Anda di halaman 1dari 19

Submateri : Anti Turunan dan Aplikasinya (Luas Daerah dan Volume Benda Ruang)

Anti Turunan
Perhatikan beberapa contoh fungsi berikut ini.
Fungsi 𝑓1 (𝑥) = 𝑥 3 adalah anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .
Fungsi 𝑓2 (𝑥) = 𝑥 3 − 2 adalah anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .
Fungsi 𝑓3 (𝑥) = 𝑥 3 + 4 adalah anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .
Fungsi 𝑓4 (𝑥) = 𝑥 3 − 8 adalah anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .
Fungsi 𝑓5 (𝑥) = 2𝑥 3 + 1 bukan merupakan anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .
1
Fungsi 𝑓6 (𝑥) = 3 𝑥 3 bukan merupakan anti turunan dari 𝑔(𝑥) = 3𝑥 2 .

Dari beberapa contoh di atas, apakah yang dimaksud dengan anti turunan? Kemudian muncul
pertanyaan lainnya, ada berapa banyak anti turunan dari suatu fungsi? Fungsi yang seperti apa yang
bukan merupakan anti turunan dari suatu fungsi yang diberikan? Lalu, bagaimana menyatakan anti
turunan dari suatu fungsi yang diberikan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, perhatikan definisi berikut ini.


Definisi 1. Fungsi 𝐹(𝑥) adalah anti turunan dari 𝑓(𝑥) pada selang 𝐼 jika 𝐷𝑥 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) pada 𝐼,
yaitu 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥) pada 𝐼.
Dari definisi di atas, suatu fungsi mempunyai anti turunan lebih dari satu yang dibedakan oleh suatu
konstanta. Sehingga untuk mendapatkan anti turunan, kita memerlukan bentuk umum dari anti
turunan suatu fungsi, yaitu keluarga fungsi-fungsi yang memenuhi kondisi sesuai dengan definisi.
1
Sebagai contoh, bentuk umum anti turunan dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 adalah 𝐹(𝑥) = 3 𝑥 3 + 𝐶.
Hal ini dinotasikan dengan
1
∫ 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑥 3 + 𝐶.
3

Aturan-Aturan Anti Turunan


1. Untuk bilangan rasional 𝑟 dengan 𝑟 ≠ −1 berlaku
1
∫ 𝑥 𝑟 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑟+1 + 𝐶.
𝑟+1
2. Fungsi trigonometri
∫ sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶

∫ cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝐶.
3. Anti turunan-anti turunan (Integral tak tentu) merupakan operator linier, yaitu
∫ 𝑘(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = 𝑘 (∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥).
4. Aturan pangkat yang diperumum
Misal 𝑔(𝑥) adalah fungsi yang dapat diturunkan dan 𝑟 adalah bilangan rasional dan 𝑟 ≠ −1,
maka
[𝑔(𝑥)]𝑟+1
∫[𝑔(𝑥)]𝑟 𝑔′ (𝑥) 𝑑𝑥 = + 𝐶.
𝑟+1
Contoh:
1. Hitunglah
a. ∫(𝑥 3 + 6𝑥)5 (6𝑥 2 + 12) 𝑑𝑥
b. ∫(𝑥 2 + 4)10 𝑥 𝑑𝑥
c. ∫ sin 𝑥 cos 𝑥 √1 + sin2 𝑥 𝑑𝑥
d. ∫ sin 𝑥 (1 + cos 𝑥)4 𝑑𝑥
e. ∫(5𝑥 2 + 1)(5𝑥 3 + 3𝑥 − 8)6 𝑑𝑥
f. ∫ sin3 [(𝑥 2 + 1)4 ] cos[(𝑥 2 + 1)4 ] (𝑥 2 + 1)3 𝑑𝑥
g. ∫|𝑥| 𝑑𝑥
h. ∫ sin2 𝑥 𝑑𝑥
2. Tentukan ∫ 𝑓′′(𝑥) 𝑑𝑥 jika 𝑓(𝑥) = 𝑥√𝑥 3 + 1
3. Buktikan bahwa
∫[𝑓(𝑥)𝑔′ (𝑥) + 𝑔(𝑥)𝑓 ′ (𝑥)] 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) + 𝐶.
4. Misal 𝐹0 (𝑥) = 𝑥 sin 𝑥 dan 𝐹𝑛+1 (𝑥) = ∫ 𝐹𝑛 (𝑥) 𝑑𝑥.
a. Tentukan 𝐹1 (𝑥), 𝐹2 (𝑥), 𝐹3 (𝑥), dan 𝐹4 (𝑥).
b. Dengan memperhatikan pola pada bagian (a), tentukan bentuk 𝐹16 (𝑥).

