Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS

PIPERIS NIGRI

DOSEN PEMBIMBING : FARRA AZAHRA.,M Pharm.,Apt

KELOMPOK C6

KELAS IV C

ANGGOTA :
1. SUJIYATMI (1708067105)
2. TRI HARTOYO (1708067106)
3. WIDAYATININGSIH (1708067107)
4. YESI APRILLIA ANJANI (1708067108)

PROGAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERNYATAAN

Laporan praktikum fitokimia isolasi dan identifikasi piperin dari fructus


piperis nigri adalah benar sesuai dengan hasil praktikum yang telah
dilaksanakan.

Laporan ini saya susun sendiri berdasarkan data hasil praktikum yang
telah dilakukan.

Yogyakarta, Juli 2019

Dosen Pembimbing, Ketua Kelompok

(Fara Azzahra, M.Farm., Apt.)


(…………..……………..)
PERCOBAAN IV

I. JUDUL PRAKTIKUM
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS
PIPERIS NIGRI
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui langkah- langkah isolasi, mampu melakukan
isolasi dan identifikasi piperin dari fructus piperis nigri

Data Laporan (Diisi dan diparaf oleh Dosen/Laboran/Asisten)

Hari,Tanggal Praktikum Hari, Tanggal Pengumpulan


Laporan
Rabu, 10 Juli dan 17 Juli 2019 Rabu, 24 Juli 2019

Nilai Laporan (Diisi oleh Dosen)

NO Aspek Penilaian Nilai


1. Ketepatan waktu pengumpulan (10)
2. Kesesuaian laporan dengan format (15)
3. Kelengkapan dasar teori (15)
4. Penyajian hasil (15)
5. Pembahasan (20)
6. Kesimpulan (15)
7. Penulisan daftar pustaka (10)

TOTAL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lada merupakan tanaman rempah yang sangat disukai oleh pedagang

kuliner, biasanya dicampurkan dalam masakan. Lada juga bisa digunakan

sebagai obat tradisional dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Terutama untuk masyarakat awam yang masih sangat terbatas dalam

menjangkau pengobatan medis karena biaya yang sangat mahal dan peralatan

yang serba canggih. Selain mengandung vitamin dan serat lada juga

mengandung metabolit sekunder berupa senyawa alkaloid yaitu piperin

(Wulandari, 2012).

Piperin adalah suatu metabolit sekunder dari buah lada yang

didapatkan dengan cara mengisolasi. Isolasi senyawa piperin dilakukan

melalui ekstraksi soxhlet dengan menggunakan pelarut etanol. Menurut

literature yang ada, piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut

dalam etanol, dimana antara piperin dengan etanol dapat membentuk ikatan

hydrogen (Wulandari, 2012).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana memahami prinsip dan cara melakukan isolasi piperin dari Piperis

nigri fructus atau Piperis albi fructus beserta identifikasi kualitatif hasil isolasi

dengan metode kromatografi lapis tipis?

C. Tujuan Penelitian

Dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri

fructus atau Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan

metode kromatografi lapis tipis.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk rekan-

rekan yang sedang menempuh studi Diploma III Farmasi supaya mendapatkan

gambaran tentang isolasi dan identifikasi piperin dari Piperis nigri fructus.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lada Hitam (Piper nigrum L.)

1. Klasifikasi Lada Hitam

Menurut Tjitrosoepomo (2007), klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper nigrum L.

2. Morfologi Lada Hitam

Lada merupakan tanaman tahunan yang memanjat dari keluarga Piperaceae

(Balittri, 2007). Tanaman lada memiliki akar tunggang dengan akar utama dapat
menembus tanah sampai kedalaman 1-2 m. Batang tanaman lada berbuku-buku dan

berbentuk sulur yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam sulur, yaitu sulur

gantung, sulur panjat, sulur buah, dan sulur tanah. Daun lada merupakan daun tunggal

dengan duduk daun berseling dan tumbuh pada setiap buku. Warna daun hijau muda

pada waktu muda dan daun tua berwarna hijau mengkilat pada permukaan atas.

Pertulangan daun melengkung dengan tepi daun 9 bergelombang atau rata. Bunga-

bunga terdapat pada cabang plagiotrophic (horizontal) yang tersusun dalam bulir

(spica) atau untai (amentum). Buah lada temasuk buah buni berbentuk bulat berwarna

hijau dan pada waktu masak berwarna merah. Biji lada berwarna putih cokelat

dengan permukaan licin (Wahid, 1996).

3. Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Lada

Kandungan lada hitam adalah asam fenolat,flavonoid, piperin dan kavisin

yang merupakan isomer dari piperin. Piperin adalah senyawa alkaloid (Evan, 1997)

yang paling banyak terkandung dalam lada hitam dan semua tanaman yang termasuk

dalam famili Piperaceae. Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum,

berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas, larut dalam

etanol, asam cuka, benzena, dan kloroform (Amaliana, 2008).Kandungan zat yang

memberikan warna, bau dan aroma dalam lada hitam adalah α-terpinol,

acetophenone, hexonal, nerol, nerolidol, 1,8 cineol, dihydrocarveol, citral, α-pinene

dan piperolnol (Murthy dan Bhattacharya, 2008). .Piperin memiliki banyak efek

farmakologi yaitu sebagai antidiare, insektisida, analgetik, antipiretik, antiinflamasi,


antimikroba, hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek antioksidan

sel(Megwhwal dan Goswami, 2012).

B. Soxhlet

Soxhlet merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk

destilasi pelarut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode

ini efisiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi beresiko pembentukan artefak akibat

penggunaan panas. Pelarut yang digunakan pada metode soxhlet minimal cukup 2

kali penyarian. Proses ekstraksi dengan Soxhet dihentikan apabila warna pelarut yang

ada didalam soxhlet sama seperti warna pelarut awalnya. Metode soxhlet hanya

cocok pada senyawa yang tidak mudah menguap dan tahan panas. Pelarut yang

digunakan dalam proses soxhlet yaitu pelarut yang mudah menguap dan melarutkan

senyawa aktif yang terdapat dalam sampel dengan pertimbangan sifat kepolaran

pelarut tersebut (Harbone, 1987).

C. Piperin

Piperin merupakan senyawa yang tahan terhadap panas dan piperin yang

digunakan untuk ekstraksi berupa serbuk halus, tujuannya supaya didapat sari dengan

kadar yang optimal karena jika suatu sampel ukuran partikelnya diperkecil maka

partikel mudah terbasahi oleh solvent sehingga senyawa dalam simplisia mudah

tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam dapat dilakukan dengan metode
rekristalisasi. Secara harfiah rekristalisasi berarti pembentukan kristal

kembali(Harborn. J.B., 1987).

D. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan

perpindahan dari komponen-komponen senyawa diantara dua fase yaitu fase diam

(dapat berupa zat cair atau zat padat) dan fase gerak (dapat berupa gas atau zat cair)

(Depkes, 1995). Fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai

kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi.

Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan pemisah

terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa plat

gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan

yang ditotolkan baik berupa bercak ataupun pita, setelah plat atau lapisan dimasukkan

ke dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase

gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya

senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan (Stahl, 1985).

Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa cara.

Untuk senyawa tak berwarna cara yang paling sederhana adalah dilakukan

pengamatan dengan sinar ultraviolet. Beberapa senyawa organik bersinar atau

berfluorosensi jika disinari dengan sinar ultraviolet gelombang pendek (254 nm) atau

gelombang panjang (366 nm), jika dengan cara itu senyawa tidak dapat dideteksi
maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak tersebut tampak

yaitu tanpa pemanasan, kemudian bila perlu dengan pemanasan (Gritter, et al., 1991;

Stahl, 1985).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum “isolasi dan identifikasi piperin dari fructus piperis nigri” dilakukan pada

hari Rabu, 10 juli dan 17 juli 2019 di Laboratorium Fitokimia Farmasi Akademi

Farmasi Indonesia Yogyakarta.

B. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Seperangkat alat soxhlet
2. Seperangkat alat KLT

BAHAN
1. Piper nigrum
2. Etanol 96%
3. KOH-etanolik 10%
4. N- heksan
5. Etil Asetat
C. CARA KERJA

1. Ekstraksi dan isolasi

20 gram serbuk merica dibungkus kertas saring

Di masukkan alat soxhlet di sari 2 jam Etanol 96% 120ml dan


batu didih

Hasil soxhlet disaring

Filtrat di uapkan

Ekstrak didinginkan lalu 10ml KOH etanolik 10%


diaduk

Endapan disaring

Ekstrak jernih
2. Rekristalisasi

Hasil ekstrak disimpan


dalam almari es

Kristal dicuci dengan


etanol 90%

Kristal bersih, lalu di


keringkan

Kristal kering , lalu di


timbang

Di hitung randemen
kristalnya
3. Identifikasi

Sampel kristal

Larutkan dalam Etanol 96%

- Dianalisis secara kualitatif dengan KLT


-Fase diam : Silika gel G254
- Fase gerak : Heksan : Etil Asetat (7,5 : 2.5)
- Deteksi : UV 254, disemprot anisaldehid asam sulfat
dan dipanaskan 1100 𝐶 selama 10
menit

