Anda di halaman 1dari 4

Jurnalistik Dasar

Materi Diklat Jurnalistik Dasar Sekilas Tentang Pers dan Jurnalistik ( Pengertian dan
fungsinya) Apa itu Pers? Secara bahasa, pers berarti media. Berasal dari bahasa
Inggris press yang berarti cetak. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pers berarti usaha
percetakan dan penerbitan; usaha pengumpulan dan penyiaran berita; penyiaran berita
melalui surat kabar, majalah dan radio; orang yang bergerak dalam penyiaran berita; dan
medium penyiaran berita.
Apa itu Jurnalistik? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah jurnalistik
dipahami denganyang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Jurnalis diplakatkan
kepada orang yang pekerjaannya, mengumpulkan dan menulis berita di surat kabar. Bisa
dimengerti, jurnalistik adalah suatu aktivitas dalam menghasilkan berita. Ini meliputi:
perencanaan, peliputan, dan publikasi (penyebaran) melalui media massa.
Fungsi Pers
- Menyiarkan informasi (to information)
- Mendidik (to educate)
- Menghibur (to entertaint)
- Mempengaruhi (control social)
- Tentang Berita (Pengertian, obyek, nilai berita, unsur berita, sifat berita, kaidah-kaidah
penulisan berita, struktur berita, data berita, dan teknik penulisan berita)
Apa itu Berita?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata berita dengan cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam pengertian
jurnalistiknya, berita dipahami,laporan seorang wartawan/jurnalis mengenai fakta/peristiwa.
Untuk membedakan antara berita dalam paham jurnalistik dan berita dalam pengertiannya
sebagai “sekedar” pengumuman atau gosip, maka berita menegaskannya dengan unsur, sifat,
nilai dan media yang digunakannya (dijelaskan di belakang).
Obyek Berita Berita seluruhnya mengabarkan/menginformasikan tentang fakta.
Dalam hal ini fakta yang dimaksud adalah:
- Peristiwa: yaitu suatu kejadian yang baru terjadi dan hanya sekali terjadi.
- Kasus: yaitu kejadian/fakta yang yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa. Misalnya, kasus
pelanggaran HAM yang terjadi setelah peristiwa penembakan TNI terhadap penduduk Suko
di Pasuruan karena sengketa tanah.
- Fenomena: Suatu kejadian yang pengaruhnya melebihi batas teritorial tertentu, dan ruang-ruang
identitas lainnya, dan terjadi secara berulang-ulang. Misalnya fenomena seks bebas di
lingkungan kampus.
Nilai Berita (News Value) Ada 10 nilai berita yang biasanya dipakai dalam kerja
jurnalistik. Seorang wartawan akan melihat suatu kejadian/peristiwa dengan kacamata news
value ini. Sebab, layak atau tidaknya suatu kejadian untuk dijadikan berita tergantung pada
nilai berita yang dikandungnya. 10 macam nilai berita tersebut adalah :
- Kedekatan (proximity/magnitude): peristiwa yang memiliki kedekatan dengan kehidupan
khalayak pembaca, baik secara geografis maupun psikis.
- Baru (actuality): peristiwa yang baru saja terjadi dan masih hangat dibicarakan orang banyak.
- Unik peristiwa langka, janggal, lucu, dan aneh.
- Kontroversial : Peristiwa (bisa pula berarti penyataan tokoh) yang keluar dari pengetahuan dan
pemahaman orang banyak (khoriqotul ‘Adat).
- Dampak (impact): peristiwa yang mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan khalayak
umum.
- Ketegangan (suspense): sesuatu yang membuat orang ingin tahu dari suatu peristiwa. Biasanya,
nilai berita ini dipakai ketika sebuah peristiwa terjadi dalam waktu yang agak lama yang
memerlukan suatu prediksi ending. Misalnya pada peristiwa sakitnya Soeharto (alm.). Sejak
Soeharto dibawa ke rumah sakit, para jurnalis/wartawan menarik kesimpulan masyarakat
pembaca, bahwa mereka menanti-nanti berita tentang apa yang akan terjadi di akhir peristiwa
sakitnya mantan Presiden tersebut: meninggal, sembuh, diadili, atau bebas.
- Bencana (emergency): peristiwa alam yang tidak dikehendaki manusia karena mengancam
terhadap hidup mereka. Karenanya, manusia begitu perhatian terhadap alam ini, sehingga
memiliki nilai berita karena selalu ingin diketahui oleh khalayak masyarakat.
- Konflik (conflict): Peristiwa yang terjadi akibat persinggungan perbedaan yang ditimbulkan
antar individu/kelompok/negara, yang berpengaruh bagi kehidupan masyarakat.
- Kemasyhuran (prominence): nilai berita yang menekankan pada popularitas seseorang (figur
publik), kelompok/golongan (organisasi NU, misal) atau tempat dan benda (Borobudur,
misal).
Unsur Berita, Unsur penting yang ada dalam berita meliputi pertanyaan yang dapat
menjawab rasa ingin tahu masyarakat pembaca. Unsur berita tersebut adalah: What (peristiwa
apa yang hendak diberitakan),who (siapa yang terlibat dalam peristiwa yang
diberitakan), where (dimanakah peristiwa terjadi), when (waktu peristiwa