Luas Daerah (Integral Tentu)


𝑏
Integral ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 merupakan luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan sumbu-x pada
selang [𝑎, 𝑏]. Dengan kata lain, integral tentu tersebut merupakan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥), sumbu-x, garis 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏. Tanda positif diberikan pada daerah yang berada
di atas sumbu-x dan tanda negatif diberikan pada daerah yang beradadi bawah sumbu-x.
Dengan demikian
𝑏

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐴𝑢𝑝 − 𝐴𝑑𝑜𝑤𝑛


𝑎
di mana 𝐴𝑢𝑝 menyatakan luas daerah yang di atas sumbu-x dan 𝐴𝑑𝑜𝑤𝑛 menyatakan luas daerah
yang berada di bawah sumbu-x seperti yang diilustrasikan oleh gambar di bawah ini.

Sifat-sifat integral tentu.


𝑎
1. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 0
𝑏 𝑎
2. ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = − ∫𝑏 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
3. Jika 𝑓 dapat diintegralkan pada selang yang memuat titik 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 sehingga
𝑐 𝑏 𝑐

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥


𝑎 𝑎 𝑏
4. Jika 𝑓 dan 𝑔 dapat diintegralkan pada selang [𝑎, 𝑏] dan jika 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥) untuk semua 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏],
maka
𝑏 𝑏

∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥.


𝑎 𝑎
5. Jika 𝑓 adalah fungsi terintegralkan pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑚 ≤ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑀 untuk semua 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏], maka
𝑏

𝑚(𝑏 − 𝑎) ≤ ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≤ 𝑀(𝑏 − 𝑎).


𝑎
6. Integral tentu bersifat linear, yaitu
𝑏 𝑏 𝑏

∫ 𝑘(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) 𝑑𝑥 = 𝑘 (∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥).


𝑎 𝑎 𝑎

Menghitung Luas Daerah di Atas Sumbu-x


Misal 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah fungsi kontinu dan nonnegatif pada selang [𝑎, 𝑏]. Luas daerah R dibatasi
oleh grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥), 𝑥 = 𝑎, 𝑥 = 𝑏. Luas daerah R adalah
𝑏

𝐿(𝑅) = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥.


𝑎

Menghitung Luas Daerah di Antara Dua Kurva


Misal grafik fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan 𝑦 = 𝑔(𝑥) dengan 𝑔(𝑥) ≤ 𝑓(𝑥) pada selang [𝑎, 𝑏].
𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 menyatakan luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥) dan 𝑦 = 𝑔(𝑥)
dan garis 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏 dan diilustrasikan oleh gambar berikut.
𝑏
Dalam kasus lainnya, ∫𝑎 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 menyatakan luas daerah yang dibatasi oleh dua kurva
𝑦 = 𝑓(𝑥) dan 𝑦 = 𝑔(𝑥) dengan 𝑔(𝑥) ≤ 𝑓(𝑥). Sebagai contoh, luas daerah yang dibatasi oleh kurva
𝑦 = 𝑥 4 dan 𝑦 = 2𝑥 − 𝑥 2 diilustrasikan oleh gambar berikut.

di mana kedua grafik berpotongan di 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 1.


Contoh lainnya, luas daerah yang dibatasi oleh parabola 𝑦 2 = 4𝑥 dan garis 4𝑥 − 3𝑦 = 4
digambarkan sebagaiberikut.

Metode yang digunakan pada kedua gambar di atas agak berbeda. Luas daerah pada gambar
pertama didapatkan dengan memotong secara vertical, yaitu ∆𝑥, sedangkan luas daerah yang kedua
didapatkan dengan memotong secara horizontal, yaitu ∆𝑦.

