Oleh :
Bagus Prasetyo (1601470043)
Nia Agustina (1601470040)
Mardina Tesalonika (1601470044)
Elvin Elsa Maharenny (1601470045)
Riski Faridatul Hakiki (1601470077)
Disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Kelompok 5
......................................... .........................................
Mengetahui,
Kepala Ruang Mawar
.........................................
2
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .............................................................................................................................. 1
Lembar Pengesahan ........................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
Kata Pengantar ................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 6
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 6
BAB II Laporan Pendahuluan Halusinasi ................................................................... 8
2.1 Konsep Dasar Teori ......................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Halusinasi............................................................................ 8
2.1.2 Rentang Respon .................................................................................... 8
2.1.3 Penyebab ............................................................................................... 9
2.1.4 Jenis-Jenis Halusinasi ........................................................................... 9
2.1.5 Fase-Fase Halusinasi ............................................................................. 10
2.1.6 Identifikasi Adanya Perilaku Halusinasi ............................................... 11
2.1.7 Tanda dan Gejala .................................................................................. 12
2.1.8 Pohon Masalah ...................................................................................... 12
2.2 Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu di Kaji ........................................ 13
2.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 13
2.4 Rencana Keperawatan ..................................................................................... 13
BAB III Asuhan Keperawatan...................................................................................... 17
3.1 Pengumpulan Data ........................................................................................... 17
3.2 Analisa Data .................................................................................................... 28
3.3 Daftar Diagnosa Keperawatan ......................................................................... 30
3.4 Rencana Keperawatan ..................................................................................... 34
3.5 SPTK ............................................................................................................... 38
3.6 API .................................................................................................................. 43
3.7 SPTK ............................................................................................................... 47
3.6 SPTK ............................................................................................................... 52
3.6 SPTK ............................................................................................................... 57
BAB 1V Penutupan ........................................................................................................ 62
3
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 62
4.2 Saran ................................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 62
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat pada kami, sehingga Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. P
Dengan Gangguan Persepsi Sensori “Halusinasi Pendengaran” Di Ruang Mawar
RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ini dapat di selesaikan tepat pada
waktunya.
Ucapan terimakasih tak lupa kami sampaikan kepada :
1. Ibu Tut Wuri Handayani., SST selaku Kepala Ruang Mawar yang
mengijinkan kami untuk praktek dan melakukan pengkajian asuhan
keperawatan.
2. Ibu Indri Astutik SST selaku pembimbing di Ruang Mawar yang telah
banyak membantu, mengijinkan kami untuk melaksanakan asuhan
keperawatan di ruangan dan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
ruangan ini.
3. Bapak Abdul Hanan S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing institusi yang
telah membimbing sampai terselesaikannya asuhan keperawatan ini.
4. Para perawat dan pasien yang berada di Ruang Mawar atas partisipasinya dan
bersedia memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan asuhan
keperawatan ini.
5. Pada teman-teman kelompok 5 yang telah bekerjasama atas terselesaikannya
asuhan keperawatan jiwa ini di Ruang Mawar.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran Asuhan
Keperawatan Jiwa ini yang namanya tak mungkin kami cantumkan satu persatu.
Demikian Asuhan Keperawatan Jiwa ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan Jiwa
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat memahami Konsep Teori Keperawatan Jiwa
“ Halusinasi Pendengaran".
Pengertian Halusinasi Pendengaran
6
Rentang Respon Halusinasi
Penyebab Halusinasi
Jenis-jenis Halusinasi
Fase-fase Halusinasi
Tanda dan Gejala Halusinasi
Pohon Masalah Halusinasi
7
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI
8
2.1.3 Penyebab
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat.
Gejala yang mungkin muncul adalah : hambatan dalam belajar,
berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku kekerasan.
b. Psikologis
Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan
Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat misalnya
: tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan dalam keluarga.
c. Sosial budaya
Kemiskinan,konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan keamanan)
Kehidupan yang terisolir disertai sters yang menumpuk
2. Faktor presipitasi
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan sosial yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif
c. Komunikasi dalam keluarga kurang atau juga kemampuan
finansial keluarga.
9
atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi.
10
yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan, klien masih
dapat mengontrol halusinasinya.
2. Fase kedua ( Condemning )
Pengalaman sensori bersifat menjijikan / menakutkan orang
berhalusinasi melalui merasa malu karena pengalaman sensosinya
dan menarik diri.
3. Fase ketiga ( Controlling )
Orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan halusinasinya
yang mengusai dirinya.Isi halusinasinya dapat berupa permohonan
individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori
berakhir.
4. Fase keempat ( Coniquering )
Pasien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari
control halusinasinya menjadi mengancam,menerima, dan
memarahinya. Klien dapat berhubungan dengan orang lain.
11
Mengobserfasi apa yang dialami klien menjelang munculnya
halusinasi
4. Respon klien
Apa yang dilakukaan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi.
Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi atau sudah
tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.
