Matematika Terapan
Materi
I. Review
Definisi Dasar
Fungsi
Variabel
Turunan/Derivatif
Beberapa aturan pada operasi turunan
Latihan Soal
Integral
Beberapa sifat pada operasi integral
Beberapa sifat trigonometri yang perlu diperhatikan
Latihan Soal
II Persamaan Diferensial Biasa
Pengertian persamaan diferensial
Pembentukan persamaan diferensial
Orde persamaan diferensial
Persamaan diferensial biasa
Solusi persamaan Diferensial
Solusi umum
Solusi khusus
Masalah nilai awal dan nilai batas
Latihan Soal
III. Persamaan Diferensial Orde 1
Bentuk Sederhana persamaan diferensial orde pertama
Pemisahan Variabel
Contoh Soal Cerita
IV. Persamaan Diferensial Linear Orde 1
Ciri-ciri sifat linearitas pada Persamaan Diferensial
Persamaan Diferensial Eksak
Metode Faktor Pengintegralan
Solusi Persamaan Diferensial Non Eksak Dengan Faktor Pegintegaralan
V. Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial linear Orde 2
Persamaan Diferensial Linear Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan (Second
Order Homogeneous Linear Differential Equations With Constant Coefficients)
Akar-akarnya adalah bilangan riil dan sama
Akar-akarnya adalah bilangan riil dan berbeda
Akar-akarnya adalah bilangan kompleks
Persamaan Diferensial Linear Non-Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan (Second
Order Homogeneous Linear Differential Equations With Constant Coefficients)
I. REVIEW
Definisi Dasar
Fungsi
output. Input yang diberikan akan dilewatkan ke sebuah blok fungsi, dan menghasilkan output
sesuai dengan karakteristik blok fungsi. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :
aturan
input output
dari nilai
input. fungsi tersebut apabila dituliskan secara matematis adalah sebagai berikut :
f : x 2x ,
atau ditulis secara lebih kompak
f ( x) 2 x
dan digambarkan sebagai berikut :
Fungsi
input kalikan 2 f
input output x 2x
Input suatu fungsi disebut sebagai argumen. Pada fungsi f ( x) 2 x , yang menjadi
argumen adalah x. Jika x diganti dengan nilai 3, maka : f (3) 2.3 6 , dengan nilai argumen
adalah 3.
Sebuah fungsi dapat digambarkan secara grafik dengan memakai kordinat kartesius.
Fungsi f ( x) 2 x dapat digambarkan dengan menguji nilai f ( x) untuk beberapa nilai x sebagai
berikut.
x = 2, f ( x) = 4 4
x = 1, f ( x) = 2
x = 0, f ( x) = 0 2
x = -1, f ( x) = -2 -2 -1 0 1 2
x = -2, f ( x) = -4 -2
dst.
bebas) dan y adalah variabel dependent (variabel tak-bebas), mengingat nilai y ditentukan oleh
nilai variabel x.
Contoh I.1
a. y x 4 5x 2 , variabel dependent = y. variabel independent = x
dq
b. 6q 3t 2 , variabel dependent = q. variabel independent = t
dt
d2 y
c. 2
9 x et , variabel dependent = y, variabel independent = x, t
dt
pada contoh b dan c terlihat bahwa pada persamaan differensial, variabel dependent-nya adalah
variabel dalam bentuk turunannya.
TURUNAN/DERIVATIF
Berikut ini adalah turunan dari beberapa fungsi.
Contoh I.2
Carilah turunan dari fungsi y berikut ini :
1. y ( x 2 sin x)
jawab :
d ( x 2 ) d (sin x)
y'
dx dx
y ' 2x cos x
2.
y x sin x .
misalkan : u x, v sin x
u ' 1 , dan v ' cos x
maka y menjadi y uv .
y ' (uv)'
y ' u ' v uv '
y sin x x cos x
3. y 10cos x
Jawab :
y ' 10sin x
t2
4. y .
2t 1
Jawab :
Misalkan u t 2 dan v 2t 1 .
u ' 2t , dan v ' 2
u u u ' v uv '
y ( ) , maka y ' ( ) '
v v v2
Jawab :
dy dy dz
y ( x 2 1)6 , *
dx dz dx
6 z 5 .2 x
12 x.z 5
12 x( x 2 1)5
INTEGRAL
Proses mengintegralkan suatu fungsi merupakan kebalikan turunan/derivatif. Suatu
d ( fx)
fungsi f(x) dapat kita turunkan menjadi : . Apabila kita ingin mencari suatu fungsi f(x)
dx
dari turunan/derivatif-nya, maka dinamakan : integral
Tabel I.2. Beberapa fungsi yangs sering digunakan beserta integral fungsi tersebut
x x s ec(ax b) 1
sin x cos x c 1 1 x
2 2
tan 1 c
a x a a
sin ax cos ax
c
a
sin(ax b) cos(ax b)
c
a
cos x sin x c
cos ax sin ax
c
a
cos(ax b) sin(ax b)
c
a
tan x ln | sec x | c
Contoh I.3
Temukan fungsi y jika :
(a) y ' 6 x
(b) y ' 4 x3
(c) y ' cos x x
jawab :
1. y 6 xdx
y 3x2 c , dengan c adalah suatu konstanta sembarang.
Perlu diingat, bahwa turunan dari suatu konstanta adalah nol.
2. y 4 x3dx
4
y x (3 1) , y x4 c
(3 1)
3. y (cos x x)dx
1 2
y sin x x c
2
Berdasarkan hukum kirchof, jumlah tegangan pada loop tertutup dari suatu rangkaian listrik
adalah nol. Jika dituliskan : VS VR VC , atau VR VS VC .
