Arus Listrik Bagian 1
Arus Listrik Bagian 1
Dalm pokok bahasan ini dijelaskan tentang segala kelistrikan pada muatan yang bergerak.
Istilah arus listrik (sering disebut arus) digunakan untuk menggambarkan laju aliran muatan
melalui suatu daerah. Pertama-tama didefinisikan arus dan rapat arus seerta beberapa factor
yang menhasilakan hambatan (tahanan) terhadap aliran muatan dalam konduktor. Akan akan
diuraikan pula analisis dari beberapa rangkaian sederhana yang meliputi baterai dan resistor
dalm berbagai kombinasi. Hukum-hukm kirchoff sangat berperan dalam analisis. Pada
umumnya analisis menggunakan anggapan keadaan stationer, yang berarti arus berharga
konstan , baik besar maupun arahnya. Pada akhir pokok bahasan diuraikan rangkaian yang
mengandung resistor dan kapasitor sehingga arus yang terjadi berubah berubah terhadap
waktu
Gambar 3.1 aliran muatan melalui penampang A arah arus searah dengan muatan neto yang
positif
Jika ∆𝑄 adalah muatan positif neto yang melalui penampang tersebut dalm selang waktu ∆𝑡
maka arus dapat didefinisikan:
∆𝑄
i = ∆𝑡
jika laju alitran muatan berbah terhadap waktu, maka arus juga berubah terhadap waktu, dan
rumus diatas harus dituliskan dalm bentuk diferensial, yaitu:
∆𝑄
i= 𝑑𝑡
Jadi, arus 1 ampere ekivalen dengan muatan 1C yang melalui suatu penampang dalam
selang waktu satu detik. Dalam praktek sering digunakan satuan arus yang lebih kecil, yaitu
mili ampere (1mA = 10−3 A) atau mikro ampere (1𝜇A = 10−6 A ). Muatan muatan yang
mengalir melalui penampang pada gambar 3.1 dapat positif, negative maupun
keduanya.Diperjanjikan arah arus adalah arah gerakan muatan positif. Dalam konduktor
logam, misalnya tembaga, arus dihasilkan oleh aliran electron (negatif), sehingga arus
didalam konduktor tersebut berlawana arah dengan arah gerak electron. Untuk mendapatkan
hubungan antara arus dan gerak pembawa muatan, perhatikan arys didalam konduktor dengan
luas penampang A (gambar 3.2)
∆𝑥
V.∆𝑡
gambar 3.2 muatan total yang melintasi penampang A dalam selang waktu ∆𝑡 adalah jumlah
muatan masing masing pembawa muatan di dalam silinder dengan volume A.V. ∆𝑡.
Jika jumlah pembawa muatan tiap satuan volume = n dan muatan tiap pembawa muatan = q,
maka muatan yang melewati penampang A dalm selang waktu ∆𝑡 adalah muatan total
pembawa muatan yang terletak dalam suatu silinder dengan volume A.V. ∆𝑡atau
∆𝑄 = 𝑛𝐴𝑣/∆𝑡𝑞
∆𝑄
𝑖= 𝑛𝑞𝑣𝐴
∆𝑡
Laju pembawa muatan v sesungguhnya adalah laju rata rata dan disebut kecepatan hanyut
(drift velocity).Rapat arus J didalam konduktor didefinisikan sebagai per satuan luas. Karena
𝑖
i = nvqA, rapat arus yang terjadi adalah: 𝑗 = 𝐴 = 𝑛𝑞𝑣
Satuan SI untuk rapat adalah A/𝑚2 . rapat arus adalah suatu besaran vector dalam arah 𝑞 →,
𝑣
sehingga
→ = 𝑛𝑞 →
𝐽 𝑣
Dari definisi tersebut terlihat bahwa arah arus searah dengan gerak pembawa muatan
positif dan berlawanan arah dengan gerak pembawa muatan negatif.
J=𝜎E
Persamaan 6.3 dikenal sebagai hukum ohm yang menyatakan bahwa pada pada
berbagai bahan (yang mrliputi hampir semua logam), hasil bagi rapat arus dan kuat medan
listrik berharga konsta. Konstanta atau hasil tersbut disebut konduktivitas bahan.Bahan bahan
yang memenuhi hukum ohm dikatakan bersifat ohmik dan yang tidak memenuhi dinyatakan
tidak bersifat ohmik.
Perhatikan sekarang segmen (bagain) dari kawat lurus dengan penampang konstan A
dan panjang l (gambar 3.3)
Va E
Gambar 3.3 kawat lurus dengan penampang konstan A, kedua ujung dipertahankan pada beda
potensial tetap sehingga terjadi arus i di dalam kawat.
𝑖 𝑙 𝑙
Karena, 𝐽 = 𝐴 maka beda potensial V dapat ditulis :𝐽 = 𝜎 𝐽 = (𝜎𝐴) 𝑖
𝑙 𝑙 𝑉
Besaran 𝜎𝐴 disebut tahanan (R) atau resistansi konduktor, sehingga :𝑅 = 𝜎𝐴 = 𝑖
Persamaan 3.7 sering pula disebut sebagai hkum ohm, da dari persamaan ini terlihat bahwa
satuan tahanan SI adalah volt per ampere (V/A), disebut (Ω).