terjadi), why (penyebab terjadinya peristiwa), dan how (bagaimana peristiwa itu terjadi).
Belakangan, jurnalisme memasukkan so what? (peristiwa lain yang dapat ditimbulkan oleh
sebuah peristiwa yang sedang terjadi, misalnya tentang, “apa yang akan terjadi dengan
Indonesia paska meninggalnya Soeharto) sebagai unsur berita. Wartawan menggunakan
pertanyaan ini pada berita-berita “berat” (indepht reporting news/investigatif news).
Sifat Berita
- Mengarahkan (directive)
- Membangkitkan perasaan (effective)
- Memberi informasi (informative)
Kaedah-kaedah Berita
- Akurasi (accuracy): kebenaran dan ketepatan data yang diberitakan.
- Keseimbangan (balance): keseimbangan ini dilakukan ketika sebuah peristiwa berkaitan dengan
dua belah pihak. Maka, untuk menyeimbangkan pelaporannya, wartawan harus sama-sama
menggali data dari dua belah pihak terkait secara seimbang. Begitu juga dalam penulisannya.
- Kejelasan (clarity) : dapat dipahami maksud yang dikehendaki dalam isi berita. Ini meliputi
keutuhan data dan penulisan berita.
Struktur berita (penulisan berita)
Di dalam penulisan berita, dikenal dua macam struktur tulisan berita, yaitu:
- Piramida terbalik : penulisan berita yang meletakkan inti berita di awal paragrap (paragrap 1-2),
sedangkan paragrap selanjutnya hanya pendukung dan penjelas saja.
- Balok tegak : penulisan berita yang menempatkan inti berita pada seluruh tubuh berita (body of
text). Di awal, tengah, atau akhir paragrap. Berita ini memerlukan keutuhan dari seluruh
tubuh berita, karenanya membaca berita ini tidak akan benar-benar paham tanpa membacanya
hingga selesai. Berita ini biasanya dipakai dalam penulisan berita berat (indepth reporting
news) atau berita feature (berita kisah).
Metode Penggalian Data
Dalam bahasan ini, ada dua tahapan yang harus dilakukan wartawan/jurnalis,
yaitu pra penggalian data dan ketika menggali data:
- Pra penggalian data: yaitu persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh wartawan sebelum
menggali data. Persiapan ini meliputi, penguasaan materi berita, identifikasi sumber berita,
fokus berita, dan draf-draf pertanyaan. Kesemua yang disebutkan di atas terkumpul dalam
term of reference (tor) atauoutline. Di dalam TOR wartawan juga
mencantumkan deadline atau batas waktu penggalian data hingga pemberitaan. TOR
atau out-line ini digunakan wartawan ketika berencana memberitakan peristiwa/kasus berat
(seperti korupsi pejabat tinggi negara yang berliku-liku). Selain, perencanaanout-line, yang
harus dipersiapkan wartawan sebelum menggali berita adalah harus memastikan tersedianya
alat penggalian data, seperti: alat rekam, foto, dsb.
- Ketika menggali data : tahap ini meliputi tiga aktivitas, yaitu: observasi (mengetahui sebuah
peristiwa secara langsung ke tempat terjadinya peristiwa. Dalam observasi, kepekaan indra
dan insting menjadi kekuatan utama), wawancara (melakukan tanya jawab dengan seorang
informan yang terkait atau mengetahui berjalannya peristiwa/kasus. Wawancara dapat
dilakukan secara langsung/berhadap-hadapan atau tidak langsung/melalui media
komunikasi), studi literer/dokumen (mencari data dari sumber tertulis, seperti dokumen
resmi, buku maupun koran).
Teknik Wawancara
Dalam melakukan wawancara, masing-masing wartawan sebenarnya memiliki cara
sendiri-sendiri. Namun, ada hal umum yang biasanya dilakukan wartawan, yaitu:
- Menguasa permasalahan : ini dilakukan sebelum melakukan wawancara (dijelaskan
sebelumnya). Penguasaan masalah ini perlu untuk menghindari mis-
understanding (ketidakpahaman) informan pada pokok masalah yang ditanyakan. Mis-
understanding harus dihindari agar wartawan mendapatkan data yang dibutuhkan.
- Mempelajari karakter informan : sebelum atau di awal wawancara, wartawan harus mengetahui
karakter informan (humoris, kaku, tersinggungan, disiplin, dsb). Ini penting, sebab, selain
menentukan terhadap lanjut atau tidaknya wawancara, juga terkait dengan berhasil tidaknya
perolehan data yang dibutuhkan.
- Pertanyaan fokus : ini dilakukan agar jawaban-jawaban yang diberikan informan tidak
ngelantur kesana kemari, sehingga alih-alih mendapatkan data yang dibutuhkan, wartawan
hanya mendapatkan cerita-cerita tak penting.
- Bahasa komunikatif: dalam melakukan wawancara, si wartawan harus menggunakan bahasa
komunikati (mudah dipahami, jelas maksudnya, tidak menggurui, dan tidak membuat si
informan tersinggung).
Term of Reference (TOR) sebagai acuan penggalian data Term of Reference (TOR)
pada teknisnya dikenal dengan out-line. TOR dipakai sebagai acuan wartawan sebelum
menggali data. Ada beberapa hal yang harus tercantum dalam TOR, yaitu: 1.Pokok masalah,
2. rumusan masalah (angle), draft pertanyaan, sumber berita/data, penentuan Informan, dan
terakhir dead-line.

Anda mungkin juga menyukai