Contoh
1. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh
a. 𝑦 = 5𝑥 − 𝑥 2 , 𝑦 = 0, di antara 𝑥 = 1 dan 𝑥 = 3
b. 𝑦 = (𝑥 − 3)(𝑥 − 1), 𝑦 = 𝑥
c. 𝑥 = 8𝑦 − 𝑦 2 , 𝑥 = 0.
d. 𝑦 = 𝑥 + 6, 𝑦 = 𝑥 3 , dan 2𝑦 + 𝑥 = 0. Gambarkan daerah tersebut dalam bidang-xy.
2. Dengan menggunakan integrasi, hitung luas daerah dalam segitiga yang sudut-sudutnya terletak
di (−1,4), (2, −2), dan (5,1).
3. Diberikan kurva 𝑦 = 1/𝑥 2 untuk 1 ≤ 𝑥 ≤ 6.
a. Hitunglah luas daerah di bawah kurva tersebut.
b. Tentukan 𝑐 sehingga garis 𝑥 = 𝑐 membagi daerah tersebut menjadi dua sama besar.
c. Tentukan 𝑑 sehingga garis 𝑦 = 𝑑 membagi daerah tersebut menjadi dua sama besar.
4. Hitunglah luas daerah A, B, C, dan D dalam gambar di bawah ini. Periksa dengan menghitung
𝐴 + 𝐵 + 𝐶 + 𝐷 dalam satu integrasi.

Volume Benda Ruang


Volume Benda Putar: Metode Cakram
Apabila sebuah daerah rata, yang terletak seluruhnya pada satu sisi dari sebuah garis tetap
dalam bidangnya, diputar mengelilingi garis tersebut, daerah itu akan membentuk sebuah benda
putar. Garis tetap tersebut dinamakan sumbu benda putar.
Sebagai ilustrasi, jika daerah yang dibatasi oleh setengah lingkaran dan garis tengahnya,
diputar mengelilingi garis tengah itu, maka daerah tersebut membentuk sebuah bola padat. Apabila
daerah di dalam suatu segitiga siku-siku diputar mengelilingi salah satu kakinya, daerah itu akan
membentuk sebuah kerucut padat. Apabila sebuah daerah lingkaran diputar mengelilingi sebuah
garis pada bidang lingkaran itu yang memotongnya, maka diperoleh sebuah torus (donat). Hal ini
diilustrasikan oleh gambar berikut ini.

Contoh
Volume benda pejal yang didapatkan dari memutar daerah R yang dibatasi oleh 𝑦 = √𝑥, sumbu-x,
dan garis 𝑥 = 4 terhadap sumbu-x dapat dihitung sebagai berikut.
Volume

Volume cakram pada posisi 𝑥 bergantung pada jari-jari cakram, yaitu √𝑥, dan ketebalan cakram,
2
yaitu ∆𝑥. Volume cakram tersebut adalah ∆𝑉 = 𝜋(√𝑥) ∆𝑥. Untuk ketebalan cakram yang sangat
tipis, yaitu ∆𝑥 → 0, maka volume benda putar tersebut adalah
4

𝑉 = ∫ 𝜋𝑥 𝑑𝑥.
0
Dengan cara yang sama, maka volume benda pejal yang diperoleh dengan memutar daerah yang
dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 3 , sumbu-y, dan garis 𝑦 = 3 terhadap sumbu-y adalah
3
2
𝑉 = ∫ 𝜋( 3√𝑦) 𝑑𝑦.
0

Volume Benda Putar: Metode Washer


Metode ini hampir samadengan metode cakram, yaitu memotong vertical atau horizontal benda
pejal, kemudian dekati volume benda yang dipotong, kemudian diintegralkan untuk mendapatkan
volume benda pejal keseluruhan. Sebagai contoh, volume benda pejal yang didapatkan dari
memutar daerah yang dibatasi oleh parabola 𝑦 = 𝑥 2 dan 𝑦 2 = 8𝑥 terhadap sumbu-x diberikan oleh
2

𝑉 = ∫(8𝑥 − 𝑥 4 ) 𝑑𝑥
0
Volume Benda Putar: Kulit Tabung
Metode ini melibatkan cara yang hampir sama dengan metode-metode sebelumnya, yaitu potong,
pendekatan volume kemudian mengintegrasi.Daerah yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini
dipotong vertical kemudian daerahnya diputar mengelilingi sumbu-y. Pemutaran ini akan
menghasilkan benda pejal putar dan setiap irisannya akan menghasilkan bagian yang menyerupai
kulit tabung. Metode ini dapat diilustrasikan oleh gambar di bawah ini.