Jadi 1Ω = 1V/A.
Dalam rangkaian listrik banyak digunakan resistor, yaitu suatu komponen yang
mempunyai harga resistansi tertentu, pada suhu tertentu. Kebalikan dari konduktivitas suatu
bahan didefinisikan sebagai resistivitas (p), atau:
𝑙
𝑅=𝜌
𝜎
Dengan menggunakan dfinisi ini dan persamaan 3.7, tahanan (resistans) dapat dinyatakan
dengan
𝑙
𝑅=𝜌
𝜎
Mempunyai satuan ohm meter (Ω𝑚).
Setiap mempunyai resistivitas tertentu yaitu suatu parameter yang bergantung pada
sifat sifat bahan tersebut, dan dari persamaan 3.9 terlihat bahwa tahanan suatu bahan
bergantung pada bentuk geometrid an resistivitas bahan. Konduktor yang baik mempunyai
resistivitas yang sangat rendah (atau konduktivitas tinggi) dan isolator yang baik mempunyai
resistivitas yang sangat tinggi (atau konduktivitas). Bahan yang bersifat ohmik, seperti
tembaga mempunyai hubungan arus tegangan (persamaan 3.7) yang linier (gambar 3.4a),
sedangkan bahan yang bersifat ohmik mempunyai hubungan arus tegangan yang tidak linear
(gambar 3.4b).
I
𝑉
𝑖=𝑅
𝜃 v v
(a) (b)
Gambar 3.4 (a) kurva i.v untuk bahan yang bersifat ohmik. Kemiringan kurva menyatakan
kebalikan R. (b) kurva i.v dioda semi konduktor yang merupakan salah satu contoh bahan
yang bersifat ohmik.
Contoh 3.1 :
Penyelesaian :
1,5 .10−6 Ω𝑚
= 3,24 .10−7 𝑚2
= 4,63 Ω/m
= 10,0 N/C
Contoh 3.2 :
Suatu silinder berongga dengan konduktivitas 𝜎 mempunyai jari jari dalam a, jari jari
luar b, dan panjang L. Jika sillinder tersebut dialiri arus dengan arah radial, tentukan tahanan
silinder tersebut (gambar 3.5)
L
Gambar 3.5 resistor dengan bentuk silinder berongga, berjari jari dalam a dan berjari jari luar
b
Penyelesaian
Andaikan potensial listrik pada permukaan dalam dan permukaan luar silinder
tersebut dipertahankan konstan masing masing Va dan Vb, sehingga arus berarah radial. Jika
diapndang sebagai kumpulan selubung selubung silinder tipis, maka masing masing
selubungsilinder dialiri oleh arus total yang sama (i), karena muatan listrik tetap jumlahnya.
Tinjaulah suatu selubung silinder yang berjari jari r dan tebal dr. Jika permukaan luarnya V +
dV, maka hubungan antara arus dan potensial pada selubung silinder tersebut adalah
i = JA
= 𝜎 𝐸 . 2𝜋 𝑟𝐿
𝑑𝑉 𝑑𝑉
Menurut persamaan 2,25 𝐸 = − 𝑑𝑟 sehingga arus i menjadi : 𝑖 = 𝜎 (− 𝑑𝑟 ) 2𝜋 𝑟𝐿
𝑖 𝑑𝑟
-dV = 2𝜋𝜎𝐿 𝑟
Karena i berharga konstan, maka tinjauan untuk seluruh silinder berongga adalah :
𝑉𝑏 𝑏
𝑖 𝑑𝑟
−∫ 𝑑𝑉 = ∫
𝑉𝑎 2𝜋 𝜎 𝐿 𝑎 𝑟
𝑖 𝑏
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 = ln( )
2𝜋 𝜎 𝐿 𝑎
Mengingat Va – Vb = i .R maka diperoleh:
𝑏
ln (𝑎)
𝑅=
2𝜋 𝜎 𝐿
Resistivitas suatu konduktor bergantung pada beberapa faktor, antara lain temperatur.
Untk berbagai logam, resistivitas bertambah dengan naiknya suhu. Ini disebabkan karena
gerak elektron makin dihambat oleh getaran ion positif. Resistivitas suatu konduktor berubah
hampir linear terhadap perubahan suhu menurut persamaan :
𝜌 = 𝜌0 [1 + 𝛼(𝑡 − 𝑡0)]
Dengan 𝜌: resistivitas pada suhu t, 𝜌0 adalah resistivitas pada suhu acuan t0 (biasanya dipilih
20c), dan 𝛼 disebut koefisien suhu konduktor. Dari persamaan 3.11, koefisien suhu
1 ∆𝑝
konduktor dapat dinyatakan sebagai : 𝑎 = 𝜌0 ∆𝑡
R = R0 [1 + 𝛼(𝑡 − 𝑡0)]