Anda di halaman 1dari 24

TEORI BELAJAR AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

MENYENANGKAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Teori Belajar dan Pembelajaran PAI yang dibina oleh

Dr. H. Moh. Muchlis Solichin, M.Ag.

Oleh:

NURIL QAMARIYAH
NIM. 18380012034
KELAS C

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
NOVEMBER 2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah
usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau
belajar dengan kehendak sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas siswa melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar.1
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
atau yang disingkat dengan PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam
rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan
penekanan siswa belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan
berbagai sumber dan alat bantu ajar (termasuk pemanfaatan lingkungan),
supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.2
Penerapan PAIKEM dilatarbelakangi oleh fakta bahwa model
pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung membuat siswa
merasa malas dan bosan dalam belajar, dimana siswa hanya duduk pasif
mendengarkan guru berceramah tanpa memberikan reaksi apapun kecuali
mencatat di buku tulis atas apa yang diucapkan oleh guru. Hal ini
mengakibatkan kurang optimalnya penguasaan materi pada diri siswa.
Kemudian pembelajaran PAIKEM hadir karena pembelajaran model ini
lebih memungkinkan guru dan siswa untuk sama-sama aktif terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Selain itu, juga lebih memungkinkan guru dan
siswa untuk sama-sama memunculkan jiwa kreatifnya dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, guru berupaya kreatif mencoba berbagai cara dalam
melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Sementara siswa juga

1
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), 85.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 369.

2
dituntut kreatif untuk memperoleh pengetahuan dan beinteraksi dengan
sesama teman, guru maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya.
Dengan demikian, dalam pembahasan makalah ini, kami akan
menyajikan bahan seminar kelas yang berjudul “Teori Belajar Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan”, agar Mahasiswa lebih
mengetahui secara detail tentang materi tersebut dan diaplikasikan dalam
proses pembelalajaran di kelas sebagaimana mestinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar PAIKEM?
2. Bagaimana landasan hukum pelaksanaan PAIKEM?
3. Apa saja karakteristik teori belajar PAIKEM?
4. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM?
5. Apa saja peran guru dan siswa dalam teori belajar PAIKEM?
6. Apa saja tujuan teori belajar PAIKEM?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori belajar PAIKEM?
8. Bagaimana langkah-langkah PAIKEM dalam pembelajaran PAI?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan pengertian teori belajar PAIKEM.
2. Untuk mengetahui landasan hukum pelaksanaan PAIKEM.
3. Untuk mengetahui karakteristik teori belajar PAIKEM.
4. Untuk mendeskripsikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Melaksanakan PAIKEM.
5. Untuk mengetahui peran Guru dan Siswa dalam teori belajar
PAIKEM.
6. Untuk mengetahui tujuan teori belajar PAIKEM.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar PAIKEM.
8. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah PAIKEM dalam
pembelajaran PAI.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar PAIKEM


Teori adalah seperangkat prinsip tentang suatu fenomena alam atau
social yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak dan dapat
digunakan untuk merumuskan serta meramalkan fenomena yang sejenis di
tempat dan waktu yang berbeda. Contoh: teori Pythagoras, teori gravitasi
Newton, teori evolusi Darwin, dan sebagainya. Sedangkan teori
pembelajaran adalah seperangkat prinsip tentang fenomena belajar dan
mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak yang dapat
digunakan untuk memformulasikan dan meramalkan kegiatan
pembelajaran di tempat dan waktu yang berbeda.3
Pengertian PAIKEM secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan
secara singkat, ia merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berikut adalah uraian lebih lanjut
mengenai PAIKEM:
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai
pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan
kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan
siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti
menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap
berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

3
Mulyono, Strategi Pembelajaran; Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global (Malang:
UIN Maliki Press, 2012), 12-13.

