Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Praktikum Kimia Farmasi adalahsebuah praktikum yang dilakukan oleh setiap mahasiswa D

III Farmasi. Dalam pelaksanaannya prktikum ini dilakukan dalam dua jenis praktik yang

berbeda:

a. Praktikum Kimia Farmasi Kualitatif, yaitu praktik mengidentifikasi berbagai senyawa

farmasi yang dilakukan secara organoleptis dan kimiawai

b. Praktikum Kimia farmasi Kuantitatif, yaitu praktik menentukan kadar berbagai

senyawa farmasi secara volumetri/titrimetri

Dalam pelaksanaan praktikum Kimia Farmasi Kualitatif , mahasiswa diberikan berbagai jenis

senyawa farmasi dari berbagai kelas terapi yang disesuaikan dengan buku pedoman

kurikulum. Pada awalnya mahasiswa diberi kesempatan untuk menguji-coba identifikasi

sesuai dengan identitas. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa lebih terbiasa dan trampil

melakukan identifikasi, sehingga dapat mempermudah saat melakukan identifikasi saat UTS

maupun UAS.

I. Alat-alat yang digunakan

Pelaksanaan Praktikum Kimia Farmasi I pada hakekatnya sama dengan praktikum kimia

dasar, sehingga peralatan yang digunakan juga sama. Berikut ini adalah alat-alat yang

digunakaan dalam pelaksanaan praktikum Kimia Farmasi.

a. Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan,agar homogen dan mempercepat


kelarutan suatu zat
b. Beaker glass, digunakan sebagai wadah cairan-cairan, dapat juga digunakan sebagai
water-bath
c. Botol semprot, digunakan sebagai wadah aguadest
d. Cawan porselin, digunakan sebagai wadah untuk menguapkan suatu larutan
e. Corong, digunakan untuk membantu proses penyaringan atau untuk menuangkan suatu
larutan dari suatu wadah ke wadah yang lain

1
f. Kertas saring, digunakan untuk memisahkan/menyaring suatu larutan dari residunya
g. Lampu spiritus, digunakan untuk memanaskan atau membakar
h. Kasa asbes, digunakan sebagai alas saat melakukan pemanasan menggunakan lampu
spirtus
i. Kaki tiga/Tripod, digunakan sebagai standart/tungku saat melakukan pemanasan
menggunakan lampu spirtus.
j. Penjepit, digunakan untuk menjepit suatu alat gelas, misalnya cawan atau tabung reaksi,
agar terhindar dari panas
k. Pipet, digunakan untuk mengambil larutan/pereksi dan meneteskannya kepada zat uji atau
perekasi di tempat lain
l. Gelas ukur, digunakan untuk mengambil/menakar suatu larutan
m. Plat tetes, digunakan untuk melakukan reaksi, sebagai wadah dari suatu zat uji, bila reaksi
tidak harus dilakukan di tabung reaksi. Umumnya digunakan untuk reaksi kering
n. Tabung reaksi, digunakan sebagai tempat untuk melakukan reaksi. Juga digunakan untuk
memanaskan zat uji. Umumnya digunakan untuk reaksi basah
o. Rak tabung reaksi, digunakan untuk tempat meletakkan tabung reaksi
p. Brush tabung reaksi, digunakan untuk membersihkan tabung reaksi.
q. Mortir dan stamfer, digunakan untuk menghaluskan dan menghomogenkan zat uji.
r. Kertas lakmus, digunakan untuk mengecek keasaman atau kealkalisan suatu larutan
s. Water bath, digunakan untuk memanaskan/menguapkan berbagai zat.
t. Mikroskop, digunakan untuk melihat kristal yang terbentuk dari suatu reaksi.
u. Timbangan kasar (gram balances), digunakan untuk menimbang zat kimia yang digunakan
sebagai pereaksi.
II. Pereaksi-pereaksi yang digunakan
Beberapa pereaksi perlu disiapkan sebelumnya, namun beberapa pereaksi harus dibuat
baru sesaat sebelum digunakan. Terdapat juga pereksi yang memiliki masa pakai.
Pereaksi yang digunakan dalam praktikum Kimia Farmasi dibuat sesuai dengan petunjuk
dari literatur yang digunakan sebagai rujukan. Berikut adalah beberapa pereaksi berikut
cara pembuatannya. Pereaksi ini digunakan dalam penentuan/identifikasi senyawa
farmasi yang terdapat dalam buku pedoman ini.
1. Larutan FeCL3
Larutkan 45 g FeCl3 dalam aquadest hingga volume 1000 ml

2. Campuran KOH dalam Etanol

2
Larutkan 40 g KOH dalam 20 ml aqudest dan tambahkan etanol 75% hingga 1000 ml,
diamkan 1 malam , ambil larutan beningnya

3. Larutan FeSO4
Timbang 28 g FeSO4, larutkan dalam air mendidih secukupnya hingga larut, lalu
tambahkan aquadest hingga 1000 ml
Catatan : Harus dibuat baru

4. Larutan H2SO4 encer dan pekat


Larutan encernya 100 g / liter (10%)

5. Larutan AgNO3
Larutkan 40 g AgNO3 dalam aquadest hingga 1000 ml

6. Larutan KMnO4
Larutkan 10 g KMnO4 dalam aquadest hingga 1000 ml

7. Campuran p-DAB. HCl


Timbang 125 mg p-DAB, larutkan dalam campuran 65 ml H2SO4 pekat dan 35 ml
aquadest dingin, lalu tambahkan 0,2 ml larutan FeCl 3 (25 g/ L)

