Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN ENVIRONMENTAL

DISCLOSURE TERHADAP RETURN SAHAM


(Studi pada Perusahaan Non Keuangan yang Mengikuti PROPER dan Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2010-2011)

THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE AND ENVIRONMENTAL


DISCLOSURE TO STOCK RETURN
(Study on Non Financial Company Listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2011)
Reza Pramanda Naratama1, Majidah2
1,2
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom, Bandung
1
pramandareza@gmail.com, 2 majidah.js@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Environmental Performance dan Environmental
Disclosure secara parsial serta simultan terhadap Return Saham.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif serta bersifat kausal. Populasi pada penelitian ini
adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan
berjumlah 26 dan diperoleh dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dan metode regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa Environmental Performance dan Environmental
Disclosure (1) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham perusahaan, (2) secara
parsial, Environmental Performance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham, sedangkan (3)
Environmental Disclosure memiliki pengaruh signifikan dengan koefisien negatif terhadap Return Saham. R2
pada penelitian ini adalah 0,255 yang artinya bahwa variabel independen memberikan pengaruh sebesar 25,5%
terhadap variabel dependen.
Kata kunci : Environmental Disclosure, Environmental Performance, Return Saham, PROPER

ABSTRACT

This research purpose is to determine the effect of Environmental Performance and Environmental Disclosure
either simultaneously or partially on Stock Return at Non-Financial company registered in PROPER and listed
on Indonesia Stock Exchange in 2010-2011.
This type of research is descriptive verificative. Populaton in this research is Non-Financial company listed
on Indonesia Stock Exchange in 2010-2011. The sample are 26 company taken using purposive sampling
method. The data analyzed by multiple regression analyisis.
The results showed that (1) simultaneously, variable such as Environmental Performance and Environmetal
Disclosure have a significant effect to Stock Return (2) partially, Environmental Performance have no
significant effect to the Stock Return, and (3) Environmental Disclosure have significant effect to Stock Return.
With determination coefficient R Square show that the variable Environmental Performance and Environmental
Disclosure can explain the variable Stock Return of 25,5% while the rest of 74,5% influenced by other factors.

Keywords : Environmental Disclosure, Environmental Performance, Stock Return, PROPER


