Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian Demam (Febris)


Salah satu klinus yang palin umum dan dijumpai dengan peningkatan suhu tubuh
diatas normal yang memincu peningkatan tonus otot serta menggigil. Rata-rata
suhu tubuh normal yang memicu dan diukur secara oral adalah 36,7-37 serajat
celcius. Timgkat demam tidak selalu menunjukan keseriusan kondisi yang
mendasarkan suatau penyakit hingga menyebabkan demam tinggi dan penyakit
yang lebih serius dapat menyebabkan demam rendah.
Sejumlah obat demam tersedia yang berfungsi untuk menurunkan demam dan
biasanya demam akan hilang dalam beberapa hari walaupaun demam sering
dikonotasikan negative,demam tampaknya memainkan peran kunci dalam
membantu melawan sejumlah infeksi, inilah yang disebut Hemostasis.
Hemostasis adalah kemampuan dari tubuh kita mengatur keseimbangan dan
mengatur lingkungan eksternal dan internal yang ideal dan stabil ketika berharap
dengan perubahan eksternal.
2. KLASIFIKASI DEMAM ( FEBRIS)
Demam dapat merupakan salah satu gejala pada pasien infeksiu,panas dapat
dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau adanya
gangguan pengeluaran panas misalnya beatstroke.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan pada tingkat keganasan etiologi demam dan
umur. Klasifikasi dilakukan berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:
Demam kurang dari 7 hari ( demam pendek) dengan tanda local yang jelas
diaknostik, pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan laboratorium misalnya
tonsillitis akut
Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda local, diaknostik etiologic tidak dapat
ditegakan dengan amanesis, pemeriksaan fisik namun dapat ditelusuri dengan
tes laboratorium, misalnya demam tifoid.
3. ETIOLOGI DEMAM

 Bakteri
 Gangguan otak
 Virus
 Imunisasi
 Bahan toksin
Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibad bahan toksin yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu (hipotalamus) yang dapat menyebabkan efek
perangsang terhadap pusat pengatur suhu tersebut sehingga menyebabkan demam.
Zat pirogen dapat berupa protein pemecah dan zat lain, terutama toksin polisakarida yang
dilepaskan oleh bakteri toksin atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasih jaringan
tubuh.
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) terhadap anak infeksi
atau zat asing yang masuk dalam tubuhnya.

4. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase
demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala :
1. Peningkatan denyut jantung
2. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
3. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4. Peningkatan suhu tubuh
5. Pengeluaran keringat berlebih
6. Rambut pada kulit berdiri
7. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
1. Proses mengigil lenyap
2. Kulit terasa hangat / panas
3. Merasa tidak panas / dingin
4. Peningkatan nadi
5. Peningkatan rasa haus
6. Dehidrasi
7. Kelemahan
8. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
9. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

4
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
1. Kulit tampak merah dan hangat
2. Berkeringat
3. Kemungkinan mengalami dehidrasi
4. Mengigil ringan

5. PATOFISIOLOGI
Mekanisme demam timbul dimulai dengan reaksi tubuh terhadap pirogen, pada
mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag
jaringan dan limfosit aranula besar.
Seluruh sel ini mencerna hasil pemecahan bakteri dan mlepaskan zat interleukin -1
kedalam jaringan tubuh yang disebut juga zat pirogen leukosit atau pirogen.
.interleukin -1 ketika sampai dihipotalus akan menimbulkan demam dengan cara
meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit, interleukin -1 juga
menginduksi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya bekerja dihipotalamus.
Teruatama prostaglandin E2 atau zat yang mirip zat ini. Bekerja dihipotalamus untuk
membangkitan reaksi demam.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan
efaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi.
Pemerksaan status generalis tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien
tertolong tokis atau tidak toksis.
Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orang tua, variasi
keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi.
Pemeriksaan awal:
- Pemeriksaan atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan,
Serebrospinal,foto toraks
- Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit.

7. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan merugikan pada tingkat tertentu
demam merpakan bagian dar pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat
dan viabilitas kuman menurun,tetapi juga merugikan karene anak menjadi gelisa, nafsu
makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan demam.
a. Pemberian Antipiretik
b. Pemberian Antibiotik sesuai indikasi
c. Pemberian Cairan perenteral
8. PATHWAY
Bakteri, Virus, dan bahan toksin

Masuk kedalam tubuh

Difagositosis oleh leokosit pada


Saluran cernah

Hipotalamus

Peningkatan kesadaran Peningkatan suhu tubuh Gangguan pola istirahat


Lambung demam

Mual dan munta

Hiperteremia

Anoreksia

Nutrisi tidak adekuat

Gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi

8
9. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian

Deman merupakan keadaan suhu tubuh diatas suhu normal yaitu suhu diatas 38
derajat Celsius suhu tubuh adalah suhu ferisal, hati, otak, yang dapat diukur dengan oral
rectal, dan aksia.
a. Aktifitas/istirahat:
Keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus/kekuatan otot
b. Sirkulasi:
Peningkatan nadi, sinosis, TTV tidak normal, peningkatan frekwensi pernapasan.
c. Integritas ego:
Peka terhadap rangsangan, stressor internal/eksternal yang berhubungan dengan
keasdaan dan perangsangan.
d. Elminasi
Konstipasih
e. Makan/cairan:
Sensifitas terhadap makan,mual/muntah.
f. Neorosensori
Tidak ada riwayat troma kepala dan infeksi serebral.
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidak efektifan kerja hipotalamus
INTERVENSI RASIONAL
- Pantau TTV - TTV dapat memberikan
gambaran keadaan umum klien
- Anjurkan banyak istirahat - Untuk mempercepat
penyembuhan
- Berikan kompres - Untuk membantu penurunan suhu
tubuh (panas)
- Anjurkan kepada anak untuk - Untuk pertambahan nutrisi dan
banyak minum menambah kekuatan
- Berikan antipiretik - Menghilangkan panas
2. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
INTERVENSI RASIONAL
- Bina hubungan terapeutik - Agar pasien bisa biasa dan tidak
takut untuk bisa mempercepat
penyembuhan
- Beri makanan yang bervariasi - Agar membantu memenuhi
gizinya kebutuhan nutrisi
- Beri makanan yang hangat - Agar anak bisa sehat dan segar
- Kolaborasi dengan ahli gizi - Untuk menambah wawasan
untuk pemberian gizi anak

3. gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan penungkatan suhu tubuh


INTERVENSI RASIONAL
- Menceritakan hal-hal yang lucu - Untuk menghibur anak agar cepat
- Meninabobokan anak tidur
- Ganti pakian anak dengan yang - Agar anak cepat tidur
bersih sebelum anak tidur - Agar pada proses tidur anak tidak
- Anjurkan agar orang tua selalu gelisah dan nyaman saat tidur
ada disamping anaknya - Untuk mengenang hati anak

Laporan Kasus
3 Hari sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien merasa demam, diare, panas.
Akibad diare yang berlebihan serta demam.
Kemudian sehari pada saat pasien masuk Rumah Sakit pasien merasakan hal yang sama
disertai dengan batuk, panas yang berlabihan dan tidak bisa ditahankan, kemudian
keluarga memutuskan untuk membawa pasian kerumah sakit Brawijaya Rumah Sakit
pukul 11.30 WIB.

Pasien tiba di UGD Rumah Sakit Brawijaya Surabaya pada jam 12.00 WIB dan ditermah
oleh Dokter dan Perawat, kemudian pasien diopservasi dan diberi terapi:
- BBL : 2000
- Imm H1P1
- PLRS P 10 FOTO TORAX
- Plant toraks berikut 05,09 pro imb
- Felistil drop
- Sin modrop
TTV:
- TD : 90/70
- N : 95 kali / menit
- R : 29 kali/menit
- S : 38,7 derajat celcius