Vs = tegangan sumber
Vc = tegangan pada kapasitor
VR = tegangan pada resistor
Berdasarkan hukum Ohm, arus yang mengalir pada resistor (pada rangkaian tertutup)
Vs Vc
dapat dicari dengan rumus : i .
R
dVc
Arus yang mengalir pada kapasitor adalah : i C .
dt
Oleh karena arus yang mengalir pada kapasitor = arus yang mengalir pada resistor, maka :
Vs Vc dVc
C .
R dt
dVc
Sehingga didapatkan : RC Vc Vs .Persamaan ini merupakan persamaan diferensial
dt
dengan Vc adalah variabel dependent, dan t merupakan variabel independent.
Lebih lanjut tentang aplikasi persamaan diferensial dalam bidang elektro, dapat dipelajari
di bagian akhir bab ini.
Sebelum membahas persamaan diferensial orde tinggi, akan dibahas terlebih dahulu
persamaan diferensial orde 1.
Bentuk Sederhana
dy
Bentuk sederhana persamaan diferensial orde 1 adalah : f ( x) . Fungsi y dapat
dx
dicari dengan cara mengintegralkan f(x), yaitu : y f ( x)dx . Namun d, kebanyakan pada
demikian, persamaan diferensial yang dijumpai dalm soal umumnya tidak sesederhana itu
bentuknya..
Contoh III.1
dy
5sin 2 x . Untuk mencari fungsi y (x), persamaan tersebut diintegralkan :
dx
5
Maka y 5sin 2 xdx , y cos 2 x C
2
Pemisahan Variabel
dy
Jika persamaan diferensial memiliki bentuk : f ( x) g ( y ) , maka penyelesaian
dx
persamaan diferensial tersebut dapat dicari dengan metode pemisahan variabel, yaitu :
1
( y )dy f ( x)dx .
g
Berikut ini adalah contoh penyelesaian persamaan diferensial dengan metode pemisahan variabel.
Perhatikan bahwa variabel dikelompokkan sesuai dengan variabel sejenisnya, yaitu variabel x
dengan dx, variabel y dengan dy.
Contoh III.2
Temukan solusi persamaan diferensial berikut dengan metode pemisahan variabel :
dy x2
(a)
dx y
dy x2
(b)
dx y 1 x3
dy x
(c) , y(0) = 1
dx y
y2 x3 2x3
yd y x2 d x C y 2C , cukup ditulis:
2 3 3
2 x3
y C
3
dy x2 x2
(b) Persamaan diferensial menjadi ydy d x sehingga
dx y 1 x3 1 x3
x2 y2 1 2
yd y dx ln 1 x 3 C y ln 1 x 3 C'
1 x3 2 3 3
(c) Pisahkan variabel yang sama sehingga persamaan diferensialnya menjadi :
1 2 1 2
ydy xdx y x c,
2 2
Kalikan kedua ruas dengan 2 sehingga menjadi : y 2 x 2 c ( seharusnya
adalah 2c, namun karena masih bersifat konstanta, cukup ditulis c saja). Untuk mencari
nilai c, substitusikan nilai y(0) = 1.
12 02 c , c 1
dy x
Sehingga solusi persamaan diferensial adalah : x2 y2 1
dx y
dm
(d) 2 m sin t , m(0) 4 . Pisahkan variabel yang sama sehingga :
dt
dm dm
2sin tdt , 2 sin t dt ,
m m
1 1
m 2 dm 2 sin t dt , 2m 2 2cos t c , m cos t c
2
oleh karena c = 3, maka m 3 cos t
Latihan Soal
dx
1. 10
dt
dy 2x
dx 3cos 2t 8sin 4t
5.
dt x2 x
dy 3sin t
6. , y(0) = 2
dt y
dy 6x2
7. , y(0) = 1
dx y
dy
8. x2 2 y2 yx
dx
dy
9. y sin x
dx
dx ( x 2 1)
10. temukan solusi umum dari persamaan diferensial : . Tentukan solusi
dt t
khusus yang memenuhi : x(0) = 5
Contoh III.4
dM dM
k (20 M ) , k dt
dt 20 M
ln | 20 M | kt c
Langkah 3 Jadikan M sebagai subjek :
ln | 20 M | kt c , 20 M ekt c , M 20 ekt c
Langkah 4 Susun kembali persamaan M dengan konstanta yang bersangkutan:
M 20 ekt e c , M 20 Aekt , dengan A = ec
Langkah 5 Cari nilai konstanta
Gunakan nilai kondisi awal : M(0) = 10, M(60) = 9.5
10 20 Ae0 A 10 ,
9.5 20 Ae , 10e60 k 10.5 , e60 k 1.05 ,
60 k
Contoh III.5
Jawab :
Laju pertumbuhan suatu kultur bakteri adalah sebanding (proporsional) dengan fungsi
eksponensial pangkat t, dengan t adalah waktu (dalam jam). Disebabkan karena pertumbuhan
bakteri yang sangat cepat, maka terjadi overcrowding, sehingga laju pertumbuhan bakteri juga
berbanding terbalik dengan pangkat empat dari jumlah bakteri saat itu. Lewat eksperimen
diketahui bahwa konstanta proporsionalnya adalah 1. Jika pada awalnya hanya terdapat 1
bakteria, berapa banyak bakteria dalam waktu 5 jam ?
