Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN


Di Ruang Mawar (IPCU) RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Oleh :
Bagus Prasetyo (1601470043)
Nia Agustina (1601470040)
Mardina Tesalonika (1601470044)
Elvin Elsa Maharenny (1601470045)
Riski Faridatul Hakiki (1601470077)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG
2018/2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Dengan Halusinasi Pendengaran

Di Ruang Mawar (IPCU) Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

Mahasiswa
Kelompok 5

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Klinik

......................................... .........................................

Mengetahui,
Kepala Ruang Mawar

.........................................

2
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .............................................................................................................................. 1
Lembar Pengesahan ........................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
Kata Pengantar ................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 6
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 6
BAB II Laporan Pendahuluan Halusinasi ................................................................... 8
2.1 Konsep Dasar Teori ......................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Halusinasi............................................................................ 8
2.1.2 Rentang Respon .................................................................................... 8
2.1.3 Penyebab ............................................................................................... 9
2.1.4 Jenis-Jenis Halusinasi ........................................................................... 9
2.1.5 Fase-Fase Halusinasi ............................................................................. 10
2.1.6 Identifikasi Adanya Perilaku Halusinasi ............................................... 11
2.1.7 Tanda dan Gejala .................................................................................. 12
2.1.8 Pohon Masalah ...................................................................................... 12
2.2 Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu di Kaji ........................................ 13
2.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 13
2.4 Rencana Keperawatan ..................................................................................... 13
BAB III Asuhan Keperawatan...................................................................................... 17
3.1 Pengumpulan Data ........................................................................................... 17
3.2 Analisa Data .................................................................................................... 28
3.3 Daftar Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 30
3.4 Rencana Keperawatan ..................................................................................... 34
3.5 SPTK ............................................................................................................... 38
3.6 API .................................................................................................................. 43
3.7 SPTK ............................................................................................................... 47
3.6 SPTK ............................................................................................................... 52
3.6 SPTK ............................................................................................................... 57
BAB 1V Penutupan ........................................................................................................ 62
3
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 62
4.2 Saran ................................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat pada kami, sehingga Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. P
Dengan Gangguan Persepsi Sensori “Halusinasi Pendengaran” Di Ruang Mawar
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya.
Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada :
1. Ibu Tut Wuri Handayani., SST selaku Kepala Ruang Mawar yang
mengijinkan kami untuk praktek dan melakukan pengkajian asuhan
keperawatan.
2. Ibu Indri Astutik SST selaku pembimbing di Ruang Mawar yang telah
banyak membantu, mengijinkan kami untuk melaksanakan asuhan
keperawatan di ruangan dan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
ruangan ini.
3. Bapak Abdul Hanan S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing institusi yang
telah membimbing sampai terselesaikannya asuhan keperawatan ini.
4. Para perawat dan pasien yang berada di Ruang Mawar atas partisipasinya dan
bersedia memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan asuhan
keperawatan ini.
5. Pada teman-teman kelompok 5 yang telah bekerjasama atas terselesaikannya
asuhan keperawatan jiwa ini di Ruang Mawar.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran Asuhan
Keperawatan Jiwa ini yang namanya tak mungkin kami cantumkan satu persatu.
Demikian Asuhan Keperawatan Jiwa ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Lawang, 19 April 2019

Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan
persepsi. Bentuk halusinasi berupa suara-suara yang bising atau mendengung,
tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat
yang agak sempurna. Halusinasi ini kadang-kadang menyenagkan misalnya;
bersifat ketiduran, ancaman dan lain-lain.
Persepsi merupakan respon dari reseptor sensoris terhadap stimulus
eksternal, juga pengenalan dan pemahaman terhadap sensoris yang di
interpretasikan oleh stimulus yang diterima. Jika diliputi rasa kecemasan yang
berat maka kemampuan untuk menilai realita dapat terganggu. Persepsi
mengachu pada respon reseptor sensoris terhadap stimulus. Persepsi juga
melibatkan kognitif dan pengertian emosional akan objek yang dirasakan.
Gangguan persepsi dapat terjadi pada proses sensori penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan.
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti : skizofrenia,depresi, delirium,
dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi
lingkungan.

1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan Jiwa
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat memahami Konsep Teori Keperawatan Jiwa
“ Halusinasi Pendengaran".
 Pengertian Halusinasi Pendengaran
6
 Rentang Respon Halusinasi
 Penyebab Halusinasi
 Jenis-jenis Halusinasi
 Fase-fase Halusinasi
 Tanda dan Gejala Halusinasi
 Pohon Masalah Halusinasi

b. Mahasiswa dapat memahami Konsep Asuhan Keperawatan


Jiwa “Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran”.
 Diagnosa Keperawatan
 Rencana Keperawatan
 SPTK

7
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

2.1 KONSEP DASAR TEORI


2.1.1 Pengertian Halusinasi
 Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada
panca indra seseorang pasien yang terjadi dalam keadaan
sadar/bangun, dasarnya mungkin organic psikotik ataupun histerik
(Maramis,1994).
 Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
 Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami seperti suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulasi eksterna persepsi palsu
(Lubis,1993).

2.1.2 Rentang Respon


Rentang respon neurobiologik

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran Gangguan pikiran


Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosional Kesukaran proses
dengan pengalaman berlebihan atau kurang emosi
Perilaku sesuai Perilaku yang tidak bisa Perilaku disorganisasi
Berhubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial

8
2.1.3 Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
 Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat.
 Gejala yang mungkin muncul adalah : hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku kekerasan.
b. Psikologis
 Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
 Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
 Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya
: tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya
 Kemiskinan,konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan keamanan)
 Kehidupan yang terisolir disertai sters yang menumpuk
2. Faktor presipitasi
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan
finansial keluarga.

2.1.4 Jenis-jenis Halusinasi


Jenis Persentase Karekteristik
halusinasi
Pendengaran 70% Mendengar suara-suara/kebisingan, paling sering suara
(Auditorik) orang, suara berbentukkebisingan yang kurang jelas
sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien
bahkan sampai kepercakapan lengkap antara 2 orang

9
atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi.

Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin, atau


(qustatori) seperti feses.

Penglihatan 20% Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar


geometris,gambar kartun, bayangan yang
(Visual)
rumit/komplek bayangan bisa menyenangkan /
menakutkan seperti melihat monster.

Penglihatan 20% Stimulasi visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar


geometris,gambar kartun, bayangan yang
(Visual)
rumit/komplek bayangan bisa menyenangkan /
menakutkan seperti melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin


atau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
(olfaktori)
menyenangkan.

Perabaan Mengalami nyeri ketidaknyamanan tanpa stimulus


yang jelas, rasa tersetrum listrik yang dating dari
(tactile)
tanah, benda mati atau orang lain.

