Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN

Keputusan Direktur Nomor :


Tentang Panduan Skrining Pasien

PANDUAN SKRINING PASIEN

A. Definisi.
Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang
sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau
mempunyai resiko tinggi (Kamus Dorland ed . 25 : 974 ). Sehingga skrining dapat
dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien sehingga
didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan pasien saat kontak pertama. Keterangan
hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan untuk menerima pasien rawat inap
atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya dengan menyesuaikan
kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit .

1. Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan dirumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage adalah pengelompkan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/ pemindahannya
3. Prioritas adalah penetuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul
4. Survey primer adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang
mengancam jiwa
5. Survey Sekunder adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan –
perubahan anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat
perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera
diatasi.
6. Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
7. Pasien gawat tidak darurat adalah pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat misalnya kanker stadium lanjut
8. Pasien darurat tidak gawat adalah pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi

RSU KAMBANG 1
tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal

B. Ruang Lingkup.
Skrining dilakukan pada area :
1. Diluar rumah sakit.
2. Pendaftaran
3. Poliklinik
4. IGD

Skrining dilakukan melalui:


1. Kriteria triage
2. Evaluasi visual atau pengamatan
3. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik
4. Pemeriksaan Laboratorium atau diagnostik imajing sebelumnya

B Prinsip
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit
2. Keputusan pasien dilalukan rawat inap di RSU Kambang bila rumah sakit mampu
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien.

C Tata Laksana
1. Triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga pasien
terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawat daruratannya
Triage dilakukan baik di luar rumah rumah sakit (pra hostpital) maupun di dalam rumah
sakit,
Dokter jaga UGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan.
 Level 1
Resusitasi adalah pasien yang datang dengan keadaan gawat darurat dan
mengancam nyawa serta harus mendapat penanganan resusitasi segera.
Pasien ditempatkan diruang resusitasi (merah).
 Level 2
Emergent adalah pasien yang datang dengan keadaan gawat darurat karena
dapat mengakibatkan kerusakan organ permanen dan pasien harus di

RSU KAMBANG 2
tangani dalam waktu maksimal 10 menit. Pasien di tempatkan diruang
resusitasi (merah)
 level 3
Urgent adalah pasien yang datang dengan keadaan darurat tidak gawat
yang harus di tangani dalam waktu maksimal 30 menit. Pasien
ditempatkan di ruang bedah (kuning)
 Level 4
Non urgent adalah pasien yang datang dengan kondisi tidak gawat tidak
darurat dengan keluhan ringan – sedang tetapi mempunyai kemungkinan
atau dengan riwayat penyakit serius yang harus mendapat penanganan
dalam waktu maksimal 60 menit.pasien ditempatkan di ruang nonbedah
(hijau)
 Level 5
False emergency/ ambulatory klinik adalah pasien yang tidak gawat tidak
darurat dengan keluhan ringan dan tidak ada kemungkinan menderita
penyakit atau mempunyai riwayat penyakit yang serius, pasien dapat
menunggu untuk di tangani dalam waktu maksimal 120 menit. Pasien di
alihkan ke bagian klinik rawat jalan, dengan berkoordinasi petugas IGD dengan
petugas rawat jalan
Ruangan observasi digunakan untuk pasien yang masih memerlukan perhatian
setelah dilakukan tindakan di IGD

Keputusan Triage.

a. Triage diluar rumah sakit.


Dari hasil triage yang dilakukan di luar rumah sakit (pra hospital), didapatkan
keputusan sebagai berikut :
1) Pasien dengan kategori LEVEL 1 DAN 2 merupakan prioritas pertama segera
ditransfer ke RSU Kambang ( jika ICU ada yang kosong, jika tidak ada yang
kosong dapat langsung ditransfer ke rumah sakit lain yang tesedia kamar ICU
dengan terlebih dulu menghubungi rumah sakit rujukan )
2) Pasien dengan kategori LEVEL 3 merupakan prioritas kedua untuk ditransfer
ke RSU Kambang .
3) Pasien dengan kategori LEVEL 4 merupakan prioritas ketiga dan ditransfer
ke puskesmas atau klinik terdekat menggunakan alat transportasi umum atau
ambulan puskesmas.