Solusi :
dn et
pemodelan matematis : , n(0) 1 , ditanyakan : n(5) = ???
dt n4
4 cos 0 c 2 1 c
n5
n4 dn et d , n4 dn et dt , et c , n5 5et c
5
15 5e0 c 1 5 c
evaluasi nilai c :
c 4
5 t 5 t
n 5e 4, n 5e 4, n(5) 5
5e5 4
4
dy
5 xy 7x2 , P(x) = 5x
dx
Q(x) = 7x2
dy 2y 2
4e x , P(x) =
dx x x
Q(x) = 4e x
dy
sehingga : Py Q , dengan P dan Q merupakan fungsi dengan variabel x.
dx
Pdx
e
. Ide dari penggunaan
faktor pengintegaralan ini adalah menjadikan persamaan diferensial tersebut bersifat eksak, yakni
dy d
sisi kiri persamaan diferensial Py Q dapat ditulis sebagai : ( y) Q( x) .
dx dx
d dy d
Ingat bahwa : ( y) y ( dari rumus (uv) ' u ' v uv ' ). Sehingga :
dx dx dx
dy dy d
Py y , disederhanakan menjadi :
dx dx dx
d
y Py
dx
d d
P, P
dx dx
Pdx
maka akan didapatkan : e
kembali ke persamaan diferensial mula-mula :
d
( y) Q( x) , y Qdx
dx
1
y Qdx
Contoh IV.1
dy y
Tentukan penyelesaian dari : 5 dengan faktor pengintegralan
dx x
Jawab :
dy y 1
15 2 5
y x C, y x C
x2 2
Latihan Soal :
d Pdx
1. Buktikan bahwa solusi dari persamaan diferensial P adalah : e .
dx
dy
2. 4 y 8, y (0) 1
dx
dx
3. 3x 8
dt
dy
4. y 2x 8
dx
dy
5. x y x3
dx
f f
Apabila M ( x , y) dan N ( x, y) maka persamaan diferensial dalam bentuk
x y
M N
M ( x, y)dx N ( x, y)dy 0 dikatakan eksak jika dan hanya jika .
y x
Contoh IV.2
Buktikan bahwa persamaan diferensial berikut bersifat eksak dan tentukan solusi persamaan
diferensial tersebut :
(a) 9 x 2 y 1 dx 4y x dy 0
M
M ( x, y) 9x 2 y 1 1
y
N
N ( x , y) 4y x 1
x
oleh karenanya, persamaan diferensial tersebut eksak. Fungsi diferensialnya adalah :
f
9x 2 y 1 f ( x, y) 9x 2 y 1 dx 3x 3 xy x C1 ( y)
x
f
4y x f ( x, y) 2y2 x y C2 ( x )
y
dengan membandingkan kedua persamaan di atas maka didapatkan :
f ( x, y) 3x 3 xy x 2y2
Oleh karenanya, solusi umum persamaan diferensial tersebut adalah :
3x 3 xy x 2y2 k
(b) Untuk persamaan diferensial ini :
M
M ( x, y) e x sin y 2 y sin x e x cos y 2 sin x
y
N
N ( x, y) e x cos y 2 cos x e x cos y 2 sin x
x
adalah merupakan persamaan diferensial bersifat eksak. Fungsi diferensialnya adalah :
f
e x sin y 2 y sin x f ( x, y ) e x sin y 2 y cos x C1 ( y)
x
f
e x cos y 2 cos x f ( x, y ) e x sin y 2 y cos x C2 ( x)
y
dengan membandingkan kedua persamaan di atas maka didapatkan :
f ( x , y) e x sin y 2 y cos x
Oleh karenanya, solusi umum persamaan diferensial tersebut adalah :
e x sin y 2 y cos x k
1 M N
a. jika f ( x) , dengan f(x) adalah fungsi dalam x, maka faktor
N y x
f ( x ) dx
integralnya adalah : e
1 M N
b. jika g ( y) , dengan g(y) adalah fungsi dalam y, faktor integralnya
N y x
g ( y ) dy
adalah e
Contoh IV.3
Temukan faktor pengintegralan dari persamaan diferensial biasa berikut dan tentukan
solusinya :
3x 2 y 2 x y y 3 dx x2 y 2 dy 0
solusi:
M ( x, y ) 3 x 2 y 2 x y y3
M M
3x 2 2 x 3 y 2 dan 6x y 2 y
y x
N N
N ( x, y ) x2 y2 2 x dan 2y
x y
1 M N
terlihat bahwa 3 . Oleh karenanya, faktor pengintegralannya adalah :
N y x
exp 3d x e 3x sehingga persamaan diferensial-nya menjadi
e3 x 3x 2 y 2 x y y 3 dx e 3 x x 2 y 2 dy 0
f
e 3 x 3x 2 y 2 x y y3
x
f y3
e 3x x 2 y2 f ( x, y ) e 3x x 2 y C ( x)
y 3
f 3x 3x 2 y3
e 2x y 3e x y C' ( x)
y3
f ( x, y ) e 3x x 2 y k
3
Contoh IV.3
Selesaikan : (2 xy 4e y 2 xy 3 y)dx ( x 2 y 4e y x 2 y 2 3x)dy 0
Jawab :
Kita periksa terlebih dahulu apakah persamaan diferensial tersebut bersifat eksak ataukah
tidak.