4
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan
dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar kepada siswa.4 Artinya, siswa terlibat secara aktif dan berperan
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan
arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan belajar aktif sangat diperlukan
bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Maka,
kegiatan belajar aktif tersebut dapat terwujud jika guru sebagai
desainer pembelajaran mampu merancang pengalaman belajar bagi
siswa yang didukung dengan pengeimplementasian strategi
pembelajaran aktif.5
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang
mendorong aktivitas belajar. Artinya, dalam kegiatan pembelajaran itu
terjadi hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Guru itu tidak saja
tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat
menerapkan hal-hal baru yang sangat cocok dan relevan dengan
masalah yang sedang dipelajari siswa.6 Jadi pembelajaran inovatif
lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar
belajar. Dan guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian
rupa sehingga siswa aktif bertanya dan mengemukakan gagasannya.7
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang
mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan
kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi misalnya

4
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), 324.
5
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajan Pendidikan; Tata Rancang Pembelajaran Menju
Pencapaian Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 167.
6
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif,, Efektif, Menarik (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 11.
7
Ibid, Hamzah B. Uno, 106.

5
kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas
siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam
melakukan suatu tindakan.8
Jadi pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mampu
menciptakan siswa lebih aktif, berani menyampaikan pendapat,
menyampaikan masalah atau solusinya serta memberdayakan semua
potensi yang tersedia.
4. Pembelajaran Efektif
Efektif berarti proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.9
Dengan demikian, pembelajaran dapat dikatakan efektif jika
mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya
pengalaman dan hal baru yang didapat siswa. Guru pun diharapkan
memperoleh pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan
siswanya.
Untuk mengetahui efektivitas sebuah proses pembelajaran, maka
pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang
dimaksud adalah bukan sekedar tes untuk siswa melainkan semacam
refleksi dimana yang dilakukan oleh guru dan siswa.10
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu proses
pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara
guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Artinya,
pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik

8
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, 324.
9
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM; Menciptakan Metode Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), 60.
10
M. Muchlis Solichin, Psikologi Pendidikan Berparadigma Konstruktivistik; Telaah Proses
Perkembangan dan Proses Belajar disertai Model-model Pembelajaran (Surabaya: Salsabila Putra
Pratama, 2016), 201.

6
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus
mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang
tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat
melibatkan siswa secara optimal.11
Dengan demikian, pembelajaran menyenangkan merupakan
pembelajaran yang membuat siswa nyaman, aman, dan tenang hatinya
tidak ada ketakutan dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya.12
Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran
yang didesain sedemikian rupa sehingga memberikan suasana penuh
keceriaan, menyenangkan dan tidak membosankan.

B. Landasan Hukum Pelaksanaan PAIKEM


Bentuk perundangan dan peraturan serta kebijakan yang berlaku di
Indonesia, antara lain:
1. UU RI Nomor 20 Tahun 203 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 1 yang berbunyi: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19
ayat 1 yang berbunyi: proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.

11
Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, 326.
12
M. Muchlis Solichin, Psikologi Pendidikan Berparadigma Konstruktivistik; Telaah Proses
Perkembangan dan Proses Belajar disertai Model-model Pembelajaran, 204-205.

7
3. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 6 yang
berbunyi: kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung
jawab.13
Berdasarkan UU maupun peraturan pemerintah dapat dipahami bahwa
proses pendidikan dan pembelajaran dituntut untuk menyelenggarakan
pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, dan dalam suasana
menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Artinya, PAIKEM
haruslah dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

C. Karakteristik Teori Belajar PAIKEM


Secara teori ada beberapa ciri yang tampak tentang PAIKEM dalam
proses pembelajaran, yaitu:
1. Adanya sumber yang beraneka ragam, dan tidak lagi hanya
mengandalkan buku sebagai salah satunya sumber belajar
2. Sumber yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain dengan
berbagai kegiatan
3. Hasil kegiatan belajar mengajar dipajang di dinding kelas
4. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif
5. Dalam mengerjakan berbagai tugas siswa baik secara individu maupun
kelompok mencoba mengembangkan kreativitasnya semaksimal
mungkin
6. Dalam melaksanakan kegiatan yang beraneka ragam tersebut nampak
kesenangan atau antusias siswa.

13
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran
Agama Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), 57-58.