Pengrasa Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena


atau arteri, pencernaan makan / pembentukan urin,
(kinestetik)
merasakan pergerakan.

2.1.5 Fase-fase Halusinasi


1. Fase pertama ( Comforting)
Pada fase ini individu mengalami kecemasan,stress perasaan
bersalah,klien mungkin melawan / membebaskan pikiran padahal

10
yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan, klien masih
dapat mengontrol halusinasinya.
2. Fase kedua ( Condemning )
Pengalaman sensori bersifat menjijikan / menakutkan orang
berhalusinasi melalui merasa malu karena pengalaman sensosinya
dan menarik diri.
3. Fase ketiga ( Controlling )
Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan halusinasinya
yang mengusai dirinya.Isi halusinasinya dapat berupa permohonan
individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
berakhir.
4. Fase keempat ( Coniquering )
Pasien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari
control halusinasinya menjadi mengancam,menerima, dan
memarahinya. Klien dapat berhubungan dengan orang lain.

2.1.6 Identifikasi adanya perilaku halusinasi


1. Isi halusinasi
 Rasa suara siapa yang didengar
 Apa bentuk bayangan yang dilihat
 Bau apa yang dicium
 Rasa apa yang dikecap
 Merasakan apa di permukaan tubuh
2. Waktu dan frekuensi halusinasi
 Kapan pengalaman halusinasi itu muncul
 Bila mungkin klien diminta menjelaskan kapan persis waktu
terjadinya halusinasi tersebut
3. Situasi pencetus halusinasi
 Menanyakan kepada klien peristiwa atau kejadian yang dialami
sebelum halusinasi muncul

11
 Mengobserfasi apa yang dialami klien menjelang munculnya
halusinasi
4. Respon klien
 Apa yang dilakukaan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi.
 Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah
tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.

2.1.7 Tanda dan gejala


 Bicara dan senyum sendiri
 Mendengar suar-suara
 Marah-marah, gelisah
 Merusak/menyerang
 Menarik diri dan menghindar dari orang lain
 Suka menyendiri
 Tidak bisa membedakan nyata dan tidak nyata
 Tidak dapat memusatkan perhatian/kosentrasi
 Bermusuhan
 Ekspresi muka tegang dan mudah tersingung

2.1.8 Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan (Akibat)

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi (Masalah Utama)

Isolasi sosial (Penyebab)

12
2.2 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PELU DI KAJI
1. Resiko perilaku kekerasan
DS : “suara-suara itu menyuruh saya untuk marah-marah”
DO :
 Klien gelisah
 Klien marah-marah ingin memukul
 Bermusuhan, merusak/menyerang .
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
DS : “ Saya juga mendengar suara-suara”
DO :
 Klien bicara dan tertawa sendir
 Klien tiba-tiba marah
 Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
3. Isolasi Sosial
DS : “Suara-suara itu datang saat saya sedang sendiri dikamar”
DO :
 Klien menyendiri dikamar
 Menghindar dari pergaulan orang lain
 Tidak mampu memusatkan perhatian
 Selalu menunduk saat diajak bicara

2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran
2. Isolasi social

2.4 RENCANA KEPERAWATAN


Dx. 1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran

13
a. Tujuan Umum (TUM)
Klien dapat mengontrol perilaku halusinasi yang dialaminya

b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1.Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Berikan perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan dasar klien
1.2.Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
2.1.Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2.Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya; bicara dan
tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri, kekanan, kedepan,
kebelakang seolah-olah ada teman bicara
2.3.Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu,
namun perawat sendiri tidak mendengarnya
d. Katakan bahwa ada klien lain juga mengalami hal yang sama
sepertinya
e. Katakan bahwa perawat bersedia membantu klien
2.4.Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

14
b. Waktu, frekuensi terjadinya halisinasi (pagi, siang, sore, dan
malam atau jika sendiri atau sedih)
2.5.Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah,senang,sedih,takut) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1.Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri, dll)
3.2.Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian
3.3.Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan “saya tidak mau dengar kamu” (apada saat halusinasi
sedang terjadi)
b. Temui oarng lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta perawat atau teman menyapa klien jika melihat klien
berbicara sendiri.
3.4.Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap
3.5.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih . Evalusi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.6.Anjurkan klien mengikuti TAK, Orientasi Realita, dan Stimulus
Persepsi
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami
halusinasi
4.2.Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung) :
a. Gejala halusinasi yang dialami klien

15
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
dirumah; beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
berpergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat
bantuan halusinasi tidak terkontrol dan resiko mencederai
oaring lain
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol
halusinasinya
5.1.Diskusikan dengan keluarga dank lien tentang jenis, dosis,
frekuensi, dan manfaat obat
5.2.Anjurkan klien minta sendiri oabat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
5.3.Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter tentang manfaat dan
efek samping obat yang dirasakan
5.4.Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5.5.Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. P.A DENGAN DIAGNOSA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Tanggal dirawat : 22 Maret 2019


Tanggal pengkajian : 8 April 2019
Ruang : Mawar

3.1. PENGUMPULAN DATA


3.1.1. IDENTITAS KLIEN
Nama / Inisial : Ny. P. A.
Umur : 30 tahun
Alamat : Dsn Klepo, Sumber Manjing Wetan Kab.
Malang
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTP
Jenis Kelamin : Perempuan
No RM : 129252
Informan : Pasien dan Status Pasien
Dx. Medis : F.06.18 Skizo

3.1.2. ALASAN KLIEN MASUK


a. Data primer :
Pasien bicara terus menerus dan menyanyi tanpa sebab selama
pemeriksaan, tidak mau menjawab pertanyaan pemeriksaan.
b. Data sekunder :

17
Menurut rekam medis yang dibacakan perawat, pasien marah-marah
saat dirumah, memukul orang lain bila tidak tidur pasien bicara
sendiri, pasien sering mondar mandir dalam kamar, pasien curiga
pada keluarganya tanpa sebab.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan “saya mendengar suara bos saya yang mengajak
saya ikut dengannya”

3.1.3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Pasien mengatakan mendengar bisikan bosnya yang mengajak ikut
pergi bersamanya, bisikan tersebut terdengar suara laki-laki, pasien
sering mendengar suara tersebut pada saat pasien melamun sendiri, jka
pasien mendengar bisikan itu pasien mengikutinya dan jalan mondar-
mandir.

