Kerja Itu Cuma Selingan
Kerja Itu Cuma Selingan
shalat..."
Ketika Pak Heru, atasan saya, memerintahkan untuk mencari klien
yang
bergerak di bidang interior, seketika pikiran saya sampai kepada Pak
Azis.
Meskipun hati masih meraba-raba, apa mungkin Pak Azis mampu
membuat kios
internet, dalam bentuk serupa dengan anjungan tunai mandiri dan
dari kayu
pula, dengan segera saya menuju ke bengkel workshop Pak Azis.
Hidayah Allah ternyata telah sampai sejak lama, jauh sebelum Pak
Azis
berkecimpung dalam berbagai dinamika kegiatan Islam. Hidayah itu
bermula
dari peristiwa angin puting-beliung, yang tiba-tiba menyapu seluruh
atap
bengkel workshop-nya, pada suatu malam kira-kira
lima tahun silam. "Atap rumah saya tertiup angin sampai tak tersisa
satupun. Terbuka semua." cerita Pak Azis."Padahal nggak ada hujan,
nggak
ada tanda-tanda bakal ada angin besar. Angin berpusar itupun cuma
sebentar
saja."
Batin Pak Azis bergolak setelah peristiwa itu.. Walau uang dan
pekerjaan
masih terus mengalir kepadanya, Pak Azis tetap merasa gelisah, stres
&
selalu tidak tenang. "Seperti orang patah hati, Ndra. Makan tidak
enak,
tidur juga susah."cerita Pak Azis lagi.
"Di masjid itu 'kan tidak sekedar tidur, Ndra. Kalau ada shalat malam,
kita
dibangunkan, lalu pergi wudhu dan tahajjud. Karena terbiasa, tahajjud
juga
jadi terasa enak.
Malah nggak enak kalau tidak shalat malam, dan shalat-shalat wajib
yang
lima itu jadi kurang enaknya, kalau saya lalaikan. Begitu, Ndra."
"Sekarang tidak pernah terlambat atau bolong shalat-nya, Pak Azis ?"
"Selingan ?"
***