8
Adapun kriteria PAIKEM adalah sebagai berikut:14
NO KRITERIA TARGET
1 Aktif Menulis, berdiskusi, berdebat, memecahkan
masalah, mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menjelaskan, menganalisa,
mensintesa, dan mengevaluasi.
2 Inovatif Adanya kegiatan-kegiatan baru, adanya ide-
ide baru, menggunakan pendekatan, metode,
dan media yang baru, adanya modifikasi
dalam proses pembelajaran
3 Kreatif Berfikir kritis, memecahkan masalah secara
konstruktif, Ide/gagasan yang berbeda,
Berfikir konvergen (pemecahan masalah yang
benar tau terbaik), berfikir divergen (beragam
alternative pemecahan masalah), fleksibilitas
dalam berfikir (melihat dari berbagai sudut
pandang), dan berfikir terbuka.
4 Efektif Siswa menguasai konsep, siswa mampu
mengaplikasikan konsep pada masalah
sederhana, siswa menghasilkan produk
tertentu, dan siswa termotivasi untuk giat
belajar.
5 Menyenangkan Interaktif, dinamis, menarik, mengembirakan,
atraktif, dan menimbulkan.
Terdapat empat aspek atau prinsip yang mempengaruhi model
PAIKEM. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek
tersebut, maka kriteria PAIKEM terpenuhi. Berikut ini penjelasannya:
a. Pengalaman. Pada aspek ini, siswa diajarkan untuk dapat belajar
mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya,
seperti eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan, dan

14
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran
Agama Islam, 59-60.

9
wawancara. Karena di aspek pengalaman, anak banyak belajar melalui
pengalaman langsung sehingga dapat mengaktifkan banyak indera
yang dimiliki anak tersebut.
b. Komunikasi. Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, resentasi laporan, dan
memajang hasil kerja. Pada aspek ini, ada hal-hal yang ingin
didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan dan mengeluarkan
gagasan, memancing gagasan orang lain.
c. Interaksi. Aspek ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya
jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal seperti itu,
kesalahan makna yang diperbuat oleh anak berpeluang untuk
terkorelasi dan makna terbangun semakin mantap, sehingga dapat
menyebabkan hasil belajar menigkat.
d. Refleksi. Yang dilakukan dalam aspek ini adalah memikirkan kembali
apa yang telah diperbuat/dipikirkan anak selama mereka belajar. Hal
ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yang telah
dikeluarkan oleh anak supaya mereka tidak mengulangi kesalahan.15

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM


1. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap, berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat itu. Suasana pembelajaran dimana guru
menguji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan
yang menantang dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan dan lain-lain.
2. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM, perbedaan individual
15
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran
Agama Islam, 62.

10
perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah. Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat
membantu bila ada kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Artinya, dalam
melakukan tugas, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila
anak bekerjasama atau berkelompok. Namun, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya, hidup adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah, sedangkan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, dengan memberikan tugas atau mengajukan
pertanyaan yang terbuka.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan
dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas itu. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.

11
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan berperan sebagai media belajar tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar sering membuat anak merasa senang belajar.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasi, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan
kegiatan belajar
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah
satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Dengan kata lain, mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Dalam PAIKEM, aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik,
yaitu sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan
mengungkapkan gagasan. Syarat bekembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut dan takut dimarahi jika salah. Oleh
karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut
tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya.16

E. Peran Guru dan Siswa dalam Teori Belajar PAIKEM


Berikut ini gambaran lengkap mengenai peran guru dan siswa
dalam PAIKEM, antara lain17:
No Pembelajaran Peran Guru Peran Siswa
1 Aktif a. Memantau kegiatan a. Membangun konsep
belajar siswa bertanya
b. Memberi umpan balik b. Bekerja, terlibat, dan

16
Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran
Agama Islam 64-66.
17
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM; Menciptakan Metode Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas, 92-93.

