Bab-Ii 20110512130047 3041 5
Bab-Ii 20110512130047 3041 5
LANDASAN TEORI
9
Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
1. Peningkatan kualitas tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak, antara lain,
melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas program pengembangan anak usia
10
dini; peningkatan kualitas kesehatan anak; dan peningkatan pendidikan kesehatan
reproduksi bagi remaja.
2. Perlindungan anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi, antara
lain melalui: peningkatan rehabilitasi dan pelindungan sosial anak; peningkatan
perlindungan bagi pekerja anak dan penghapusan pekerja terburuk anak; dan
peningkatan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum.
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, antara lain, melalui
penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait perlindungan
anak; peningkatan kapasitas pelaksana perlindungan anak; peningkatan
penyediaan data dan informasi perlindungan anak; dan peningkatan koordinasi
dan kemitraan antarpemangku kepentingan terkait pemenuhan hak-hak anak,
baik lokal, nasional, maupun internasional.
11
dalam semangat perdamaian, kehormatan, tenggang rasa, kebebasan, persamaan
dan solidaritas.
6. Mengingat bahwa seperti yang ditunjuk dalam Deklarasi mengenai Hak-hak Anak,
"anak, karena alasan ketidakdewasaan fisik dan jiwanya, membutuhkan
perlindungan dan pengasuhan khusus, termasuk perlindungan hukum yang tepat,
baik sebelum dan juga sesudah kelahiran".
12
2.2 Definisi Konsep Kajian
Berikut disajikan beberapa pengertian penting yang digunakan dalam kajian ini:
13
4. Pengertian Indeks Tunggal
Pengertian indeks tunggal dalam kajian ini adalah indeks yang dibentuk berdasarkan
sebuah variabel sederhana dengan ukuran proporsi/persentase pada tingkat
wilayah/provinsi. Variabel proporsi/persentase tersebut ditranformasikan menjadi
indeks tunggal sedemikian sehingga pada tingkat nasional indeksnya = 100.
Indeks tunggal, rerata indikator masalah, dan rangkingnya: dibentuk berdasarkan
sebuah indikator tertentu, dan dapat untuk menunjukkan perbedaan relative antar
propinsi/wilayah yang diamati.
Rerata indicator masalah: menunjukkan data hasil analisis langsung dari data sampel.
Sedangkan indeks dan rangking dibentuk berdasarkan rerata indikator masalah.
5. Pengertian Indeks Keseteraan Gender atau Gender Equality Indexes (GEI) Anak
Dalam kajian ini Indeks Kesetaraan Gender terkait anak adalah suatu indeks komposit
pada tingkat provinsi dan nasional, yang dibentuk berdasarkan suatu himpunan
variabel sederhana dengan ukuran proporsi/persentase tertentu, dengan
memperhitungkan anak perempuan dan laki-laki.
Seperti dicantumkan dalam RPJMN 2010-2014 bahwa sasaran pengarusutamaan
gender adalah meningkatnya kesetaraan gender, yang ditandai dengan: (a)
meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan terutama di bidang kesehatan,
pendidikan, ekonomi termasuk akses terhadap penguasaan sumber daya, dan politik;
(b) meningkatnya persentase cakupan perempuan korban kekerasan yang mendapat
penanganan pengaduan; dan (c) meningkatnya efektivitas kelembagaan PUG dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan
program pembangunan yang responsif gender di tingkat nasional dan daerah.
14
yang dibentuk berdasarkan suatu himpunan variabel sederhana dengan ukuran
proporsi/persentase tertentu, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Sebuah Skor faktor atau variable latent dibentuk berdasarkan himpunan
variabel yang telah ditentukan dan disepakati, kemudian
b. Variabel latent tersebut di transformasikan menjadi indeks komposit
sedemikian sehingga indeks pada tingkat nasional = 100
Indeks komposit dalam kajian ini terdiri dari berbagai indeks komposit, yaitu indeks
komposit perlindungan khusus untuk anak, indeks komposit kualitas hidup anak, dan
indeks komposit kemiskinan anak. Indeks komposit dibentuk berdasarkan suatu
himpunan rerata indikator masalah.