RSU KAMBANG 3
4) Pasien dengan kategori triage hitam merupakan prioritas keempat dan
ditransfer ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kamar jenazah.

b. Triage didalam rumah sakit.


Dari hasil triage yang dilakukan di dalam rumah sakit, didapatkan keputusan
sebagai berikut :
1. Pasien dengan kategori LEVEL 1 dan 2 segera ditransfer ke kamar periksa
IGD, yaitu ruang P1 (triage merah).
2. Pasien dengan kategori LEVEL 3 ditransfer ke kamar periksa IGD, yaitu ruang
P2 (triage kuning).
3. Pasien dengan kategori LEVEL 4 ditransfer ke ruang P3 (triage hijau).
4. Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke kamar jenazah.
5. Jika fasilitas dan sarana di RSU Kambang tidak dapat memenuhi kebutuhan
pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk ke rumah sakit rujukan dengan
fasilitas dan sarana yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
pasien tersebut.

2. Skrining pasien dipendaftaran.


a. Skrining kebutuhan pelayanan.
Skrining kebutuhan pelayanan bertujuan untuk mengarahkan pasien mendapatkan
pelayanan sesuai kebutuhan.
b. Skrining prioritas pelayanan.
Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi Rawat Jalan (poliklinik)
dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh petugas rekam medis.
Evaluasi visual atau pengamatan merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien
melalui visual atau pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini membutuhkan
penanganan segera atau tidak (prioritas penanganan pasien). Setelah dilakukan
evaluasi visual atau pengamatan, dapat ditentukan sebagai berikut

1) Ke sadaran :
a) Sadar penuh
b) Tampak mengantuk gelisah bicara tidak jelas
c) Tidak sadar
2) Pernafasan :
a) Nafas normal

RSU KAMBANG 4
b) Tampak sesak
c) Tidak bemafas
3) Risiko jatuh
a) Risiko rendah
b) Risiko sedang
c) Risiko tinggi
4) Nyeri dada :
a) Tidak ada.
b) Ada (tingkat sedang)
c) Nyeri dada kiri tembus punggung
5) Skala nyeri :
Skala nyeri yang digunakan adalah Wong Baker Faces Pain Scale

0 2 4 6 8 10
0 — 1 = sangat bahagia karena tidak merasa n yeri sama sekali
2 — 3 = sedikit nyeri
4 — 5 = cukup nyeri
6 — 7 = lumayan nyeri
8 — 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (talc tertahankan)
6) Batuk :
a) Tidak ada
b) Batuk > 2 minggu

Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan sebagai


berikut:
a. Poliklinik sesuai antrian
b. Poliklinik disegerakan
c. IGD

3. Pemeriksaan Penunjang diagnostik


Pemeriksaan diagnostik dilakukan bila pasien dipertimbangkan untuk dirawat inap.
Jenis pemeriksaan dapat di lihat pada table berikut.

RSU KAMBANG 5
TABEL PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
SEBELUM RAWAT INAP

No Jenis Pasien Jenis Pemeriksaan Penunjang


1 Pasien dewasa a. Darah rutin
b. Gula darah sewaktu
c. Foto thorax ( jika
ada indikasi)
d. EKG (jika usia > 45 th dengan hipertensi
atau jika ada indikasi

2 Pasien anak a. Darah rutin


b. Foto thorax bila ada indikasi
3 Pasien kebidanan a. Darah Rutin,
b. GDS
c. Golongan Darah,
d. HbsAg, PPT, APTT
e. Urin lengkap bila ada indikasi
4 Pasien Kritis a. ECG.
b. foto thorak
c. Pemeriksaan lab
d. Darah lengkap
e. Kimia Darah

Pada kasus kasus yang sudah pasti rumah sakit tidak bisa memberikan
pelayanan maka pemeriksaan penunjang diagnostik dapat tidak dilakukan.

4. Penerimaaan Pasien Rawat Inap :


Pasien dapat didaftarkan masuk ke rumah sakit oleh dokter spesialis yang memiliki

Surat Ijin Praktek di RSU Kambang.