12
c. Mengajukan pertanyaan berpartisipasi
yang menantang c. Menemukan dan
d. Mempertanyakan memecahkan masalah
gagasan siswa d. Mengemukakan
gagasan
e. Mempertanyakan
gagasan
2 Inovatif Menanamkan pemikiran Mengemukakan ide baru
Learning is fun, agar siswa untuk pengembangan
terbebas dari kejenuhan kegiatan pembelajaran
pembelajaran. dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran.18
3 Kreatif a. Mengembangkan a. Membuat/merancang
kegiatan yang menarik sesuatu
dan beragam b. Menulis/mengarang
b. Membuat alat bantu
belajar
c. Memanfaatkan
lingkungan
d. Mengelola kelas dan
sumber belajar
e. Merencanakan proses
dan hasil belajar
4 Efektif a. Mendidik dengan a. Membaca dan
memberikan arah dan membuat catatan
motivasi b. Konsentrasi saat
b. Memberi fasilitas belajar
pencapaian tujuan c. Belajar secara aktif
melalui pengalaman
yang memadai19

18
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan
Teoretis dan Psikologis (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 373.
19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 97.

13
5 Menyenangkan Siswa senang karena: Guru senang karena
a. Kegiatannya menarik, mampu mengondisikan
menantang, dan siswa agar mampu:
meningkatkan motivasi a. Berani mencoba
b. Mendapat pengalaman b. Berani bertanya
langsung
c. Kemampuan berpikir
kritis dalam
memecahkan masalah
semakin meningkat
d. Tidak membuat siswa
takut

F. Tujuan Teori Belajar PAIKEM


Berikut ini tujuan dari pembelajaran PAIKEM, di antaranya sebagai
berikut:
1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik lagi
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan.20
Dari tujuh tujuan PAIKEM itu jelas ingin mendinamisir kualitas
pendidikan, baik secara masif maupun eskalatif, agar pendidikan di Negara
ini tidak lagi dilecehkan oleh Negara lain. Sudah waktunya pendidikan kita
itu berkibar di seluruh dunia dan tidak kalah dengan pendidikan di Negara-
negara maju.

20
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM; Menciptakan Metode Pembelajaran yang
Efektif dan Berkualitas, 106-107.

14
G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar PAIKEM
1. Kelebihan
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung
tinggi norma-norma kelompok
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil
bersama
c. Mental dan fisik siswa akan terasah secara optimal
2. Kekurangan
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama
b. Menuntut sifat tertentu dari siswa, yakni sifat suka bekerja sama
c. Sarana dan prasarana harus memadai

H. Langkah-langkah PAIKEM dalam Pembelajaran PAI


1. Everyone Is a Teacher Here (Setiap Siswa sebagai Guru)
Langkah-langkah:
a. Bagikan secarik kartu/kertas indeks kepada seluruh siswa, minta
mereka untuk menuliskan satu persatu pertanyaan tentang materi
pelajaran yang sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus
yang akan didiskusikan dalam kelas.
b. Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada
setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati
pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan
jawabannya.
c. Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan
tersebut dan jawabannya
d. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan
e. Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya

15
f. Kembangkan diskusi secara lanjut dengan cara siswa bergantian
membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu
yang tersedia.
2. Active Debate (Debat Aktif)
Langkah-langkah:
a. Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah
kasus atau isu kontroversi dalam suatu topik yang relevan dengan
SK/KD/Indikator
b. Bagi kelas menjadi dua kelompok, tugaskan mereka pada posisi
“pro” satu kelompok dan kelompok lain pada posisi “kontra”.
c. Minta setiap kelompok menunjuk wakil mereka, 2 atau 3 siswa
sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
d. Setelah itu juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk
minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan
pada kelompok lainnya.
e. Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini dengan tetap
menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus yang
diperdebatkan.
3. Index Card Match (Mencari Jodoh Kartu Tanya Jawab)
Langkah-langkah;
a. Bagikan beberapa potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam
kelas, kemudian bagi jumlah potongan tersebut menjadi dua bagian
yang sama
b. Tulis beberapa pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
pada setengah bagian yang telah disiapkan. Setiap potongan kertas
berisi satu pertanyaan.
c. Pada sebagian kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan yang
dibuat tadi kemudian kocoklah potongan tadi sehingga akan
tercampur antara soal dan jawaban
d. Berikan siswa satu kertas. Dan jelaskan bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan berpasangan. Sebagian siswa akan mendapat soal
dan sebagian yang lain akan mendapat jawaban