Contoh
1. Gambarlah daerah yang dibatasi oleh kurva yang diberikan kemudian hitunglah volume benda
putar yang dibentuk dengan memutar daerah tersebut terhadap sumbu yang diberikan.
a. 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑥 = 1, 𝑦 = 0 terhadap sumbu-y.
b. 𝑦 = 9 − 𝑥 2 (𝑥 ≥ 0), 𝑥 = 0, 𝑦 = 0 terhadap sumbu-y.
c. 𝑦 = √𝑥, 𝑥 = 5, 𝑦 = 0 terhadap garis 𝑥 = 5.
d. 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 = 3𝑥 terhadap sumbu-y.
e. 𝑥 = √2𝑦 + 1, 𝑦 = 2, 𝑥 = 0, 𝑦 = 0 terhadap garis 𝑦 = 3.
2. Gambarlah daerah yang dibatasi oleh 𝑦 = 𝑥 3 + 1, 𝑦 = 0 dan di antara 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 2.
Tentukan.
a. Luas daerah
b. Volume benda pejal ketika daerah tersebut diputar terhadap sumbu-y.
c. Volume benda pejal ketika daerah tersebut diputar terhadap 𝑦 = −1.
d. Volume benda pejal ketika daerah tersebut diputar terhadap 𝑥 = 4.
3. Tentukan volume benda yang didapatkan dengan memutar daerah yang dibatasi oleh 𝑦 = 2 +
sin 𝑥 , 𝑦 = 0, 𝑥 = 0, 𝑥 = 2𝜋 terhadap sumbu-y.
4. Tentukan volume benda putar yang didapatkan dengan memutar terhadap sumbu-x daerah yang
dibatasi oleh 𝑦 = 6𝑥 dan parabola 𝑦 = 6𝑥 2 .
5. Tentukan volume benda putar yang didapatkan dengan memutar terhadap sumbu-x daerah yang
dibatasi oleh garis 𝑥 − 2𝑦 = 0 dan parabola 𝑦 2 = 4𝑥.
Submateri : Teorema Dasar Kalkulus dan Aplikasinya

Terema Dasar Kalkulus Pertama


Misal 𝑓 adalah fungsi kontinu pada selang tutup [𝑎, 𝑏] dan 𝑥 adalah titik dalam selang [𝑎, 𝑏]. Maka
𝑥
𝑑
∫ 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑓(𝑥).
𝑑𝑥
𝑎

Aplikasi Teorema Dasar Kalkulus Pertama


𝑑 𝑥
1. 𝑑𝑥 [∫1 𝑡 3 𝑑𝑡] = 𝑥 3
𝑑 4 𝜋 3𝜋
2. Menentukan 𝑑𝑥 [∫𝑥 tan2 𝑢 cos 𝑢 𝑑𝑢] , 2 < 𝑥 < , dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan
2
mengintegralkan langsung kemudian hasilnya diturunkan atau dengan menggunakan Teorema
Dasar Kalkulus Pertama. Untuk cara kedua, perhatikan bahwa
4 𝑥
𝑑 𝑑
[∫ tan2 𝑢 cos 𝑢 𝑑𝑢] = [− ∫ tan2 𝑢 cos 𝑢 𝑑𝑢]
𝑑𝑥 𝑥 𝑑𝑥 4
𝑥
𝑑
= − [∫ tan2 𝑢 cos 𝑢 𝑑𝑢]
𝑑𝑥 4
= tan2 𝑥 cos 𝑥.
𝑥2
3. Menentukan 𝐷𝑥 [∫1 (3𝑡 − 1) 𝑑𝑡] juga dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama coba Anda
hitung terlebih dahulu. Untuk cara kedua, integral ini todak dapat langsung menggunakan
Teorema Dasar Kalkulus Pertama dikarenakan batas atas dari integral adalah 𝑥 2 (biasanya 𝑥).
Kita gunakan aturan rantai terlebih dahulu, yakni memisalkan 𝑢 = 𝑥 2 . Sehingga didapatkan
𝑥2 𝑢
𝐷𝑥 [∫ (3𝑡 − 1) 𝑑𝑡] = 𝐷𝑢 [∫ (3𝑡 − 1) 𝑑𝑡] 𝐷𝑥 𝑢 = (3𝑢 − 1)(2𝑥) = (3𝑥 2 − 1)(2𝑥)
1 1
3
= 6𝑥 − 2𝑥.

Teorema Dasar Kalkulus Kedua


Misal 𝑓 adalah fungsi kontinu (sehingga terintegralkan) pada [𝑎, 𝑏] dan misal 𝐹 adalah sebarang
anti turunan dari 𝑓 pada [𝑎, 𝑏]. Maka
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎).
𝑎
Teorema Dasar Kalkulus Kedua dapat diterapkan untukmenghitung integral yang melibatkan fungsi
komposisi. Berikut ini merupakan aturan substitusi untuk integral tentu.