3.1.4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Iya, pasien pindahan dari ruang kemuning pada tanggal 2 April 2019
2. Factor penyebab / pendukung
a. Riwayat Trauma
saat dirumah pasien marah-marah dan memukul orang disekitar
saat dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan aniaya fisik,
aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan
criminal.
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
b. Pernah melakukan upaya /percobaan/ bunuh diri
Jelaskan :
Pasien tidak pernah melakukan upaya bunuh diri.
Diagnosa Keperawatn : Tidak Ada Masalah Keperawatan
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa
kegagalan,kematian,perpisahan)
18
pasien mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan sering
dimarahi sama suaminya
Diagnosa keperawatan : Koping Keluarga In Efektif
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
tidak, pasien tidak pernah mengalami penyakit fisik
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
e. Riwayat penggunaan NAPZA
klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya :
jelaskan :
upaya yang telah dilakukan keluarga terkait kondisi diatas
membawa pasien pergi ke rumah sakit.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga
 Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Ada, Bibi dari ayah pasien menderita gangguan jiwa
 Hubungan keluarga
Bibi penderita

3.1.5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Genogram

X X X X

70
6
8
8

19 30
Keterangan:

X X : Laki-Laki/ Perempuan = meninggal

: Laki-Laki

: Perempuan

: Menunjukan klien
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
: Orang yang terdekat dengan pasien
-------- : Tinggal serumah
30 : Umur pasien
Penjelasan genogram :
1) Pola komunikasi
Pasien mengatakan komunikasi dengan keluarganya kurang baik
2) Pola asuh
Pasien mengatakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Pasien sejak kecil
diasuhy oleh ke 2 orang tuanya dengan sabar.
3) Pola pengambilan keputusan
Pada pengambilan keputusan dalam keluarganya, pasien
mengatakan yang paling dominan adalah suami dan orangtuanya.
Diagnosa keperawatan : Koping Individu In Efektif

2. Konsep Diri
a. Citra diri

20
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan
mengatakan tidak kekurangan pada seluruh tubuhnya dan
bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT.

b. Identitas diri
Klien mengatakan namanya Ny.P alamat Sumber Manjing Wetan,
pasien bekerja sebagai buruh yang jauh dari tempat tinggalnya.
c. Peran
Pasien mengatakan menjadi ibu rumah tangga
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin sembuh dari sakitnya dan ingin kembali pada
keluarganya, klien berharap bisa tinggal bersama suami dan anaknya
dan menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasanya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan jika nanti pulang dia tidak merasa malu dengan
keluarga dan tetangganya meskipun pulang dari RSJ
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat dengan pasien
- Dirumah :
Pasien mengatakan dekat dengan orang tuanya, suami, dan anakny
- Di RSJ :
Pasien mengatakan tidak mempunyai teman dekat.
b. Peran serta klien dalam kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti
pengajian dan mengikuti kerja bakti.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain
- Pasien mengatakan jarang bercakap-cakap dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri.
Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial
4. Spiritual
21
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa agamanya islam dan klien percaya dan
yakin kepada Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
- Dirumah : pasien mengatakan saat dirumah sholat 5 waktu.
- Di RSJ : pasien mengatakan ia tidak sholat sholat tetapi hanya bisa
berdoa
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada

3.1.6. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum : pasien gelisah, mondar-mandir, berbicara sendiri
2. Tingkat kesadaran secara kualitatif = composmentis
3. Tanda – Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,5°C
RR : 22 x/ menit

4. Ukuran badan
TB : 162 cm
BB : 45 kg
5. Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada

3.1.7. STATUS MENTAL


1. Penampilan (penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)
Penampilan cukup rapi, menggunakan baju dari RS, cara
penggunaan sesuai, rambut pendek, badan tampak bersih, dan kuku
pendek dan bersih.
Diagnosa keperawatan : Tidak ada
22
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan frekuensi lambat volume pelan jumlah
normal pembicaraan kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan
baik.
Diagnosa keperawatan : Tidak ada
3. Aktivitas motorik/psikomotor
Pasien tampak kurang melakukan aktifitas
Diagnosakeperawatan :

4. Mood dan Afek


 Afek
Pasien mengatakan ketakutan saat ditanya mengenai bisikan
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
 mood
Pasien mengatakan merasa ketakutan saat ada bisikan yang
mengajaknya untuk ikut bersamanya
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
5. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan
bicara, mau menjawab pertayaan yang diajukan oleh perawat.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
6. Persepsi sensori
- Pasien mengatakan “saya sering mendengar suara bos saya tanpa
wujud yang menyuruh saya mengikutinya”
- Pasien mengatakan suara-suara itu muncul saat sendiri dan
melamun, kemudian pasien merasa ketakutan.
- Pasien mengatakan pada saat dirumah sakit ketika mendengar
bisikan-bisikan itu muncul pasien mengikuti atau menuruti bisikan-
bisikan tersebut karena merasa ketakutan.
- Pasien sering berbicara sendiri dan mondar-mandir

23
Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran.
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Koheren, pembicaraan pasien lambat tetapi dapat di pahami,
jawaban sesuai pertayaan perawat.
b. Isi pikir
- Pikiran curiga :
Pasien mengatakan curiga kepada keluarganya sendiri karena
dari bisikan-bisikannya pasien juga pada perawat yg
mengatakan “apakah kamu ingin membunuh saya”.
c. Bentuk pikir
Non realistik, apa yang dikatakan pasien tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada, dibuktikan dengan pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang
mengatakan menyuruhnya untuk mengikutinya.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
8. Tingkat kesadaran (orientasi waktu, tempat, orang)
Pasien mampu menyebutkan waktu tempat dan nama suami dan
anaknya
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada

9. Memori
1. Daya ingat jangka panjang
Pasien mengatakan umurnya sekarang 30 tahun.
2. Daya ingat jangka pendek
Pasien mengatakan mengenali nama orang yg diajak berkenalan.
3. Daya ingat jangkah menengah
Pasien mengatakan tadi pagi sarapan nasi sama sayur.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
24
Pasien mampu berkonsentrasi, saat ditanya pasien dapat lansung
menjawab pertayaan dan bisa berhitung, seperti: 4+15=19, 20-
5=15
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
11. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian saat ditanya jika lantai
kotor di pel dulu atau di sapu dulu, pasien menjawab di sapu dulu
supaya kotorannya tidak menempel di kain pel.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
12. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang mengalami sakit jiwa,
oleh karena itu dirawat di RSJ-Lawang.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada

3.1.8. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan.
Pasien mengatakan perawatan kesehatan untuk minum obat oleh bu
dokter, pasien mengatakan akan menjemput dengan keluarganya dan
pasien ingin tinggal bersama keluarga dan ingin bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Kegiatan Hidup Sehari-hari
-perawatan diri
a. Makan
Pasien mampu makan sendiri tanpa bantuan. Makan 3x sehari
b. BAB/ BAK
- Pasien mampu BAB/BAK secara mandiri tanpa bantuan,
menggunakan kamar mandi dan WC ketika BAB/BAK
- Pasien mampubersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Mandi