15
2.3 Pemetaan Indikator Perlindungan Anak
Sementara itu, anak juga harus terhindar dari hal-hal seperti berikut:
Memaksa anak untuk melakukan kegiatan sesuatu yang tidak disukai oleh
anak. Misalnya anak tidak menyukai kegiatan “olah bakat”, namun dipaksa
untuk melakukannya.
Menghukum / mempermalukan anak di depan orang lain karena tidak
menunjukkan kemajuan
Mengintervensi anak terlalu banyak dalam melakukan aktivitasnya
sehingga membuat kreativitasnya menjadi terberangus
16
Membanding-bandingkan kemampuan anak dengan teman– temannya
Menggunakan ancaman, kekerasan dan otoritas sebagai orangtua supaya
dipatuhi anak
Menuntut anak terlalu tinggi tanpa melihat kemampuan dan minat anak.
Seorang anak harus dijaga tumbuh kembangnya, dan harus dimaknai sebagai
berikut:
a. Terpenuhinya kesejahteraan rohani anak
b. Terciptanya tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembanganya dengan wajar secara jasmani dan
rohani.
Sementara itu anak juga mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a. Menghormati orang tua, wali dan guru
b. Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
c. Mencintai tanah air bangsa dan negara
d. Menunaikan ibadah sesuai dengan agamanya
e. Melaksanakan etika dan akhlak mulia
Sehubungan dengan itu, keluarga sangat berperan terutama dalam hal:
Memberikan pemenuhan hak – hak anak antara lain :
1. Pendidikan Pengasuhan
2. Kesehatan
3. Kesejahteraan
4. Pemanfaatan waktu luang
5. Melakukan kegiatan budaya (satu nusa, satu bangsa)
6. Mencegah eksploitasi
Peran keluarga tersebut akan lebih bermakna jika didukung oleh pemerintah
dengan perannya sebagai berikut:
1. Melaksanakan regulasi yang menjamin terpenuhinya hak – hak anak
2. Memfasilitasi terpenuhinya hak-hak anak
3. Kebijakan dan program - program
17
Apabila keluarga dan pemerintah sudah berperan dengan baik, maka seharusnya
tidak ada lagi tindakan-tindakan seperti berikut:
1. Diskriminasi
2. Eksploitasi, ekonomi, seksual
3. Penelantaran
4. Kekejaman, kekerasan, penganiayaan dan ketidak adilan
5. Perlakuan salah
Lebih lanjut, anak juga harus dijaga untuk mempunyai rasa aman tidak hanya pada
segi fisik namun lebih bersifat psikis. Anak tidak merasa takut kepada orang tua, namun
justru mengangap orang tua sebagai orang yang paling mengerti dan memahami anak.
Orang tua harus mempunyai ketulusikhlasan, sehingga dapat memberi sejuta rasa aman
bagi anak yang pada akhirnya dapat terwujud tumbuh kembang anak seperti yang
diharapkan.
Kondisi seperti ini sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang anak, dan
menurut WHO, anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dapat dilihat dari
kondisi fisik, mental, sosial dan intelektual yang baik, dan tidak sakit atau terganggu.
Beberapa indikator yang digunakan untuk melihat tumbuh kembang anak yaitu:
1. Fisiologis/Fisik-motorik
2. Psiko-emosional/rasa aman dan kasih sayang
3. Sosial budaya
4. Kognitif/pendidikan
Anak yang mempunyai tumbuh kembang yang baik juga perlu didukung oleh pola
asuh yang baik. Beberapa indikator untuk pola asuh anak sebagai berikut:
1. Orang tua yang lengkap
2. Single parent (orang tua tunggal)
3. Orang tua pengganti
4. Kualitas pengasuhan tergantung pendidikan, kematangan emosi, dan pengalaman
pengasuh.
