Ir
Ir
DI
OLEH :
4. NOLDY, SP (............................................)
5. USMAN, SP (............................................)
6. AGUS,SP. (............................................)
Kita lebih pantas mengawali programa ini dengan pujian. Pujian yang
sarat akan rasa syukur atas karunia Yang Maha Kuasa, Tuhan seluruh Alam, Allah
subhanahu wa-ta’ala. Rasa syukur yang tiada terhingga. Semata karena taufik
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman serta sebagai alat
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut
masih banyak terdapat kekurangan atau kekeliruan. Saran dan kritikan yang
HASNUN, SP
A. Latar Belakang
Pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) secara bijaksana dan
proporsional.
Penyuluhan kehutanan pada hakekatnya adalah upaya
SDH. Dua hal penting yang menjadi ciri penyuluhan kehutanan adalah
Penyuluhan Kehutanan yang dapat menjadi acuan bagi para pihak dalam
yang berisi pedoman dan tujuan yang ingin dicapai dalam memanfaatkan
Selain itu pula, programa dapat memberikan arah yang jelas agar
Oleh karena itu, penyusunan programa perlu memuat beberapa kriteria agar
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai tidak melenceng. Adapun kriteria
Oleh karena itu perlu dilakukan survey awal atau penggalian informasi untuk
bagaimana petani menjual hasil buminya, dsb. Hasil survey itulah yang
penyuluhan kehutanan.
daya hutan yang ada di desa tersebut. Demikian pula, diharapkan dapat
memberi jawaban atas tuntutan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha
itu semua, sangat dituntut kemampuan teknis dan sikap prilaku dari penyuluh
B. Landasan Hukum
Kehutanan;
Masyarakat;
Penyuluhan Kehutanan.
C. Pengertian-pengertian
Dalam program ini yang dimaksud dengan:
serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
pembangunan kehutanan.
Penyuluh PNS adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
penyuluhan kehutanan.
PKSM adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga
menjadi penyuluh.
satu tahun.
sasaran antara
8. Sasaran Utama adalah pelaku utama dan pelaku usaha dalam bidang
11. Pelaku Usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
14. Pusat Penyuluhan adalah unit organisasi di bawah Badan P2SDM yang
15. Dinas Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut Dinas adalah organisasi
bidang kehutanan.
16. Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang
17. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnya disingkat UPTD adalah
18. Cabang Dinas Kehutanan yang selanjutnya disingkat CDK adalah bagian
Kehutanan yang dibentuk sebagai unit kerja Dinas dengan wilayah kerja
tertentu
KM² dan Luas Kawasan Hutan seluas ± 1011, 49 Hektar. Adapun fungsi
dari kawasan tersebut adalah sebagai hutan lindung yang ditanami oleh
tutupan lahan atau keadaan vegetasi masih rapat dan sumber air masih
C. Topografi
sedang hingga angin kencang dengan curah 1390 MM. Dengan jumlah
hari hujan tertinggi berada pada bulan Desember dan terendah pada bulan
yang terdiri dari beberapa kelas lereng dengan sebaran sebagai berikut:
16,73 % dari luas total kawasan berlereng datar (0-8%), 27,67% dari luas
total kawasan berlereng landai (8-15%), 32,42% dari luas total kawasan
berlereng agak curam (15-25%), 21,94 % dari luas total kawasan berlereng
curam (24-05%) dan sisanya sebanyak 1,25% dari luas total kawasan
D. Penggunaan Lahan
terbagi atas pemanfaatan lahan basah dan pemanfaatan lahan kering dapat
3. Tegalan/Kebun - -
4. Ladang - -
5. Kolam 1 0,05
6. Padang Rumput - -
Perkebunan rakyat seluas 512,97 Ha (27 %), Hutan rakyat seluas 350 Ha
untuk sawah Irigasi ½ teknis dan Irigasi sederhana ditanami 2 (dua) kali
kali setahun dan 1 (satu) kali palawija. Luas tanam padi dan palawija
Tabel 3.
Tabel 3. Luas Tanam Padi dan Palawija di Desa Gattareng , Tahun 2018
3. Kacang Tanah 15 15 -
4. Kedelai - - -
seluas Ha, Luas Panen Ha dengan prodiksi rata-rata yang dicapai adalah
Kw/Ha (GKP). Sedangkan Tanaman Palawija yang dominan adalah Jagung seluas
adalah Kw/Ha.