25
Pasien mampu mandi sendiri tanpa bantuan , pasien mandi 2x
sehari dan memakai sabu, dibilas dengan air, menyikat gigi ketika
mandi.
d. Pakaian, berhias dan berdandan
Pasien mengatakan mampu ganti baju sendiri
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
- Nutrisi
a. Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari
Frekuensi makan 2x sehari komposisi nasi dan lauk (ikan,
tahu, telur, sayur)
b. bagaimna nafsu makannya
nafsu makan pasaien baik
c. bagaimana berat badannya
pasien mengatakan BB terakhirnya 46
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
-Tidur
 Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.30-14.30
Tidur malam, lama : 24.00-03.00
Aktifitas sebelum/sesudah : bicara sendiri
 Gangguan tidur
Insomnia karena pasien mengatakan sesak untuk tidur karena
sering mendengar bisikan-bisikan dan takut
Diagnose keperawatan : gangguan pola istirahat tidur : kurang
dari kebutuhan
3. Kemampuan lain lain
a. mengantisipasi kebutuhan hidup : pasien mengatakan jika tidak
ada uang pasien mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
b. membuat keputusan berdasarkan keinginannya : pasien
mengatkan kadang kadang tidak mampu mengambil keputusan
berdasarkan keinginannya sendiri. Contoh : dalam minum obat
c. mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya sendiri: pasien mengatakan di ruangan
penggunaaan obatnya sudah diatur oleh perawat, begitu juha
dengan pemetiksaan untuk kesehatannya
Diagnose keperawatan : Tidak Ada
4. Sistem pendukung
26
Pasien mengatakan yang memberikan masukan jika mengalami
masalah adalah bu dokter
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada

3.1.9. MEKANISME KOPING


Pasien mengatakan jika mengalami masalah, ia bercerita kepada
petugas ruangan
Dirumah: jika di rumah pasien marah-marah dan memukul orang lain
Diagnosa keperawatan : Koping Individu Inefektif

3.1.10. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tetangganya atau
orang lain
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien mengatakan kadang-kadang menyendiri tidak mau bergaul
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan
Pasien mengatakan tidak tahu
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah, karena hanya IRT bukan
pekerja
5. Masalah berhubungan dengan perumahan
Pasien mengatakan tidak tahu
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi
Pasien mengatakan ekonomi dalam keluarganya rendah.
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan tidak ada masalah kesehatan
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada

3.1.11. ASPEK PENGETAHUAN


27
Pengetahuan kurang tentang pengobatan :
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gangguan
jiwa meliputi perawatan dan pelaksanaannya, factor yang
memperbesar masalah, obat-obatan, maupun lainnya. Sehingga perlu
di berikan tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifikasi
masalah tersebut.
Diagnosa keperawatan : Kurang Pengetahuan Tentang
Pengobatan

3.1.12. ASPEK MEDIS


1. Diagnos medis : F 06.18
2. Diagnosa multiaxis
Axis 1 : F 06.18n(other specified mental disorder due to
brain demage)
Axis II :
Axis III :
Axis IV : Masalah psikososial dan lingkungan lainnya
Axis V : 20-11 (bahaya mencederai diri atau orang lain,
diabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
Terapi medis :
- Po haloperidol 1,5 mg
- Po klorpromazin 100mg
- Inj lodomer 5mg/ml
- Inj diazepam 5mg/ml

3.1.13. ANALISA DATA


Nama : Ny. P Dx medis : F.06.18
Ruangan : Mawar No. RM : 129252
Data subjektif/ Data objektif Diagnosa keperawatan

28
1. DS : Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
- Pasien mengatakan “saya mendengar suara
bos saya tanpa wujud yang menyuruh saya
mengikutinya”
- Pasien mengatakan suara-suara itu muncul
saat sendiri dan melamun, kemudian pasien
merasa ketakutan.
- Pasien mengatakan pada saat dirumah sakit
ketika mendengar bisikan-bisikan itu
muncul pasien mengikuti atau menuruti
bisikan-bisikan tersebut karena merasa
ketakutan.

DO :

- Pasien kadang berbicara sendiri


- Kontak mata kurang
- Sering mondar-mandir
2. DS : pasien mengatakan malss berinteraksi Isolasi Sosial : Menarik Diri
dengan orang lain

“saya takut berbicara dengan orang lain”

DO :

- Diajak bicara memalingkan muka dan


mengalihkan pembicaraan
- Menyendiri
- Tidak mau bercakap-cakap dengan
orang lain
3. DS : “ saya susah tidur karena sering mendengar Gangguan pola tidur

29
bisikan-bisikan dan mimpi buruk”

DO :

- Pasien tampak sering menguap


- Wajah tampak lesu
- Mata merah
4. DS : Gangguan isi pikir

“Saya curiga pada keluarga saya sendiri”


“kamu ingin membunuh saya ya?”

DO :

- Klien tidak dapat berfikir sesuai dengan


kenyataan
- Tatapan klien tampak curiga pada orang
sekitar
5. DS : Kurang pengetahuan

“saya tidak tahu apa memang saya benar


benar gila , yang harus dijahui, kenapa saya
harus di tali seperti ini.

DO : -pasien tidak mengerti tentang definisi


gangguan jiwa

6. DS : saya tidak mau menyisir rambut saya, saya Defisit perawatan diri
tidak mau gosok gigi

DO : rambut klien berbau, kotor, kuku pasien


panjang, dan gigi tampak kotor dan bau

7. DS : Koping individu inefektif

- Pasien mengatakan bila ada masalah tidak

30
membicarakan kepada orang lain
DO :

Pasien sering menyendiri,

8. DS: mengatakan pernah melakukan tindakan resiko perilaku kekerasan


kekerasan, dan pernah marah marah kepada
keluarga.