8. Larutan HCl encer dan pekat


Larutan encernya 7-10%

9. Larutan K4FE(CN)6
Timbang 50 g K4FE(CN)6, larutkan dalam aquadest hingga 1000 ml

10. Larutan H2O2


Larutkan 330 g H2O2 dalam quadest hingga 1000 ml (sudah sesuai sediaan yang
ada)

11. Larutan NaOH 2 N, 0,1 N


Larutkan 80 g NaOH dengan aquadest hingga 1000 ml (2N)
Larutkan 4 g NaOH dengan aquadest hingga 1000 ml (0,1 N)

12. Campuran K-Cu-tartrat


Larutkan 7 g CuSO4 dalam air hinggá 100 ml (I)
Campur 35 g K-Na-taartrat dengan 10 g NaOH, lalu larutkan
dalam air hinggá 100 ml (II). Campur larutan (I) dan (II)
sama banyak sesaat sebelum digunakan

13. Larutan HNO3 pekat/berasap dan encer


Larutan encernya 13%

14. Larutan NaNO2


Larutkan 10 g NaNO2 dalam aquadest hingga 1000 ml

15. Fenol Kristal ataupun liguid

3
16. KOH Kristal

17. KOH/ etanol


Larutkan 40 g KOH dalam 20 ml air lalusetelah larut tambahkan etanol 75 % sampai
1000 ml. Diamkan semalam lalu ambil bagian beningnya

18. Larutan Kloroform

19. Campuran KOH-Hg-Iodida


3, 5 g KI dan 1,25 g HgCl2 dilarutkan dalam 80 ml aquadest. Tambahkan larutan
HgCl2 jenuh, sampai terjadi endapan merah.tambahkan 12 g NaOH dan kocok.
Tambahkan lagi larutan jenuh HgCl2 1 ml, lalu tambahkan air hingga 100 ml.
Diamkan satu malam, ambil larutan beningnya.

20. Larutan Larutan Cu SO4


Larutkan 250 g CuSO4 dalam air hingga 1000 ml

21. Larutan n-butanol

22. Larutan K3Fe(CN)6


Larutkan 50 g K3Fe(CN)6 dalam aquadest hingga 1000 ml

23. Larutan Etanol 75 %

24. Serbuk Na2SO3

25. Larutan K2CrO4


Larutkan 100 g K2CrO4 dalam aquadest hingga 1000 ml

26. Larutan NH4OH


Larutkan 100 g zat dalam aquadest hingga 1000 ml

27. Larutan Iodium


2,6 g Iodium dan 3 g KI dilarutkan dalam aquadest hingga 100 ml

28. Larutan Hg(NO3)2.


Larutkan 15 g zat dalam campuran 90 ml aquadest dan 10 ml HNO3 encer

29. Larutan Aseton

30. Larutan K2Cr2O7


Larutkan 100 g zat dalam aquadest hingga 1000 ml

31. Campuran Formalin dalam H2SO4 Pekat


Campurkan 4 tetes formaldehyde dengan 10 ml H2SO4 pekat (masa pakainya 1 bulan
sesudah pembuatan)

32. Larutan CoCl2


Larutkan 55 g CoCl2 dalam aquadest hingga 1000 ml

4
33. Larutan NaNO3
Larutkan 10 g NaNO3 dalam aquadest hingga 1000 ml

34. Larutan BaCl 2


Larutkan 61 g BaCl2 dalam aquadest hingga 1000 ml

35. Lar. Ammonium molibdat


Larutkan 9,5 g amm.molibdat dengan aquadest hingga 1000 ml.

36. Lar. Ammonium molibdat/H2SO4


Larutkan 0,5 g amm.molibdat dalam asam sulfat pekat sampai 10 ml.

37. Lar. HgCl2


Larutkan 65 g HgCl2 dalam aquadest hingga 1000 ml

38. Serbuk asam sitrat

39. Serbuk NaHCO3

40. Asam acetat anhidrat

41. Serbuk Natrium carbonat

42. Kristal FeSO4

III. Ketentuan Umum:

a. Mahasiswa membawa sendiri keperluan pribadinya seperti tissue, kapas, serbet, sikat

tabung, korek api dan alat-alat tulis

b. Setiap kali akan memulai praktikum, mahasiswa harus menggunakan APD secara

lengkap (jas lab, penutup kepala, masker dan alas kaki lab).

c. Membawa buku laporan praktikum pada saat praktek

d. Membaca prosedur keselamatan kerja setiap kali akan bekerja di laboratorium.

e. Membaca label pada botol/wadah pereaksi dengan benar sebelum melakukan

percobaan.

f. Melakukan prosedur kerja dengan hati-hati.

g. Tidak berbicara dengan sesama praktikan selama praktek.