M
8xy 3e y 2 xy 4e y 6 xy 2 1
y
N
2 xy 4e y 2 xy 2 3
x
N
M
persamaannya tidak eksak karena . Selanjutnya dicari faktor integralnya :
x
y
M N
M N y x 4
8 xy 3e y 8 xy 2 4 , dan g ( y)
y x N y
dy
4
y 4ln y 1
maka faktor integralnya adalah : e e
y4
kalikan persamaan diferensial (2 xy 4e y 2 xy3 y)dx ( x 2 y 4e y x 2 y 2 3x)dy 0
1
dengan faktor integralnya, yaitu : , sehingga persamaan diferensialnya berbentuk :
y4
y x 1 x2 x
(2 xe 2 3
)dx ( x 2e y 3 ) 0 dan persamaan diferensial ini eksak.
y y y2 y3
x 1
Selanjutnya : ambil = Mdx (2 xe y 2 )dx
y y3
2 y x2 x
xe ( y)
y y3
x2 x
sehingga : x2e y 3 '( y) = N
y y2 y4
x2 x x2 x
x 2e y 3 '( y ) x 2 y
e 3 4
y2 y 4
y 2
y
sehingga '( y) 0 , maka ( y ) konstanta
oleh karenanya, solusi persamaan diferensial
(2 xy 4e y 2 xy 3 y )dx ( x2 y 4e y x2 y 2 3x)dy 0
V. Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial linear Orde 2
Persamaan diferensial linear orde 2 memiliki bentuk umum sebagai berikut : :
d2y dy
p ( x) 2
q( x ) r ( x ) y f ( x)
dx dx
dengan p( x), q( x), r ( x) dan f ( x) adalah fungsi dengan variabel x. Apabila f ( x) = 0, maka
persamaan diferensial ini dikatakan homogen. Sebaliknya, jika f ( x) 0 , maka dikatakan
sebagai persamaan diferensial linear tidak homogen orde 2.
d2y dy
p ( x) q ( x) r ( x) y 0 , homogen
dx2 dx
d2y dy
p ( x) 2 q( x ) r ( x) y sin x , tidak homogen
dx dx
contoh persamaan diferensial linear orde 2 antara lain :
2d2 y dy 1
x x y sin x
dx 2 dx x
Persamaan Diferensial Linear Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan (Second Order
Homogeneous Linear Differential Equations With Constant Coefficients)
Orde 2 : pangkat tertinggi dari turunan (derivatif) yang terdapat pada persamaan diferensial :
d 2x
Contoh :
dt 2
d 2 x dx
Homogen : tiap elemen mengandung unsur : , ,x
dt 2 dt
d 2x dx x
Contoh : x 2
3 0 homogen
dt dt t
d 2x dx
2
3 t 3 tidak homogen
dt dt
d 2 x dx
Linear : tiap elemen persamaan mengandung setidaknya satu unsur : , , x dan tidak
dt 2 dt
2
dx d 2x
terdapat unsur : atau x 2 .
dt dt
Persamaan diferensial dikatakan linear jika :
2
eksponensial, dst.
dx
Contoh : 4t
dt
d 2x
4t
dt 2
d2x dx x
t 2 3 0 Linear, karena syarat (1),(2),(3) terpenuhi
dt dt t
2
d 2x dx x
t 2 3 0, Tidak linear karena menyalahi syarat (2)
dt dt t
d2y
2
y 2 0 , Tidak linear karena menyalahi syarat (1)
dx
dy
cos y 0 , Tidak linear karena menyalahi syarat (3)
dx
d 2 x dx
Koefisien Konstan : koefisien , , x adalah konstanta
dt 2 dt
Solusi Umum
Contoh dari persamaan diferensial linear homogen orde 2 dengan koefisien konstan antara lain :
d 2x dx d 2x
: 6x 0 , 4x 0 , dst
dt 2 dt dt 2
Berikut ini contoh dalam mencari solusi umum persamaan diferensial linear homogen orde 2
dengan koefisien konstan
Contoh V.1
Carilah solusi dari persamaan diferensial :
d 2x dx
2
4 3x 0 .
dt dt
Jawab :
dx d2x
Misalkan x Ce t , maka C e t , dan C 2e t
dt dt 2
2 t t t 2
Substitusikan sehingga menjadi : C e 4C e 3Ce 0, 4 3 0
2
Bentuk 4
3 0 merupakan persamaan karakteristik. Selanjutnya substitusikan
d 2x dx
x Ce t ke persaman 4 3x 0 menghasilkan persamaan 2 4 3 0 , dengan
d 2x dx
2
2 15 x 0
dt dt
dx d 2x
jawab : misalkan x Ce t , maka C e t , dan C 2e t
dt dt 2
2
C 2e t
2C e t
15 Ae t
0, 2 15 0
Didapatkan = 5, -3.
Solusi umum : x C1e5t C2e 3t
Catatan :
d 2x dx
2
4 3x 0 memiliki persamaan karakteristik 2 4 3 0
dt dt
2
d x dx
2
2 15 x 0 memiliki persamaan karakteristik 2 2 15 0
dt dt
2
d x 2 dx
jadi : 2
, , x 1
dt dt
d 2x dx 2
maka : 2
5 6x 0 5 6 0
dt dt
Latihan Soal :
Tuliskan persamaan karakteristik dari :
d 2x dx
(a) 2
3 x 0
dt dt
d 2 x dx
(b) 0
dt 2 dt
d2x
(c) 3x 0
dt 2
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4
1 3t 3 t
Gambar. Grafik dari x e e
2 2
Contoh V.4
Temukan solusi dari persamaan diferensial :
d 2x dx
2
7 12 x 0 x(0) 1 x ( 0 ) 0
dt dt
Jawab :
2
(1) 7 12 0 ( 3)( 4) 0 3, 4
3t 4t
(2) x C1e C2e , x (0) 0 0 3C1 4C2
50
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
-50
-100
-150
-200
-250
-300
-350
-400
Contoh V.6
y '' 9 0
Persamaan karakteristik : 2 9 0 , 3
Solusi dari persamaan diferensial tersebut adalah : y x.e3 x
Latihan Soal
di 2 di 1
1. tentukan persamaan karakteristik dari : L 2 R i 0
dt dt C
2. tentukan solusi dari persamaan diferensial homogen orde 2 berikut :
d 2 y dy
a. 8y 0
dx 2 dx
d 2 y dy
b. 2y 0
dx 2 dx
d 2x
c . 2 16 x 0
dt
d 2 x 5dx
d. 6x 0
dt 2 dt
2
d y dy
e. y 0
dx 2 dx
jika f ( x) 0 , maka solusi khusus persamaan diferensial tersebut dicari dengan mencobanya
dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut : :
Solusi total merupakn penjumlahan dari solusi khusus dan solusi umum.