Jadi anak harus mendapat asuh, asih, dan asah. Asuh dilihat dari pemenuhan:
18
Kebutuhan fisik-biomedik: Gizi, Sandang, dan Papan
Perawatan Kesehatan Dasar:
Pengobatan cepat dan tepat
Asih dilihat dari indikator: kebutuhan emosi/kasih sayang. Kebutuhan kasih
sayang, emosi, perhatian, peduli, perlindungan orang tua dan anggota keluarga yang lain.
Asah dilihat dari indikator kebutuhan stimulasi mental. Kebutuhan akan stimulasi
dan pendidikan, BKB (Bina Keluarga Balita), Kelompok bermain, PAUD, TPA, Sekolah
(TK, SD, SMP,SMA).
Dalam hal perlindungan anak perlu juga diperhatikan anak dengan kondisi
kecacatan, baik cacat fisik, mental, tuna rungu, tuna netra, autism, gangguan emosi dan
sosial, gangguan kesulitan belajar dan konsentrasi, serta cacat kombinasi. Anak dengan
kecacatan ini bervariasi dari tingkat ringan, sedang dan berat.
Semua anak baik yang sehat maupun anak dengan kecacatan memerlukan
penanganan yang baik. Kebutuhan yang diperlukan menyangkut:
A. Lesson Learned dari Indikator Komposit Perlindungan Khusus untuk Anak di Negara
Lain
19
Gambar 2.1 Alur Implementasi Hak-hak Anak
20
kenyataannya sangat sulit untuk memperoleh data yang sekaligus memuat semua
indikator tersebut. Beberapa indikator tersebut antara lain menyangkut:
1. Akte Kelahiran;
2. Infant Morbidity and Mortality Rate;
3. Under 5 Years old Morbidity and Mortality Rate;
4. Mendapatkan ASI;
5. Mendapatkan imunisasi dasar lengkap;
6. Ter-eksploitasi;
7. Pendidikan anak;
8. Perlakuan salah atas anak;
9. Anak yang berhadapan dengan hukum;
10. Anak penyandang cacat;
11. Anak butuh orangtua pengganti (Adopsi, dll);
12. Anak kelompok minoritas;
13. Anak dengan HIV/AIDS.
Secara rinci uraian dari masing-masing indikator disajikan pada tabel berikut.
21
Tabel 2.1 Indikator-indikator Child Well Being Index, Amerika
22
• Constructed using the 3 basic dimensions of human well-being in the HDI
• Each dimension represented by one or more indicators
• Dataset World Bank internal database
Secara rinci uraian dari masing-masing indikator disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
Selanjutnya pada Tabel 2.3 disajikan penyempurnaan indeks dengan kemiskinan anak
sebagai suatu indikator dari CWI. Selain itu, mengganti GDP per kapita dengan
kemiskinan anak.
Gross primary/secondary
CWI Under-five mortality rate Child Poverty Rate
enrolment
3. The Child Development Welfare Indices, karakteristik secara umum mencakup dua
sub:
(1) The Early Child Welfare Index, terdiri dari tiga dimensi:
23
• Long and healthy life
• Knowledge
Sementara untuk lima indikator, sebagai berikut:
• Adequate nutrition
• Survival by age 5
• Enrollment in ECD
• GDP per capita (better: % poverty)
(2) The School-Aged Child Welfare Index, terdiri dari beberapa indikator
Tiga indikator:
• Survival by age 14
• Enrollment in secondary education
• GDP per capita (better: % poverty)
Secara ringkas, berbagai indikator yang telah digunakan oleh berbagai Negara lain.
Selain itu disajikan juga sumber dan pengukuran yang digunakan.