Misal 𝑔 mempunyai turunan yang kontinu pada [𝑎, 𝑏] dan 𝑓 adalah fungsi kontinu pada daerah
hasil (range) dari 𝑔. Maka
𝑏 𝑔(𝑏)
∫ 𝑓(𝑔(𝑥))𝑔′(𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢
𝑎 𝑔(𝑎)
di mana 𝑢 = 𝑔(𝑥).
Contoh
1. Tentukan 𝐺 ′ (𝑥)
𝑥 𝜋 𝜋
a. 𝐺(𝑥) = ∫1 cos3 2𝑡 tan 𝑡 𝑑𝑡; − 2 < 𝑥 < 2
𝑥
b. 𝐺(𝑥) = ∫1 𝑥𝑡 𝑑𝑡
𝑥2
c. 𝐺(𝑥) = ∫1 sin 𝑡 𝑑𝑡
sin 𝑥
d. 𝐺(𝑥) = ∫cos 𝑥 𝑡 5 𝑑𝑡
1 𝑥 1+𝑡
2. Cari lim 𝑥 ∫0 2+𝑡 𝑑𝑡
𝑥→0
1 𝑥 1+𝑡
3. Cari lim 𝑥−1 ∫1 2+𝑡 𝑑𝑡
𝑥→1
𝑥
4. Cari 𝑓(𝑥) jika ∫1 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 2𝑥 − 2
𝑥
5. Cari 𝑓(𝑥) jika ∫0 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑥 2
𝑥2 1
6. Cari 𝑓(𝑥) jika ∫0 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 3 𝑥 3
𝑥
7. Apakah ada fungsi 𝑓(𝑥) sehingga ∫0 𝑓(𝑡) 𝑑𝑡 = 𝑥 + 1? Jelaskan jawaban Anda.
Submateri : Teknik Integrasi

Substitusi untuk Integral Tak Tentu


Misal 𝑔 adalah fungsi yang dapat diturunkan dan 𝐹 adalah anti turunan dari 𝑓. Jika 𝑢 = 𝑔(𝑥), maka
∫ 𝑓(𝑔(𝑥))𝑔′ (𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑢) 𝑑𝑢 = 𝐹(𝑢) + 𝐶 = 𝐹(𝑔(𝑥)) + 𝐶.

Contoh
𝑥 1
1. Menentukan ∫ cos(𝑥 2 ) 𝑑𝑥 dengan substitusi 𝑢 = 𝑥 2 didapatkan hasilnya adalah 2 tan(𝑥 2 ) + 𝐶.
3 𝑑𝑢 𝑢
2. Menentukan ∫ √5−9𝑥 2 𝑑𝑥 dengan substitusi 𝑢 = 3𝑥 dan ingat bahwa ∫ √𝑎2 = arcsin (𝑎) + 𝐶
−𝑢2
3𝑥
sehingga didapatkan hasilnya adalah arcsin ( ) + 𝐶.
√5
𝑒𝑥 1 𝑢
3. Menentukan ∫ 4+9𝑒 2𝑥 𝑑𝑥 dengan substitusi 𝑢 = 3𝑒 𝑥 dan ingat bahwa ∫ 𝑎2 +𝑢2 𝑑𝑢 = arctan (𝑎) +
1 3𝑒 𝑥
𝐶 didapatkan hasil 6 arctan ( ) + 𝐶.
2

Latihan Soal
1. Hitunglah
𝑥
a. ∫ 𝑥 2 +4 𝑑𝑥
tan 𝑧
b. ∫ cos2 𝑧 𝑑𝑧
sin(ln 4𝑥 2 )
c. ∫ 𝑑𝑥
𝑥
cos 𝑥
d. ∫ 𝑒 sin 𝑥 𝑑𝑥
sin(4𝑡−1)
e. ∫ 1−sin2(4𝑡−1) 𝑑𝑡
𝑥 𝑥
f. ∫ 𝑒 sec 𝑒 𝑑𝑥
tan 𝑥
g. ∫ √sec2 𝑑𝑥
𝑥−4
2𝜋 𝑥|sin 𝑥|
2. Hitunglah ∫0 𝑑𝑥. Petunjuk: gunakan substitusi 𝑢 = 𝑥 − 𝜋 pada integral tentu kemudian
1+cos2 𝑥
gunakan sifat simetri.

