Disusun oleh :
Sadar atau tidak, kini kita telah mengalami dampak yang terjadi dari pemanasan
global, misalnya tenggelamnya pulau – pulau kecil maupun iklim yang tidak menentu.
Fenomena ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu penulis memilih
pemanasan global sebagai topik dalam makalah ini selain berdasarkan tugas yang
diberikan, juga ingin mendalami tentang makna, penyebab, dampak, dan solusi dari
pemanasan global yang terjadi di bumi kita ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk pengetahuan, referensi
pembaca serta mengingatkan kembali mengenai fenomena pemanasan global di bumi,
dari makna, penyebab, dampak, maupun solusinya.
BAB 1
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Penyebab
Lubang Ozon
Ozon adalah gas yang tidak berwarna dan ditemui di lapisan stratosfer yaitu
lapisan awan yang terletak antara 15 - 35 km dari permukaan bumi. Istilah
'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para
ilmuwan inggris, BAC menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika.
Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan
radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus
melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen
yang lain untuk membentuk ozon .Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi
konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandung khlor
dan brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
Penyebab terbentuknya lubang ozon ada tiga. Sinar matahari, halogen dan
temperatur rendah. Di saat temperatur turun melebihi ambang batas, awan
terbentuk di stratosfer. Halogen, khususnya polutan, seperti klorin dan brom,
berubah menjadi senyawa kimia yang bereaksi dengan cepat di ozon. Berdasar
hasil penelitian ilmuwan lainnya, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari
radiasi UV-B ini semakin menipis.
Gas CFC atau freon disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya
penipisan lapisan ozon ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari
es, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut
terutamanya bagi kilang-kilang elektronik. Sehingga kegiatan manusia merupakan
faktor utama dalam pembentukan lubang ozon. Seperti halnya karbondioksida,
CFC juga merupakan gas rumah kaca dan berpotensi terhadap pemanasan global
jauh lebih tinggi dibanding karbondioksida sehingga dampak akumulasi CFC di
atmosfer mempercepat laju pemanasan global. CFC akan tetap berada di
atmosfer dalam waktu berabad -abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan
lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
Efek balik
Contohnya pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan lebih
meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan
gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah
uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Keadaan ini menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila
dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat
meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun kelembaban relatif udara
hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat.
Karena usia CO 2 yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan
dapat dibalikkan.
Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah
akan dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan efek
pemanasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari
dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan .
Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan global adalah efek
balik positif akibat terlepasnya CO 2 dan CH 4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost). Selain itu, es yang mencair juga akan melepas CH4 yang juga dapat
menimbulkan umpan balik positif.
2.3 Dampak
Bidang Kesehatan
a. Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
b. Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang hangat akan
memperbanyak polutan
c. Meningkatnya penyakit – penyakit tropis, seperti demam kuning dan encephalitis
d. Meningkatnya penularan penyakit seperti DBD dan malaria
e. Timbulnya kanker kulit, katarak, penurunan kekebalan tubuh, dan melemahnya
sistem kekebalan tubuh.
2.4 Solusi
1. Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di
lahan-lahan kritis. Dalam hal ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan
menghasilkan oksigen yang berarti akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat
dikurangi.
2. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi
penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas karbon
yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Untuk mengatasinya bisa dengan menggunakan energi matahari, air, angin, dan
bioenergi. Di daerah tropis, misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya.
Selain itu ada bioenergi, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan
minyak.
3. Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan
kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon. Karena itu
sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan,
misalnya dari sampah organik. Sampah yang akan dibuang sebaliknya dipilah agar dapat
didaur ulang.
4. Penegakan Hukum. Hutan di Indonesia sekarang sudah berkurang karena illegal
logging maupun pembakaran hutan untuk dijadikan lahan. Untuk melestarikannya maka
diperlukan dasar hukum yang mengatur sektor perhutanan.
5. Mengubah kebiasaan individu, seperti mengurangi penggunaan listrik yang
berlebihan atau pemborosan seperti memakai lampu hemat listrik, memakai air
secukupnya, mematikan lampu atau AC saat tidak dipakai, dan meng urangi produk yang
menggunakan gas emisi rumah kaca seperti AC, kulkas dan parfum
6. Gaya hidup ramah lingkungan, misalnya berbelanja dengan membawa kantung atau
tas sendiri, mencatat dengan handphone, mengeringkan rambut dengan handuk,
mengeringkan cucian dengan sinar matahari, dan berjalan kaki atau menggunakan
transportasi umum saat berpergian.
7. Menjadi vegetarian. Memproduksi daging sarat CO 2 dan metana dan membutuhkan
banyak air. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi da ging
menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh
transportasi di dunia (13,5%). Selain itu, United Nations Environment Programme
(UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan
daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO 2 , sementara diet
vegan per orangnya hanya menyumbang190 kg CO 2
8. Pendidikan lingkungan hidup. Agar lebih mencintai alam, diperlukan penyuluhan
kepada masyarakat dari usia dini tentang wawasan lingkungan, misaln ya agar memilah
sampah, tidak membakar sampah, dan menanam pohon.
3.1 Kesimpulan
Pemanasan global adalah fenomena meningkatnya suhu di bumi secara universal,
baik di atmosfer, laut, maupun daratan karena terperangkapnya energi panas yang
dipancarkan matahari di dalam bumi; disebabkan oleh gas – gas rumah kaca; dimana gas
tersebut bisa saja ditimbulkan oleh manusia maupun alam. Dampaknya sangat banyak,
meliputi bidang kesehatan, ekosistem, cuaca, dan geografi. Fenomena ini dapat kita
atasi dengan gaya hidup ramah lingkungan dan wawasan lingkungan sejak dini.
3.2 Saran
Untuk mencegah pemanasan global perlu kerjasama seluruh manusia di bumi untuk
lebih menjaga dan mencintai lingkungannya, misalnya tidak melakukan pemborosan
ataupun produk yang dapat menambah gas emisi rumah kaca, selain itu bisa juga dengan
mengubah gaya hidup yang ramah lingkungan seperti membawa kantung belanja sendiri
dan menjadi vegetarian.