12
2.2 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PELU DI KAJI
1. Resiko perilaku kekerasan
DS : “suara-suara itu menyuruh saya untuk marah-marah”
DO :
Klien gelisah
Klien marah-marah ingin memukul
Bermusuhan, merusak/menyerang .
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
DS : “ Saya juga mendengar suara-suara”
DO :
Klien bicara dan tertawa sendir
Klien tiba-tiba marah
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
3. Isolasi Sosial
DS : “Suara-suara itu datang saat saya sedang sendiri dikamar”
DO :
Klien menyendiri dikamar
Menghindar dari pergaulan orang lain
Tidak mampu memusatkan perhatian
Selalu menunduk saat diajak bicara
13
a. Tujuan Umum (TUM)
Klien dapat mengontrol perilaku halusinasi yang dialaminya
b. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1.Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Berikan perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan dasar klien
1.2.Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
2.1.Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2.Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya; bicara dan
tertawa tanpa stimulus, memandang kekiri, kekanan, kedepan,
kebelakang seolah-olah ada teman bicara
2.3.Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Jika menemukan klien sedang halusinasi, tanyakan apakah ada
suara yang didengar
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu,
namun perawat sendiri tidak mendengarnya
d. Katakan bahwa ada klien lain juga mengalami hal yang sama
sepertinya
e. Katakan bahwa perawat bersedia membantu klien
2.4.Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
14
b. Waktu, frekuensi terjadinya halisinasi (pagi, siang, sore, dan
malam atau jika sendiri atau sedih)
2.5.Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah,senang,sedih,takut) beri kesempatan mengungkapkan
perasaan
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1.Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri, dll)
3.2.Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat
beri pujian
3.3.Diskusikan cara baru untuk memutus atau mengontrol timbulnya
halusinasi :
a. Katakan “saya tidak mau dengar kamu” (apada saat halusinasi
sedang terjadi)
b. Temui oarng lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta perawat atau teman menyapa klien jika melihat klien
berbicara sendiri.
3.4.Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara
bertahap
3.5.Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih . Evalusi
hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.6.Anjurkan klien mengikuti TAK, Orientasi Realita, dan Stimulus
Persepsi
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1. Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami
halusinasi
4.2.Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung) :
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
15
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
dirumah; beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama,
berpergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat
bantuan halusinasi tidak terkontrol dan resiko mencederai
oaring lain
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik untuk mengontrol
halusinasinya
5.1.Diskusikan dengan keluarga dank lien tentang jenis, dosis,
frekuensi, dan manfaat obat
5.2.Anjurkan klien minta sendiri oabat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
5.3.Anjurkan klien untuk bicara dengan dokter tentang manfaat dan
efek samping obat yang dirasakan
5.4.Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
5.5.Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. P.A DENGAN DIAGNOSA
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
17
Menurut rekam medis yang dibacakan perawat, pasien marah-marah
saat dirumah, memukul orang lain bila tidak tidur pasien bicara
sendiri, pasien sering mondar mandir dalam kamar, pasien curiga
pada keluarganya tanpa sebab.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan “saya mendengar suara bos saya yang mengajak
saya ikut dengannya”
X X X X
70
6
8
8
19 30
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menunjukan klien
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
: Orang yang terdekat dengan pasien
-------- : Tinggal serumah
30 : Umur pasien
Penjelasan genogram :
1) Pola komunikasi
Pasien mengatakan komunikasi dengan keluarganya kurang baik
2) Pola asuh
Pasien mengatakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Pasien sejak kecil
diasuhy oleh ke 2 orang tuanya dengan sabar.
3) Pola pengambilan keputusan
Pada pengambilan keputusan dalam keluarganya, pasien
mengatakan yang paling dominan adalah suami dan orangtuanya.
Diagnosa keperawatan : Koping Individu In Efektif
2. Konsep Diri
a. Citra diri
20
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya dan
mengatakan tidak kekurangan pada seluruh tubuhnya dan
bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT.
b. Identitas diri
Klien mengatakan namanya Ny.P alamat Sumber Manjing Wetan,
pasien bekerja sebagai buruh yang jauh dari tempat tinggalnya.
c. Peran
Pasien mengatakan menjadi ibu rumah tangga
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin sembuh dari sakitnya dan ingin kembali pada
keluarganya, klien berharap bisa tinggal bersama suami dan anaknya
dan menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasanya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan jika nanti pulang dia tidak merasa malu dengan
keluarga dan tetangganya meskipun pulang dari RSJ
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3. Hubungan sosial
a. Orang yang terdekat dengan pasien
- Dirumah :
Pasien mengatakan dekat dengan orang tuanya, suami, dan anakny
- Di RSJ :
Pasien mengatakan tidak mempunyai teman dekat.
b. Peran serta klien dalam kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan pernah mengikuti kegiatan keagamaan seperti
pengajian dan mengikuti kerja bakti.
c. Hambatan berhubungan dengan orang lain
- Pasien mengatakan jarang bercakap-cakap dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri.
Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial
4. Spiritual
21
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan bahwa agamanya islam dan klien percaya dan
yakin kepada Allah SWT.
b. Kegiatan ibadah
- Dirumah : pasien mengatakan saat dirumah sholat 5 waktu.
- Di RSJ : pasien mengatakan ia tidak sholat sholat tetapi hanya bisa
berdoa
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
4. Ukuran badan
TB : 162 cm
BB : 45 kg
5. Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
23
Diagnosa keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran.
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Koheren, pembicaraan pasien lambat tetapi dapat di pahami,
jawaban sesuai pertayaan perawat.
b. Isi pikir
- Pikiran curiga :
Pasien mengatakan curiga kepada keluarganya sendiri karena
dari bisikan-bisikannya pasien juga pada perawat yg
mengatakan “apakah kamu ingin membunuh saya”.
c. Bentuk pikir
Non realistik, apa yang dikatakan pasien tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada, dibuktikan dengan pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya yang
mengatakan menyuruhnya untuk mengikutinya.
Diagnosa keperawatan : Gangguan Proses Pikir
8. Tingkat kesadaran (orientasi waktu, tempat, orang)
Pasien mampu menyebutkan waktu tempat dan nama suami dan
anaknya
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
9. Memori
1. Daya ingat jangka panjang
Pasien mengatakan umurnya sekarang 30 tahun.
2. Daya ingat jangka pendek
Pasien mengatakan mengenali nama orang yg diajak berkenalan.
3. Daya ingat jangkah menengah
Pasien mengatakan tadi pagi sarapan nasi sama sayur.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
24
Pasien mampu berkonsentrasi, saat ditanya pasien dapat lansung
menjawab pertayaan dan bisa berhitung, seperti: 4+15=19, 20-
5=15
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
11. Kemampuan penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian saat ditanya jika lantai
kotor di pel dulu atau di sapu dulu, pasien menjawab di sapu dulu
supaya kotorannya tidak menempel di kain pel.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
12. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang mengalami sakit jiwa,
oleh karena itu dirawat di RSJ-Lawang.
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
25
Pasien mampu mandi sendiri tanpa bantuan , pasien mandi 2x
sehari dan memakai sabu, dibilas dengan air, menyikat gigi ketika
mandi.
d. Pakaian, berhias dan berdandan
Pasien mengatakan mampu ganti baju sendiri
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
- Nutrisi
a. Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari
Frekuensi makan 2x sehari komposisi nasi dan lauk (ikan,
tahu, telur, sayur)
b. bagaimna nafsu makannya
nafsu makan pasaien baik
c. bagaimana berat badannya
pasien mengatakan BB terakhirnya 46
Diagnosa keperawatan : Tidak Ada
-Tidur
Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.30-14.30
Tidur malam, lama : 24.00-03.00
Aktifitas sebelum/sesudah : bicara sendiri
Gangguan tidur
Insomnia karena pasien mengatakan sesak untuk tidur karena
sering mendengar bisikan-bisikan dan takut
Diagnose keperawatan : gangguan pola istirahat tidur : kurang
dari kebutuhan
3. Kemampuan lain lain
a. mengantisipasi kebutuhan hidup : pasien mengatakan jika tidak
ada uang pasien mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
b. membuat keputusan berdasarkan keinginannya : pasien
mengatkan kadang kadang tidak mampu mengambil keputusan
berdasarkan keinginannya sendiri. Contoh : dalam minum obat
c. mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan
kesehatannya sendiri: pasien mengatakan di ruangan
penggunaaan obatnya sudah diatur oleh perawat, begitu juha
dengan pemetiksaan untuk kesehatannya
Diagnose keperawatan : Tidak Ada
4. Sistem pendukung
26
Pasien mengatakan yang memberikan masukan jika mengalami
masalah adalah bu dokter
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
28
1. DS : Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
- Pasien mengatakan “saya mendengar suara
bos saya tanpa wujud yang menyuruh saya
mengikutinya”
- Pasien mengatakan suara-suara itu muncul
saat sendiri dan melamun, kemudian pasien
merasa ketakutan.
- Pasien mengatakan pada saat dirumah sakit
ketika mendengar bisikan-bisikan itu
muncul pasien mengikuti atau menuruti
bisikan-bisikan tersebut karena merasa
ketakutan.