16
e. Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka, jika sudah ada
yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk
berdekatan.
f. Setelah semua siswa menemukan pasangan, minta setiap pasangan
secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dan
selanjutnya soal akan dijawab oleh pasangan yang lain.
g. Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan.
4. Jigsaw Learning (Belajar Melalui Tukar Delegasi Antar
Kelompok)
Langkah-langkah:
a. Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah yang ada
c. Setiap kelompok mendapat tugas untuk membaca dan memahami
materi pelajaran yang berbeda-beda
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompoknya,
setelah melalui proses zigzag dan masing-masing siswa terlibat
dalam diskusi kecil antarkelompok, hasil dari diskusi kelompok
tersebut disampaikan kepada masing-masing teman
sekelompoknya.
e. Guru melempar beberapa pertanyaan untuk menjadi pemahaman
dan kompetensi yang dimiliki siswa.
5. Role Play (Bermain Peran)
Langkah-langkah:
a. Menetapkan topik
b. Tunjuk dua siswa maju ke depan untuk memerankan karakter
tertentu selama 10-15 menit
c. Mintalah keduanya untuk bertukar peran
d. Hentikan role play apabila telah mencapai puncak tinggi/dirasa
sudah cukup

17
e. Pada saat kedua siswa memerankan karakter tertentu di muka
kelas, siswa lainnya diminta untuk mengamati dan menuliskan
tanggapan mereka.21

Berikut ini bagan pembelajaran PAI dengan menggunakan paradigma


pembelajaran PAIKEM:
Langkah-langkah Materi Kompetensi Dasar Penerapan
PAIKEM
Role Play Al-Qur’an Menampilkan perilaku a. Menetapkan topik, yakni
Hadits hidup demokrasi seperti perilaku hidup demokrasi
yang terkandung dalam b. Tunjuk dua siswa maju ke
Qs. Ali-Imran: 159 dan depan untuk memerankan
Qs. Asy-Syura: 38 perilaku hidup demokrasi
selama 10-15 menit
c. Mintalah keduanya untuk
bertukar peran
d. Hentikan role play apabila
telah mencapai puncak
tinggi/dirasa sudah cukup
e. Pada saat kedua siswa
memerankan perilaku hidup
demokrasi di muka kelas,
siswa lainnya diminta untuk
mengamati dan menuliskan
tanggapan mereka
Active Debate Akhlak Menghindari perilaku a. Kembangkan suatu pertanyaan
tercela yang berkaitan dengan
perilaku tercela
b. Bagi kelas menjadi dua
kelompok, tugaskan mereka
pada posisi “pro” satu

21
Remiswal dan Rezki Amelia, 100-105.

18
kelompok dan kelompok lain
pada posisi “kontra”.
c. Minta setiap kelompok
menunjuk wakil mereka, 2
atau 3 siswa sebagai juru
bicara dengan posisi duduk
saling berhadapan.
d. Setelah itu juru bicara ini akan
kembali ke kelompok mereka
untuk minta pendapat guna
mengatur strategi untuk
membuat bantahan pada
kelompok lainnya.
e. Apabila dirasa cukup, maka
hentikan debat ini dengan
tetap menyisakan waktu
sebagai follow up dari perilaku
tercela yang diperdebatkan.
Index Card Match Aqidah Akhlak Menampilkan perilaku a. Bagikan beberapa potongan
sebagai cerminan beriman kertas sejumlah siswa yang
kepada malaikat ada dalam kelas, kemudian
bagi jumlah potongan tersebut
menjadi dua bagian yang sama
b. Tulis beberapa pertanyaan
tentang beriman kepada
malaikat. Setiap potongan
kertas berisi satu pertanyaan.
c. Pada sebagian kertas lain, tulis
jawaban dari pertanyaan yang
dibuat tadi kemudian kocoklah
potongan tadi sehingga akan
tercampur antara soal dan