Solusi_total = Solusi_Umum + Solusi_Khusus
Contoh V.7
Carilah solusi dari persamaan diferensial :
d2y dy
2
6 8 y 3cos x
dx dx
Latihan Soal :
Temukan solusi khusus dari :
d2y dy
1. 2
6 8y x
dx dx
6. Temukan solusi dari persamaan diferensial dengan kondisi awal berikut ini :
dy
a. 6t 0, y (1) 6
dt
dy
b. 5 y sin(12t ), y (0) 0
dt
dy
c. 3 y 0, y (0) 1
dt
dy
d. 4 y 4, y(0) 2
dt
1 dy
e. 6 y 3sin(5t ) 2cos(5t ), y(0) 0
2 dt
dy
f. 3 2 y e t , y (0) 3
dt
7. Temukan faktor pengintegralan dari persamaan diferensial biasa berikut dan tentukan
solusinya :
(a) y 2 dx xydy 0
(b) ( x 2 y 2 x)dx xy dy 0
8. Buktikan bahwa persamaan diferensial berikut bersifat eksak dan tentukan solusi dari
persamaan diferensial tersebut :
(a) ax by dx bx cy dy 0
(b) 2 x 2 y 2 x dy 2x y 2 2 y dx 0
Contoh VI.1
Sebuah rangkaian listrik yang terdiri dari komponen R, C, dan sumber tegangan sebagai berikut :
R VR
i
Vs +
C
- Vc
Jika pada saat t=0 switch tertutup, tegangan pada kapasitor adalah Vo, yaitu Vc (0) = Vo maka :
1. Buktikan bahwa persamaan diferensial yang terbentuk merupakan persamaan diferensial
linear orde pertama
2. Carilah solusi dari persamaan diferensial tersebut menggunakan metode faktor
Jawab :
1. berdasark hukum II Kirchof tentang tegangan : Vs(t ) VR Vc .
Arus yang mengalir pada resistor = arus yang mengalir pada kapasitor
Vs VR dVc
C , sehingga persamaan diferensial yang terbentuk adalah :
R dt
dVc
RC Vc Vs , yang dapat disederhanakan menjadi bentuk :
dt
dVc Vc Vs
(persamaan diferensial orde pertama linear)
dt RC RC
t
e RC
1
solusi dapat dicari dengan rumus : Vc Qdt , dengan Vs V cos t . Maka :
t
1 ( RC ) 1
Vc t
e V cos t
( RC )
RC
e
t
V ( RC )
Vc t
e cos t .
( RC )
RC.e
t
t
( RC ) R 2C 2e ( RC ) cos t
Sedangkan e cos t sin t + K. Maka :
R 2C 2 2 1 RC
t
t
V .R 2C 2e ( RC ) cos t ( RC )
Vc t
sin t + K. e
RC
RCe ( RC )
( R 2C 2 2
1)
t
VR C cos t ( RC )
Vc 2 2 2
sin t + K. e
(R C 1) RC
3. Dengan mengganti Vo = 0, maka didapatkan :fungsi zero state- response nya adalah :
t
VR C cos t V ( RC )
Vc 2 2 2
sin t 2 2 2
e
(R C 1) RC (R C 1)
4. Dengan mengganti Vs = V = 0,maka dari persamaan diferensial
t
VR C cos t V ( RC )
Vc 2 2 2
sin t (Vo 2 2 2
)e didapatkan
(R C 1) RC (R C 1)
fungsi zero input- response nya adalah :
t
( RC )
Vc Vo.e
5. Terlihat bahwa solusi persamaan diferensial dari point (2) merupakan jumlah antara zero
state- response dan zero input- response
t
( RC ) VR C cos t V
Vtotal Vo.e +( Vc sin t )
( R C 2 2 1)
2
RC (R C 2
2 2
1)
yang merupakan solusi yang didapatkan dari (2), yaitu :
t
VR C cos t V ( RC )
Vc 2 2 2
sin t (Vo 2 2 2
)e
(R C 1) RC (R C 1)
Latihan soal :
t
t 2 2 ( RC )
( RC ) RCe cos t
1. Buktikan bahwa : e cos t sin t
R 2C 2 2 1 RC
Contoh VI.2
Sebuah rangkaian listrik yang terdiri dari R, L, n C tersusun paralel seperti pada gambar :
Is(t) R L C
Sumber arus adalah Is(t), arus yang mengalir adalah I, dengan persamaan :
L di d 2i
1. Persamaan diferensial bentuk apakah LC i is (t ) ?
R dt dt 2
d 2i L di
2. Carilah solusi untuk persamaan diferensial LC 2 i is (t )
dt R dt
3. Carilah zero input- response, yaitu kondisi pada saat is (t ) 0
di
4. Carilah zero state- response, yaitu saat i=0 dan 2 untuk t=0
dt
5. Tunjukkan bahwa solusi (1) merupakan penjumlahan antara zero input- response dan
zero state- response
jawab :
d 2i L di d 2i di
1. LC i is (t ) , i e 2t
dt 2 R dt dt 2 dt
2
persamaan karkteristik adalah : 1 0.