1. PENDAHULUAN market SRI pada tahun 2001 sudah
Pertumbuhan ekspansi, globalisasi mencapai 1.55% dari seluruh pasar investasi
perusahaan-perusahaan di dunia yang yang ada di Negara tersebut. Meskipun
tercermin dalam kekuatan pasar modal perkembangan SRI di negara berkembang
mendorong perusahaan untuk meningkatkan belum tinggi, namun harapannya minat
perhatian perusahaan tidak hanya berfokus masyarakat terhadap SRI berkembang
pada laba usaha, tetapi juga perusahaan sejalan dengan meningkatnya kesadaran
mulai memperhatikan keinginan stakeholder masyarakat terhadap dampak aktivitas
perusahaan sebagai pihak yang memiliki ekonomi terhadap manusia (people),
kepentingan dalam keberlangsungan lingkungan (planet) dan profit (Dewi, 2012)
perusahaan. Saat ini para Stakeholder pun Menurut Hadi (2006) dan Parsons (1996)
semakin peduli dengan isu-isu lingkungan dalam Suhardjanto dan Permatasari (2010)
yang ada. Menurut laporan dari Ernst & Environmental Disclosure merupakan wujud
Young, 40% dari proposal yang diajukan pertanggungjawaban perusahaan. Melalui
pemegang saham bertemakan lingkungan pengungkapan lingkungan hidup,
dan sosial. Hal ini menunjukan bahwa para Stakeholder perusahaan dapat memantau
pemegang saham menuntut perusahaan agar aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan
lebih memerhatikan isu-isu lingkungan dan dalam rangka memenuhi tanggung jawab
sustainable development. sosialnya. Dengan cara demikian,
Dengan konsep pembangunan yang perusahaan akan memperoleh perhatian,
berkelanjutan, perusahaan tidak lagi kepercayaan, dan dukungan dari Stakeholder
dihadapkan pada tanggung jawab yang sehingga perusahaan dapat tetap eksis.
berpijak pada single bottom line (SBL), Penelitian Suhardjanto dan Choiriyah
yaitu nilai perusahaan (corporate value) (2010) menyebutkan bahwa tingkat
yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi permintaan terhadap Environmental
saja. Tapi lebih berpijak pada triple bottom Disclosure adalah tinggi. Hal ini ditunjukan
lines (TBL) yaitu ekonomi, sosial, dan dengan rerata skor permintaan responden
lingkungan. Karena kondisi keuangan saja sebesar 3.95 (dalam skala Likert 5). Namun
tidak cukup menjamin nilai perusahaan ironisnya, hanya 44% perusahaan di
tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Indonesia yang melakukan pengungkapan
Saat ini terdapat pendekatan investasi yang lingkungan hidup dengan level of Disclosure
memanfaatkan hak suara pemegang saham 4,84%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
untuk membuat perusahaan mengikuti tingkat pengungkapan lingkungan hidup di
prinsip good corporate governance, Indonesia masih sangat rendah.
lingkungan hidup, dan hak asasi manusia. Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan
Pendekatan ini dikenal dengan istilah penelitian yang berjudul “Pengaruh
Socially Responsible Investment (SRI). Environmental Performance dan
Jusmaliani (2001) dalam Dewi (2012) Environmental Disclosure terhadap
menyebutkan bahwa terjadi peningkatan Return Saham”.
investasi yang berdasarkan pada prinsip
(SRI). Misalnya di Australia, dana ini 2. LANDASAN TEORI
meningkat 32% dalam waktu 1 tahun pada
tahun 2001. Di Amerika Serikat pada tahun Teori Stakeholder
2010 tercatat dana SRI mencapai US$ 3.07 As Hanas (1998) dalam Deegan (2003)
trilyun, meningkat lebih dari 380% dari US$ menyatakan bahwa berdasarkan sudut
639 milyar di tahun 1995. Bahkan selama pandang normatif, teori pemangku
krisis keuangan yang terjadi dari tahun kepentingan menyatakan bahwa seluruh
2007-2010, kinerja SRI tumbuh dengan pemangku kepentingan memiliki hak untuk
sehat dibandingkan dengan produk investasi diperlakukan secara adil oleh sebuah
lainnya. Di Inggris pada tahun 2001 SRI organisasi. Teori ini memandang bahwa
telah mencapai 224.5 milyar pound dan di manajer sebaiknya mengelola organisasi
Eropa market SRI tumbuh € 1 trilyun pada tersebut agar menguntungkan seluruh
tahun 2005 menjadi € 1.6 trilyun pada tahun pemangku kepentingan. Hal ini menyiratkan
2007. Sedangkan market SRI untuk negara bahwa manajemen setidaknya
berkembang misalnya Afrika Selatan, mengorbankan sebagian kepentingan
pemegang saham untuk pemangku lingkungan, konservasi alam dan
kepentingan yang lain, termasuk dalam hal pengungkapan lain yang berhubungan
tanggung jawab lingkungan. dengan lingkungan.

