SYARAT-SYARAT TEKNIK
A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal - 1
JENIS PEKERJAAN
Pasal – 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
3.1. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pembuat
bahan/material, maka hal ini dimaksudkan menunjukkan
standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini.
3.2. Contoh bahan/material yang dipergunakan dalam pekerjaan
harus segera disediakan atas biaya Penyedia, setelah disetujui
Direksi atau Direksi, harus dianggap bahwa bahan/material
tersebut akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
3.3. Contoh bahan/material tersebut, disimpan oleh Direksi atau
Direksi untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata
bahan/material yang dipakai tidak sesuai kualitasnya maupun
sifatnya.
Pasal – 4
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
Pasal – 5
INFORMASI SITE
Pasal - 7
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN
Pasal - 8
PENYIMPANAN BAHAN
Pasal – 10
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
Pasal - 11
GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN TEKNIS (AS BUILD DRAWING)
Pasal – 13
DOKUMENTASI
Pasal – 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal – 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pasal - 4
PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING
Pasal - 5
PEKERJAAN BETON
5.1. BETON
a. Beton untuk konstruksi/ semenisasi yang digunakan adalah
beton K250 (Ready Mix f’c = 21,7 Mpa)
d. Permukaan jalan yang dicor harus dibersihkan dari sampah-sampah atau kotoran
lainnya. Diberi plastik alas sebelum dicor.
e. 3. Tidak diperkenankan adanya plesteran pada permukaan jalan yang telah
dicor, jadi sebelum adukan beton tersebut mengering, harus sudah diadakan
penghalusan.
f. 4. Kadar air beton yang sudah dicor harus tetap dijaga selama 7 (tujuh) hari
sesudah pengecoran dengan mengadakan penyiraman atau menutupi beton bila
terjadi hujan.
5.2. PENGECORAN
a. Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari direksi teknik.
b. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
c. Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi (pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran.
d. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari
ketinggin 1,5 m atau lebih
e. Permukaan beton yang akan disambung dengan beton baru harus
dikasarkan, harus bebas dari material lepas dan harus dibasahi
dengan air sebelum beton baru dituangkan. Sebelum beton baru
dituangkan, permukaan bidang kontak tersebut harus diberi adukan
semen cair atau bahan aditif tertentu yang disetujui direksi
teknis.
f. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas , sehingga tidak
terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas
kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
g. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.Bila terjadi kerusakan,
Penyediadiwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan.
Pasal - 6
PEKERJAAN BURAS (SOSOTAN ASPAL)
6.1. Jenis aspal panas yang memenuhi AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-
03 (AASHTO M208).
6.1. Aspal harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi
(aspal dan pelarut) tidak kurang dari 50 % dan mempunyai
penetrasi aspal tidak kurang dari 60/70.
Pasal - 7
LAIN-LAIN