DO :
DO :
29
bisikan-bisikan dan mimpi buruk”
DO :
DO :
6. DS : saya tidak mau menyisir rambut saya, saya Defisit perawatan diri
tidak mau gosok gigi
30
membicarakan kepada orang lain
DO :
31
3.1.15. POHON MASALAH
Kurang pengetahuan
Koping individu in
tentang penyakitnya
efektif
32
33
34
35
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
No Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Gangguan sensori TUM: Pasien
persepsi: halusinasi dapat mengontrol
(lihat/dengar) halusinasi yang
dialaminya
Tuk 1 : 1. Setelah 2x interaksi pasien 1. Bina hubungan saling percaya dengan
Pasien dapat menunjukkan tanda – tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
membina kepada perawat : Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun
hubungan saling Ekspresi wajah bersahabat. non verbal
percaya Menunjukkan rasa senang. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan
Ada kontak mata. perawat berkenalan
Mau berjabat tangan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
Mau menyebutkan nama. yang disukai pasien
Mau menjawab salam. Buat kontrak yang jelas
Mau duduk berdampingan Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap
dengan perawat. kali interaksi
Bersedia mengungkapkan Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
masalah yang dihadapi. Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien
Tanyakan perasaan pasien dan masalah yang
dihadapi pasien
Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan pasien
36
TUK 2 : 2. Setelah 3x interaksi pasien 2.1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Pasien dapat menyebutkan : 2.2. Observasi tingkah laku pasien terkait dengan
mengenal o Isi halusinasinya (dengar /lihat), jika menemukan
halusinasinya o Waktu pasien yang sedang halusinasi:
o Frekunsi Tanyakan apakah pasien mengalami sesuatu
o Situasi dan kondisi yang (halusinasi dengar/ lihat)
menimbulkan halusinasi Jika pasien menjawab ya, tanyakan apa yang
sedang dialaminya
Katakan bahwa perawat percaya pasien
mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri
tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat
tanpa menuduh atau menghakimi)
Katakan bahwa ada pasien lain yang mengalami
hal yang sama.
Katakan bahwa perawat akan membantu pasien
Jika pasien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan
dengan pasien :
Isi, waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore, malam atau
sering dan kadang – kadang)
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau
tidak menimbulkan halusinasi
2. Setelah 3x interaksi pasien 2.3. Diskusikan dengan pasien apa yang dirasakan
menyatakan perasaan dan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
responnya saat mengalami mengungkapkan perasaannya.
halusinasi : 2.4. Diskusikan dengan pasien apa yang dilakukan
Marah untuk mengatasi perasaan tersebut.
Takut 2.5. Diskusikan tentang dampak yang akan
Sedih dialaminya bila pasien menikmati halusinasinya.
Senang
37
Cemas
Jengkel
TUK 3 : 3.1. Setelah 3x interaksi pasien 3.1. Identifikasi bersama pasien cara atau tindakan yang
Pasien dapat menyebutkan tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah,
mengontrol biasanya dilakukan untuk menyibukan diri dll)
halusinasinya mengendalikan halusinasinya 3.2. Diskusikan cara yang digunakan pasien,
3.2. Setelah 3x interaksi pasien Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian.
menyebutkan cara baru mengontrol Jika cara yang digunakan maladaptif
halusinasi diskusikan kerugian cara tersebut
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol
3.3. Setelah 3x interaksi pasien dapat timbulnya halusinasi :
memilih dan memperagakan cara Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
mengatasi halusinasi (dengar/lihat/) (“saya tidak mau dengar/ lihat pada saat
halusinasi terjadi)
3.4. Setelah 3x interaksi pasien Menemui orang lain (perawat/teman/anggota
melaksanakan cara yang telah keluarga) untuk menceritakan tentang
dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
halusinasinya Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan
3.5. Setelah 3x pertemuan pasien sehari hari yang telah di susun.
mengikuti terapi aktivitas Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika
kelompok sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan
dan latih untuk mencobanya.
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih ,
jika berhasil beri pujian
3.7. Anjurkan pasien mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
38
TUK 4 : 4.1. Setelah 3x pertemuan keluarga, 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
Pasien dapat keluarga menyatakan setuju untuk (waktu, tempat dan topik)
dukungan dari mengikuti pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan
keluarga dalam perawat keluarga/ kunjungan rumah)
mengontrol 4.2. Setelah 3x interaksi keluarga Pengertian halusinasi
halusinasinya menyebutkan pengertian, tanda dan Tanda dan gejala halusinasi
gejala, proses terjadinya halusinasi Proses terjadinya halusinasi
dan tindakan untuk mengendali Cara yang dapat dilakukan pasien dan keluarga
kan halusinasi untuk memutus halusinasi
Obat- obatan halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
di rumah (beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian bersama, memantau
obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi)
Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan
bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi
tidak tidak dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 5.1. Setelah 3x interaksi pasien 5.1 Diskusikan dengan pasien tentang manfaat dan
Pasien dapat menyebutkan; kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis,
memanfaatkan o Manfaat minum obat cara , efek terapi dan efek samping penggunan
obat dengan baik o Kerugian tidak minum obat obat
o Nama,warna,dosis, efek terapi 5.2 Pantau pasien saat penggunaan obat
dan efek samping obat 5.3 Beri pujian jika pasien menggunakan obat dengan
5.2. Setelah 3x interaksi pasien benar
mendemontrasikan penggunaan 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
obat dgn benar konsultasi dengan dokter
5.3. Setelah 3x interaksi pasien 5.5 Anjurkan pasien untuk konsultasi kepada
menyebutkan akibat berhenti dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak di
minum obat tanpa konsultasi inginkan .
dokter
39
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 1
Hari Senin tanggal 8 April 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya sering mendengar suara laki-laki yang
menyuruh saya untuk mengikutinya.”
