Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

SURVEILANS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MOHAMMAD NATSIR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

DEFENISI

1. Surveilans Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care


Asosiated Infections/ HAIs) adalah suatu proses yang dinamis,
sistematis, terus menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi data kesehatan yang penting di fasilitas pelayanan kesehatan
pada suatu populasi spesifik dan di desiminasikan secara berkala kepada
pihak- pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam pereencanaan,
penerapan serta evaluasi suatu tindakan yang behubungan dengan
kesehatan.
2. Surveilans Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah pengumpulan
data kejadian infeksi aliran darah akibat penggunaan alat intravaskuler
secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk
digunakan dalam perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan
yang berhubungan dengan kesehatan yang didesiminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
3. Surveilans Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah pengumpulan data
kejadian infeksi saluran kemih akibat penggunaan alat dower kateter
atau tindakan aseptik lain melalui saluran kemih secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam
perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan yang di desiminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukan.
4. Surveilans Ventilator Aquired Pneumonia (VAP) adalah pengumpulan
data kejadian infeksi pneumonia yang didapat lebih dari 48 jam setelah
menggunakan ventilasi mekanik secara sistematik, analisis dan
interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam perencanaan
penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang
memerlukan.
5. Surveilans Hospital Aquired Pneumonia (HAP) adalah pengumpulan
data kejadian infeksi saluran napas bawah, mengenai parenkim paru
tidak diintubasi yang terjadi lebih dari 48 jam hari rawat dan tidak dalam
masa inkubasi secara sistematik, analisis dan interpretasi yang terus
menerus untuk digunakan dalam perencanaan penerapan dan evaluasi
suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan yang
didesiminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
6. Surveilans Infeksi Daerah Operasi (IDO)adalah infeksi yang terjadi
pada luka operasi atau organ yang terjadi dalam waktu 30 sampai 90 hari
pasca tindakan operasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Jenis- jenis infeksi HAIs di Rumah Sakit


1. Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP )
merupakan jenis infeksi yang terjadi akibat masukanya mikroba melalui
peralatan yang kita masukkan langsung ke system pembuluh darah.
Perbedaan antara IADP dengan flebitis:
a. Flebitis merupakan tanda tanda peradangan pada daerah local
tusukan infus. Tanda tanda peradangan tersebut adalah merah,
bengkak, terasa terbakar dan sakit bila ditekan.
b. IADP adalah keadaan bakterimia yang diagnosanya ditegakkan
melalui pemeriksaan kultur.

Faktor resiko IADP


Resiko IADP tentunya adalah semua pasien yang dipasang kateter
vaskuler. Sedangkan resiko infeksi dan hasil pemeriksaan tergantung
dari.
a. Lama pemasangan: berapa hari peralatan dipasang
b. Jenis jalur intravaskuler ( vena sentral, vena perifer, dialisa dsb ) yang
dipasang
c. Lokasi pemasangan : subclavian, femoral, internal jugular, perifer
d. Teknik pemasangan: keahlian petugas, teknik aseptic, jenis antiseptic,
jenis dan bahan peralatan terpasang.
e. Perawatan: ruang perawatan, perawatan peralatan, frekuensi
manipulasi
f. Kondisi pasien: usia, penyakit yang mendasari
g. Teknik kultur
h. Pada perhitungan laju infeksi IADP, yang digunakan sebagai
numerator adalah jumlah penderita yang terinfeksi akibat penggunaan
kateter intravaskuler, sedang sebagai denumerator adalh jumlah hari
penggunaan alat intravaskuler.

2. Pneumonia
Pneumonia merupakan peradangan jaringan paru atau parenkhim paru-
paru
Ada 2 jenis pneumonia yang berhubungan dengan Rumah Sakit yaitu
a. Pneumonia yang didapatkan akibat perawatan yang lama atau sering
disebut sebagai Hospital Acquired Pneumonia ( HAP )
b. dan pneumonia yang didapatkan akibat pemakain ventilasi mekanik
atau sering disebut sebagai Ventilator Associated Pneumonia (VAP).