Hitung Harga Rf
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL

Minggu ke 1

Nama simplisia : Piperis Nigri Fructus

Ekstrasi

-Metode ekstraksi : Soxhlet

-Jumlah Pelarut : 450 ml etanol 96%

-Jumlah Siklus : 6-8 siklus perjam

-Siklus :

1. 40 menit

2. 25 menit

3. 20 menit

4. 10 menit

5. 5 menit

6. 25 menit
Pemerian ekstrak

-Aroma : khas aromatic

-Warna : coklat kehitaman

-Bentuk : cair

Penambahan KOH Etanolik

Jumlah : 10 ml

Pemekatan ekstak

-Metode : Penguapan dengan Rotary Vaccum Evaporator

-Durasi : 1 jam

Minggu ke 2

Rekristalisai

- Metode : pendinginan

- durasi : 1 minggu

Pemeraian Kristal

-Aroma : - ( tidak terbentuk Kristal)

-Warna : - ( tidak terbentuk Kristal)

-Bentuk : - ( tidak terbentuk Kristal)

-Rendemen : - ( tidak terbentuk randemen Kristal)


Berat bahan Berat hasil Rendemen

kristal

20 gram - -

Hasil pengamatan dengan kromatografi

- Fase diam : silica G254

- Fase gerak : n-Hexan : Etyl asetat ( 1 : 1 )

- Deteksi : UV 254

- Rf : ( tidak menghitung Rf karena Kristal tidak terbentuk)

-HRf : ( tidak menghitung HRf karena Kristal tidak terbentuk)

-Hasil yang diperoleh : 4 titik spot yang artinya hasilyang diperoleh berupa ekstrak

bukan berupa piperin.


NO TAHAPAN GAMBAR KETERANGAN
1. Proses Jenis metode ekstraksi yang
Soxhlet
digunakan adalah soxhlet karena

piperin merupakan senyawa yang

tahan terhadap panas

2. Hasil dari soxhlet di masukkan


Proses
pemekatan pada Rotary Evaporator untuk
ekstrak dengan
Rotary dilakukan penguapan agar
Evaporator
terpisah dengan pelarutnya,

sehingga di hasilkan ekstrak

kental, selanjutnya ekstrak di

tambah KOH Etanolik, lalu di

simpan dalam lemari es selama1

minggu.

3. Setelah proses pendinginan,


Proses
Rekristalisasi ekstrk d keluarkan, lalu di saring
dan hasil
Rekristalisasi dengan kertas saring untuk

melihat apakah terjadi Kristal

atau tidak, dalam percobaan ini,

setelah proses penyaringan,

ekstrak tidak terjadi rekristalisasi


di tunjukan dengan tidk

terlihatnya Kristal pada kertas

saring.

4. Hasil Karena tidak terjadi


pengamatan
dengan pengkristalan, hanya di lanjutkan
Kromatografi
Lapis Tipis identifikasi Kromatografi Lapis

Tipis untuk mengetahui hasil

yang di dapat masih berupa

ekstrak atau sudah berupa

piperin.

Dalam percobaan ini, didapat 4

spot yang artinya hasil yang kita

dapat masih berupa ekstrak,

belum berupa piperin.


B. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan uji isolasi piperin dari Piperis nigri

fructus atau Piperis albi fructus. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk

memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri fructus

atau Piperis albi fructus dan dapat melakukan analisis secara kualitatif dari

hasil isolasi yang didapat menggunakan kromatografi lapis tipis. Isolasi dari

piperin pada sampel lada menggunakan metode extraksi soxhlet.

Metode extraksi soxhlet adalah metode extraksi dengan prinsip

pemanasan dan perendaman sampel. Hal itu menyebabkan terjadinya

pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam

dan diluar sel. Larutan akan menguap ke atas dan melewati pendingin udara

yang akan mengembunkan uap tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul

kembali. Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan

terjadi sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan extrak

yang baik(Departemen Kesehatan RI,2006).

Pada percobaan kali ini digunakan sampel serbuk lada sebanyak 20

gram. Sampel dimasukkan kedalam kertas saring dan ditaruh pada pipa

selongsong yang berfungsi sebagai tempat menaruh sampel. Sampel

kemudian dialiri dengan etanol yang berfungsi sebagai penyari. Proses

penyarian dilakukan sebanyak 6 siklus dimana 1 siklus ditandai dengan

jatuhnya pelarut dari permukaan pipa sifon masuk kedalam labu alas bulat.
Pada labu alas bulat, dilakukan penambahan batu didih yang berfungsi untuk

mempercepat proses pemanasan dan menghomogenkan suhu panas pada

seluruh bagian dari labu alas bulat sehingga etanol mudah menguap(Nabila,

2016).