Teori Legitimasi Return Saham


Menurut Gray et al. (1996:46) dalam Menurut Wahyudi (2003) return saham
Ahmad dan Sulaiman (2004) dasar adalah keuntungan yang dinikmati investor
pemikiran teori ini adalah organisasi atau atas investasi saham yang dilakukannya.
perusahaan akan terus berlanjut Return tersebut memiliki dua komponen
keberadaannya jika masyarakat menyadari yaitu current income dan capital gain.
bahwa organisasi beroperasi untuk sistem Gitman (2009:228) menyatakan bahwa
nilai yang sepadan dengan sistem nilai “Return is the total gain or loss experience
masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi on investment over a given period of time”.
menganjurkan perusahaan untuk Bentuk dari current income berupa
meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya keuntungan yang diperoleh melalui
dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan pembayaran yang bersifat periodik. Berupa
menggunakan laporan tahunan mereka untuk dividen sebagai hasil kinerja fundamental
menggambarkan kesan tanggungjawab perusahaan. Sedangkan capital gain berupa
lingkungan, sehingga mereka diterima oleh keuntungan yang diterima karena selisih
masyarakat. Dengan adanya penerimaan dari antara harga jual dan harga beli saham.
masyarakat tersebut diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan sehingga KERANGKA PEMIKIRAN
dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal Isu-isu lingkungan akhir ini menjadi sangat
tersebut dapat mendorong atau membantu penting karena banyak investor yang peduli
investor dalam melakukan pengambilan dengan lingkungan dan bagaimana
keputusan investasi. perusahaan dapat menjalankan usahanya
tanpa merusak lingkungan. Perusahaan
Kinerja Lingkungan dengan kinerja lingkungan yang baik tentu
Kinerja lingkungan adalah kinerja mendapatkan citra positif dari masyarakat,
perusahaan dalam menciptakan lingkungan sehingga mengurangi risiko terjadinya
yang baik (green) (Suratno et al, 2006). pelanggaran peraturan tentang lingkungan
Perusahaan memberikan perhatian terhadap dan protes dari masyarakat.
lingkungan sebagai wujud tanggung jawab Respon positif yang diberikan oleh
dan kepedulian perusahaan terhadap shareholder atas kinerja lingkungan dan
lingkungan. pengungkapan lingkungan yang baik adalah
Menurut Lanskoki (2000), konsep kinerja kepercayaan untuk berinvestasi
lingkungan merujuk pada tingkat kerusakan diperusahaan. Kepercayaan investor akan
lingkungan hidup yang disebabkan oleh menyebabkan peningkatan volume
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perdagangan saham. Sesuai dengan teori
perusahaan. Tingkat kerusakan lebih rendah pasar, peningkatan terhadap volume
menunjukkan kinerja lingkungan yang lebih perdagangan akan berdampak pada
baik. Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi peningkatan harga.
kerusakan lingkungannya, maka semakin
buruk kinerja lingkungan perusahaan Pengaruh Environmental Performance
tersebut. tehadap Return Saham
Hansen dan Mowen (2005) menyatakan
Pengungkapan Lingkungan bahwa kinerja lingkungan seharusnya tidak
Environmental disclosure adalah lagi dipandang hanya sebagai amal atau
pengungkapan informasi di dalam laporan derma, melainkan sebagai kebersaingan
tahunan perusahaan yang berkaitan dengan (competitiveness). Kinerja lingkungan yang
lingkungan hidup (Suratno et al, 2006). baik akan menghasilkan ecoefficiency yang
Zhegal dan Ahmed (1990) mengidentifikasi mendukung sustainability development
bahwa pelaporan lingkungan hidup meliputi perusahaan.
antara lain pengendalian terhadap polusi, Sustainability yang baik akan menarik
pencegahan, atau perbaikan kerusakan investor untuk berinvestasi karena kecilnya
risiko dan harapan akan return yang diterima terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan
selalu meningkat akibat. Pengujian dan pengumpulan data sampel yang
mengenai aspek sosial yang dilakukan oleh diperlukan dalam penelitian ini adalah
Al-Tuwaijri et al (2003) menunjukkan dengan menggunakan metode purposive
bahwa terdapat hubungan positif signifikan sampling dan didapatkan sampel sebanyak
kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi. 26 perusahaan.