DO : pasien tampak tegang saat bercerita,


pembicaraan kasar saat membicarakan tentang
marahnya

3.1.14. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori :Halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial
3. Gangguan pola tidur
4. Gangguan isi pikir : waham curiga
5. kurang pengetahuan
6. defisit perawatan diri
7. Koping individu in efektif
8. Resiko perilaku kekerasan

31
3.1.15. POHON MASALAH

Gangguan Pola Tidur Resiko Perilaku


Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

Gangguan proses pikir Isolasi Sosial : Gangguan penampilan : defisit


waham curiga Menarik Diri perawatan diri

Kurang pengetahuan
Koping individu in
tentang penyakitnya
efektif

3.1.16. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

32
33
34
35
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Nama Pasien : Ny. P DX. Medis : F.06.18


RM. NO : 129252 Ruangan : Mawar

No Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan sensori TUM: Pasien
persepsi: halusinasi dapat mengontrol
(lihat/dengar) halusinasi yang
dialaminya
Tuk 1 : 1. Setelah 2x interaksi pasien 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien dapat menunjukkan tanda – tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
membina kepada perawat :  Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun
hubungan saling  Ekspresi wajah bersahabat. non verbal
percaya  Menunjukkan rasa senang.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan
 Ada kontak mata. perawat berkenalan
 Mau berjabat tangan.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
 Mau menyebutkan nama. yang disukai pasien
 Mau menjawab salam.  Buat kontrak yang jelas
 Mau duduk berdampingan  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap
dengan perawat. kali interaksi
 Bersedia mengungkapkan  Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
masalah yang dihadapi.  Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien
 Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang
dihadapi pasien
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan pasien

36
TUK 2 : 2. Setelah 3x interaksi pasien 2.1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Pasien dapat menyebutkan : 2.2. Observasi tingkah laku pasien terkait dengan
mengenal o Isi halusinasinya (dengar /lihat), jika menemukan
halusinasinya o Waktu pasien yang sedang halusinasi:
o Frekunsi  Tanyakan apakah pasien mengalami sesuatu
o Situasi dan kondisi yang (halusinasi dengar/ lihat)
menimbulkan halusinasi  Jika pasien menjawab ya, tanyakan apa yang
sedang dialaminya
 Katakan bahwa perawat percaya pasien
mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri
tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau menghakimi)
 Katakan bahwa ada pasien lain yang mengalami
hal yang sama.
 Katakan bahwa perawat akan membantu pasien
Jika pasien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan
dengan pasien :
 Isi, waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang)
 Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau
tidak menimbulkan halusinasi
2. Setelah 3x interaksi pasien 2.3. Diskusikan dengan pasien apa yang dirasakan
menyatakan perasaan dan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
responnya saat mengalami mengungkapkan perasaannya.
halusinasi : 2.4. Diskusikan dengan pasien apa yang dilakukan
 Marah untuk mengatasi perasaan tersebut.
 Takut 2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan
 Sedih dialaminya bila pasien menikmati halusinasinya.
 Senang

37
 Cemas
 Jengkel
TUK 3 : 3.1. Setelah 3x interaksi pasien 3.1. Identifikasi bersama pasien cara atau tindakan yang
Pasien dapat menyebutkan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
mengontrol biasanya dilakukan untuk menyibukan diri dll)
halusinasinya mengendalikan halusinasinya 3.2. Diskusikan cara yang digunakan pasien,
3.2. Setelah 3x interaksi pasien  Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
menyebutkan cara baru mengontrol  Jika cara yang digunakan maladaptif
halusinasi diskusikan kerugian cara tersebut
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
3.3. Setelah 3x interaksi pasien dapat timbulnya halusinasi :
memilih dan memperagakan cara  Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
mengatasi halusinasi (dengar/lihat/) (“saya tidak mau dengar/ lihat pada saat
halusinasi terjadi)
3.4. Setelah 3x interaksi pasien  Menemui orang lain (perawat/teman/anggota
melaksanakan cara yang telah keluarga) untuk menceritakan tentang
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
halusinasinya  Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan
3.5. Setelah 3x pertemuan pasien sehari hari yang telah di susun.
mengikuti terapi aktivitas  Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika
kelompok sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan
dan latih untuk mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih ,
jika berhasil beri pujian
3.7. Anjurkan pasien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

38
TUK 4 : 4.1. Setelah 3x pertemuan keluarga, 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
Pasien dapat keluarga menyatakan setuju untuk (waktu, tempat dan topik)
dukungan dari mengikuti pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan
keluarga dalam perawat keluarga/ kunjungan rumah)
mengontrol 4.2. Setelah 3x interaksi keluarga  Pengertian halusinasi
halusinasinya menyebutkan pengertian, tanda dan  Tanda dan gejala halusinasi
gejala, proses terjadinya halusinasi  Proses terjadinya halusinasi
dan tindakan untuk mengendali  Cara yang dapat dilakukan pasien dan keluarga
kan halusinasi untuk memutus halusinasi
 Obat- obatan halusinasi
 Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama, memantau
obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
 Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan
bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi
tidak tidak dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 5.1. Setelah 3x interaksi pasien 5.1 Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan
Pasien dapat menyebutkan; kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis,
memanfaatkan o Manfaat minum obat cara , efek terapi dan efek samping penggunan
obat dengan baik o Kerugian tidak minum obat obat
o Nama,warna,dosis, efek terapi 5.2 Pantau pasien saat penggunaan obat
dan efek samping obat 5.3 Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan
5.2. Setelah 3x interaksi pasien benar
mendemontrasikan penggunaan 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
obat dgn benar konsultasi dengan dokter
5.3. Setelah 3x interaksi pasien 5.5 Anjurkan pasien untuk konsultasi kepada
menyebutkan akibat berhenti dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak di
minum obat tanpa konsultasi inginkan .
dokter

39
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 1
Hari Senin tanggal 8 April 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya sering mendengar suara laki-laki yang
menyuruh saya untuk mengikutinya.”
Do : pasien mondar-mandir, dan tatapan matanya kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran
3. Tujuan Khusus (TUK)
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
f. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum bu P, perkenalkan saya Bagus Prasetyo, bisa
dipanggil Bagus mahasiswa praktek dari Poltekkes Malang yang
akan dinas diruang mawar ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas
pagi dari jam 07.00-13.30 siang. Saya akan merawat ibu Pelama
diruang mawar ini. Nama ibu Piapa? Rumahnya dimana?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan ibu P hari ini?
3. Kontrak

40
 Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang
tentang suara yang mengganggu ibu dan cara mengontrol
suara-suara tersebut. Apakah ibu bersedia?
 Waktu : Berapa lama bu P mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 20 menit ?
 Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau di sini saja?
b. Fase Kerja
Apakah ibu P mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya ibu
P mendengar suara tersebut, tapi saya sendiri tidak mendengar suara
itu. Apakah ibu P mendengar terus-menerus atau sewaktu-waktu?
Kapan paling sering ibu P mendengar suara itu? Berapa kali dalam
sehari ibu P mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri? Apa yang ibu rasakan ketika mendengar
suara itu? Bagaiman perasaan ibu ketika mendengar suara itu?
Kemudian apa yang ibu lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-
suara itu hilang? Apa yang dialami ibu, itu namanya halusinasi. Ada 4
cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Bagaimana kalau kita cara
yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah ibu P
bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini saya akan
memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali apa yang
telah saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakana dengan keras
“pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba sekarang ibu P
ulangi lagi seperti yng saya lakukan tadi. Bagus sekali ibu P coba
sekali lagi bu. Wah… bagus sekali bu.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)