5
h. Melapor atau bertanya kepada laboran, instruktur maupun pembimbing bila menemui

kesulitan.

i. Minum segelas susu putih setelah membersihkan diri, sesaat setelah praktikum usai

PERCOBAAN I

1. Ampisillin

Bentuk Sediaan : tablet (250 mg dan 500 mg), injeksi dan dry syrup

Indikasi : antibakteri

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, lalu.

b. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam 3 ml air lalu saring. Tambahkan larutan

hidroksilamin HCl ke dalamnya dan 2 tetes larutan NaOH 2 N. Biarkan selama 5 menit,

lalu tambahkan HCl pekat 1 tetes dan lar.FeCl 3 1 tetes, maka akan terbentuk larutan

berwarna violet kemerahan yang segera berubah menjadi violet kecoklatan.

c. Kocok sedikit zat uji dengan air, lalu saring. Ke dalam filtratnya tambahkan larutan K-Cu-

tartrat 2 ml, maka akan terbentuk larutan berwarna merah ungu yang akan berubah

menjadi biru lalu menjadi hijau bila dibiarkan

d. Ambil sedikit sampel, letakkan diatas cawan penguap. Panaskan/bakar diatas lampu

spiritus, akan tercium bau yang spesifik.

2. Chlorampenicol palmitat

Bentuk Sediaan : - capsul (250 mg dan 500 mg), syrup, injeksi, tetes mata salep mata

6
- terdapat juga dalam bentuk stearat maupun palmitat

Indikasi : - antibakteri

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Keluarkan zat dari dalam kapsul, gunakan sebagai zat uji.

b. Ambil sedikit zat uji, lalu tambahkan 10 ml air dan 2 ml H2SO4 pekat serta sedikit serbuk

seng. Kocok agar bereaksi, diamkan 10 menit, lalu saring. Tampung filtratnya, bagi dua

bagian. Yang pertama ditambah lar. HNO3 pekat 2 tetes dan lar. AgNO3 sekitar 2-3 tetes,

akan terbentuk endapan putih. Lalu yang kedua ditambah larutan NaNO2 2 tts biarkan

sejenak, lalu tambahkan sedikit serbuk urea dan larutan beta-naftol dalam NaOH, maka

akan terbentuk warna merah (sulit karena reaksinya berlangsung lama).

c. Ambil sedikit zat uji, tambahkan 5 tts lar. Fenol dan sedikit kristal KOH, panaskan lalu

kocok, maka akan timbul warna merah kecoklatan. Tambahkan 2 ml air, warna akan

berubah menjadi hijau gelap

d. Reaksi Kristal aseton air. Larutkan sedikit zat uji dalam aceton, kocok hingga zat aktif

terlarut, kemudian ambil dengan pipet, letakkan di atas kaca objek, biarkan mengering

sebentar, kemudian lihat bentuk kristalnya di bawah mikroskop (gunakan perbesaran 40

kali).

3. Erythromisin stearat

Bentuk Sediaan : tablet (250 mg dan 500 mg), syrup

Indikasi : antibakteri

7
Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hinggá halus, lalu ambil sedikit serbuk, jadikan sebagai zat uji, masukkan

dalam tabung reaksi dan tambahkan 0,5 ml etanol dan 2 tts H 2SO4 pekat maka akan timbul

warna merah coklat gelap, ditambahkan air berubah menjadi hijau gelap.

b. Ambil sedikit zat uji, tambah 1 ml aseton dan 1 ml HCl pekat, kocok, maka akan timbul

warna jingga pucat dan berubah menjadi ungu pekat. Tambahkan lar.Chloroform 1 ml,

maka lapisan Chloroform akan berwarna biru kehijauan.

4. Isoniazida

Bentuk Sediaan : tablet 10 mg dan 30 mg

Indikasi : Anti-tuberkulosis

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji, lalu

tambahkan 2 ml air, kocok dan saring. Tampung filtratnya dan tambahkan 3 tts lar. AgNO3

dan 3 tts lar.Amonia encer, maka akan dihasilkan gelembung Nitrogen, dan warna

8
campuran akan berubah dari kuning menjadi hitam dan terdapat cermin perak pada

dinding tabung reaksi.

b. Pada sedikit zat uji tambahkan 1 ml air dan 1 ml NaOH lalu kocok, perhatikan apa yang

terjadi. Kemudian tambahkan sedikit larutan Iodium akan terbentuk warna biru dan juga

terdapat gelembung gas

c. Campurkan sedikit zat uji dengan Natrium carbonat anhidrat di atas cawan porselin lalu

panaskan akan tercium bau pyridin

5. Pirazynamida

Bentuk Sediaan : tablet 250 dan 500 mg

Indikasi : anti-tuberkulosis

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

masukkan dalam tabung reaksi lalu tambahkan 2 ml lar NaOH encer, panaskan di atas

water bath, akan dihasilkan bau amonia

b. Ambil sedikit zat uji, lalu t mbahkan 3 ml air, panaskan, kemudian tambahkan beberapa

tetes lar. FeSO4, akan dihasilkan warna oranye. Tambahkan beberapa tetes lar. NaOH maka

warnanya akan berubah menjadi biru gelap

c. Tambahkan lebih kurang 0,5 ml lar. P-DAB HCl ke dalam sedikit zat uji, lalu panaskan di

atas water bath, maka akan dihasilkan warna kuning terang.