24
Tabel 2.4 Berbagai Indikator, Sumber dan Pengukuran yang Digunakan oleh
Berbagai Negara
NO Negara Indikator/ Domain/Variabel Measurement/Pengukuran Sumber Keterangan
I AFRIKA SELATAN a. Tipe Indik ator: Tidak ada pengukuran komposit Save the Children --> Dari masing-masing indikator
1 Child Status dalam artikel Monitoring Child Well terdapat isu-isu yang dijadikan
2 Neighbourhood & surrounding Being;A South dasar pengukurannya
3 environment
Surrounding environment African Rights-Based
4 Service Access Approach
5 Service Quality
b. Indik ator Inti :
1 Neighbourhood Published By HSRC,
2 Child Health 2007
3 Child and Adolescent Mental Health
4 Child Injury, Morbidity, and Mortality
5 Education
6 Early Childhood Development
7 Childhood Disability
8 Specific Difficulties of Learning
9 Street Children
10 Child Labour, Trafficking, And
11 Sexual Exploitation
Child Abuse and Neglect
12 Children in Statutory Care
13 Children in Conflict with the Law
14 Orphan and Children Made
Vulnerable by HIV/AIDS
II AMERIKA 1 Material well being The Index of Child Well Being The Foundation of Dari Setiap Domain terdapat
2 Health (Measurement tools) Child Development indikator-indikator yang menjadi
3 Safety/Behavioral concern report, 2004 dasar pengukurannya
4 Productive Activity (Educational
Attainment)
5 Place in Social Community
(Participacing in Shooling and work
institution)
6 Social Relationship (with family and
peers)
7 Emotional/spiritual Well Being
III IRLANDIA 1 Sociodemographic Tidak ada pengukuran komposit Department of Health Setiap Domain terdapat
2 Children Relationship:a) with Hanya kepentingan gambaran anak and Children Ireland indikatornya masing-masing
parents; b) with Peers di negara irlandia 2008
3 Children Outcomes: a) Education
Outcomes; b) Helath Otucomes; c)
4 Formal and Informal Support
IV.5 India 1 Health and Nutrition Child Development Index UNICEF; Indikator perlindungan anak
Brazil 2 Cognitive Development Tidak dikompositkan tercermin dari :
Paraguay 3 Safety and Overall Child 1. Surat registrasi kelahiran
Environtment 2. Pekerja Anak
3. Safety and Overall Child
Development
25
B. Lesson Learned dari Indikator Komposit Perlindungan Khusus Anak yang pernah
Dilaksanakan di Indonesia
Indikator inti:
1. Angka kematian bayi
2. Angka kematian anak balita
3. Angka kelahiran total
4. Angka ketergantungan anak
5. Tingkat partisipasi anak bersekolah di pendidikan dasar
6. Persentase anak perempuan kawin di bawah umur
7. Tingkat partisipasi anak bekerja(10-14)
8. Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari
9. Rata-rata konsumsi protein perkapita sehari
10. Angka melek huruf penduduk umur 15+
11. Persentase pembagian pendapatan rumah tangga berpenghasilan rendah
12. Persentase anak balita dengan gizi baik
Indikator sektoral :
1. % persalinan yg ditolong oleh tenaga terdidik
2. Cakupan imunisasi
3. % anak(0-2) tahun yg diberi ASI 6 bulan+
4. Pola konsumsi rumah tangga (non makanan)
26
5. % rumah tangga dengan air bersih
6. % rumah tangga menggunakan jamban
7. % rumah tangga menggunakan radio
8. % penduduk yang bekerja di sektor pertanian
9. Ratio banyaknya murid per gur
10. Ratio banyaknya murid per kelas
11. Banyaknya sarana ibadah per 1000 anak
12. Angka putus sekolah
13. Angka perceraian wanita
14. % rumah tangga di bawah garis kemiskinan
Usulan Indikator
• Indikator Kesejahteraan Anak
• Indikator Kesejateraan Anak Usia Dini
Basis: HDI
• Kesehatan
• Pendidikan
• Ekonomi
• Perlindungan
27
Usulan Indikator kesejahteraan Anak, disajikan pada Tabel 2.5 berikut:
Indikator Variabel
Kesehatan Angka kematian bayi
Angka kematian AUD
BBLR
Status gizi
ASI
Angka kematian usia 0-18
Anak dengan kecacatan
Ekonomi Pendapatan(GDP/kapita)
Kemiskinan Anak
28
Tabel 2.6. Berbagai Indikator, Sumber dan Pengukuran yang pernah Digunakan di
Indonesia
29
indikator-indikator untuk indeks komposit ini disesuaikan dengan ketersediaan data yang
ada. Data yang digunakan tersebut merupakan data yang memuat indikator yang
komprehensif, sampling frame sama, waktu pelaksanaan survey sama, dan dapat
digunakan secara berkesinambungan. Dengan demikian hasil perhitungan indeks
komposit perlindungan khusus untuk anak dan kualitas hidup anak dapat dibandingkan
dan dapat dilihat tren antar tahun atau periode tahun.