41
Kalau ibu mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya, ibu
lakukan cara yang pertama yaitu menghardik.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
3. Kontrak yang akan datang
 Topic : Bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang tentang
cara yang ke 1, yaitu dengan menghardik untuk mencegah
suara-suara itu muncul. Apakah ibu bersedia?
 Waktu : Ibu P mau jam berapa bagaimana kalau jam 12.00?
 Tempat : Ibu P kita mau diman berbincang- bincang ?
bagaimana kalau diruangan ini ? baiklah nanti saya akan kesini
jam 12.00 sampai jumpa besok ibu P saya permisi dulu

42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny P Ruang : Mawar No RM : 129252


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 9 April a) Kondisi Klien; S:
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya Klien mengatakan “Nama
9.00 mendengarkan suara laki-laki saya Ny. P, umur saya 30
yang menyuruh saya untuk tahun, rumah saya di
ikut bersamanya.” Sumbermanjing Wetan.”
Do: Klien bicara sendiri. Klien Klien mengatakan “Saya
melamun, Kontak mata mendengar bisikan laki-kali
kurang, Klien tiba-tiba diam tanpa wujud yang menyuruh
saat diak berbicara saya untuk mengiktinya
kemana saja, suara itu
b) Kemampuan klien munculnya sering,
Klien belum mampu biasayanya waktu saya
mengontrol suara-suara melamun. Waktu suara itu
halusinasinya muncul saya merasa bingun
dan takut jadi saya mondar-
c) Diagnosa Keperawatan: mandir
Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran O:
 Klien membina
d) Tindakan keperawatan: hubungan saling percaya
SP 1  Klien mau mengatakan
1. Mengidentifikasi jenis, isi, isi halusinasi, jenis,
frekuensi, waktu terjadinya, frekuensi, situasi dan
situasi pencetus, perasaan respon
respon, menjelaskan cara  Klien belum mampu
mengontrol halusinasi dengan memperagakan dengan

43
menghardik benar cara menghardik
A:
 Afektif: Klien
kooperatif: Klien mau
melatih menghardik
halusianasi.
 Kognitif: Klien mampu
memperkenalkan diri
dengan baik
 Psikomotor: Klien
belum bisa
memperagakan cara
menghardik, Klien
memalingkan dan tiba-
tiba tidak merespon
pembicaraan

P:
Pasien:
 Menganjurkan klien
untuk melatih cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik
halusinasinya
Perawat:
 Ajarkan klien
memperagakan cara
menghardik ulang

44
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Ny. P Nama Mahasiswa : Bagus Prasetyo


Status inetraksi perawat-klien : SPTK 1 Tanggal : 9 April 2019
Lingkungan : R. IPCI Mawar Jam : 09.00
Deskripsi Klien : Kontak mata kurang, Bangsal : R. IPCU Mawar
penampilan tidak rapi
Tujuan (Berorientasi pada klien) : Klien dapat membina hubungan
saling percaya dengan mahasiswa

KOMUNIKASI KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT RASIONAL


VERBAL VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN

P: Assalamu’alaikum, Bu P: Kontak mata, berjabat Berharap klien mau Klien tidak tersenyum Ucapan salam sebagai
tangan, medekat ke klien diajak berkenalan tanda awal saling percaya
K: Wa’alaikumsalam
K: Kontak mata tidak
focus, selalu melihat ke
atas

P: Selamat pagi, bu P: Perawat bertatapan Merasa senang karena Klien terlihat gelisah, Terjadi hubungan saling
dengan klien ada penerimaan dari lien tidak ada kontak mata percaya, namun perlu
K: Pagi meskipun sedikit ditingkatkan
K:Tidak berhadapan
dengan klien, wajah datar

P: Perkenalkan nama saya P: Kontak mata, berjabat Melakukan pendektan Klien mampu mengenali Dengan memperkenalkan
45
Bagus, mahasiswa tangan dan senyum secara fisik untuk atau memulai perkenalan diri dengan klien
Poltekkes Malang. Nama membangkitkan dengan perawat diharapkan klien mau
ibu siapa? K: Tidakada kontak mata, keakraban dalam berkenalan dengan
mengulurkan tangan interaksi, memberi perawat. Dengan
K: Nama saya P sebagai balasa terhadap perasaan nyaman pada menanyakan panggilan
ajakan perawat klien kesukaan membuat klien
senang dan semakin
akrab

P: Ibu alamatnya dimana? P: Memandang klien Terus membangun Menyebutkan alamatnya Topik sederhana
keakraban dengan klien membantu mendekatkan
K: Alamat saya di K: Tidak ada kontak mata perawat dengan klien
Sumbermanjing Wetan,
Malang

P: Ibu ingat tidak, kenapa P: Memandang klien Berhati-hati karena Mengingat-ingat dan Keluhan utama
ibu dibawa kesini? pertanyaan bersifat menjawab pertanyaan merupakan dasar klien
K: Diam sejenak dan spesifik dirawat di RSJ
K:Saya tidak tahu berpikir

P: Oh iya bu, saya lihat P: Bertanya pelan-pelan Mengkaji lebih jauh Mengingat-ingat dan Halusinasi dapat terjadi
ibu sering melihat ke atas alasan klien dirawat di klien mengalami kapan saja
dan berbicara sendiri. K: Melihat ke atas dan rumah sakit halusinasi pendengaran
berbiacara lagi
K: Iya, saya sedang
berbicara dengan bos saya

46
P: Berapa kali biasanya P: Memandang klien dan Ingin mengetahui Menceritakan Mengetahui halusinasi
ibu mendengar suara bos mendengar keluhan frekuensi halusinasi dan pengalaman yang klien lebih lanjut
itu? Bagaiman respon terhadap alami
responnya? K: Memandang perawat halusinasi

K:Tiba-tiba muncul, saya


ya kaget, takut

P: Ibu itu hanya P: Memandang klien Berusaha menujukkan Berusaha memahami Perawat memperkenalkan
halusinasi pendengaran. sikap ingin membantu penjelasan perawat tentang halusinasi
Ibu mendengar tetapi saya K: Mengangguk dan klien, berusaha
tidak dengar memperhatikan mengetahui kemampuan
belajar klien
K:Iya pak dokter

47
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 2
Hari Selasa Tanggal 9 April 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya masih mendengar suara-suara tersebut
mas, suara itu menuruh saya untuk mengikutinya terus.”
Do : pasien mondar-mandir, gelisah dan masih sering berbicara
sendiri..
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Pasien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
"Assalamu’alaikum bu P, bagaimana perasaan itu sekarang?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan ibu P hari ini? Apakah masih mendengar
suara-suara yang mengancam lagi ?
3. Kontrak