9
PERCOBAAN II

1. Streptomisin Sulfat

Bentuk Sediaan : serbuk injeksi

Indikasi : antibakteri

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Keluarkan serbuk dari dalam vial, dan gunakan sebagai zat uji.

b. Ambil sedikit zat uji, lalu larutkan dalam 1 ml lar.NaOH 2N kemudian dipanaskan selama 5

menit diatas water bath. Dinginkan, tambahkan sedikit HCl pekat dan lar.FeCl 3 1 tetes

maka akan terbentuk warna ungu yang intensif

c. Larutkan sedikit zat dalam air. Lalu tambahkan 5 tetes lar.p-DAB HCl dan dipanaskan di

atas water bath selama lebih kurang 2 menit, maka akan terbentuk warna merah lembayung

d. Larutkan sedikit zat uji dalam air, lalu tambahkan 3 tetes lar. BaCl2 maka akan terbentuk

endapan putih berupa kristal.

2. Klorokuin difosfat

Bentuk Sediaan : tablet 250 mg

Indikasi : antimalaria/kemoterapeutika

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

10
3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat, untuk

bahan pemeriksaan

b. Larutkan sedikit zat uji dalam air lebih kurang 1 ml. Saring, tampung filtratnya, tambahkan

kristal KOH, kocok, kemudian tambahkan sedikit asam nitrat pekat dan 5 tetes larutan

AgNO3, akan terbentuk endapan putih, tambahkan sedikit amonia encer maka endapan

akan larut.

c. Kedalam tabung reaksi masukkan sedikit sampel, lalu tambahkan sekitar 1 ml asam sulfat

pekat. Lalu tambahkan 3 tetes kalium bikromat akan terbentuk warna merah yang segera

berubah menjadi merah kecoklatan

d. Sedikit zat uji ditambah 2 ml air, kemudian tambahkan 5 tetes larutan Kalium-merkuri-

iodida, akan terbentuk sedikit endapan yang berwarna kuning.

3. Griseofulvin

Bentuk Sediaan : tablet 250 dan 500 mg

Indikasi : anti-fungi

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

1. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

suspensikan dalam 1 ml etanol 75% lalu tambahkan sedikit serbuk Na2SO3 dan 1 ml

NaOH. Panaskan di atas water bath sekitar 10 menit akan dihasilkan warna kuning lemon.

11
2. Pada sedikit zat uji ditambahkan 0,5 ml lar. H2SO4 akan terbentuk warna kuning

orange.tambahkan 1 tts K2Cr2O7 warnanya akan berubah menjadi merah anggur. (tetap

orange)

4. Metronidazol

Bentuk Sediaan : tablet 250 mg dan 500 mg, Injeksi, suppositoria

Indikasi : anti-amuba

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji

letakkan pada plat tetes, tambahkan beberapa tetes lar.p-DAB dan 0,5 ml HCl akan

terbentuk warna kuning yang akan berubah menjadi merah jingga jika ditambahkan sedikit

serbuk seng.

b. Ambil sedikit zat uji tambahkan 3 ml lar.NaOH 2 N lalu dididihkan, akan terbentuk warna

pink berubah ungu, berubah merah, lalu merah coklat, akhirnya menjadi kuning.

(perhatikan dengan seksama)

5. Nystatin

Bentuk Sediaan : Tablet 5000 i.u dan 10.000 iu, vaginal tablet, drop

Indikasi : anti-fungi

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

12
2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

letakkan pada plat tetes lalu tambahkan beberap tetes lar. H2SO4 pekat akan terbentuk

warna ungu kecoklatan

b. Ambil sedikit zat uji, tambahkan etanol 75% dan 0,5 ml HCl 25 % kocok lalu saring,

tampung filtratnya. Pada filtrat tersebut tambahkan sedikit kristal resorcinol, kocok lalu

panaskan di atas water bath selama 2 menit, akan terbentuk warna oranye sampai merah

kecoklatan

c. Ambil sedikit zat uji, tambahkan 2 ml etanol, kocok lalu saring. Pada filtratnya tambahkan

0,5 ml HCl 25 % dan 2 tetes lar. FeCl3 , akan terbentuk warna kuning yang lama-kelamaan

semakin intensif.

13
Percobaan III

1. Pirantel palmoat

Bentuk Sediaan : tablet, syrup

Indikasi : anthelmintik

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

letakkan di atas plat tetes tambahkan lar. HCl pekat dan 2 tetes lar. formaldehid /H2SO4

pekat, maka akan dihasilkan warna lembayung

b. Ke dalam tabung reaksi masukkan sedikit zat uji, lalu tambahkan 1 ml lar. NaOH 2 N dan

1 ml lar. KMnO4 maka akan dihasilkan warna hijau yang berubah menjadi endapan coklat

jika dipanaskan

c. Larutan sedikit zat uji ke dalam asam sulfat pekat, akan terbentuk warna kuning, yang

berubah menjadi oranye lalu berubah lagi menjadi merah

2. Mebendazol

Bentuk Sediaan : tablet 100 mg

Indikasi : antelmintik

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

14
3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Campurkan sampel dengan 2 ml NaOH 2 N dan panaskan hingga terbentuk suspensi

berwarna kekuningan, tambahkan beberapa tetes larutan CuSO4 maka akan terbentuk

endapan hijau. Kemudian jika ditambahkan beberapa tetes amonia pekat maka endapan

akan menjadi biru kehijauan.

b. Kedalam sedikit sampel tambahkan 1 ml asam sulfat pekat, akan terbentuk larutan

kuning.Encerkan dengan air secara berhati-hati, maka warna kuningnya akan

hilang.Saring larutan ini, kemudian ke dalam filtratnya tambahkan larutan AgNO3, maka

akan dihasilkan endapan putih yang tidak larut jika ditambah dengan amonia pekat.