Hasil yang didapat kemudian didinginkan untuk mengendapkan resin.

Sampel disaring dengan kertas saring untuk memisahkan sampel dari

pengotor. Selanjutnya dilakukan penguapan untuk menghilangkan pelarut

yang masih berada pada sampel agar didapatkan ekstrak kental. Penguapan

dilakukan sampai konsentrasi sampel berkurang dan terjadi pengentalan.

Ekstrak kental yang didapat kemudian didinginkan kembali dan diberikan

KOH etanolik 10% sebanyak 10 ml. Tujuan dari penambahan KOH etanolik

adalah untuk menghidrolisis senyawa yang didapat agar menghasilkan kalium

piperinat dan piperin(Nabila, 2016). Setelah penambahan KOH etanolik,

dilakukan penyaringan kembali dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat

dari resin.

Filtrat jernih yang didapat kemudian disimpan dalam lemari es untuk

proses kristalisasi yang bertujuan untuk memurnikan sampel dari

pengotornya. Proses kristalisasi ini berlangsung selama seminggu. Hasil dari

proses kristalisasi adalah tidak di dapatkannya kristal piperin yang diinginkan.

Hal- hal yang menyebabkan tidak terbentuknya kristal adalah siklus pada

proses soxhlet yang kurang lama karena hanya dilakukan 6 kali atau pada saat

penyimpanan di kulkas filtrat ditutup menggunakan plastik yang seharusnya


menggunakan aluminium foil. Sehingga dari hasil tersebut tidak dapat di

lanjutkan uji KLT karena kristal tidak terbentuk.

Meskipun tidak terbentuk kristal, tetapi uji KLT tetap dilakukan pada

extrak lada. Hasil dari uji KLT pada extrak lada didapatkan 4 spot. Artinya

lada memiliki banyak senyawa selain piperin. Menurut Hikmawanti (2016)

buah lada hitam mengandung senyawa alkaloid piperin, metil pirolin, kavisin,

minyak atsiri, lemak dan pati.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam

melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri frustus atau Piperis albi fructus

menggunakan metode extraksi soxhlet. Hasil praktikum belum diperoleh

kristal piperin sehingga hanya dilakukan identifikasi dengan KLT pada

kristal piperin. Identifikasi pada extrak buah lada didapatkan 4 spot, yang

berarti bahwa isolasi yang didapat masih berupa beberapa senyawa, belum

berupa piperin saja.


DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Heny, Zakiyatulyakin dan Supriyanto. “ Isolasi Dan Pengujian Bakteri

Endolit Dari Tanaman Lada ( Piper nigrum) Sebagai Antagonis Terhadap

Patogen Hawar Beludru (Septobasidiump)”. Jurnal Perkebunan dan Lahan

Tropika 2 No 2 (2012), hal 20-21.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatohyta). Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta. hal. 119.

Balittri. 2007. Teknologi Unggulan Tanaman Lada. http://balittri.litbang.deptan.go.id/

Wahid, P. 1996. Identifikasi Tanaman Lada. Monograf Tanaman Lada. Balittro: hal.
27-32.

Evan, W.C. 1997. Trease and Evan’s Pharmacognosy. Edition 14. W.B. Saunders.
London. hal.363-364

Amaliana, L. N. 2008. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70 % Buah Merica Hitam (Piper
nigrum L.) terhadap Sel Hela. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Meghwal, M. dan T.K. Goswami. 2012. Nutritional Constituent of Black Pepper as


Medicinal Molecules: A Review. Open Access Scientific Reports. 1: 1-7.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan, Edisi kedua, Hal 5, 69-76, diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soedira, ITB Press, Bandung.
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi, diterjemahkan
oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, 3-17, ITB, Bandung.

Gritter, R. J., Bobbit, J.M. dan Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 107, Penerbit ITB,
Bandung
Departemen Kesehatan, 2006, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Vol.2,
124, Jakarta, Depkes RI.

Hikmawanti, N. P. E., Hariyanti, Aulia, C. & Viransa, V. P., 2016. Kandungan


Piperin dalam Ekstrak Buah Lada Hitam dan Buah Lada Putih (Piper nigrum
L.) yang diekstraksi Dengan Variasi Konsentrasi Etanol Menggunakan
Metode KLT-Densitometri. Media Farmasi, Volume 13 No 2, pp. 173-285

Aisiah, Nabila, 2016. Isolasi Piperin dari Fructus Piperis nigri atau Piperis albi.
https://www.academia.edu/Isolasi-Piperin-dari-Fructus-Piperis-Nigri-atau-
Piperis-albi
Diakses tanggal 21 juli 2019

Anda mungkin juga menyukai