Tanda dan gejala klinis pnomonia :


- Demam ( > 38 C ) tanpa ditemui penyebab lainnya
- Leukopenia ( < 4000 WBC/ mm 3 atau leukositosis ( > 12000
SDP/ mm 3 )
Untuk penderita barumur > 70 tahun, adanya perubahan status mental
yang tidak ditemui penyebab lainnya

3. ISK ( infeksi saluran kemih )


Populasi utama surveilans ISK adalah penderita yang terpasang kateter
menetap.
Data data lain adalah data data yang berhubungan dengan factor resiko,
data data diagnostic dan lama pemasangan kateter, yang nanti akan
dijadikan denominatordalam perhitungan laju infeksi
Tanda dan gejala ISK:
a. Demam ( > 38 C )
b. Urgensi
c. Frekuensi
d. Disuria
e. Nyeri supra pubik

4. IDO ( Infeksi Daerah Operasi )


IDO disebut sebagai Surgical Site Infection ( SSI )
A. Kriteria IDOsuperficial:
1) Infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah tindakan
operasi.
2) Mengenai hanya pada kulit dan jaringan bawah kulit ( subcutan )
pada tempat insisi
3) Pasien sekurang kurangnya mempunyai/memenuhi salah satu
keadaan dibawah ini:
a) Drainase bahan purulent dari insisi superficial
b) Dapat diisolasi kuman penyebab dari biakan cairan atau
jaringanyang diambil secara aseptic dari tempat insisi
superficial
c) Sekurang kurangnya terdapat: Satu tanda atau gejala
infeksi sebagai berikut : rasa nyeri, pembengkakan yang
terlokalisir, kemerahan, atau hangat pada perabaan.
4) Insisi superfisial terpaksa harus dibuka oleh dr bedah dan hasil biakan
positif atau tidak dilakukan biakan. Hasil biakan yang negative tidak
memenuhi kriteria ini.
Diagnosis IDO superfisial oleh dokter bedah atau dokter yang
menangani pasien tersebut.

B. Kriteria IDO profunda:


Infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah tindakan
operasi tanpa pemasangan implant atau dalam kurun waktu 1 tahun
bila operasi dengan pemasangan implant dan infeksi diduga ada
kaitannya dengan prosedur operasi.
C. Kriteria IDO organ:
Infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah tindakan
operasi tanpa pemasangan implant atau dalam waktu 1 tahun bila
operasi dengan pemasangan implant.
Faktor resiko IDO:
- Kondisi pasien sendiri, misalnya: usia, obesitas, penyakit
berat, ASA score, karier MRSA, lama rawat pra operasi,
malnutrisi, DM, penyakit keganasan.
- Prosedur operasi : cukur rambut sebelum operasi, jenis
tindakan, antibiotic profilaksis, lamanya operasi, tindakan lebih
dari 1 jenis, benda asing, tranfusi darah, mandi sebelum
operasi, operasi emergensi, drain.
- Jenis operasi: operasi bersih, operasih bersih terkontaminasi,
operasi kotor.
- Perawatan pasca infeksi: tempat perawatan, tindakan
tindakan keperawatan ( pergantian verban ), lama perawatan.

5. Flebitis
Kriteria flebitis:
1. Pasien minimal mempunyai 1 gejala dan tanda berikut, tanpa
ditemukan penyebab lainnya:Demam ( > 38 c ), sakit, eritema,
atau panas pada vaskuler yang terlibat.
2. Adanya aliran nanah pada vaskuler.
BAB III
KEBIJAKAN

Keputusan direktur RSUD M. Natsir no. 189 /1087/rs-2019 tentang kebijakan


pelaksanaan surveilans infeksi Rumah Sakit Umum Daerah M. Natsir
BAB III
TATA LAKSANA

A. Perencanaan
1. Mengkaji Populasi PasienTentukan populasi pasien yang akan dilakukan
survei apakah semua pasien/ sekelompok pasien/ pasien yang beresiko
tinggi saja
2. Menseleksi hasil/ proses surveilans dengan pertimbangan kejadian paling
sering/ dampak biaya/ diagnosis yang paling sering
3. Penggunaan defenisi infeksi, gunakan defenisi infeksi yang mudah
dipahamidan mudah diaplikasikan

B. Pengumpulan data
1. Mengumpulkan data surveilans oleh orang yang berkompeten,
professional, berpengalaman yang dilakukan oleh IPCN
2. Memilih metode surveilans dan sumber data yang tepat
3. Data yang dikumpulkan dan dilakukan pencatatan meliputi data
demografi, factor resiko, anti mikroba yang digunakan dan hasil kultut
resistenisi, nama, tanggal lahir, jenis kelamin, no catatan medik, tanggal
masuk rumah sakit.
Tanggal infeksi muncul, lokasi infeksi, ruang perawatan, saat infeksi
muncul pertama kali.
Faktor resiko: alat, prosedur, factor lain yang berhubungan dengan
infeksi rumah sakit, data radiologi /imaging, Xray, CT csan, MRI dsb
4. Metode observasi langsung merupakan gold standard