3. Antalgin

Bentuk sediaan : tablet 500 mg dan injeksi

Indikasi : analgetik

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hinggá halus, lalu ambil sedikit serbuk, jadikan sebagai zat uji. Ambil sedikit

serbuk, masukkan dalam tabung reaksi, larutkan dalam air, lau tambahkan 1 ml lar. HCl

encer dan beberapa tetes lar. FeCl3, maka akan terbentuk warna biru yang akan berubah

menjadi merah lalu beberapa saat kemudian menjadi tidak berwarna ( penambahan FeCl3

jangan terlalu banyak)

15
b. Ambil sedikit serbuk, masukkan dalam tabung reaksi, lalu larutkan dalam air, tambahkan

2tetes lar. AgNO3 maka akan terbentuk warna ungu dan endapan perak (menempel di

dinding tabung reaksi)

c. Ambil sedikit zat uji yang sudah dilarutkan dalam air, letakkan diatas objek glass,

tambahkan 1 tetes larutan K4Fe(CN)6 biarkan agak mengering, lalu amati bentuk kristalnya

di bawah mikroskop (tidak usah dikerjakan)

d. Reaksi Batang Korek Api

Celupkan batang korek api ke dalam larutan HCl pekat, lalu biarkan kering dengan

sendirinya. Lalu larutkan sampel dalam air, kemudian celupkan batang korek api tadi,

perhatikan warna yang terjadi pada batang korek api.

4. Asetosal

Bentuk sediaan : tablet 80mg,100 mg, 160mg dan 500 mg

Indikasi : - analgetik, antipiretik

- Profilaksi penyakit cerebro-vaskuler (antiplatelet)

- profilaksi infark miokard

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hinggá halus, lalu ambil sedikit serbuk, masukkan dalam tabung reaksi,

tambahkan sedikit aquadest. Lalu tambahkan 2 tetes larutan FeCl3. Amati warna yang

terjadi. Panaskan larutan lalu perhatikan perubahan yang terjadi.

16
b. Sedikit serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan dengan larutan KOH/etanol, lalu

tambahkan larutan FeCl3, amati warna yang terjadi (adakah perbedaan warna dgn atas?)

c. Sedikit serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi lalu ditambahkan larutan metanol 1 ml

dan asam sulfat pekat lebih kurang 5 tetes. Tutup tabung reksi dengan kapas lalu panaskan

hinggá mendidih. Tambahkan air dingin lebih kurang 5 ml, lalu kocok kuat-kuat, akan

dihasilkan bau yang spesifik (reaksi esterifikasi)

5. Paracetamol

Bentuk Sediaan : tablet 250 dan 500 mg, syrup elixir

Indikasi : analgetik-antipyretik

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji

letakkan di atas plat tetes,tambah aguadest lalu tambahkan 2 tetes lar. FeCl 3 akan timbul

warna biru violet

b. Sedikit zat ditambah dengan lar. NaOH 2N, panaskan lalu dinginkan dan tambahkan

beberapa tetes asam sulfanilat akan terbentuk warna merah.

c. Tambahkan 1 ml lar. HCl encer ke dalam sedikit zat uji, lalu panaskan hingga mendidih.

Tambah 5 ml air lalu dinginkan. Tambahkan 2 tetes Kalium bikromat akan terbentuk

warna violet yang berubah menjadi merah.

17
Percobaan IV

1. Epedrin HCl

Bentuk Sediaan : tablet 30 mg

Indikasi : Obat SSO

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hinggá halus, lalu ambil sedikit serbuk, jadikan sebagai zat uji, masukkan

dalam tabung reaksi dan tambahkan air, kocok, saring. Tampung filtratnya lalu uapkan.

Filtratnya ditambah dengan 1 tts CuSO4 dan 0,5 ml lar.NaOH 2 N akan terbentuk warna

ungu kebiruan . Tambah sedikit lar.n-butanol maka lapisan n-butanol akan menjadi

kemerahan /ungu tipis

b. Larutkan sedikit zat uji dalam 2 ml air, tambahkan 2 tts lar.NaOH ddan 1 ml lar.

K3Fe(CN)6, lalu panaskan di atas water bath maka akan tercium bau benzaldehide

c. Larutkan sedikit zat uji dalam 0,5 ml air tambahkan 3 tts lar. HNO3 encer dan 2 tts lar.

AgNO3 maka timbul endapan putih

2. Atropin Sulfat

Bentuk Sediaan : injeksi, tetes mata

Indikasi : Obat SSO

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

18
2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Ambil sedikit sampel, tempatkan pada cawan penguap, uapkan di atas water bath hingga

kering. Tambahkan 5 tetes HNO3 pekat, lalu dinginkan. Tambahkan 2 ml aseton dan 4

tetes KOH 3% dalam metanol, akan terbentuk warna violet.

b. Ambil sedikit larutan sampel, masukkan dalam tabung reaksi. Tambahakan 5 tetes HCl

pekat dan larutan BaCl2 sebayak 5 tetes, akan terbentuk endapan putih (ini adalah test

untuk anion Sulfat)