b b 2 4ac
Akar persamaan karkteristik adalah :
2a
1 12 4.1.1
,
2.1
1 3 1
, 3j
2 2
solusi umumnya oleh karenanya adalah :
t/2 3 3
i e ( A cos t B sin t)
2 2
solusi khusus dicari dengan mencoba-coba, oleh karena f(x) = e 2t , maka diandaikan
i e 2t , i ' 2 e 2t , i '' 4 e 2t , subtitusikan ke persamaan diferensial :
i " i ' 1 e 2t
4 e 2 t 2 e 2t + e 2t = e 2t
1
sehingga 3 1,
3
1 2t
sehinggs solusi khususnya adalah : i e
3
solusi keseluruhan =solusi umum + solusi khusus
t/2 3 3 1 2t
i e ( A cos t B sin t) + e
2 2 3
untuk mencari nilai konstanta A dan B, maka digunakan bantuan kondisi awal.
di t/2 3 3 3 3 1 t/2 3 3 2 t/2
e ( A sin t B cos t) e ( A cos t B sin t) e
dt 2 2 2 2 2 2 2 3
di
saat t=0, 2 , sehingga
dt
3 1 2
2 B A
2 2 3
3 1 2 2
2 B ( )
2 2 3 3
3
2 B 1
2
3
3 B
2
B 2 3
sehingga solusi lengkapnya adalah :
t /2 2 3 3 1 2t
i e ( cos t 2 3 sin t) + e
3 2 2 3
MATLAB
Solusi persamaan diferensial biasa linear
MatLab merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mencari solusi persamaan
diferensial secara mudah. Sintaks perintah yang digunakan untuk mencari persamaan diferensial
adalah perintah dsolve.
contoh 2 : cari solusi persamaan diferensial homogen linear orde 2 dengan koefisien konstan
berikut : y'' + 2y' + 5y = 0.
Jawab :
apabila digambarkan/diplot :
0.8
0.6
0.4
0.2
-0.2
-0.4
5
-5
-10
-15
-20
-25
-30
-35
-40
-45
0 0.5 1 1.5 2
dy
L e st y se st ydt
dt 0
0
dy
L e st y s e st ydt
dt 0
0
Jika diasumsikan bahwa pada saat t grafik y(t) mengalami kenaikan cukup lambat
dibanding dengan grafik e st, maka e st y(t ) 0 untuk t
dy
Bentuk di atas dapat disederhanakan menjadi : L e st y s e st ydt
dt 0
0
dy
L y (0) sY ( s)
dt
Dari uraian di atas, maka Transformasi Laplace dari turunan pertama sebuah fungsi
dy dy
adalah : L sY ( s) y (0) atau L sL y(t ) y (0)
dt dt
Transformasi Laplace dari turunan kedua suatu fungsi juga dapat dicari dengan cara
yang sama.
d2y dy
L s 2Y ( s ) (0) sy (0)
dt 2 dt
dny d n 1y dy
s nY ( s ) (0) sn 2
(0) s n 1 y (0)
dt n dt n 1 dt
jawab:
Langkah ke-1. Lakukan Transformasi Laplace
Y ( s) L y (t ) e st y (t )dt
0
d2y st d2y st
L y L 0 e y dt e 0 dt
dt 2 0
dt 2 0
st d2y
e dt e st ydt 0
0
dt 2 0
Gunakan secara langsung Transformasi Laplace untuk turunan kedua, maka didapatkan:
dy
s 2Y ( s) (0) sy (0) Y ( s) 0
dt
dy
susun kembali menjadi : s 2 1 Y ( s) (0) sy(0)
dt
Langkah ke-2. Cari Persamaan polinomial Y(s) dengan bantuan nilai awal
dy
y (0) 1, (0) 0
dt
s2 1 Y (s) 0 s
s
Y ( s) 2
s 1
Yang perlu diingat adalah bentuk L f (t ) F (s) merupakan Transformasi Laplace
0
s 0 s0 s s 0 s2
1
sehingga L t
s2
3. Transformasi Laplace fungsi y(t) = t n
1 st n 1 st n 1
L{t n } e st t n dt e t e nt dt
0
s 0 0
s
n
L{t n } 0 0 e st nt n 1dt
s0
n
L{t n } L{t n 1}
s
dengan cara yang sama :
n 1 n2
L{t n 1} L{t }
s
n 2
L{t n 2 } L{t n 3 }
s
1
L{t 1} L{t 0 }
s
n!
sehingga L{t n }
sn 1
L{e at } e st eat dt e ( s a )t
dt
0 0
at ( s a )t 1 ( s a )t
1 i t 1 -i t 1 1 1 1
L cos t L e e L cos t
2 2 2s i 2s i
1 s i s i s
L cos t
2 s2 2
s2 2
s 2 2
s
sehingga L{cos t} 2 2
s
dengan cara yang sama, Transformasi Laplace dari fungsi sinus adalah :
L{sin t}
s2 2
Ringkasan Transformasi Laplace beberapa fungsi tersebut dapat ditulis dalam tabel berikut.