Semua admission, tidak termasuk perinatologi, memerlukan kelengkapan lembar kerja


admission dari dokter spesialis atau dokter umum dengan instruksi dari dokter spesialis,
yaitu:
 Lembar admission (Surat Pengantar Rawat inap)
 Diagnosis saat datang

E. Dokumentasi
Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD dan poliklinik

RSU KAMBANG 6
RSU KAMBANG
SKRINING PASIEN

No Dokumen No Revisi Halaman

Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL

PENGERTIAN Suatu upaya mengidentifikasi penyakit atau kelainan pasien


sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan kebutuhan
pasien saat kontak pertama
TUJUAN Untuk memilih dan menilai pasien agar mendapatkan pertolongan
medik secara cepat dan tepat sesuai dengan prioritas kategori
kegawatandaruratnya dan sesuai dengan penyakitnya.
KEBIJAKAN 1. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual
atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imajing sebelumnya.
2. Kebutuhan pasien yang gawat , darurat, gawat dan
darurat segera diidentifikasi dengan proses triage berbsis
bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan
emergensi.
PROSEDUR A. Skrining di UGD
1. Pasien datang ke UGD RSU Kambang, diterima oleh
petugas UGD/petugas keamanan dan dan dibawa ke
ruang triage.
2. Petugas triage melakukan prosedur triage.
3. Lakukan anamnesa singkat ke pasien, jika pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan anamnesa, maka
lakukan auto anamnesa ke keluarga pasien atau pengantar
pasien.
4. Lakukan pemeriksaan dengan menilai keadan umum,
kondisi A (airway), B(breathing), C (circulation), D
(disability), atau dengan AVPU (alert-verbal-pain-
unresponsive).
5. Dari hasil triage, didapatkan keputusan sebagai berikut:
 Pasien dengan kategori level 1dan 2 segera ditransfer
ke kamar periksa ugd, yaitu ruang P1 (triage merah)
 Pasien dengan kategori level 3 ditransfer ke UGD,
yaitu ruang P2 (triage kuning)
 Pasien dengan kategori level 4 ditransfer keruang P3
(triage hijau).
 Pasien dengan kategori triage hitam ditransfer ke
kamar jenazah.

RSU KAMBANG 7
d. Jika fasilitas dan sarana di RSU Kambang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka
dirujuk ke rumah sakit rujukan.
e. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa (misalnya
koma GCS 3/cardiac arrest/apneu) dilakukan
pemeriksaan triage dengan cara Visual/Walk in Triage,
sambil mengantar pasien ke dalam ruang P1, tanpa
melalui proses comprehensive triage.
f. Di ruang PI dan P2, Dokter jaga IGD harus melakukan
re-triage atau triage ulang. Dokumentasikan dalam
lembar catatan triage.

B. Skrining di unit pendaftaran.


1. Proses skrining untuk pasien yang datang ke Instalasi
Rawat Jalan (poliklinik) dilaksanakan melalui evaluasi
visual atau pengamatan oleh petugas rekam medis.
2. Setelah dilakukan evaluasi visual atau pengamatan, dapat
ditentukan sebagai berikut
Kondisi pasien Keputusan
Kesadaran:
1. Sadar penuh Sesuai antrian
2. Tampak mengantuk, Ugd
gelisah bicara tak jelas
3. Tidak sadar Ugd
Pernapasan:
1. Nafas normal Sesuai antrian
2. Tampak sesak Ugd
3. Tidak bernafas Ugd
Resiko jatuh
1. Resiko rendah Sesuai antrian
2. Resiko yeri d Disegerakan
3. Resiko tinggi Ugd
Nyeri dada
1. Tidak ada Sesuai antrian
2. Ada (tingkat sedang) Sesuai antrian
3. Nyeri dada kiri tembus Disegerakan
punggung
Skala nyeri yang digunakan
adalah Wong Baker Face
0—1 = tidak merasa nyeri Sesuai antrian
2—3 = sedikit nyeri Sesuai antrian
4—5 = cukup nyeri Disegerakan
6—7 = lumayan nyei Ugd
8--- 9 = sangat nyeri Ugd
10 = amat sangat nyeri Ugd
Batuk:
1. Tidak ada Sesuai antrian
2. Batuk > 2 minggu disegerakan

RSU KAMBANG 8
UNIT TERKAIT  PENDAFTARAN
 UGD

RSU KAMBANG 9

Anda mungkin juga menyukai