3. Papaverin HCl

Bentuk Sediaan : tablet 40 mg

Indikasi : Obat SSO

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Sedikit zat uji, diletakkan diatas plat tetes, kemudian tetesi dengan campuran perekasi (1

tetes formalin dalam 1 ml H2SO4) maka akan timbul warna agak hijau yang lama

kelamaan berubah menjadi merah jambu tua dan akhirnya menjadi coklat. Reaksi ini juga

bisa dikerjakan dalam tabung reaksi dengan terlebih dahulu melarutkan sedikit zat uji.

b. Sedikit zat uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dilarutkan dalam air, aduk

homogen, saring, tampung filtratnya. Terhadap filtratnya tambahkan larutan AgNO 3

sebayak 3 tetes, maka akan terbentuk endapan putih, bila endapan ini ditambah dengan

19
NH4OH berlebih maka endapannya akan larut, dan bila ditambah HNO 3 kembali akan

terbentuk endapan. (ini afalah test untuh HCL)

4. Salbutamol sulfat

Bentuk Sediaan : tablet 2 dan 4 mg, sirup, inhaler

Indikasi : bronchodilator

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji, lalu

masukkan ke dalam tabung reaksi dan larutkan dengan sedikit air, tambahkan 2 tetes

lar.FeCl3 akan terbentuk larutan berwarna ungu kemerahan rona abu-abu. Tambahkan

sedikit serbuk NaHCO3 akan dihasilkan gas CO2 dan endapan merah daging ayam (muda).

Jika ditambahkan 2 tetes Asam Sulfat pekat maka warna akan hilang

b. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam air, tambahkan sedikit lar. HCl pekat dan larutan

BaCl2 akan dihasilkan endapan putih

c. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam air, tambahkan sedikit lar. H 2SO4 encer dan 3 tetes lar

KMnO4 maka warna ungu akan hilang, paling tidak coklat

5. Aminofillin

Bentuk Sediaan : tablet (100 mg dan 200 mg), injeksi dan suppositoria

Indikasi : broncho-dilator

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

20
1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, lalu. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam air lalu

aduk-aduk kemudian saring. Tampung filtratnya lalu tambahkan HCl pekat. Pindahkan

larutan tersebut ke dalam cawan penguap, tambahkan 0,5 ml larutan H2O2. Uapkan di atas

water-bath hingga kering. Kemudian tambahkan larutan Amonia pekat satu tetes, maka

akan terbentuk warna ungu/pink muda kemerahan. Warna ini akan hilang bila ditambahkan

larutan NaOH.

b. Larutan sedikit zat uji (usahakan jenuh) kedalam air, lalu saring. Tambahkan larutan asam

tanat beberapa tetes (100 g/ l), maka akan terbentuk endapan yg banyak

c. Tambahkan larutan NaOH 2 N ke dalam sedikit larutan zat uji, lalu tambahkan 5 tetes

larutan Cu-asetat, akan terbentuk warna violet.Tambahkan sedikit larutan K-Hg-Iodida,

terjadi endapan putih yang segera berubah menjadi violet.

21
Percobaan V

1. Prokain-penicillin

Bentuk Sediaan : injeksi kering (vial) 4-20 mg/1 ml

Indikasi : anaestesi lokal + antibiotik untuk profilaksi pre-op

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Ambil sedikit zat uji, masukkan dalam tabung reaksi lalu tambahkan 1 tetes lar HCl pekat

dan 1 tetes lar Natrium nitrit 10%. Kemudian tambahkan 1 ml campuran dari 200 mg beta-

naftol dalam 10 ml lar NaOH 33 % b/v. Kocok hingga terbentuk endapan berwarna merah

menyala. (merah bata)

b. Sedikit zat uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan larutan AgNO 3 sebayak

3 tetes, maka akan terbentuk endapan putih, bila endapan ini ditambah dengan NH4OH

berlebih maka endapannya akan larut, dan bila ditambah HNO3 kembali akan terbentuk

endapan. (ini afalah test untuh HCL

2. Lidocain HCl

Bentuk Sediaan : injeksi 4-20 mg/1 ml, salep

Indikasi : anaestesi lokal

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

22
3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Ambil sedikit sampel, tambahkan NaOH 2 N, test phnya dengan lakmus (alkalis). Saring

endapannya, lalu bilas dengan air. Tambahkan 1 ml etanol 75% dan 4 tetes Cobalt chlorida,

kocok maka akan dihasilkan endapan biru yang lama kelamaan berubah menjadi hijau.

b. Sedikit sampel ditambah 3 tetes larutan Iodium akan terbentuk endapan coklat

c. Sedikit zat uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan larutan AgNO3 sebayak

3 tetes, maka akan terbentuk endapan putih, bila endapan ini ditambah dengan NH4OH

berlebih maka endapannya akan larut, dan bila ditambah HNO3 kembali akan terbentuk

endapan. (ini afalah test untuh HCL

d. Sampel + p-DAB HCl, tidak terbentuk warna

3. Hidroklor-tiazide (HCT)

Bentuk Sediaan : tablet 10 mg dan 30 mg dan injeksi

Indikasi : diuretika

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Ambil sedikit zat uji, masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan 5 ml larutan Natrium

carbonat 5 %, kocok lalu saring. Ke dalam filtratnya tambahkan 1 tetes kalium

permanganat, larutan akan berubah menjadi coklat.