y(t) = sin t s2 2
2. Pergeseran dalam S
st
Jika F ( s) L f (t ) e f (t )dt
0
L eat f (t ) F (s a)
contoh 2. Gunakan sifat pergeseran dalam s untuk mecari Inverse Transformasi Laplace
1
dari :
(s a)2
1 1
jawab : F ( s a ) , F ( s)
( s a)2 s2
1 1
sehingga L 1 F ( s a) eat L 1 F (s ) , L1 eat L 1 eat t
(s a)2 s2
1
L1 eat t
( s a) 2
4. Teorema Konvolusi
Jika Transformasi Laplace dari fungsi f(t) dan g(t) adalah F(s) dan G(s), dengan
st
F ( s) L f (t ) e f (t )dt , G ( s) L g (t ) e st g (t )dt
0 0
Maka :
t
contoh 3: Gunakan teorema konvolusi untuk mencari inverse Transformasi Laplace
s
dari: 2
(s 1)2
s 1
jawab : F ( s) 2
, G( s) 2
, maka f (t ) cos t , dan g (t ) sin t
(s 1) (s 1)
ekspansikan menjadi :
t
1 s
L cos(t )sin( )d
( s 2 1)2 0
t t
cos t cos sin d sin t sin sin d
0 0
s 1
Apabila diselesaikan menjadi : L 1 2 2
t sin t
(s 1) 2
5. Integrasi
t
st 1
Jika F ( s) L f (t ) e f (t )dt , maka L 1 F (s ) f ( )d
0
s 0
1
contoh 4: Gunakan teorema integrasi untuk mencari inverse dari :
s( s 1)
1 t
Jawab : F ( s) f (t ) e (dari tabel), maka :
( s 1)
t
1 1 t
L1 ) e d e
Differensial Biasa, Jadi, terlebih dahulu dipelajari bagaimana menggunakan partial
fraction sebelum memecahkan Persamaan Differensial Biasa.
Mengubah Fraction Menjadi Partial Fraction
Jika :
Q ( s) a1 a2 an
P( s ) (s 1 ) (s 2 ) (s n )
dengan P( s) ( s 1 )( s 2 ) (s n )
Maka terdapat 3 kemungkinan penyelesaian dari P(s)
a. P(s) akar-akarnya riil dan berbeda. Tuliskan masing-masing faktor P(s), dan
tambahkan koefisien yang sesuai (A, B, dst) pada bagian pembilang
Contoh :
s 1 A B
1. 2
s 4s 3 ( s 1) ( s 3)
1 A B
2.
(s 2)(s 1) ( s 2) (s 1)
Q( s ) a1
b. P(s) akar-akarnya riil dan sama, yaitu 1 2 n . Jika
P( s ) (s 1 )n
Maka uraikan menjadi :
Q(s) a1 a2 ak
2
P(s) (s 1 ) (s 1 ) (s k )
ak 1 an
(s k 1 ) (s n )
Contoh :
1 1 A B
2
s 6s 9 ( s 3)2 ( s 3) ( s 3) 2
c. Jika akar-akarnya merupakan bilangan pasangan bilangan kompleks
1 a bi, 2 a bi,
Dari pemecahan fraksi di atas, perlu dicari nilai dari koefisien A,B,C dan
seterusnya. Terdapat 3 cara untuk menyelesaikan parsial fraksi di atas, yaitu :
1. Cover up Rule
2. Substitusi
3. Equate coefficient
1. Metode Cover Up
Langkah penyelesaian parsial fraksi dengan Cover Up adalah :
a. Kalikan dengan s- i
b. i
s 2 3s 4 A B C
jawab : 3
=
( s 1) ( s 1) ( s 1) 2 ( s 1)3
untuk mencari nilai C, kalikan dengan (s + 1)3
s2 3s 4 A(s 1) 2 B(s 1) C , substitusikan s = -1
1 3 4 C, C 2
Untuk mencari nilai A dan B, digunakan metode substitusi. Ambil s = 0 dan subtitusikan
ke persamaan.
0 0 4 A B C
4 A B C . Subtitusikan C =2 sehingga
s 2 3s 4 1 1 2
=
( s 1) 3
( s 1) ( s 1) 2 ( s 1)3
3. Jika P(s) akar-akarnya kompleks
1
contoh 8. Cari parsial fraksi dari : 2
( s 2) ( s 2 1)
jawab : karena P(s) mengandung (s2 + 1), maka berikan koefisien Cs + D pada bagian
pembilang.
1 A B Cs D
( s 2) ( s 1) ( s 2) ( s 2) ( s 2 1)
2 2 2
1 Cs D
( s 2) 2 2
( s 2) A B ( s 2) 2 2
( s 1) ( s 1)
1
s 2 B B 15
(4 1)
1 A 1 Cs D
( s 2) ( s 1) ( s 2) 5( s 2) ( s 2 1)
2 2 2
Untuk mencari nilai koefisien yang lain (A,C dan D), maka digunakan metode substitusi
1 A Cs D 1
( s 2) ( s 2 1)
2
( s 2) 5( s 2) ( s 2 1) 2
1 A 1 D
s 0 2 2 2 2
(0 2) (0 1) (0 2) 5(0 2) (0 1)
2 A D 5 A 10 D 2
1 1 1
4 20
Untuk
1 A 1 C D
s 1
(1 2) (12 1)
2
(1 2) 5(1 2) 2
(12 1)
1
2 A 1
5
1
2 C 1
2 D 10 A 5C 5D 3
Untuk
1 A 1 3C D
s 3
(3 2) (32 1)
2
(3 2) 5(3 2) 2
(32 1)
1. Subtitusikan s = bi, dengan i = 1, 2, ..., n
2. pecahkan nilai a1, a2, ..., an
1 A B
Contoh 9. Cari nilai koefisien A dan B pada :
s( s 1) s (s 1)
jawab :
1 A B 1 1
Untuk s = 1, A B
2 1 2 2 2
1 A B 1 2
Untuk s = 2, A B
6 2 3 3 3
1 B
(kurangkan persamaan 1 dan 2 ), Maka didapatkan : B 1 A 1
6 6
maka
1 1 1
s( s 1) s ( s 1)
1 A B C
Contoh 10. Tentukan nilai koefisin A, B dan C pada : 2
s (s 1) s s2 ( s 1)
Jawab :
Gunakan aturan Cover Up
1 A B C
2
, kalikan dengan s2, dan subtitusikan nilai s = 0 sehingga
s ( s 1) s s2 (s 1)
1 Cs 2 1
As B B B 1
( s 1) ( s 1) (0 1)
untuk mendapatkan nilai C, kalikan dengan (s + 1)
1 A B C
2
substitusikan s = -1.
