. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua
berwenang membuat keputusan hasil rapat.
d. Keputusan rapat Komite Keperawatan merupakan sebuah
rekomendasi yang diberikan kepada Direktur.

8. Tata Tertib Rapat

a. Setiap rapat Komite Keperawatan berhak dihadiri oleh pengurus


Komite Keperawatan
b. Rapat dipimpin oleh ketua Komite Keperawatan atau yang ditunjuk
oleh ketua Komite Keperawatan .
c. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan oleh
ketua.

25
d. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
e. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin
pimpinan rapat.
f. Setiap peserta wajib menjaga menjaga ketertiban selama rapat
berlangsung.
g. Hal-hal lain yang menyangkut tehnis tata tertb rapat akan
ditetapkan oleh ketua sebelum rapat dimulai.

9. Notulen Rapat

1. Setiap rapat harus di buat notulennya.


2. Semua notulen rapat Komite Keperawatan dicatat oleh sekretaris
atau penggantinya yang ditunjuk.
3. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat satu minggu
setelah rapat diselenggarakan untuk dapat tindak lanjut
sebagaimana mestinya.
4. Notulen rapat tidak boleh di ubah kecuali untuk hal – hal yang
berkaitan dengan keakuratan notulen tersebut.
5. Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Keperawatan dan
sekretaris Komite Keperawatan pada rapat berikutnya dan notulen
tersebut diberlakukan dokumen yang sah.
6. Sekretaris memberikan salinan notulen kepada direktur paling
lambat satu minggu setelah ditandatangani oleh ketua dan
sekretaris Komite Keperawatan.

F. PENGORGANISASIAN
Kepengurusan Komite keperawatan dipilih oleh anggota komite melalui
musyawarah dan mufakat yang kemudian ditetapkan melalui SK
Direktur Rumah Sakit, dengan masa kerja 3 (tiga) tahun dan setelah itu
dapat dipilih kembali paling lama 2 (dua) periode kepengurusan. Adapun
tata cara pemilihannya sebagai berikut :

TAHAP I
a. Tiap-tiap ruang ( Rawat Inap, Rawat jalan, instalasi )
mencalonkan 3 (tiga) nama calon Ketua Komite Keperawatan
sesuai ketentuan sebagai berikut :
1. Status kepegawaian minimal PNS golongan IIIC.

26
2. Minimal pendidikan S1 keperawatan.
3. Pernah menjadi pengurus Komite Keperawatan
sebelumnya.
4. Pernah mengikuti pelatihan manajemen
keperawatan.
5. Sehat jasmani dan rohani.
6. Mempunyai jiwa kepemimpinan.
b. Dari syarat persyaratan tersebut di atas diambil 10 orang calon
ketua Komite Keperawatan berdasarkan suara terbanyak.

TAHAP II
1. Pengurus beserta anggota Komite Keperawatan, Bidang Keperawatan
(tiga orang) dan Kepala Ruang berhak memberikan satu suara dari
hasil penjaringan tahap I.
2. Diadakan penghitungan suara secara tertutup. Nama yang
mendapatkan suara terbanyak barhak menjadi Ketua Komite
keperawatan.
3. Calon Ketua Komite keperawatan terpilih segera menentukan
pengurus dan anggotanya, bila perlu mengadakan koordinasi dengan
ketua komite lama dan Kepala Bidang Keperawatan.
4. Ketua Komite keperawatan lama mengajukan nama Ketua Komite
Keperawatan baru dan anggotanya kepada Direktur RSUD RAA
Soewondo Pati untuk mendapatkan persetujuan dan SK
pengangkatan.

KETERANGAN
a. Kedua tahap ini selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum
masa kepengurusan berakhir.
b. Selama pemilihan Ketua Komite yang baru belum mendapatkan
SK dari Direktur, maka segala kegiatan Komite Keperawatan
terus berjalan sesuai dengan program kerja yang telah
ditetapkan.
c. Ketua Komite Keperawatan bisa dipilih kembali maksimal 2
(dua) periode secara berturut-turut.

27
G. PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
Pergantian pengurus antar waktu adalah pergantian kepengurusan Komite
Keperawatan dalam satu masa jabatan dimungkinkan karena ada pengurus
dan anggota yang mengalami suatu hal, dan masa jabatan pengurus
tersebut masih lama masa tugasnya. Pergantian pengurus antar waktu
dimaksud antara lain karena :
1. Meninggal dunia.
2. Alih profesi ( misal : jabatan struktural, anggota Dewan, dsb )
3. Pindah ke tempat lain yang mengakibatkan yang bersangkutan
tidak dapat aktif.
4. Tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi, yang dinilai oleh rapat
Komite Keperawatan pengurus diberhentikan.