23
b. Ambil sedikit zat uji, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan etanol sekitar 2 ml,

lalu masukkan sedikit NaOH kristal. Test Ph larutan ( basa). Tambahkan 2 ml air, lalu

larutan dibagi dua sama banyak

Tabung A, diasamkan dengan 1 ml HNO3 encer (13%) dan beberapa tetes AgNO3, maka

akan terbentuk endapan putih yang larut dalam ammonia encer (10%) dan akan mengendap

kembali jika ditambahkan beberapa tetes HNO3 encer (13%).

Tabung B, tambahkan larutan Iodium tetes demi tetes sampai timbul warna kuning pucat,

lalu tambahkan lar. BaCl 2 5%, maka akan timbul endapan berupa kristal putih

4. Furosemide

Bentuk Sediaan : tablet 40 mg, injeksi

Indikasi : diuretika

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

tambah 5 ml etanol, saring. Filtratnya ditambah 2 tts lar. P-DAB HCl maka akan timbul

warna merah pekat (ungu kecoklatan)

b. Tambahkan larutan formaldehyde dalam H2SO4 pekat ke dalam sedikit zat uji, akan timbul

warna kuning. Jika dipanaskan diatas water bath akan berubah menjadi merah-coklat

5. Spironolakton

Bentuk Sediaan : tablet 25 dan 100 mg, injeksi

Indikasi : diuretika

24
Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hingga halus, ambil sedikit zat, masukkan dalam tabung reaksi yang sudah

berisi 1 ml H2SO4 pekat dan 1 ml air, kocok akan terbentuk larutan berwarna jingga, yang

kemudian akan menjadi hijau kekuningan yang berfluoresensi.Jika larutan ini dipanaskan,

maka warnanya akan berubah menjadi merah jingga gelap. Dalam reaksi ini juga

dihasilkan gas H2S yang dapat menghitamkan kertas saring yang sudah ditetesi dengan Pb-

acetat. Jika larutan tersebut diteteskan ke dalam air, maka warnanya akan kembali menjadi

hijau kekuningan dan berfluoresensi.

b. Ambil sedikit zat uji, masukkan dlm tabung reaksi, tambahkan sedikit larutan biru

tetrazolium dalam NaOH encer, akan terbentuk warna ungu

25
Percobaan VI

1. Carbamazepin

Bentuk Sediaan : tablet (200 mg dan 400 mg)

Indikasi : anti-epilepsi dan manik depresif

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hinggá menjadi serbuk. Ambil sedikit serbuk, masukkan dalam tabung

reaksi, tambahkan 5 ml aseton, hangatkan, saring dalam keadaan hangat, tampung

filtratnya. Ambil sedikit filtrat, lalu tambahkan 0,5 ml larutan formaldehyde dalam H2SO4

pekat, maka perlahan-lahan akan timbul warna kuning yang berubah menjadi oranye

(lakukan juga di plat tetes terhadap sampel langsung)

b. Ambil filtrat tersebut di atas, lalu tambahkan sedikit larutan HNO3 pekat, bila perlu

dipanaskan di atas water bath , maka akan timbul warna oranye. (atau kuning)

2. Phenytoin (25 – 100 mg)

Bentuk Sediaan : capsul 100 mg

Indikasi : anti-epilepsi

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

26
Reaksi-reaksi :

a. Keluarkan serbuk dari dalam kapsul dan gunakan sebagai zat uji.

b. Ambil sedikit zat uji, lalu tambahkan 2 ml Chloroform dan sedikit lar. CoCl2 lalu kocok

maka akan dihasilkan endapan yang voluminius (mengembang) dan larutan yang berwarna

biru ungu

c. Masukkan sedikit zat uji ke dalam tabung lalu tambahkan 1 ml lar.Amonia pekat, panaskan

sampai mendidih, lalu tambahkan satu tetes lar. CuSO4, lalu kocok akan dihasilkan warna

biru ungu dan endapan biru hijau. Saring dan cuci dengan air, maka butiran pink akan

tertinggal di atas kertas saring

3. Phenobarbital

Bentuk Sediaan : tablet, injeksi (30, 50 dan 100 mg)

Indikasi : sedative-hipnotik

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

larutkan dalam sedikit metanol, tambahkan lar.CoCl 2 dan 3-4 tetes lar.Amonia akan

terbentuk warna ungu

b. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam 1 ml etanol, uapkan hingga volume etanol hampir

habis, lalu tambahkan beberapa tetes lar.H2SO4 pekat dan lar.NaNO3 biarkan beberapa

menit maka akan dihasilkan larutan berwarna kuning

4. Chlorpromazin HCl

27
Bentuk Sediaan : - tablet (25 mg dan 100 mg), injeksi,

Indikasi : antihistamin, tranquilizer

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Lepaskan salut tablet dengan scrap, lalu gerus tablet hingga halus. Gunakan sebagai zat uji.

b. Ambil sedikit zat uji larutkan dalam 5 ml chloroform lalu saring. Uapkan filtratnya, lalu

tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1 ml, maka akan terbentuk larutan yang berwarna

merah muda.

c. Ambil sedikit zat uji lalu larutkan dalam 4 ml air, dan 1 ml NaOH 2N, kocok lalu saring.