Integral Parsial
Jika teknik integrasi menggunakan substitusi gagal, maka salah satu cara yang mungkin adalah
menggunakan integral parsial.
Integral Parsial untuk integral tak tentu
∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢
Integral Parsial untuk integral tentu
𝑏 𝑏
∫ 𝑢 𝑑𝑣 = [𝑢𝑣]𝑏𝑎 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢.
𝑎 𝑎
Kadangkala, untuk menentukan suatu integral tertentu diperlukan integral parsial lebih dari satu
kali.
Contoh
∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = −𝑒 𝑥 cos 𝑥 − ∫ 𝑒 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥

= −𝑒 𝑥 cos 𝑥 + 𝑒 𝑥 sin 𝑥 − ∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥


Dengan memindahkan suku terakhir di ruas kanan ke ruas kiri, maka
2 ∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 (sin 𝑥 − cos 𝑥) + 𝐶.
Sehingga
1 𝑥
∫ 𝑒 𝑥 sin 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 (sin 𝑥 − cos 𝑥) + 𝐾.
2

Latihan
1. Hitunglah
a. ∫ ln 3𝑥 𝑑𝑥
b. ∫ arctan 𝑥 𝑑𝑥
ln 𝑥
c. ∫ 𝑑𝑥
𝑥2
3
d. ∫ 𝑧 ln 𝑧 𝑑𝑧
e. ∫ 𝑥 sin 2𝑥 𝑑𝑥
f. ∫ 𝑥 2𝑥 𝑑𝑥
g. ∫ 𝑥 2 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
h. ∫ cos(ln 𝑥) 𝑑𝑥
i. ∫(ln 𝑥)3 𝑑𝑥
j. ∫ sin(ln 𝑥) 𝑑𝑥
2. Dapatkan persamaan berikut dengan menggunakan integral parsial
𝑥 𝑡 𝑥

∫ (∫ 𝑓(𝑧) 𝑑𝑧) 𝑑𝑡 = ∫ 𝑓(𝑡)(𝑥 − 𝑡) 𝑑𝑡.


0 0 0

Integral melibatkan fungsi trigonometri


Untuk menyelesaikan soal integral yang melibatkan fungsi trigonometri, hal yang perl diperhatikan
dan banyak digunakan adalah identitas trigonometri. Dengan menggunakan identitas trigonometri,
soal integral yang melibatkan fungsi trigonometri diubah ke bentuk yang lebih sederhana.

Contoh
1. Hitunglah
a. ∫ sin3 𝑥 𝑑𝑥
b. ∫ cos6 𝑥 sin2 𝑥 𝑑𝑥
c. ∫ cos 𝑦 cos 4𝑦 𝑑𝑦
d. ∫ 𝑥 sin3 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
e. ∫ cot 3 2𝑥 𝑑𝑥
f. ∫ tan3 𝑥 sec 2 𝑥 𝑑𝑥
2. Hitunglah volume benda putar yang didapatkan dari memutar daerah yang dibatasi oleh 𝑦 = 𝑥 +
sin 𝑥 , 𝑦 = 0, 𝑥 = 𝜋 diputar mengelilingi sumbu-x.
Substitusi yang merasionalkan
𝒏
Integral yang melibatkan √𝒂𝒙 + 𝒃
𝑛 𝑛
Jika bentuk √𝑎𝑥 + 𝑏 ada dalam integral, maka substitusi 𝑢 = √𝑎𝑥 + 𝑏 akan menghilangkan
bentuk akar.
Contoh
𝑑𝑥
Untuk menghitung ∫ 𝑥− 𝑑𝑥, kita misalkan 𝑢 = √𝑥, sehingga akan didapatkan hasil
√𝑥
2 ln|√𝑥 − 1| + 𝐶.

Integral yang melibatkan bentuk √𝒂𝟐 − 𝒙𝟐 , √𝒂𝟐 + 𝒙𝟐 , √𝒙𝟐 − 𝒂𝟐 .