s ( s 1) s s2 (s 1)
1 A( s 1) B( s 1) 1
C C C 1
s2 s s2 ( 1)2
3. Metode Equate Coefficient
Langkah mengerjakan parsial fraksi dengan metode ini adalah :
1. Kalikan dengan P(s) dengan sehingga menjadi bentuk :
2. Samakan koefisien s di ruas kanan persamaan dengan di ruas kiri.
contoh 11. Gunakan metode equate coefficient untuk mencari nilai koefisien A dan B
1 A B
pada :
s( s 1) s (s 1)
jawab :
1. Kalikan dengan s(s + 1), 1 A(s 1) Bs
1 = As + Bs + A, => 1 = (A+B) s + A
2. Untuk koefisien s1 : A+B = 0
3. Untuk koefisien s0 : A = 1, sehingga B = -1
contoh 12. Gunakan metode equate coefficient untuk mencari nilai koefisien A, B dan
1 A Bs C
C pada :
( s 1)(s 2 1) ( s 1) ( s 2 1)
jawab :
1. kalikan dengan (s + 1)(s2 + 1), sehingga menjadi :
1 A(s 2 1) ( Bs C )(s 1)
1 ( A B) s 2 ( B C )s ( A C)
2. penyamaan koefisien s
untuk s2 => 0 = A + B,
untuk s1 => 0 = B + C,
untuk s0 => 1 = A + C
1 1 1
1 As 3 2 As 2 As 2 A Bs 2 B Cs 3 4Cs 2 4Cs Ds 2 4Ds 4D
1 ( A C ) s3 ( 2 A B 4C D)s 2 ( A 4C 4 D)s ( 2 A B 4 D)
s3 : A C 0
2
maka didapatkan : s : 2 A B 4C D 0
s : A 4C 4 D 0
1: 2 A B 4 D 1
apabila diselesaikan, didapat : A 4
25 ,B 1
5 ,C 4
25 ,D 3
25
dk y d k 1y dy
L s kY (s ) (0) sk 2
(0) s k 1 y (0)
dt k dt k 1 dt
dk y dy d k 1y
L s k Y (s ) s k 1 y (0) s k 2
(0) ... (0)
dt k dt dt k 1
1
s 2Y (s ) 1 s 4sY ( s ) 4 4Y ( s ) 2
s 1
1
( s 2) 2 Y ( s ) 2
s 5
s 1
Sehingga bentuk Y(s) nya adalah :
1
( s 2) 2 Y ( s) 2
s 5
s 1
1 s 5
Y (s)
( s 2) ( s 2 1) 2
( s 2) 2
Gunakan partial fraction untuk mengubah Y (s)
1 s 5 A B Cs D E F
Y (s)
( s 2) ( s 2 1)
2
( s 2) 2 ( s 2) ( s 2) 2 ( s 2 1) ( s 2) ( s 2) 2
4 1 1 1 4s 3 s 5
Y ( s)
25 ( s 2) 5 ( s 2) 2 25( s 2 1) ( s 2) 2
4 1 1 1 4 s 3 1 1 1
Y ( s) 2 2 2
3 2
25 s 2 5 s 2 25 s 1 25 s 1 s 2 s 2
29 1 14 1 4 s 3 1
Y ( s) 2 2 2
25 s 2 15 s 2 25 s 1 25 s 1
29 1 14 1 4 s 3 1
L 1 Y (s ) L1 2 2 2
25 s 2 15 s 2 25 s 1 25 s 1
29 1 1 14 1 1 4 1 s 3 1 1
L 1 Y (s ) L L 2
L 2
L 2
25 s 2 15 s 2 25 s 1 25 s 1
d2y dy
2 2y cos t y(0) 1, y '(0) 0
dt 2 dt
DAFTAR PUSTAKA
Ayres, Frank, JR,PhD, & Ault, JC, MSc, & Ratna, Lily, Dra. 1999: Persamaan Diferensial
dalam satuan SI metric (seri buku schaum, teori dan soal-soal). Erlangga, Jakarta.
Kartono. 1994. Penuntun Belajar Persamaan Diferensial. Cetakan pertama, Andi Offset,
Yogyakarta.
Spiegel, Murray, PhD. 1994. Matematika Lanjutan Untuk Para Insinyur Dan Ilmuwan.
(alih bahasa : Drs. Koko Martono). Cetakan ketiga. Erlangga, Jakarta.
Croft, Anthony & Davidson, Robert & Hargreaves, Martin. 2001. Engineering Mathematics,
A Foundation For Electronic, Electrical, Communication and Systems Engineers. Third
edition. Pearson, Addison-Wesley. UK.