Apabila terjadi satu diantara empat tersebut diatas maka pengurus yang
dimaksud diadakan pergantian dengan cara :
a. Diadakan rapat pleno pencalonan secara aklamasi suara terbanyak
dan keputusan diambil saat itu, dengan menghadirkan nama calon
maksimal tiga calon.
b. Yang selanjutnya langsung diajukan SK dari Direktur.
c. Sementara kegiatan kepengurusan Komite keperawatan berjalan
sesuai tupoksinya.

H. SARANA DAN PRASARANA


Karena keanggotaan Komite Keperawatan semuanya adalah
mempunyai tugas rangkap yaitu di pelayanan, dan tidak mempunyai tenaga
administrasi khusus yang mengelolanya, maka dari semua kegiatan Komite
Keperawatan dilaksanakan sendiri oleh tenaga keperawatan. Untuk
mendukung kelancaran tugas-tugas maka diperlukan sarana dan prasaran
sebagai berikut :
A. FASILITAS
1. Gedung (ruangan)
Ruangan atau gedung untuk mendukung kegiatan Komite
Keperawatan sangat diperlukan untuk kegiatan

28
kepengurusan maupun untuk kegiatan keperawatan yan
sifatnya mendukung profesionalisme.

2. Peralatan
a. Perangkat Keras
i. Computer.
ii. Laptop.
iii. Mebelair.
iv. Sarana pendukung yang lain.
b. Perangkat lunak
1. SOP
2. Buku-buku pedoman dan bacaan

BAB IV
PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

A. PEMBINAAN ETIK

1. Dasar Pembinaan Etik Keperawatan

Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan


pelanggaran disiplin Keperawatan dan tata tertib oleh seorang Staf
keperawatan adalah hal-hal yang menyangkut :
a. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib Staf Keperawatan.
b. Dugaan pelanggaran tata tertib dan etika profesi.

29
c. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.
d. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan rumah sakit.
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan
standar profesi sesuai dengan ketetapan Komite Keperawatan.
f. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan Staf rumah sakit
yang dapat menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.
g. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin Keperawatan.
2. Tatacara pelaporan dugaan pelanggaran etik

Setiap Staf keperawatan rumah sakit yang terkait dengan


Pelayanan Keperawatan wajib memberitahukan adanya dugaan
pelanggaran kepada ketua Komite Keperawatan secara tertulis
dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan tatacara
sebagai berikut :
a. Staf keperawatan menyampaikan formulir pemberitahuan
tersebut kepada ketua Komite Keperawatan melalui kordinator
Staf keperawatan fungsional / Kelompok perawat klinik yang
tekait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan
tersebut kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya
disampaikan kepada ketua komite Keperawatan melalui
Direktur.

3. Penanganan masalah etik

a. Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindaklanjuti dan


memberikan kesimpulan serta putusan setiap laporan yang
disampaikan oleh Staf keperawatan dan Staf rumah sakit yang
terkait dengan Pelayanan Keperawatan.
b. Ketua Komite Keperawatan dapat menugaskan Sub Komite terkait
dibawah Komite Keperawatan untuk meneliti menindak lanjuti
setiap laporan.
c. Ketua Komite Keperawatan memberikan kesimpulan dan putusan
sebagimana yang dimaksud dalam poin (b) berdasarkan hasil

30
penelitian dan rekomendasi sub komite terkait yang dapat
berbentuk :
1) Saran kepada Staf keperawatan terkait dan manajemen rumah
sakit.
2) Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna
menentukan adanya pelanggaran disiplin Keperawatan, tata
tertib dan etik.
d. Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam poin (c)
didokumentasikan secara lengkap oleh Sekretaris Komite
Keperawatan dan diperlakukan secara konfidensial.
e. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam poin (c)
kepada pihak manapun hanya dapat ditentukan oleh direktur
setelah memperoleh persetujuan dari ketua Komite Keperawatan.
4. Penelitian masalah etik
a. Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Keperawatan, etika
Keperawatan, dan tata tertib dimulai berdasarkan putusan ketua
Komite Keperawatan untuk melakukan penelitian lanjutan dan
dilaksanakan oleh Sub Komite Disiplin Profesi.
b. Sub Komite Disiplin Profesi melaksanakan penelitian berdasarkan
tata cara yang telah ditetapkan dalam statuta ini.
c. Ketua Sub Komite Disiplin Profesi menyampaikan hasil penelitian
dan rekomendasi kepada ketua Komite Keperawatan untuk
ditetapkan sebagai putusan Komite Keperawatan yang memuat :
1) Ringkasan kasus atau kejadian.
2) Kesimpulan tentang ada atau tidak adanyanya pelanggaran.
3) Rekomendasi Asuhan korektif.
d. Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan putusan dengan
memperhatikan masukan dari sub Komite lain dalam waktu paling
lama 7 hari kerja setelah diterimanya putusan Sub Komite Disiplin
Profesi.
e. Putusan Komite Keperawatan sebagaimana disampaikan kepada
direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