Do : pasien mondar-mandir, dan tatapan matanya kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran
3. Tujuan Khusus (TUK)
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
b. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
f. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum bu P, perkenalkan saya Bagus Prasetyo, bisa
dipanggil Bagus mahasiswa praktek dari Poltekkes Malang yang
akan dinas diruang mawar ini selama 2 minggu. Hari ini saya dinas
pagi dari jam 07.00-13.30 siang. Saya akan merawat ibu Pelama
diruang mawar ini. Nama ibu Piapa? Rumahnya dimana?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan ibu P hari ini?
3. Kontrak
40
Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang
tentang suara yang mengganggu ibu dan cara mengontrol
suara-suara tersebut. Apakah ibu bersedia?
Waktu : Berapa lama bu P mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 20 menit ?
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana
kalau di sini saja?
b. Fase Kerja
Apakah ibu P mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya ibu
P mendengar suara tersebut, tapi saya sendiri tidak mendengar suara
itu. Apakah ibu P mendengar terus-menerus atau sewaktu-waktu?
Kapan paling sering ibu P mendengar suara itu? Berapa kali dalam
sehari ibu P mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri? Apa yang ibu rasakan ketika mendengar
suara itu? Bagaiman perasaan ibu ketika mendengar suara itu?
Kemudian apa yang ibu lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-
suara itu hilang? Apa yang dialami ibu, itu namanya halusinasi. Ada 4
cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan melakukan aktifitas. Bagaimana kalau kita cara
yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah ibu P
bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini saya akan
memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali apa yang
telah saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakana dengan keras
“pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba sekarang ibu P
ulangi lagi seperti yng saya lakukan tadi. Bagus sekali ibu P coba
sekali lagi bu. Wah… bagus sekali bu.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
41
Kalau ibu mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya, ibu
lakukan cara yang pertama yaitu menghardik.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
3. Kontrak yang akan datang
Topic : Bagaimana kalau nanti kita berbincang-bincang tentang
cara yang ke 1, yaitu dengan menghardik untuk mencegah
suara-suara itu muncul. Apakah ibu bersedia?
Waktu : Ibu P mau jam berapa bagaimana kalau jam 12.00?
Tempat : Ibu P kita mau diman berbincang- bincang ?
bagaimana kalau diruangan ini ? baiklah nanti saya akan kesini
jam 12.00 sampai jumpa besok ibu P saya permisi dulu
42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
43
menghardik benar cara menghardik
A:
Afektif: Klien
kooperatif: Klien mau
melatih menghardik
halusianasi.
Kognitif: Klien mampu
memperkenalkan diri
dengan baik
Psikomotor: Klien
belum bisa
memperagakan cara
menghardik, Klien
memalingkan dan tiba-
tiba tidak merespon
pembicaraan
P:
Pasien:
Menganjurkan klien
untuk melatih cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik
halusinasinya
Perawat:
Ajarkan klien
memperagakan cara
menghardik ulang
44
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI
P: Assalamu’alaikum, Bu P: Kontak mata, berjabat Berharap klien mau Klien tidak tersenyum Ucapan salam sebagai
tangan, medekat ke klien diajak berkenalan tanda awal saling percaya
K: Wa’alaikumsalam
K: Kontak mata tidak
focus, selalu melihat ke
atas
P: Selamat pagi, bu P: Perawat bertatapan Merasa senang karena Klien terlihat gelisah, Terjadi hubungan saling
dengan klien ada penerimaan dari lien tidak ada kontak mata percaya, namun perlu
K: Pagi meskipun sedikit ditingkatkan
K:Tidak berhadapan
dengan klien, wajah datar
P: Perkenalkan nama saya P: Kontak mata, berjabat Melakukan pendektan Klien mampu mengenali Dengan memperkenalkan
45
Bagus, mahasiswa tangan dan senyum secara fisik untuk atau memulai perkenalan diri dengan klien
Poltekkes Malang. Nama membangkitkan dengan perawat diharapkan klien mau
ibu siapa? K: Tidakada kontak mata, keakraban dalam berkenalan dengan
mengulurkan tangan interaksi, memberi perawat. Dengan
K: Nama saya P sebagai balasa terhadap perasaan nyaman pada menanyakan panggilan
ajakan perawat klien kesukaan membuat klien
senang dan semakin
akrab
P: Ibu alamatnya dimana? P: Memandang klien Terus membangun Menyebutkan alamatnya Topik sederhana
keakraban dengan klien membantu mendekatkan
K: Alamat saya di K: Tidak ada kontak mata perawat dengan klien
Sumbermanjing Wetan,
Malang
P: Ibu ingat tidak, kenapa P: Memandang klien Berhati-hati karena Mengingat-ingat dan Keluhan utama
ibu dibawa kesini? pertanyaan bersifat menjawab pertanyaan merupakan dasar klien
K: Diam sejenak dan spesifik dirawat di RSJ
K:Saya tidak tahu berpikir
P: Oh iya bu, saya lihat P: Bertanya pelan-pelan Mengkaji lebih jauh Mengingat-ingat dan Halusinasi dapat terjadi