Untuk merasionalkan bentuk tersebut, maka substitusi yang dilakukan adalah

Contoh
𝑑𝑥
Untuk menentukan ∫ √9+𝑥 2, kita substitusi 𝑥 = 3 tan 𝑡, sehingga 𝑑𝑥 = 3 sec 2 𝑡 𝑑𝑡 dan √9 + 𝑥 2 =
3 sec 𝑡, sehingga
𝑑𝑥 3 sec 2 𝑡
∫ =∫ 𝑑𝑡 = ∫ sec 𝑡 𝑑𝑡 = ln|sec 𝑡 + tan 𝑡| + 𝐶.
√9 + 𝑥 2 3 sec 𝑡
𝑥
Kita harus mengubah variabel 𝑡 menjadi variabel 𝑥 dari persamaan tan 𝑡 = 3, sehingga sec 𝑡 =
√9 + 𝑥 2 /3. Sehingga
𝑑𝑥 √9 + 𝑥 2 𝑥
∫ = ln|sec 𝑡 + tan 𝑡| + 𝐶 = ln | + | + 𝐶 = ln |√9 + 𝑥 2 + 𝑥| − ln 3 + 𝐶
√9 + 𝑥 2 3 3
= ln |√9 + 𝑥 2 + 𝑥| + 𝐾.
Untuk keterangan lebih jelas, lihat gambar berikut

Melengkapkan Kuadrat
Ketika bentuk kuadrat muncul dalam akar maka melengkapkan kuadrat dilakukan yang kemudian
dilanjutkan dengan substitusi trigonometri untuk menyelesaikan integral.

Contoh
𝑑𝑥
Untuk menyelesaikan ∫ √𝑥 2 , kita dapat mengubah bentuk 𝑥 2 + 2𝑥 + 26 = (𝑥 + 1)2 + 25
+2𝑥+26
kemudian memisalkan 𝑢 = 𝑥 + 1 didapatkan
𝑑𝑥 𝑑𝑢
∫ =∫
√𝑥 2 + 2𝑥 + 26 √𝑢2 + 25

Kemudian memisalkan 𝑢 = 5 tan 𝑡, sehingga 𝑑𝑢 = 5 sec 2 𝑡 𝑑𝑡, didapatkan


𝑑𝑢
∫ = ∫ sec 𝑡 𝑑𝑡 = ln|sec 𝑡 + tan 𝑡| + 𝐶 = ln |√𝑢2 + 25 + 𝑢| − ln 5 + 𝐶
√𝑢2 + 25
= ln |√𝑢2 + 25 + 𝑢| + 𝐾.
Dengan demikian
𝑑𝑥
∫ = ln |√(𝑥 + 1)2 + 25 + 𝑥 + 1| + 𝐾.
√𝑥 2
+ 2𝑥 + 26
Untuk menentukan sec 𝑡 dan tan 𝑡, lihat gambar di bawah ini.

Latihan
√4−𝑥 2
1. ∫ 𝑑𝑥
𝑥
2. ∫ 𝑥(1 − 𝑥)2/3 𝑑𝑥
𝑥2
3. ∫ √16−𝑥 2 𝑑𝑥
𝑑𝑥
4. ∫ √𝑥 2 𝑑𝑥
+2𝑥+5
5. ∫ √5 − 4𝑥 − 𝑥 2 𝑑𝑥

Integral Pecah Rasional


Integral yang melibatkan fungsi rasional di mana derajat polinom pembilang lebih kecil daripada
derajat polinom penyebut dapat menggunakan metode pecah rasional, yaitu mengubah bentuk ke
penjumlahan pecahan yang lebih sederhana.
Berikut ini akan diberikan contoh yang mewakili beberapa kasus yang berbeda.
Faktor Linier Berbeda
Bentuk rasional yang penyebutnya dapat difaktorkan menjadi bentuk perkalian linear yang berbeda
akan disederhanakan menjadi
3𝑥 − 1 𝐴 𝐵
= +
(𝑥 + 2)(𝑥 − 3) 𝑥 + 2 𝑥 − 3
Faktor Linier Berulang
Bentuk rasional yang penyebutnya dapat difaktorkan menjadi bentuk perkalian linear yang berulang
akan disederhanakan menjadi
𝑥 𝐴 𝐵
2
= + .
(𝑥 − 3) 𝑥 − 3 (𝑥 − 3)2
Salah satu faktor bentuk kuadrat
Salah satu contohnya adalah
6𝑥 2 − 3𝑥 + 1 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶
= + .
(4𝑥 + 1)(𝑥 2 + 1) 4𝑥 + 1 𝑥 2 + 1

Faktor kuadrat berulang


Contohnya adalah
6𝑥 2 − 15𝑥 + 22 𝐴 𝐵𝑥 + 𝐶 𝐷𝑥 + 𝐸
2 2
= + 2 + 2 .
(4𝑥 + 1)(𝑥 + 1) 4𝑥 + 1 𝑥 + 1 (𝑥 + 1)2

Dengan penguraian tersebut, kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan koefisien 𝐴, 𝐵, 𝐶, …


Setelah itu pengintegralan dapat dilakukan dengan lebih sederhana.