B. PEMANTAU MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

1. Untuk menjaga mutu Pelayanan Keperawatan dilakuakan audit


Keperawatan secara berkala dan pendidikan Keperawatan yang

31
berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang ditentukan Komite
Keperawatan.
2. Topik, jangka waktu, dan tatacra audit Keperawatan ditetapkan
oleh Sub Komite mutu profesi .
3. Sub Komite mutu profesi melaporkan hasil udit Keperawatan dan
analisisnya secara berkala kepada Komite Keperawatan untuk
ditindaklanjuti.
4. Komite Keperawatan wajib melakukan korektif yang dianggap perlu
untuk menindaklanjuti hasil audit Keperawatan sebagaimana
diatur dalam ayat (3).
5. Setiap anggota Staf keperawatan wajib menjalani pendidikan
Keperawatan berkelanjutan yang substansi dan tatacaranya diatur
oleh sub komite Mutu Profesi.
6. Sub Komite mutu profesi memberikan laporan kepada Komite
Keperawatan mengenai efektifitas, dan kewajaran Pelayanan
Keperawatan yang diberikan oleh seluruh Staf keperawatan yang
bekerja di rumah sakit.

C. PENILAIAN

1. Setiap Staf keperawatan yang akan bekerja dirumah RSUD RAA


Soewondo Pati harus telah memenuhi kualifikasi tertentu
sebagaimana sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam poin (1) di nilai oleh
Komite Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial dengan suatu
tata cara yang ditetapkan dalam statuta ini.
3. Hanya Staf keperawatan yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam poin (1) dan (2) yang dapat
diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di RSUD
RAA Soewondo Pati sesuai dengan kompetensi dan persyaratan
lain yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
4. Staf keperawatan yang telah memperoleh kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam poin (3) setuju untuk melaksanakan
Asuhan Keperawatan dalam batas-batas standar profesi.
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam poin (3) akan dinilai
kembali oleh Komite Keperawatan melalui Sub Komite kredensial
dengan tata cara yang telah ditentukan dalam statuta ini.

32
6. Bagi Staf keperawatan baru, evaluasi dilakukan dalam tiga (3)
bulan pertama dan bagi perawat lainnya dalam satu tahun.
7. Evaluasi terhadap Staf keperawatan sebagaimana dimaksud dalam
poin (5) dilakukan oleh panitia kredensial bersama Kelompok
Perawat Klinik yang terkait.
8. Pada akhir masa evaluasi calon Staf keperawatan sebagaimana
dimaksud dalam poin (6) maka ketua Sub Komite kredensial
memberikan laporan perilaku Keperawatan professional yang
berkaitan dengan Komite Keperawatan.

BAB V
PENUTUP

Pengembangan Komite keperawatan dapat membantu kelompok


profesi perawat/bidan agar kompetensi dan pertumbuhan profesi
perawat di RSUD RAA Soewondo Pati dapat terus berkembang.
Pelayanan asuhan keperawatan paripurna dapat terlaksana jika asuhan
keperawatan dilakukan secara terencana dan terarah sehingga dapat
menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan
yang diterima oleh pasien, diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang
kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical)
serta dituntun oleh etika profesi keperawatan, wadah tersebut adalah
komite keperawatan.

Dengan adanya Pedoman Komite Keperawatan, diharapakan dapat


digunakan sebagai acuan komite keperawatan dalam menyusun program
kerja, sehingga program kerja komite keperawatan dapat terarah sesuai
dengan visi dan misi RSUD RAA Soewondo Pati.

Sebagai tindak lanjut dari pedoman ini diperlukan beberapa hal


untuk dikembangkan komite keperawatan yang meliputi : 1) Nursing
Staff by Laws 2) Standar Kompetensi Keperawatan 3)Mekanisme jenjang

33
karier perawat 4) Kelompok Staff Keperawatan 5) system uji kompetensi
internal 6) System renumerasi perawat.

34

Anda mungkin juga menyukai