ibu sering melihat ke atas alasan klien dirawat di klien mengalami kapan saja
dan berbicara sendiri. K: Melihat ke atas dan rumah sakit halusinasi pendengaran
berbiacara lagi
K: Iya, saya sedang
berbicara dengan bos saya
46
P: Berapa kali biasanya P: Memandang klien dan Ingin mengetahui Menceritakan Mengetahui halusinasi
ibu mendengar suara bos mendengar keluhan frekuensi halusinasi dan pengalaman yang klien lebih lanjut
itu? Bagaiman respon terhadap alami
responnya? K: Memandang perawat halusinasi
P: Ibu itu hanya P: Memandang klien Berusaha menujukkan Berusaha memahami Perawat memperkenalkan
halusinasi pendengaran. sikap ingin membantu penjelasan perawat tentang halusinasi
Ibu mendengar tetapi saya K: Mengangguk dan klien, berusaha
tidak dengar memperhatikan mengetahui kemampuan
belajar klien
K:Iya pak dokter
47
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Interaksi 2
Hari Selasa Tanggal 9 April 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya masih mendengar suara-suara tersebut
mas, suara itu menuruh saya untuk mengikutinya terus.”
Do : pasien mondar-mandir, gelisah dan masih sering berbicara
sendiri..
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Pasien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
"Assalamu’alaikum bu P, bagaimana perasaan itu sekarang?
2. Evaluasi / validasi
Bagaimana keadaan ibu P hari ini? Apakah masih mendengar
suara-suara yang mengancam lagi ?
3. Kontrak
48
Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang
tentang suara yang mengganggu ibu ?
Waktu : Berapa lama ibu P mau bercakap-cakap? Bagaimana
kalau 15 menit ?
Tempat : Dimana tempat yang baik menurut ibu untuk
bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang ini?
b. Fase Kerja
Bagaiman bu P, apakah suaranya masih terdengar? Apakan ibu telah
melakukan apa yang telah kita pelajari tadi? Kenapa ibu tidak
menerapkan cara yang sudah kita pelajari tadi? Baik kalau begitu saya
akan mengajarkan kembali pada ibu cara menghardik halusinasi
apakah ibu P bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini
saya akan memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali
apa yang telah saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakaan
dengan keras “pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara
palsu” smbil menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba
sekarang ibu P ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali
ibu P coba sekali lagi bu. Wah… bagus sekali bu. Jadi nanti kalau ibu
mendengar suara-suara itu lagi ibu lakukan cara menghardik halusinasi
ini ya bu, agar ibu bisa mengontrol halusinasi dan bisa lebih tenang.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi obyetif (perawat)
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang tadi cara mengahardik agar suaranya tidak muncul lagi.
2. Rencana tindak lanjut
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
3. Kontrak yang akan datang
49
Topic : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang selanjutnya dengan cara yang selanjutnya.
Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10:00?
Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, ibu setuju?
Baik ibu, sampai jumpa besok.
50
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
2. Kemampuan klien O:
Klien belum mampu Klien kurang kooperatif
mengontrol suara-suara Klien mampu mengidentifikasi
halusinasinya halusinasinya
Klien belum mampu
3. Diagnosa Keperawatan: menghardik halusinasi
Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran A:
Kognitif: Klien Mampu
4. Tindakan keperawatan: memperkenalkan dirinya
SP 1 dengan baik
1. Mengidentifikasi jenis, isi, Afektif: Klien kooperatif,
frekuensi, waktu terjadinya, klien mampu melatih
situasi pencetus, perasaan menghardik
respon, menjelaskan cara Psikomotor: Klien balum bisa
mengontrol halusinasi memperagakan dan
dengan menghardik mengingat dengan benar cara
51
menghardik
P:
Pasien:
Anjurkan klien untuk mengingat
dan melatih cara menghardik
Perawat:
Ajarkan klien untuk melatih cara
menghardik ulang
52
Interaksi 3
Hari Rabu tanggal 10 April 2019
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan “Saya masih mendengar suara-suara yang
menyuruh saya untuk mengikutinya itu mas.”
Do : pasien tampak mengarahkan telinga ke arah suara yang
membisikinya, sering memandang satu arah.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Pasien mampu mengenal halusinasi dan mampu mengontrol
halusinasi dengan menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
c. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
d. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
e. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
f. Mengidentifikasi respon pasien pasien terhadap halusinasi
g. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum ibu P, masih ingat dengan saya? bagaimana
perasaan ibu hari ini ?
2. Evaluasi / validasi
Apakah ibu P halusinasinya masih ada? Apakah ibu P telah melakukan
apa yang telah kita lakukan ? bagaimana ibu P dengan menghardik
apakah suara- suara yang di dengar sudah berkurang?