Pengaruh Environmental Disclosure VARIABEL OPERASIONAL


terhadap Return Saham A. Variabel Independen
Perusahaan dengan pengungkapan Menurut Sugiyono (2012:64) variabel
lingkungan yang baik akan memberikan independen atau variabel bebas merupakan
informasi yang lebih bisa diandalkan oleh variabel yang mempengaruhi atau menjadi
stakeholder. Makin baiknya tingkat sebab perubahannya atau timbulnya
pengungkapan oleh perusahaan adalah sinyal variabel dependen (terikat). Variabel
positif yang diberikan oleh perusahaan independen dalam penelitian ini adalah:
kepada stakeholder maupun shareholder. 1) Environmental Performance
Said Kelana dan Chandra Wijaya (2005) Kinerja perusahaan dalam menciptakan
dalam Cahyandito dan Nurdin (2006) lingkungan yang baik (green) (Suratno et
menyatakan bahwa aspek kepercayaan al, 2006).
(belief) dari investor merupakan aspek yang Peraturan tentang PROPER terbaru
sangat berpengaruh dalam pasar saham. adalah Peraturan Menteri Negara
Oleh sebab itu, suatu Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2011
announcement/disclosure akan ditanggapi yang mengatur tentang kriteria penilaian
oleh investor dengan beragam. Jika dan peringkat PROPER. Peringkat
tanggapan investor homogen, tidak akan ada penilaian kinerja lingkungan PROPER
reaksi sehingga tidak terjadi transaksi terdiri atas (1) Emas, (2) Hijau, (3) Biru,
(4) Merah, dan (5) Hitam.
Gambar 1 Kerangka Pemikiran 2) Environmental Disclosure
Kumpulan informasi yang
berhubungan dengan aktivitas pengelolaan
lingkungan oleh perusahaan di masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang (Bethelot,
2002) dalam (Al Tuwajiri et al, 2003).

B. Variabel Dependen
HIPOTESIS PENELITIAN Variabel dependen adalah variabel
Berdasarkan rumusan masalah yang ada yang dipengaruhi atau yang menjadi
maka peneliti mengajukan hipotesis akibat, karena adanya variabel independen
penelitian yaitu: (Sugiyono, 2012:64). Variabel dependen
1) Environmental Performance dan dalam penelitian ini adalah Return Saham.
Environmental Disclosure memiliki Rumus Return Saham adalah:
pengaruh signifikan secara simultan
terhadap Return Saham. Ri =
2) Terdapat pengaruh signifikan secara
parsial antara variabel: Keterangan:
a) Environmental Performance terhadap Pt : Closing Price tahun x
Return Saham Pt-1 : Closing Price tahun x-1
b) Environmental Disclosure terhadap
Return Saham TEKNIK ANALISIS DATA
Model analisis yang digunakan dalam
POPULASI DAN SAMPEL penelitian ini adalah model analisis regresi
linear berganda. Analisis regresi linear
Populasi dalam penelitian ini berganda adalah suatu alat analisis
adalah perusahaan non keuangan yang peramalan nilai pengaruh dua variabel
bebas atau lebih terhadap variabel terikat 6,98%. Peringkat hitam yang berarti
untuk membuktikan ada atau tidaknya perusahaan belum melakukan atau sengaja
hubungan fungsi atau hubungan kausal tidak melakukan pengelolaan lingkungan
antara variabel bebas atau lebih (Sugiyono, memiliki presentase 2,33%. Sedangkan
2009:243). Model matematis dalam regresi untuk peringkat emas, yaitu perusahaan yang
linear berganda adalah telah melakukan pengelolaan lingkungan
lebih dari yang dipersyaratkan dan telah
Y= + β1X1 + β2X2 + e mencapai hasil yang memuaskan memiliki
Keterangan: presentase 0%. Hal ini menunjukkan bahwa
Y = Return Saham rata-rata perusahaan yang dijadikan sampel
= Konstanta telah melakukan upaya pengelolaan
β1, β2, = Koefisien regresi lingkungan sebagaimana diatur dalam
X1 = Environmental Performance peraturan perundangan (Peraturan Menteri
X2 = Environmental Disclosure Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun
e = Error 2011), tetapi hanya sebatas pada persyaratan
minimum.
3. PEMBAHASAN Tabel 2 Analisis Deskriptif Environmental
Tabel 1 Statistik Deskriptif Environmental Disclosure dan Return Saham
Performance
Statistics
EnvDisc ReturnSaham