19
jawaban
d. Berikan siswa satu kertas. Dan
jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan
berpasangan. Sebagian siswa
akan mendapat soal dan
sebagian yang lain akan
mendapat jawaban
e. Minta siswa untuk
menemukan pasangan mereka,
jika sudah ada yang
menemukan pasangan, minta
mereka untuk duduk
berdekatan.
f. Setelah semua siswa
menemukan pasangan, minta
setiap pasangan secara
bergantian untuk membacakan
soal yang diperoleh dan
selanjutnya soal akan dijawab
oleh pasangan yang lain.
g. Akhiri proses ini dengan
membuat klasifikasi dan
kesimpulan tentang beriman
kepada malaikat.
Everyone Is a Fiqh Menerapkan ketentuan- a. Bagikan secarik kartu/kertas
Teacher Here ketentuaan perundang- indeks kepada seluruh siswa,
undangan tentang zakat, minta mereka untuk
haji, dan waqaf menuliskan satu persatu
pertanyaan tentang ketentuan-
ketentuaan perundang-
undangan tentang zakat, haji,

20
dan waqaf
b. Kumpulkan kertas, acak kertas
tersebut kemudian bagikan
kepada setiap siswa. Pastikan
bahwa tidak ada siswa yang
menerima soal yang ditulis
sendiri. Minta mereka untuk
membaca dalam hati
pertanyaan dalam kertas
tersebut kemudian
memikirkan jawabannya.
c. Minta siswa secara sukarela
untuk membacakan
pertanyaan tersebut dan
jawabannya
d. Setelah jawaban diberikan,
mintalah siswa lainnya untuk
menambahkan
e. Lanjutkan dengan
sukarelawan berikutnya
f. Kembangkan diskusi secara
lanjut dengan cara siswa
bergantian membacakan
pertanyaan di tangan masing-
masing sesuai waktu yang
tersedia.
Jigsaw learning SKI Mendeskripsikan strategi a. Pilih materi strategi dakwah
dakwah Rasulullah SAW Rasulullah SAW periode
periode Madinah Madinah
b. Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah yang ada

21
c. Setiap kelompok mendapat
tugas untuk membaca dan
memahami materi strategi
dakwah Rasulullah SAW
periode Madinah yang
berbeda-beda
d. Setiap kelompok mengirimkan
anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa
yang telah mereka pelajari
dikelompoknya, setelah
melalui proses zigzag dan
masing-masing siswa terlibat
dalam diskusi kecil
antarkelompok, hasil dari
diskusi kelompok tersebut
disampaikan kepada masing-
masing teman sekelompoknya.
e. Guru melempar beberapa
pertanyaan untuk menjadi
pemahaman dan kompetensi
yang dimiliki siswa.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan teori di atas, dapat diambil kesimpuulan bahwasanya
pertama, pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang melibatkan
aktivitas siswa dan guru, dimana siswa terlibat secara aktif dan berperan
dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan
arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran. Kedua, pembelajaran inovatif adalah lebih mengarah pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sedangkan guru juga harus dapat
menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya
dan mengemukakan gagasannya. Ketiga, pembelajaran kreatif adalah
pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan kreativitas siswa serta menciptakan siswa lebih aktif selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi. Keempat, pembelajaran efektif adalah
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan
menyenangkan serta pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan
pendidikan. Kelima, pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran
yang membuat siswa nyaman, aman, dan tenang hatinya tidak ada
ketakutan dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya.

B. Saran
Berkaitan dengan teori belajar PAIKEM, tentunya lebih baik
diaplikasikan dalam proses pembelajaran agar tidak menimbulkan
kejenuhan dalam belajar. kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan barokah. Amin.

23
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAKEM; Menciptakan Metode


Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jogjakarta: DIVA Press,
2011.

Djamarah, Syaiful Sagala. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif; Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Mulyono, Strategi Pembelajaran; Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad


Global. Malang: UIN Maliki Press, 2012.

Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:


Kencana, 2009.

Remiswal dan Rezki Amelia. Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam


Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Rusman. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta,


2013.

Solichin, M. Muchlis. Psikologi Pendidikan Berparadigma Konstruktivistik;


Telaah Proses Perkembangan dan Proses Belajar disertai Model-model
Pembelajaran. Surabaya: Salsabila Putra Pratama, 2016.

Uno, Hamzah B & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran


Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif,, Efektif, Menarik (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.

Wiyani Novan Ardy. Desain Pembelajan Pendidikan; Tata Rancang


Pembelajaran Menju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014.

24

Anda mungkin juga menyukai