1. Pemanfaatan Lahan Kering
Potensi lahan kering di Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo berupa
Kopi, Lada, Kapuk, jambu mete dan lain-lain. Luas Tanaman perkebunan rakyat
yang ada di Desa Gattareng tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 5.
kawasan hutan lindung dan daerah perbukitan serta berbagai vegetasi maka
potensi usaha pertanian dan kehutanan yang dapat di kembangkan antara lain
Lainya.
a. Data Penduduk
perbandingan jumlah Penduduk laki – laki sebanyak 1523 jiwa atau 48,83
% dan perempuan sebanyak 1596 jiwa atau 51,17 %, dengan Jumlah 655
KK.
Dari tabel terlihat bahwa Penduduk Desa Gattareng dengan jenis kelamin
laki – laki tidak mengalami perubahan yang signifikan. Disamping itu jumlah usia
lainnya, hal ini merupakan potensi yang dimiliki oleh Desa Gattareng untuk
sama dengan jenis kelamin laki-laki yang menunjukkan bahwa jumlah usia
Tahun
No Keadaan Penduduk
2014 2015 2016 Ket.
1 0 -10 Tahun 298 284 277
2 11 - 20 Tahun 312 319 310
3 21 - 30 Tahun 252 257 267
4 31 - 40 Tahun 228 220 218
5 41 - 50 Tahun 200 201 209
6 51 - 60 Tahun 132 142 131
7 61 Keatas 174 176 184
Jumlah 1596 1599 1596
Sumber : Data base Desa Gattareng, 2017
2016 melalui program pemerintah pusat ( Kartu Indonesia Sehat ) sebesar 1707.
jadi total penerima bantuan penduduk Desa Gattareng pada tahun 2016 adalah
Tahun
No Keadaan Penduduk
2014 2015 2016 Ket.
1 Petani sawah 574 640 656
2 Petani kebun 637 641 744
3 Peternak 161 161 161
4 PNS 20 20 20
5 Aparat Pemerintah desa 50 50 50
6 Honorer 39 39 39
7 Imam Desa/Imam Mesjid 7 7 7
8 Guru mengaji tradisional 20 20 20
9 Guru TPA 18 18 18
10 Pengurus mesjid 42 42 42
11 Kader 70 70 72
12 Kelompok Wanita Tani 24 24 24
13 Kelompok Tani 61 61 61
14 Gapoktan 6 6 6
15 Pengurus Remaja Mesjid 12 12 12
16 Pengurus Majelis Taklim 120 120 120
17 Pengurus PKK 74 74 74
18 Pengurus BUMDES 3 3 3
19 Pengurus KUP 7 7 7
Programa Penyuluhan Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan Ahli Tahun 2019 17
20 Pengurus Mandiri Pangan 3 3 3
21 Pengurus P3A/GP3A 3 3 3
22 Pedagang 57 57 57
23 Angkutan 28 28 28
24 Jasa 45 45 45
25 Pengurus Klp. Ternak 6 6 6
Jumlah 2087 2157 2280
Sumber : Data Base Desa Gattareng, 2017
bahwa masyarakat Desa Gattareng yang memiliki lapangan kerja juga semakin
meningkat.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan, Tiga Tahun Terakhir. 2017
Tahun
No Keadaan Penduduk
2014 2015 2016 Ket.
1 5 5 8
Lulusan S-1 keatas
2 - - 4
Lulusan D I/D II/D III
3 33 36 41
Lulusan SMA
4 51 54 55
Lulusan SMP
5 56 96 79
Lulusan SD
6
Tidak tamat SD/ tidak sekolah - - -
Jumlah 145 191 187
Sumber : Data Base Desa Gattareng, 2017
KTH lainnya masih pemula yang akan dipersiapkan menjadi kelas madya.
pelaku utama dan pelaku usaha adalah masyarakat yang bermukim di Desa
Gattareng. Yang dibina oleh Penyuluh Kehutanan dari CDK Wilayah V Kabupaten
Bone, Soppeng Wajo. Jumlah penyuluh Kehutanan yang membina KTH di Desa
pemerintah pusat melalui kegiatan KBR pada tahun 2011 disalurkan melalui
antara lain sengon, jabon, dan gamelina. Kegiatan ini berlanjut pada tahun 2019
kelompok tani hutan kelas madya, 1 kelompok usaha produktif dan 4 kelompok
ini ditandai dengan mulai berjalannya iuran bulanan salah satu kelompok yang
terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Permodalan petani juga
dibantu oleh Bank BRI melalui Dana KUR berupa pinjaman yang dikembalikan
pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh pengurus dan anggota KTH. Adapun
pendidikan dan latihan yang diikuti antara lain diklat usaha lebah madu trigona
Makassar. Hal ini dapat menunjang pengembangan sumber daya manusia KTH
oleh KTH.