Valid 43 43
N
Missing 0 0
Mean ,4216 ,216242
Std. Deviation ,36518 ,4179632
Minimum ,03 -,3924
Maximum 1,00 1,1481

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui


bahwa rata-rata rasio pengungkapan
perusahaan adalah 0,4216 atau 42,16% dari
total pengungkapan yang ditentukan oleh
GRI. Standar deviasi Secara umum,
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel pengungkapan yang dilakukan perusahaan
4.1 dapat diketahui bahwa frekuensi kurang baik karena masih jauh dari standar
tertinggi untuk environmental performance yang dimiliki GRI, bahkan jumlah item yang
perusahaan adalah berperingkat biru yang diungkapkan tidak mencapai setengah dari
berarti upaya pengelolaan lingkungan yang standar tersebut. Rasio pengungkapan
dipersyaratkan sesuai dengan persyaratan terendah adalah 0,03 atau 3% dari total
minimum peraturan perundang-undangan pengungkapan yang sesuai dengan GRI
yang berlaku dengan 24 perusahaan atau Environmental Guidelines yang berjumlah
55,81% dari total sampel yang digunakan. 30 item. Rasio pengungkapan tertinggi
Peringkat hijau yang berarti upaya adalah 1 atau 100% yang berarti perusahaan
pengendalian pencemaran dan atau telah mengungkapkan seluruh item sesuai
kerusakan lingkungan hidup telah mencapai dengan GRI Environmental Guidelines.
hasil diatas persyaratan yang ditentukan oleh Rata-rata return saham perusahaan adalah
peraturan perundangan yang berlaku 0,2162. Standar deviasi untuk variabel ini
memiliki frekuensi tertinggi kedua dengan adalah 0,418, standar deviasi yang lebih
34,88%. Peringkat merah yang berarti upaya besar dari rata-rata berarti data yang
pengendalian pencemaran dan atau digunakan menyebar atau bervariasi
kerusakan lingkungan belum mencapai sehingga tidak dapat digunakan sebagai
persyaratan minimum memiliki presentase standar pada unit analisis. Secara umum,
return saham perusahaan kurang baik, Hasil Regresi T
karena sebagian besar sampel memiliki
return dibawah rata-rata return perusahaan.
Return terendah pada penelitian ini sebesar -
0,3924 atau -39,24% yang dimiliki oleh PT
Timah pada tahun 2011. Hal ini berarti
setiap Rp 10.000 yang diinvestasikan,
investor akan menderita kerugian sebesar Rp Berdasarkan tabel 5 diperoleh persamaan
3.924. Return tertinggi yaitu sebesar 1,1481 regresi linier berganda pada penelitian ini
atau 114,81% yang diperoleh Jaya Pari Steel sebagai berikut:
pada tahun 2010. Hal ini berarti setiap Rp RS = 0,741 – 0,275EP – 0,490ED + e
10.000 yang diinvestasikan, investor akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp Pengaruh Environmental Performance
11.481. terhadap Return Saham
Variabel Environmental
Pengaruh Simultan Environmental Performance (EP) memiliki nilai koefisien
Performance dan Environmental (β1) sebesar -0,275. Dari hasil analisis
Disclosure terhadap Return Saham environmental performance diperoleh nilai
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan signifikansi sebesar 0,233. Kriteria
menggunakan program SPSS 21.0 for pengujian untuk statistik uji t adalah nilai
windows dapat diperoleh output R2 pada signifikansi < 0,05, hal ini menunjukkan
tabel berikut ini: bahwa tidak terdapat pengaruh yang
Tabel 3 signifikan antara environmental
Hasil Regresi F performance terhadap return saham
perusahaan. Tanda koefisien variabel
environmental performance negatif yang
menunjukkan hubungan berbanding terbalik,
yang berarti semakin baik environmental
performance perusahaan, maka semakin
Tabel 4
rendah return perusahaan. Walaupun tanda
Analisis Koefisien Determinasi
koefisien variabel environmental
perfomance ini negatif, namun perbaikan
kinerja lingkungan tidak menjamin
perusahaan untuk mengalami penurunan