C. Analisis
Perhitungan dan stratifikasi
1. Incidence rate
a. Numerator adalah jumlah kejadian infeksi dalam kurung waktu
tertentu.
b. Denominator adalah jumlah hari pemasangan alat dalam kurun
waktu tertentuatau jumalah pasien yang dilakukan tindakan
pembedahan dalam kurun waktu tertentu.
2. Menganalisis incidence rate infeksi
Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan
informasi apakah ada masalah infeksi rumah sakit yang memerlukan
penanggulangan atau infestigasi lebih lanjut.

3. Kamus indicator
Ventilator – Associated Pneumonia (VAP)
a. Definisi : infeksi saluran nafas bawah mengenai parenkim paru
setelah memakai ventilasi mekanik >48 jam dan sebelumnnya
tidak ditemukan tanda – tanda infeksi saluran nafas.
b. Formula : jumlah pasien yang terinfeksi ventilator VAP / jumlah
hari terpasang ventilator pada pasien tidak mengalami pneumonia
sebelumnnya X1000
c. Kritria Inklusi
Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis
i. Demam >38’ c tanpa ditemui penyebab lainnya.
ii. Leukopenia < 4.000 WBC / mm3atau leukositosis >
12.000
iii. Pasien dengan pneumonia sebelum pemasangan
ventilasi mekanik
d. Sumber Data
Formulir surveilans
e. Target Sampel dan Ukuran sampel
Semua pasien yang terpasang mesin ventilasi mekanik
f. Wilayah Pengamatan
ICU, PICU, NICU
g. Pengumpul Data
IPCN dan IPCLN
h. Frekuensi Penilaian
Perbulan
i. Periode Pelaporan
Perbulan
j. Rencana Penyebaran Hasil Capaiaan Kepada Staf
Melalui pertemuan rutin bulanan dengan unit kerja, pengiriman
analisa VAP setiap 3 bulan keunit kerja dan direki kemkes
k. Nama Alat atau File Edit
Formulir survailans harian dan formulir kejadian VAP
l. Target Capaiaan
< 5.8 ‰
Indikator ISK
a. Defenisi
Infeksi yang terjadi pada saluran kemih atau melibatkan bagian
yang lebih dalam dari organ- organ pendukung saluran kemih
b. Formula
Jumlah pasien yang terinfeksi kateter urine / jumlah hari
terpasang kateter urine 1.000
c. Kriteria
Ditemukan minimal dari tanda dan gejala klinis
1) Demam (>38’c )
2) Urgensi
3) Frekuensi
4) Dysuria
5) Nyeri supra pubik
6) Tes carik celup positif untuk leukosit esterase atau nitrit
7) Piuri (terdapat ±leukosit per ml )
8) Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urun yang
tidak disentrafugasi
9) Paling sedikit 2 kultur urine
10) Kultur ditemukan < 10 5 koloni /ml
11) Dokter mendiagnosis sebagai ISK
12) Dokter memberikan terapi sesuai ISK
d. Sumber data
Formulir Surveilans
e. Target sampel
Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap
f. Pengumpul data
IPCN dan IPCLN
g. Frekuensi pengumpulan data
Perbulan
h. Periode pelaporan
Perbulan
i. Nama alat atau file audit
Formulir sueveilans harian dan formulir kejadian ISK
j. Target capaiaan
< 4,7‰
Indikator IDO
D. Interpretasi
Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi tentang penyimpangan
yang terjadi. Bandingkan angka infeksi rumah sakit apakah ada
penyimpangan dimana terjadi kenaikan atau penurunan yang cukup tajam.
Bandingkan rate infeksi dengan NNIS/ CDC/WHO. Perhatikan dan
bandingkan kecendrungan menurut infeksi, ruang perawatan dan
mikroorganisme patogen penyebab bila ada. jelaskan sebab- sebab
peningkatan atau penurunan angka infeksi rumah sakit dengan melampirkan
data pendukung yang relevan dengan masalah yang dimaksu
E. Pelaporan
1. Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi bisa setiap triwulan,
semester, tahunan atau sewaktu- waktu jika diperlukan
2. Laporan dilengkapi dengan rekomendasi tindak lanjut bagi pihak terkait
dengan peningkatan infeksi
3. Laporan dideminasikan kepada pihak- pihak terkait
4. Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi
tersebut untuk menetapka strategi pengendalian infeksi rumah sakit.
F. Evalusi
Evaluasi survailens system
1. langkah- langkah proses surveilans
2. ketepatan waktu dari data
3. kualitas data
4. ketepatan analisa
5. hasil penilaiaan: apakah sistem survailan sudah sesuai dengan tujuan
yang
telah ditetapkan
Hasil pelaksanaan survailans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan
lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat
dikategorikan kejadian luar biasa, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan
kejadian luar biasa.
BAB IV
DOKUMENTASI