1. Keadaan dilapangan Meningkatkan nilai 1. Alat meubel belum Pengurus dan anggota KTH 25 Orang Dusun Arappae 1. Pengajuan Proposal ke instansi 1. Ceramah permewbelan KTH Penyuluh dan Penyuluh
terdapat 60 Ha hamparan ekonomi Gamelina yang memadai Harapan Arappae terkait untuk pengadaan alat 2. Kerjasama Harapan Pengurus KTH
lahan yang dikelola oleh selama ini dijual dalam 2. SDM yang meubel Arappae
KTH Harapan Arappae. bentuk gelondongan memiliki (Agustus 2019) Rp.
Dari 60 Ha tersebut menjadi kayu olahan keterampilan 2. Pelatihan 10.000.00
terdapat 20 Ha lahan yang (Meubel) seperti kursi, dalam pengolahan (September 2019) 0,-
ditanami Gamelina dan meja, lemari dll. kayu masih kurang 3. Kerjasama dengan pihak
sudah siap panen bahkan (baru 3 Orsng) swasta (Perbankan, koperasi)
ada yang sudah dipanen. 3. Modal masih (Agustus 2019)
Namun penjualannnya terbatas dalam 4. Mencari akses pasar hasil
masih dalam bentuk mengembangkan olahan kayu gamelina
gelondongan. Dari pemilik usaha meubel (Desember 2019)
lahan tersebut terdapat 3 4. Akses pemasaran
orang anggota kelompok masih lokal
yang memiliki keterampilan
tukang kayu.
2. Keadaan di lapangan Meningkatkan 1. Belum ada bibit KTH Harapan Arappae 45 orang Dusun Arappae 1. Pengadaan bibit dengan Ceramah Teknologi Swadaya Penyuluh dan Penyuluh
terdapat 60 Ha lahan pemanfaatan lahan petani yang mau ditanam kerjasama instansi Sekolah lapang Agroforestry KTH PengurusKTH
petani KTH Harapan dari 40 Ha menjadi 60 Ha oleh KTH terkait Penyebaran materi Rp.6000.0
areppae, namun baru 40 untuk tanaman kehutanan 2. Baru 50 % (Agustus 2019) lewat media terceta 00
Ha yang ditanami tanaman pola agroforestry anggota KTH
kehutanan pola Harapan Areppae 2. Study Banding
agroforestry. (45 Oang) yang September –
memiliki (November 2019)
pengetahuan
tentang
penanaman
tanaman
kehutanan pola
agroforestry
4 Pada Daftar anggota KTH Meningkatkan jumlah 1. Terdapat 55 orang KTH Harapan Arappae 55 Orang Dusun Areppae 1. Penyuluhan Ceramah Budidaya lebah Swadaya KTH Penyuluh
terdapat 90 orang anggota anggota KTH yang anggota KTH 2. Pelatihan Diklat madu trigona KTH
KTH, namun baru 35 orang membudidayakan lebah Harapan Areppae 3. Studi Banding demcar
yang membudidayakan madu trigona dari 35 yang belum
Lebah madu trigona orang menjadi 90 orang. melakukan
budidaya Lebah
Madu Trigona.
2. Masa panen lebah
madu trigona
butuh waktu yang
lama.
3. Usaha lebah madu
hanya aktifitas
sampingan dari
petani bukan
pekerjaan pokok.
4. Pemasaran masih
lokal
penyuluh di lapangan.
2. Sebagai tolak ukur dan monitoring sejauh mana kegiatan penyuluhan
telah berjalan dan permasalahan apa saja yang dihadapi selama satu
tahun anggaran
3. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan pengukuran tingkat
Gattareng Tahun 2019 ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peserta