return saham. Environmental performance
tidak berpengaruh terhadap return saham
Pada tabel 3 memperlihatkan nilai perusahaan mengindikasikan bahwa investor
signifikansi F adalah 0,003. Dapat dilihat tidak tertarik terhadap kinerja lingkungan
pada tabel bahwa 0,003<0,05 yang artinya perusahaan, karena tidak bisa mempengaruhi
Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain kinerja keungan perusahaan dalam jangka
bahwa secara simultan environmental pendek dan juga rata-rata perusahaan hanya
performance dan environmental disclosure melaksanakan pengelolaan lingkungan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan sesuai dengan persyaratan minimum dari
terhadap return saham perusahaan. peraturan perundangan sehingga investor
Hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa R menilai tidak ada nilai tambah yang
Square sebesar 0,255 yang artinya bahwa diperoleh perusahaan serta investor.
variabel independen (environmental
performance dan environmental disclosure) Pengaruh Environmental Disclosure
memberikan pengaruh sebesar 25,5% terhadap Return Saham
terhadap variabel dependen (return saham), Variabel Environmental Disclosure (ED)
sisanya sebesar 74,5% dipengaruhi oleh memiliki β2 sebesar -0,490. Dari hasil
faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. analisis environmental disclosure diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,005, hal ini
Pengaruh Parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
Tabel 5 signifikan antara environmental disclosure
terhadap return saham perusahaan. Tanda Berdasarkan pada hasil analisis serta
negatif berarti semakin banyak item yang kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran
diungkapkan perusahaan maka akan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
mengurangi return saham perusahaan. 1) Aspek Teoritis
Tanda koefisien variabel yang negatif Untuk pengembangan penelitian
menunjukkan hubungan berbanding terbalik, selanjutnya, disarankan agar peneliti
yang berarti semakin baik environmental
menggunakan menambahkan variabel
disclosure perusahaan, maka semakin
rendah return perusahaan. Pengaruh negatif kontrol seperti profitabilitas dan
ini dimungkinkan karena terjadinya krisis leverage agar R2 yang dihasilkan lebih
Yunani di tahun 2011 sehingga banyak besar.
Return Saham perusahaan yang turun 2) Aspek Praktis
drastis, terutama pada perusahaan tambang, a) Disarankan kepada perusahaan
padahal perusahaan pertambangan memiliki
nilai terbesar dalam Environmental untuk meningkatkan Environmental
Disclosure dengan jumlah pengungkapan Disclosure dan efisiensi operasi
100% karena pengungkapan di perusahaan perusahaan sehingga perusahaan
pertambangan bersifat mandatory. memiliki kinerja keuangan yang
Hasil ini tidak mendukung positif dan tetap memperhatikan
penelitian yang dilakukan oleh Nurdin dan pengungkapan lingkungan
Cahyandito (2006) serta Almilia dan
perusahaannya.
Wijayanto (2007). Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang b) Investor tetap perlu memperhatikan
signifikan antara Environmental Disclosure pengungkapan lingkungan dan
terhadap Return Saham perusahaan, tetapi kinerja keuangan perusahaan saat
pada penelitian ini nilai dari koefisiennya kondisi normal.
adalah negatif.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Almilia, Luciana Spica dan Dwi Wijayanto.
secara simultan terdapat pengaruh antara (2007). Pengaruh environmental
Environmental Performance dan performance dan environmental
Environmental Disclosure terhadap disclosure terhadap economic
Return Saham pada perusahaan go performance. The 1st Accounting
public yang mengikuti PROPER pada Conference.