Panduan ini di buat sebagai pedoman dalam melakukan survailans dengan


metode yang aktif , terus menerus dan tepat sasaran.Infeksi rumah sakit menjadi
masalah yang tidak bisa dihindari sehingga dibutuhkan data dasar infeksi untuk
menurunkan angka yang ada.
Dokumen yang berkaitan dengan survailans adalah sebagai berikut :
1. Dokumen regulasi
a. Kebijakan rumah sakit tentang survailans
b. Panduan tentang survailans.
2. SPO pelaksanaan survailans infeksi
3. Format Surveilans

Format surveilans
FORMULIR SURVEILANS PPI
(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)

FORMULIR A

Ruangan :

I. Identitas Pasien
1. No RM : ………………………………………………………………….
2. Nama Pasien : …………………………………………………………………..
3. Tgl Lahir : …………………………………………………………………..
4. Jenis Kelamin : (L/P)
5. Alamat : …………………………………………………………………..

II. Riwayat Masuk

6. Diagnosa waktu masuk rawat: …………………………………………………


7. Tanggal masuk/jam : …………………………………………………
1. Cara dirawat : Emergency/ Elektif
2. Asal masuk : Dari rumah/ Rujukan

III. Pindah ke Ruangan

1. ....................................................................tgl………………………………
……….
2. ………………………………………………..tgl…………………………………
…….

IV. Faktor Resiko Selama Dirawat

Tanggal
Tangga
Pemasang Total Cata
No Jenis Tindakan Alkes Lokasi l
an Hari tan
Infeksi
Mulai s/d
1. Intra Vena Kateter
a. Vena Sentral ( )
b. Vena Perifer ( )
c. Heparin Log ( )
d. Umbilikal ( )
2. Kateter
a. Kateter Urine ( )
b.
3. Ventilasi Mekanik
a. Endrotrakeal Tube (
)
b. Trakeostomi ( )
c. T. Piece ( )
Lain –
lain……………….
Drain/WSD…………….
dsb

Mengetahui
Kepala Ruangan
(………………………..)

FORMULIR SURVEILANS PPI


(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI)

FORMULIR A
Ruangan :

I. Data Pasien

Nama Pasien : No. RM


:
Tgl Lahir : No. Form Sur
:
Jenis Kelamin : (L/P) Cara dirawat :
Emergency/Elektif
II. Tempat Dirawat Ruang:……………………………………
Tgl……………….s/d……………………… Ruang:
……………………………………Tgl……………….s/d………………………

Tanggal keluar :
Sebab keluar :
Diagnosa Akhir :
III. Pindah Resiko :
Operasi :
Ahli Bedah : Scrub Nurse
:
Jenis Operasi : Apendiks/CABG/Hernia/
…………………………………………..
Tipe Operasi : Terbuka/tertutup
Jenis Luka : Bersih/bersih kontaminasi/kontaminasi/kotor
Lama Operasi : 1 jam, 2 jam, 5 jam
ASA Score :
Risk Score :
Pemasangan Alat
Intra vena cateter perifer : tgl…………s/d………….
Intra vena cateter sentral : tgl………….s/d…………
Kateter Urine : tgl………….s/d………….
Ventilasi Mekanik : tgl………….s/d………….
Pemakaina Antiboiotika : Ada/Tidak ada
Profilaksis/Pengobatan
Nama Jenis Obat :
Pemeriksaan kultur : Darah/ Urine/ Sputum/ Pus Luka Temp:
Hasil Kultur :
Infeksi nasokomial yang terjadi :
Bakteremia/sepses :
VAP :
Infeksi Saluran Kemih :
Infeksi luka operasi :
Dekubitus :
Plebitis : Infeksi lain : HIV,
HBC, HCV
Contoh :
Infeksi Luka Operasi :
Mengetahui
Kepala Ruangan

(………………………..)

Anda mungkin juga menyukai