30
1. Statistik. Secara statistik, arah hubungan indeks perlindungan khusus untuk anak
berbeda dengan indeks kualitas hidup anak. Semakin tinggi nilai indeks perlindungan
khusus untuk anak, semakin tinggi masalah perlindungan khusus untuk anak.
Sementara semakin tinggi nilai kualitas hidup anak, semakin baik kualitasnya.
Meskipun dalam hal pemrograman kedua indeks tersebut bisa digabungkan, namun
tidak mudah dalam hal interpretasi hasilnya.
2. Indeks kualitas hidup anak lebih mencerminkan indikator yang melekat pada anak.
Sementara indeks perlindungan khusus untuk anak lebih mencerminkan bahwa anak
merupakan korban dari tindakan orang lain/orang dewasa. Misalnya dalam hal anak
yang menjadi korban kejahatan atau tindak kekerasan.
Sehubungan dengan itu, sebagai tahap awal kajian ini, digunakan data Susenas
2009. Data tersebut adalah data yang tersedia dan dapat digunakan sampai saat ini.
Pada Gambar 2.2, disajikan indikator untuk menyusun indeks komposit
perlindungan khusus untuk anak, yang terdiri dari kelompok indikator Ketenagakerjaan,
Kecacatan, Kejahatan, Usia Kawin Pertama, Identitas, dan Pengasuhan. Indikator
tersebut diperoleh dari KOR dan MODUL Susenas 2009 yang dianggap cocok untuk
membentuk indeks komposit perlindungan khusus untuk anak. Ada yang terbentuk dari
gabungan KOR dan MODUL, ada yang hanya diperoleh dari KOR saja atau MODUL saja.
Indikator yang digunakan untuk penyusunan indeks komposit perlindungan
khusus untuk anak lebih banyak diperoleh dari MODUL daripada KOR. Dari data KOR
hanya ketenagakerjaan, usia kawin pertama dan kejahatan.
Secara rinci kelompok indikator dengan masing-masing indikatornya sebagai
berikut:
31
c. Kecacatan (Modul):
• Status kecatatan
• Rehabilitasi orang cacat
• Mengalami gangguan interaksi
d. Kejahatan (KOR) :
• Menjadi korban kejahatan setahun terakhir
e. Usia kawin pertama (KOR):
• Usia kawin pertama kurang dari 18 tahun
f. Identitas (MODUL)
• Kepemilikan Akte Kelahiran (Modul)
g. Pengasuhan: (MODUL):
• Bapak/Ibu kandung masih hidup
• Penitipan/pengasuhan anak.