48
 Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang
tentang suara yang mengganggu ibu ?
 Waktu : Berapa lama ibu P mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
 Tempat : Dimana tempat yang baik menurut ibu untuk
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang ini?
b. Fase Kerja
Bagaiman bu P, apakah suaranya masih terdengar? Apakan ibu telah
melakukan apa yang telah kita pelajari tadi? Kenapa ibu tidak
menerapkan cara yang sudah kita pelajari tadi? Baik kalau begitu saya
akan mengajarkan kembali pada ibu cara menghardik halusinasi
apakah ibu P bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini
saya akan memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali
apa yang telah saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakaan
dengan keras “pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara
palsu” smbil menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba
sekarang ibu P ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali
ibu P coba sekali lagi bu. Wah… bagus sekali bu. Jadi nanti kalau ibu
mendengar suara-suara itu lagi ibu lakukan cara menghardik halusinasi
ini ya bu, agar ibu bisa mengontrol halusinasi dan bisa lebih tenang.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang tadi cara mengahardik agar suaranya tidak muncul lagi.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
3. Kontrak yang akan datang

49
 Topic : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang selanjutnya dengan cara yang selanjutnya.
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10:00?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, ibu setuju?
Baik ibu, sampai jumpa besok.

50
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny P Ruang : Mawar No RM : 129252


No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 9 April a) Kondisi Klien; S:
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya Klien mengatakan “Saya masih
13.00 masih mendengarkan suara- mendengar bisikan itu mas, tapi
suara yang mengajak saya itu tidak ada wujudnya dan suara itu
mas.” meyuruh saya untuk mengikutiya,
Do: Klien bicara sendiri, suaranya sering muncul,
Klien tampak sering Klien mengatakan “Saya masih
melamun, klien tampak bingung bagaimana caranya untuk
menyendiri menghilangkan suara itu.”

2. Kemampuan klien O:
Klien belum mampu  Klien kurang kooperatif
mengontrol suara-suara  Klien mampu mengidentifikasi
halusinasinya halusinasinya
 Klien belum mampu
3. Diagnosa Keperawatan: menghardik halusinasi
Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran A:
 Kognitif: Klien Mampu
4. Tindakan keperawatan: memperkenalkan dirinya
SP 1 dengan baik
1. Mengidentifikasi jenis, isi,  Afektif: Klien kooperatif,
frekuensi, waktu terjadinya, klien mampu melatih
situasi pencetus, perasaan menghardik
respon, menjelaskan cara  Psikomotor: Klien balum bisa
mengontrol halusinasi memperagakan dan
dengan menghardik mengingat dengan benar cara

51
menghardik

P:
Pasien:
Anjurkan klien untuk mengingat
dan melatih cara menghardik
Perawat:
Ajarkan klien untuk melatih cara
menghardik ulang

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

52
Interaksi 3
Hari Rabu tanggal 10 April 2019

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya masih mendengar suara-suara yang
menyuruh saya untuk mengikutinya itu mas.”
Do : pasien tampak mengarahkan telinga ke arah suara yang
membisikinya, sering memandang satu arah.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Pasien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum ibu P, masih ingat dengan saya? bagaimana
perasaan ibu hari ini ?
2. Evaluasi / validasi
Apakah ibu P halusinasinya masih ada? Apakah ibu P telah melakukan
apa yang telah kita lakukan ? bagaimana ibu P dengan menghardik
apakah suara- suara yang di dengar sudah berkurang?

53
3. Kontrak
Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang tentang
suara yang mengganggu ibu ?
Waktu : berapa lama ibu P mau bercakap –cakap ? bagaiman kalau 20
menit ?
Tempat : ibu P mau bercakap –cakap dimana ? bagaiman kalau diruang
tamu ? baiklah ibu P
b. Fase Kerja
Bagaiman bu P, apakah suaranya masih terdengar? Apakan ibu telah
melakukan apa yang telah kita pelajari tadi? Kenapa ibu tidak menerapkan
cara yang sudah kita pelajari tadi? Baik kalau begitu saya akan
mengajarkan kembali pada ibu cara menghardik halusinasi apakah ibu P
bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini saya akan
memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali apa yang telah
saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakaan dengan keras
“pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu” smbil
menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba sekarang ibu P ulangi
lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali ibu P coba sekali lagi bu.
Wah… bagus sekali bu. Jadi nanti kalau ibu mendengar suara-suara itu
lagi ibu lakukan cara menghardik halusinasi ini ya bu, agar ibu bisa
mengontrol halusinasi dan bisa lebih tenang.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
b. Evaluasi obyetif (perawat)
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang tadi cara mengahardik agar suaranya tidak muncul lagi.
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
2. Kontrak yang akan datang

54
 Topic : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
cara yang selanjutnya dengan cara yang selanjutnya.
 Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam
10:00?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, ibu setuju?
Baik ibu, sampai jumpa besok.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ny. P Ruang : Mawar No RM : 129252

55
No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 10 April a) Kondisi Klien; S : Klien mengatakan “Saya sudah
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya malakukan cara menghardik
15.00 masih mendengar suara halusinasi seperti yang mas
bisikan laki-laki yang ajarkan.”
menyusuh saya untuk
mengikutinya.” O:
Klien mengatakan “Saya  Klien dapat memperagakan cara
belum melakukan cara menghardik halusinasi denga
menghardik.” benar
Do: Klien tampak senyum-  Klien kooperatif
senyum sendiri, klien tampak
sering melamun, klien A :
tampak bicara sendiri  Kognitiif: Klien mampu
menjelaskan dan menyebutkan
b) Kemampuan klien kembali cara menghardik
Klien belum mampu  Afektif: Klien kooperataif: klien
memperagakan dengan mampu memperagakan cara
benar cara menghardik menghardik
 Psikomotor: Klien bisa
c) Diagnosa Keperawatan: memperagakan dengan benar
Gangguan persepsi sensori: cara menghardik
Halusinasi pendengaran

P:
d) Tindakan keperawatan: Pasien
SP 1 Anjurkan klien untuk
1. Mengevaluasi klien dalam memperagakan dan melatih cara
mengontrol halusinasi mengontrol halusinas dengan cara
dengan cara menghardik menghardik
2. Menjelaskan cara Perawat:
mengontrol halusinasi Anjurkan klien mengontrol

56
dengan mengardik halusinasi selanjutnya dengan cara
3. Memasukkan pada jadwal memanfaatkan obat dengan baik
kegiatan melatih kklien
cara menghardik

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Interaksi 4
Hari Rabu, tanggal 10 April 2019