53
3. Kontrak
Topik : Baiklah bu, bagaiman kalau kita berbincang-bincang tentang
suara yang mengganggu ibu ?
Waktu : berapa lama ibu P mau bercakap –cakap ? bagaiman kalau 20
menit ?
Tempat : ibu P mau bercakap –cakap dimana ? bagaiman kalau diruang
tamu ? baiklah ibu P
b. Fase Kerja
Bagaiman bu P, apakah suaranya masih terdengar? Apakan ibu telah
melakukan apa yang telah kita pelajari tadi? Kenapa ibu tidak menerapkan
cara yang sudah kita pelajari tadi? Baik kalau begitu saya akan
mengajarkan kembali pada ibu cara menghardik halusinasi apakah ibu P
bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya bu? Begini saya akan
memperaktekan dahulu baru ibu P memperaktekan kembali apa yang telah
saya lakukan. Begini jika suara itu muncul katakaan dengan keras
“pergi…pergi… saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu” smbil
menutup kedua telinganya, seperti itu yah bu. Coba sekarang ibu P ulangi
lagi seperti yang saya lakukan tadi. Bagus sekali ibu P coba sekali lagi bu.
Wah… bagus sekali bu. Jadi nanti kalau ibu mendengar suara-suara itu
lagi ibu lakukan cara menghardik halusinasi ini ya bu, agar ibu bisa
mengontrol halusinasi dan bisa lebih tenang.
c. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subyektif (pasien)
Bagaiman perasaan ibu P setelah kita berbincang-bincang?
b. Evaluasi obyetif (perawat)
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang tadi cara mengahardik agar suaranya tidak muncul lagi.
Kalau ibu mendengar suara-suara seperti itu lagi, ibu bisa
melaporkannya kepada perawat yang jaga diruangan ya bu?
2. Kontrak yang akan datang
54
Topic : Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
cara yang selanjutnya dengan cara yang selanjutnya.
Waktu : besok kita bisa bertemu jam berapa? Bagaimana kalau jam
10:00?
Tempat : bagaimana kalau ditempat ini lagi, ibu setuju?
Baik ibu, sampai jumpa besok.
55
No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 10 April a) Kondisi Klien; S : Klien mengatakan “Saya sudah
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya malakukan cara menghardik
15.00 masih mendengar suara halusinasi seperti yang mas
bisikan laki-laki yang ajarkan.”
menyusuh saya untuk
mengikutinya.” O:
Klien mengatakan “Saya Klien dapat memperagakan cara
belum melakukan cara menghardik halusinasi denga
menghardik.” benar
Do: Klien tampak senyum- Klien kooperatif
senyum sendiri, klien tampak
sering melamun, klien A :
tampak bicara sendiri Kognitiif: Klien mampu
menjelaskan dan menyebutkan
b) Kemampuan klien kembali cara menghardik
Klien belum mampu Afektif: Klien kooperataif: klien
memperagakan dengan mampu memperagakan cara
benar cara menghardik menghardik
Psikomotor: Klien bisa
c) Diagnosa Keperawatan: memperagakan dengan benar
Gangguan persepsi sensori: cara menghardik
Halusinasi pendengaran
P:
d) Tindakan keperawatan: Pasien
SP 1 Anjurkan klien untuk
1. Mengevaluasi klien dalam memperagakan dan melatih cara
mengontrol halusinasi mengontrol halusinas dengan cara
dengan cara menghardik menghardik
2. Menjelaskan cara Perawat:
mengontrol halusinasi Anjurkan klien mengontrol
56
dengan mengardik halusinasi selanjutnya dengan cara
3. Memasukkan pada jadwal memanfaatkan obat dengan baik
kegiatan melatih kklien
cara menghardik
A. Proses Keperawatan
57
1. Kondisi Pasien
Ds : pasien mengatakan mendengar suara –suara yang tidak jelas dan
membingungkan
Do : pasien mengarahkan telinga ke arah suara yang membisikinya,
sering memandang satu arah.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori presepsi : halusinasi pendengaran dan penglihatan
3. Tujuan Khusus (TUK)
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat
c. Mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada ganngguan jiwa
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
d. Jelaskan akibat jika putus obat
e. Jelaskan cara mendapatkan obat
f. Jelasakan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
obat, benar pasien, benar cara, benar waktu benar dosis)
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Fase Orientasi
1. Salam teraupeutik
Assalamu’alaikum ibu P, masih ingat dengan saya. bagaimana
perasaan ibu hari ini?
2. Evaluasi / validasi
Apakah ibu P masih mendengar saura ? apakah ibu telah
melakukan apa yang telah kita lakukan? bagaimana, apakah dengan
menghardik suara-suara yang didengar berkurang ? bagus, coba
praktekkan! Bagaimanaibu P melakukannya. Bagus sekali ibu P.
coba lihat jadwal kegiatan hariannya.