Kedalam filtratnya tambahkan 1 ml asam nitrat pekat dan beberapa tetes lar.AgNO 3, maka

akan terbentuk endapan putih yang akan larut bila ditambah larutan amonia. (test untuk

anion klorida)

5. Dimenhidrinat

Bentuk Sediaan : tablet

Indikasi : antihistamin

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

28
a. Gerus tablet hingga halus, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji, larutkan dalam

sedikit etanol 50%, lalu tambahkan air dan asam sulfat encer. Dinginkan dalam es selama

30 menit, ambil endapannya, larutkan dalam HCl encer, tambahkan beberapa tetes H2O2,

uapkan dalam cawan porselin hingga kering dan berwarna kemerahan. Teteskan 2 tetes

amonia encer, akan terbentuk warna ungu

29
Percobaan VII

1. Asam Askorbat (vitamin C)

Bentuk sediaan : tablet 50 mg,100 mg, 500 mg

Indikasi : - suplemen

- antiskorbut

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Gerus tablet hinggá halus, lalu ambil sedikit serbuk, jadikan sebagai zat uji. Masukkan

dalam tabung reaksi lalu tambahkan sedikit aquadest dan beberapa tetes lar. Natrium-

bikarbonat, kemudian tambahkan 3 tetes larutan FeSO4, akan terbentuk warna ungu yang

akan hilang bila ditambah H2SO4 encer. ( catatan : jumlah sampel harus agak banyak)

b. Ambil sedikit serbuk, larutkan dalam air, laLu tambahkan lar. AgNO3 2 tetes, akan

terbentuk endapan abu-abu gelap.

c. Ambil sedikit serbuk, larutkan dalam air, lau tambahkan lar. KMnO4 3 tetes, maka warna

ungu akan hilang, bila ditambah terus akan berubah menjadi coklat

2. Vit B6 (Piridoksin HCL)

Bentuk Sediaan : tabet

Indikasi : - suplemen

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

30
2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji, lalu

letakkan di atas plat tetes, kemudian tambahkan 2 tetes lar. FeCl 3 maka akan dihasilkan

warna coklat kemerahan.tambahkan 2 tetes lar. HCl pekat maka warna akan berubah

menjadi kuning

b. Ke dalam 0,5 ml larutan asam sulfanilat yang dicampur dengan 3 tetes larutan NaNO3 dan

1 ml lar.NaOH 2 N, tambahkanlah sedikit zat uji, maka akan dihasilkan warna kuning

keemasan setelah 2 menit. Warna ini akan berubah menjadi oranye jika ditambahkan lar.

asam acetat pekat.

c. Ambil sedikit zat uji, masukkan ke dalam tabung reaksi dan larutkan dengan sedikit air.

Kemudian tambahkan 0,5 ml lar. asam nitrat pekat dan 2 tetes lar.AgNO 3 maka akan

dihasilkan endapan putih yang larut kembali jika ditambahkan lar.amonia beberapa tetes.

3. Vitamin B1 (Thiamin HCL)

Bentuk Sediaan : tablet, injeksi

Indikasi : vitamin

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

a. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

larutkan dalam air, tambahkan 0,5 ml lar.NaOH 2 N dan 4 tetes lar. kalium ferry-sianida

31
dan 2 ml larutan butanol, lalu kocok. Biarkan sejenak agar ke dua lapisan memisah,

lapisan butanol akan berwarna biru yang berfluoresensi dalam gelap, atau di bawah lampu

ultraviolet. Warna ini akan hilang jika larutan diasamkan dan muncul kembali jika

dialkaliskan.

b. Ambil sedikit zat uji lalu larutkan dalam air, saring. Tampung filtratnya, lalu tambahkan

sedikit asan nitrat dan 2 tetes lar.AgNO3 maka akan terbentuk endapan putih, yang akan

larut jika ditambahkan lar.amonia. Jika dipanaskan larutan akan menjadi kuning lalu

berubah menjadi coklat.

4. Asam Folat

Bentuk Sediaan : tablet 1 mg

Indikasi : suplemen

Prosedur identifikasi :

Perhatikan

1. Bentuk sampel

2. Warna sampel

3. Rasa dan bau sampel

Reaksi-reaksi :

b. Haluskan tablet hingga menjadi serbuk, gunakan sebagai zat uji. Ambil sedikit zat uji,

masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan HCl 7% sebanyak 2 ml, kocok dan saring.

Tampung filtratnya lalu tambahkan 2 tetes larutan fenol dan 3 tetes larutan KbrO3 2%,

akan terbentuk warna merah gelap.

c. Ambil zat uji agak banyak, lalu larutkan dalam 3 ml air dan 0,5 ml amonia 10% lalu kocok

hingga homogen. Bagi 2 larutan sama banyak

d. Pada tabung A tambahkan 0,5 ml larutan Kalium permanganat dan pada tabung B

tambahkan 1 ml air. Kemudian kedalam kedua tabung tersebut tambahkan sedikit larutan

32
NaNO2 dan lar HCl 7%, lalu masing-masing dikocok, dibiarkan selama 2 menit. Kemudian

ke dalam kedua tabung tersebut tambahkan masing masing 0,5 ml lar. Beta-naftol (250 mg)

yang sudah dilarutkan dalam 15 ml larutan NaOH 2 N. Tabung A akan berwarna coklat

kemerahan, sedang tabung B akan berwarna kekuningan.

33

Anda mungkin juga menyukai