A. Proses Keperawatan

57
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan mendengar suara –suara yang tidak jelas dan
membingungkan
Do : pasien mengarahkan telinga ke arah suara yang membisikinya,
sering memandang satu arah.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat
c. Mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada ganngguan jiwa
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
d. Jelaskan akibat jika putus obat
e. Jelaskan cara mendapatkan obat
f. Jelasakan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
obat, benar pasien, benar cara, benar waktu benar dosis)
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum ibu P, masih ingat dengan saya. bagaimana
perasaan ibu hari ini?
2. Evaluasi / validasi
Apakah ibu P masih mendengar saura ? apakah ibu telah
melakukan apa yang telah kita lakukan? bagaimana, apakah dengan
menghardik suara-suara yang didengar berkurang ? bagus, coba
praktekkan! Bagaimanaibu P melakukannya. Bagus sekali ibu P.
coba lihat jadwal kegiatan hariannya.
3. Kontrak

58
 Topik : baiklah hari ini kita akan latihan cara mengendalikan
suara dengan cara minum obat yang benar, setuju ya ibu P ?
 Waktu : berapa lama ibu P mau bercakap –cakap ? bagaiman
kalau 20 menit ?
 Tempat : bagaimana kalau ditempat ini ibu P ? bailah Ibu P
2. FASE KERJA
Bu P, dokter memberikan obat untuk ibu, sekarang saya akan
menjelaskan pada ibu. Inia da 3 macam obat, warnanya orange
namanya chlorpromasin (CPZ) minumya 3 kali gunanya suapaya
tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya. Yang
putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari
gunanya supaya relaks dan tidak kaku. Satu lagi yang warnanya
merah jambu namanya Haloperidol (HP) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara, diminum 3x sehari juga. Ketiga obat
tadi diminum pada jam 7. Penurunan dosis atau penghentian obat
ditentukan oleh dokter. Kalau obat ridak teratur ibu P dapat
kambuh dan perlu waktu untuk pemulihan. Kalau obat habis ibu P
bisa control ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu
2 hari sebelum obat habis diharapkan ibu P sudah control. Ibu P
juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, pastikan bahwa itu obat punya ibu P, jngan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya pastikan
obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Ibu P juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum. Upayakan minum 2
liter air per hari agar manfaat obatnya optimal. “Bila nanti setelah
minum obat mulut ibu P terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu P bisa mengisap-isap es batu. Bila ibu P merasa
mata berkunang-kunang, ibu P sebaiknya beristirahat dan jangan
beraktivitas dulu, dan harus cukup minum 10 gelas air putih sehari.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam
jadwalnya ya.

59
3. FASE TERMINASI
Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien )
Bagaiman perasaan bu.P setelah kita bercakap – cakap tentang
obat?
Evaluasi obyetif (perawat )
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang pertama yaitu menghardik jika masih muncul coba cara kedua
yaitu minum obat ya Bu ?
4. Rencana tindak lanjut
Jadwal minum obat sudah kita buat dan mari kita masukan
kedalam jadwal harian ibu P jangan lupa dilakukan secara teratur
ya ibu P
5. Kontrak yang akan datang
 Topic : baiklah ibu P bagaimana kalau besok bertemu lagi
untuk melihat maanfaat minum obat dan berlatih cara untuk
mengontrol halusinasi yang 3 yaitu bercakap–cakap dengan
orang lain apakah ibu P bersedia ?
 Waktu : ibu P mau jam berapa bagaiman kalau jam 10.00 ?
 Tempat : ibu P kiat mau diman berbincang- bincang ?
bagaimana kalau diruangan ini ? baiklah besok saya akan kesini
jam 10.00 sampai jumpa besok ibu P saya permisi dulu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

60
Nama : Ny P Ruang : Mawar No RM : 129252
No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 10 April a) Kondisi Klien; S : Klien mengatakan “Saya tidak
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya mau minum obat karena pahit,
19.30 masih mendengar suara warna obatnya warna-warni say
bisikan laki-laki yang tidak mau, maunya yang putih.
menyuruh saya untuk
mengikutinya.” O:
Klien mengatakan “Saya  Klien belum bisa mengingat
sudah melakukan cara obatnya dan susah minum obat
menghardik yang seperti mas  Klien tidak mnegtahui kerugian
bagus ajarkan.” dan keuntungan meminum obat
Do: Klien tampak senyum-
senyum sendiri, klien tampak A :
sering melamun, klien  Kognitif: Klien belummapu
tampak bicara sendiri menjelaskan manfaat dan
kerugian minum obat
b) Kemampuan klien  Afektif: Klien kooperataif: klien
Klien mampu mau mendengarkan penjelasan
memperagakan dengan dari perawat
benar cara menghardik  Psikomotor: Klien belum
bisamenyebutkan manfaat dan
a. Diagnosa Keperawatan: kerugian minum obat
Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran P:
Pasien
b. Tindakan keperawatan: Anjurkan klien untuk mengingat,
SP 2 dan kooperatif dalam minum obat
Menjelaskan pentingnya
menggunakan obat dengan Perawat:

61
benar, akibat bila tidak Anjurkan klien mengontrol
menggukan obat sesuai halusinasi selanjutnya dengan cara
program, akibat bilaputus memanfaatkan obat dengan baik
obat, cara mendapatkan obat lagi
cara menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar

BAB IV

62
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Saat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan


Halusinasi ditemukan adanya perilaku menarik diri sehingga perlu
melakukan pendekatan secara terus-menerus, membina hubungan saling
percaya yang menciptakan suasana terapeutik dalam pelaksanaan Asuhan
Keperawatan yang diberikan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien khususnya
dengan halusinasi,pasien dapat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai
sistem pendukung yyang mengerti keadaan dan permasalahan dirinya.
Disamping itu perawat/petugas kesehatan juga membutuhkan kehadiran
keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama
dalam memberi perawatan pada pasien.

4.2 SARAN

 Dalam memberikan Asuhan Keperawatan hendaknya perawat


mengikuti langkah-langkah proses keperawatan dan
melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar tindakan
berhasil dengan optimal.
 Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan
pendekatan secara bertahap dan terus-menerus untuk membina
hubungan saling percaya antara perawat dan klien sehingga tercipta
suasana terapiutik dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang di
berikan.
 Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah
sakit, sehingga keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi
klien dan dapat membantu perawat bekerjasama dalam pemberian
Asuhan Keperawatan bagi klien.

DAFTAR PUSTAKA

63
Maramis,W.F. 1994.IlmuKedokteran Jiwa. Airlangga Univversity Pres. Surabaya

Wilkinson, M.Judith dan Ahern, Nancy R.2011.Buku Saku Diangnosis


Keperawatan. Edisi 9.Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa.Edisi Revisi.Bandung:Refika Aditama

Linda Juall Carpenito-Moyet, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta. EGC

64

Anda mungkin juga menyukai