3. Kontrak
58
Topik : baiklah hari ini kita akan latihan cara mengendalikan
suara dengan cara minum obat yang benar, setuju ya ibu P ?
Waktu : berapa lama ibu P mau bercakap –cakap ? bagaiman
kalau 20 menit ?
Tempat : bagaimana kalau ditempat ini ibu P ? bailah Ibu P
2. FASE KERJA
Bu P, dokter memberikan obat untuk ibu, sekarang saya akan
menjelaskan pada ibu. Inia da 3 macam obat, warnanya orange
namanya chlorpromasin (CPZ) minumya 3 kali gunanya suapaya
tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya. Yang
putih namanya triheksipenidil (THP) minumnya 3 kali sehari
gunanya supaya relaks dan tidak kaku. Satu lagi yang warnanya
merah jambu namanya Haloperidol (HP) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara, diminum 3x sehari juga. Ketiga obat
tadi diminum pada jam 7. Penurunan dosis atau penghentian obat
ditentukan oleh dokter. Kalau obat ridak teratur ibu P dapat
kambuh dan perlu waktu untuk pemulihan. Kalau obat habis ibu P
bisa control ke puskesmas untuk mendapatkan obat lagi. Untuk itu
2 hari sebelum obat habis diharapkan ibu P sudah control. Ibu P
juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya benar, pastikan bahwa itu obat punya ibu P, jngan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya pastikan
obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Ibu P juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum. Upayakan minum 2
liter air per hari agar manfaat obatnya optimal. “Bila nanti setelah
minum obat mulut ibu P terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu P bisa mengisap-isap es batu. Bila ibu P merasa
mata berkunang-kunang, ibu P sebaiknya beristirahat dan jangan
beraktivitas dulu, dan harus cukup minum 10 gelas air putih sehari.
Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam
jadwalnya ya.
59
3. FASE TERMINASI
Evaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subyektif (pasien )
Bagaiman perasaan bu.P setelah kita bercakap – cakap tentang
obat?
Evaluasi obyetif (perawat )
Kalau ibu mendengar kembali suara-suara itu, ibu lakukan cara
yang pertama yaitu menghardik jika masih muncul coba cara kedua
yaitu minum obat ya Bu ?
4. Rencana tindak lanjut
Jadwal minum obat sudah kita buat dan mari kita masukan
kedalam jadwal harian ibu P jangan lupa dilakukan secara teratur
ya ibu P
5. Kontrak yang akan datang
Topic : baiklah ibu P bagaimana kalau besok bertemu lagi
untuk melihat maanfaat minum obat dan berlatih cara untuk
mengontrol halusinasi yang 3 yaitu bercakap–cakap dengan
orang lain apakah ibu P bersedia ?
Waktu : ibu P mau jam berapa bagaiman kalau jam 10.00 ?
Tempat : ibu P kiat mau diman berbincang- bincang ?
bagaimana kalau diruangan ini ? baiklah besok saya akan kesini
jam 10.00 sampai jumpa besok ibu P saya permisi dulu
60
Nama : Ny P Ruang : Mawar No RM : 129252
No Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi
dx dan jam
1. 10 April a) Kondisi Klien; S : Klien mengatakan “Saya tidak
2019 Ds: Klien mengatakan “Saya mau minum obat karena pahit,
19.30 masih mendengar suara warna obatnya warna-warni say
bisikan laki-laki yang tidak mau, maunya yang putih.
menyuruh saya untuk
mengikutinya.” O:
Klien mengatakan “Saya Klien belum bisa mengingat
sudah melakukan cara obatnya dan susah minum obat
menghardik yang seperti mas Klien tidak mnegtahui kerugian
bagus ajarkan.” dan keuntungan meminum obat
Do: Klien tampak senyum-
senyum sendiri, klien tampak A :
sering melamun, klien Kognitif: Klien belummapu
tampak bicara sendiri menjelaskan manfaat dan
kerugian minum obat
b) Kemampuan klien Afektif: Klien kooperataif: klien
Klien mampu mau mendengarkan penjelasan
memperagakan dengan dari perawat
benar cara menghardik Psikomotor: Klien belum
bisamenyebutkan manfaat dan
a. Diagnosa Keperawatan: kerugian minum obat
Gangguan persepsi sensori:
Halusinasi pendengaran P:
Pasien
b. Tindakan keperawatan: Anjurkan klien untuk mengingat,
SP 2 dan kooperatif dalam minum obat
Menjelaskan pentingnya
menggunakan obat dengan Perawat:
61
benar, akibat bila tidak Anjurkan klien mengontrol
menggukan obat sesuai halusinasi selanjutnya dengan cara
program, akibat bilaputus memanfaatkan obat dengan baik
obat, cara mendapatkan obat lagi
cara menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar
BAB IV
62
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
63
Maramis,W.F. 1994.IlmuKedokteran Jiwa. Airlangga Univversity Pres. Surabaya
Linda Juall Carpenito-Moyet, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10.
Jakarta. EGC
64