Latihan
Hitunglah
𝑥−11
1. ∫ 𝑥 2 +3𝑥−4 𝑑𝑥
17𝑥−3
2. ∫ 3𝑥 2 +𝑥−2 𝑑𝑥
𝑥6
3. ∫ (𝑥−2)2 (1−𝑥)5 𝑑𝑥
1
4. ∫ (𝑥−1)2 (𝑥+4)2 𝑑𝑥
𝑥 3 −8𝑥 2 −1
5. ∫ (𝑥+3)(𝑥 2 −4𝑥+5) 𝑑𝑥
cos 𝑡
6. ∫ sin4 𝑡−16 𝑑𝑡
𝑥 3 −4𝑥
7. ∫ (𝑥 2 +1)2 𝑑𝑥
Submateri : Perbandingan Trigonometri, Selisih dan Jumlah Sinus dan Kosinus

Perbandingan Trigonometri
Jika 𝜃 adalah besar sudut lancip dalamsegitiga siku-siku, maka keenam fungsi trigonometri dapat
dinyatakan sebagai perbandingan panjang sisi-sisi segitiga tersebut sebagai berikut.

Segitiga Siku-siku Sama Kaki

Segitiga sama sisi

Contoh
6
Jika diketahui sin 𝛽 = 7 dan 𝛽 adalah sudut lancip, tentukan kelima nilai fungsi trigonometri
lainnya.
6
Karena sin 𝛽 = 7, maka segitiga siku-siku yang didapatkan adalah
Latihan
1. Tentukan kelima nilai fungsi trigonometri lainnya jika diberikan nilai fungsi trigonometri berikut.
1
a. sin 𝛼 = − 3, jika 𝛼 terletak di kuadran III
b. tan 𝛽 = 5, jika 𝛽 terletak di kuadran I
4
c. cos 𝛾 = − 5, jika 𝛾 terletak di kuadran II

Jumlah dan Selisih Sinus dan Kosinus

Identitas Kofungsi
Identitas Perkalian Sinus dan Kosinus

Aturan Sinus

Aturan Kosinus
Luas Segitiga

Latihan
4
1. Tentukan nilai dari sin 2𝜃 dan kuadran di mana 2𝜃 terletak jika cos 𝜃 = − 5 dengan 𝜃 terletak di
kuadran II.
2. Tentukan selesaiannya dalam [0,2𝜋] untuk 2 tan2 𝑥 = 3 tan 𝑥 + 7
3. Selesaikan persamaan berikut.
1
a. |cos 𝑥| = 2
b. ln(cos 𝑥) = 0
c. 𝑒 sin 𝑥 = 1
d. exp(ln(sin 𝑥)) = 1
3 4
e. cos−1 𝑥 = cos−1 5 − sin−1 5
1 1
f. sin−1 𝑥 = tan−1 3 + tan−1 2

4. Misal diberikan sin 𝑥 = 5 cos 𝑥. Tentukan sin 𝑥 cos 𝑥.


1 𝜋
5. Tentukan sin 𝜃 , cos 𝜃 , tan 𝜃 jika diberikan sin 2𝜃 = 5 , 2 ≤ 2𝜃 < 𝜋.
5𝜋 1 1 5𝜋
6. Jelaskan mengapa sin = 2 tapi sin−1 (2) ≠ ?
6 6

7. Bukatikan bahwa luas segitiga yang dinotasikan oleh 𝐾 adalah sebagai berikut.

8. Buktikan bahwa luas jajaran genjang adalah perkalian dari dua sisi yang bersebelahan dan sinus
dari sudut yang diapitnya.

9. (Rumus Heron) Jika 𝑎, 𝑏, 𝑐 adalah panjang sisi-sisi segitiga dan 𝐾 adalah luas segituga.
1
Tunjukkan bahwa 𝐾 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐) di mana 𝑠 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐). Bilangan 𝑠 disebut
2
dengan semiperimeter.

Anda mungkin juga menyukai