32
Sementara itu, indikator yang digunakan untuk membentuk indeks komposit
kualitas hidup anak terdiri dari kelompok indikator kesehatan, pendidikan, ekonomi dan
aktivitas. Beberapa indikator yang ada pada KOR juga ada pada MODUL, hanya berbeda
antara lain dalam hal periode waktu (lihat Tabel 3.1). Apabila indeks komposit yang akan
dibentuk setiap tahun, maka indikator yang digunakan lebih banyak berasal dari KOR
SUSENAS. Kelompok indikator yang digunakan untuk membentuk indeks komposit
kualitas hidup anak terdiri dari Kesehatan, Konsumsi Pangan, Pendidikan, Ekonomi,
Informasi, Kepedulian orang tua, interaksi sosial dan perilaku merokok (lihat Gambar
2.3). Meskipun demikian masih banyak indikator yang seharusnya masuk dalam indeks
kualitas hidup anak, namun tidak tersedia dalam data Susenas 2009, seperti informasi
status gizi anak, dan informasi mengenai penggunaan obat psikotropika, dan sebagainya.
KOR I
•Tidak mengalami Keluhan kesehatan
N
•Penolong persalinan
•Pemberian ASI D
1 •Pemberian Imunisasi dasr lengkap E
•Fasilitas sanitasiI K
KESEHATAN S
• Pendidikan pra sekolah K
2 • Masih sekolah O
• Ijazah yang dimiliki KONSUMSI PANGAN M
•Pengeluaran makanan P
3 •Pelayanan kesehatan gratis O
•RT mendapat BLT 2008/2009 S
PENDIDIKAN
4 • Akses internet I
T
• Bepergian untuk Olah raga,
Berlibur/rekreasi, kesehatan, K
5 EKONOMI U
keagamaan, mengunjungi teman,
pendidikan/pelatihan A
L
MODUL INFORMASI I
•Makanan pokok T
•Makan sayur A
1 •Makan buah
•Makan lauk protein tinggi KEPEDULIAN ORANG S
TUA H
•Keaksaraan fungsional
2 •Jalur pendidikan paket A dan B
I
INTERAKSI SOSIAL D
• Menonton TV U
3 • Baca surat kabar, dsb P
• Kegiatan bersama orang tua PERILAKU MEROKOK A
4
• Kegiatan sosial N
5 A
6 • Status Merokok K
19
33
Seperti halnya untuk Indeks Komposit Perlindungan Khusus untuk Anak, indeks
Komposit Kualitas Hidup Anak juga dibentuk dari gabungan beberapa indikator.
Indikator untuk menyusun Indeks Komposit Kualitas Hidup Anak lebih banyak tersedia
di data Susenas 2009 daripada indikator untuk menyusun indeks Perlindungan Khusus
untuk Anak. Secara rinci indikator yang digunakan dalam menyusun Indeks Kualitas
Hidup Anak sebagai berikut:
34
g. Informasi: (MODUL)
• Menonton TV
• Membaca surat kabar, dan sebagainya
h. Kepedulian Orang tua (KOR):
• Bepergian dengan tujuan: berlibur/rekreasi, pendidikan, olah
raga/kesenian, kesehatan, kunjungi teman, keagamaan
i. Kepedulian Orang Tua (MODUL)
• Kegiatan bersama orang tua
j. Perilaku merokok:
• Status merokok (Modul)
k. Interaksi sosial (Modul)
• Kegiatan sosial kemasyarakatan: keagamaan, keterampilan, olah raga,
kesenian, arisan.
35
c. Indeks Kemiskinan Anak 2 (KOR):
• Tamat SLTP
• Usia 16-18 tahun
• Tidak sekolah lagi
d. Indeks Hari Kerja Masih Sekolah (KOR):
• Hari kerja
• Masih sekolah
e. Indeks Jam Kerja Masih Sekolah (KOR):
• Jam kerja
• Masih sekolah
• TIDAK TAMAT SD
• USIA 7-18 TAHUN IKM 1
KOR
• TIDAK SEKOLAH LAGI
• TAMAT SD
KOR • USIA 13-18 TAHUN IKM 2
• TIDAK SEKOLAH LAGI
• JAM KERJA
MODUL IJK_MS
• MASIH SEKOLAH
17
36