Ketentuan di atas berlaku untuk tiap mutu beton yang digunakan dalam satu proyek, tidak boleh
dicampur atau disatukan jumlah benda uji untuk mutu beton yang berbeda.
Pada umumnya pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan masih mengikuti PBI,
karena apabila mengikuti SNI maka :
jumlah benda uji yang dibuat dan dianalisa akan sangat sedikit
dalam SNI masih terdapat ketidakkonsistenan karena ada persyaratan pasangan benda uji
sedangkan jumlah benda uji yang minimal ditetapkan adalah 5 buah
Akan tetapi, jika diinginkan frekuensi pengambilan sample dan pembuatan benda uji di lapangan sesuai
ketentuan SNI, boleh dilakukan asal :
Pasal 5.6.4.4 Ketentuan untuk mutu beton dari benda uji yang dirawat di lapangan, adalah tidak
boleh kurang dari 85% kuat tekan atau mutu beton yang dirawat di laboratorium.
Batasan 85% tidak berlaku jika kekuatan yang dirawat dilapangan melebihi f’c dengan
lebih dari 3,5 MPa
Pasal 5.6.5.4 Beton di daerah yang diwakili benda uji beton harus dianggap cukup secara struktur jika
kekuatan tekan rata – rata dari tiga beton inti adalah minimal sama dengan 85% dari f’c
dan tidak ada satupun beton inti yang kekuatan tekannya kurang dari 75% dari f’c.
Tambahan pengujian beton inti diizinkan untuk diambil dari lokasi yang memperlihatkan
hasil kekuatan beton yang cenderung salah.
Pasal 5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan kekuatan struktur masih meragukan, maka pihak
berwenang dapat meminta untuk dilakukan pengujian lapangan pada kekuatan struktur
beton sesuai dengan pasal 20 untuk bagian – bagian struktu yang bermasalah tersebut,
atau melakukan langkah – langkah lainnya yang diangap tepat.
SNI tidak merekomendasikan pengujian dengan hammer test - namun juga tidak melarang dilakukannya
pengujian hammer test