periode 2010 – 2011. Al-Tuwaijri, Sulaiman A. et al. (2003). The
relations among environmental
2) Pengaruh Parsial disclosure, environmental
a) Hasil penelitian secara parsial performance, and economic
menunjukan tidak terdapat pengaruh performance: a simultaneous
yang signifikan antara Environmental equations approach. 10th Annual
Performance terhadap Return Saham Financial Economics and Accounting
pada perusahaan go public yang Conference.
mengikuti PROPER pada periode 2010 Anggraini, Fr. Reni. Retno. (2006).
– 2011. Pengungkapan informasi sosial dan
b) Hasil penelitian secara parsial faktor-faktor yang mempengaruhi
menunjukan bahwa terdapat pengaruh informasi sosial dalam laporan
yang signifikan dengan arah negatif tahunan. Simposium Nasional
antara Environmental Disclosure Akuntansi 9.
terhadap Return Saham pada Aulia, S dan Kartawijaya. (2011). Analisis
perusahaan go public yang mengikuti pengungkapan triple bottom line dan
PROPER pada periode 2010 – 2011. faktor yang mempengaruhi: lintas
negara Indonesia dan Jepang.
Saran Simposium Nasional Akuntansi XIV.
Choiriyah, Umi dan Djoko Suhardanto. investor. Universitas Padjadjaran
(2010). Information gap: demand Bandung. Yang dipublikasikan.
supply environmental disclosure di Sanusi, Anwar. (2011). Metode Penelitian
Indonesia. Jurnal Keuangan dan
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Perbankan, 14(1).
Deegan, Craig and Michaela Rankin. (1997). Sarumpaet, Susi. (2005). The relationship
The materiality of environmental between environmental performance
information to users of annual and financial performance of
reports. Accounting, Auditing & indonesian companies. Jurnal
Accountability Journal, 10(1). Akuntansi & Keuangan, 7(2).
Deegan, Craig. (2003). Environmental Sekaran, Uma. (2007). Research Methods
management accounting: an for Bussiness. Yogyakarta: Salemba
introduction and case studies for Empat.
australia. Institute of Chartered Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Accountants Melbourne
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Dewi, Vera Intanie. (2012). Socially
responsible investment sebagai motif Zeghal, Daniel and Sadrudin A.Ahmed.
penerapan sustainable corporate (1990). Comparison of social
social responsibility. Bina Ekonomi responsibility information disclosure
Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi media used by canadian firms.
Unpar, 16(1). Accounting, Auditing, and
Suhardjanto, Djoko dan Novita Dian Accountability Journal, 3(1).
Permatasari. (2010). Pengaruh www.bapepam.go.id
corporate governance, etnis, dan latar
www.menlh.go.id
belakang pendidikan terhadap
environmental disclosure: studi www.hijauku.com
empiris pada perusahaan lisiting di
www.idx.co.id
bursa efek indonesia. Kinerja, 14(2).
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis proper.menlh.go.id
Multivariate Dengan Program.
www.sustainablebrands.com
Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gozali, Nanang dan Toto Nasehudin. (2012).
Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia
Hadi, Nor. (2011) Corporate Social
Responsibility. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kountur, Ronny. (2007). Metode Penelitian.
Jakarta; Buana Printing.
Mukti, Bayu Tri Prasetio. (2013). Pengaruh
mekanisme corporate governance,
kinerja lingkungan, dan pengunkapan
lingkungan perusahaan terhadap
reaksi pasar. El-Muhasaba, 4(1).
Murray et al. (2006). Do market care about
social and environmental disclosure?.
Accounting, Auditing &
Accountability Journal, 19(1).
Nurdin, Emillia dan M. Fani Cahyandito.
(2006). Pengungkapan tema-tema
sosial dan lingkungan dalam laporan
tahunan perusahaan terhadap reaksi

Anda mungkin juga menyukai