Setelah itu pasien dibawah keruangan untuk mendapat perawatan selanjutnya.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAKNOSA “ FEBRIS
A. Pengakajian
1. Identitas pasien
Nama : An J.
TTL : Surabaya, 08-10
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 seperdua tahun
Nama Ayah : Beno
Nama Ibu : Malinda
Pekerjaan AyahU : TNI
Pekerjaan Ibu : ibu rumah tangga
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SD
Alamat : Asrama Brawijaya
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia

2Keluhan Utama
Keluarga mengatakan pasien pasien pbadannya panas,demam, dan batuk selama 3
hari sebelum masuk rumah sakit.
3.Riwayat penyakit sekarang
Keluaraga menyatakan pasien badanya panas, makan minum kurang disertai muntah
serta kelur keringat yang berlebihan.
4.Riwayat kesehatan masa lalu
- Kelurga mengatakan anaknya belum p[erna menderita penyakit ini sebelumnya.
- Kelurga mengatakan anaknya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.
- Obat-obat yang digunakan sanmol sirup ukuran 120 ml dengan dosis 3 kali
sehari1/2 sendok.
- Tidak pernah mengalami tindakan operasih
- Pasien telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT, Polio,serta Campak.
5.Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang diderita kelurga tidak perna mengalami penyakit ini sebelumnya.
6.Riwayat penyakit keturunan
Tidak ada kelurga yang mengalami penyakit ini sebelumnya.
7. Genogram
Febris bukan salah satu penyakit keturunan, tidak pernah ada riwayat anaknya
demam.
8. Lingkungan rumah
Kelurga mengatakan rumahnya berada didaerah kepadatan penduduk
9. Pengkajian Nutrisi
- Berat badan sebelum sakit : 10 kg
saat sakit : 9 kg -
----- Panjang badan tidak melakukan anamisis
- Kebiasaan pemberian makanan
Sebelum sakit pasien mampu menghabiskan 1 porsi manannya
Saat sakit pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok saja.
10. Pola sehari-hari
Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : pasien tidur 12 jam/hari siang dan malam
Saat sakit : tidu pasien berubah, yaitu 12 jam/hari siang dan malam
11. Pola kebersihan
Sebelum sakit : Pasien dimandikan orang tuanya 2x sehari
Saat sakit : Pasien dilap dengan air hangat bersih.
12. Pola aktifitas/ bermain
Sebelum sakit : Pasien bergerak aktif dan bermain
Saat sakit : pasien masih sempat bermain diatas tempat tidur walaupun tidak cerah.
13. Pola elminasi
Sebelum sakit : Pasien BAB 1x/hari, dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau
Khas feses.
Saat sakit : Pasien BAB dan BAK sama sebelumnya sakit yaitu BAB 1x/hari
Dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau feses.
BAK 3x sehari
14. Pemeriksaan fisik
-Keadaan umum
Pasien terlihat lemah
-Pengukuran antropometri (BB,TB,LILA,LK,LD)
BB= 8 Kg.
Tidak melakukan anamnesis TB, LILA, LK, dan LD
-Tanda- tanda vital
S = 39OC , N = 100×/ menit , R = 28×/ menit
-Kepala
Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak kusam dan tidak terjadi
kerontokan
-Mata
Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola mata normal, tidak ada tanda
infeksi,serta tidak ada alat bantu penglihatan
-Hidung
Terlihat bersih,tidak ada serumen atau mimisan tidak ada polip serta tidak ada napas
cuping hidung
-Mulut
Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut cukup bersih, bentuk normal,serta
jumlah gigi tidak terkaji
- Telinga
Noal dan tidak ada serumen,serta tidak ada kelainan.
15. Dada
- Jantung
Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan frekuensi jantung normal
- Paru-paru
Dada simetris baik kiri maupun kanan, idak ada suara ronchy, serta tidak ada suara
jantung tambahan

16. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran
Palbasi : tidak teraba adanya pembesaran limfa
Perkusi : tidak ada kembung / distensi abdomen
Auskultasi : peristaltik usus normal
17. Genitalia
Cukup bersih dan tidak ada kelainan
18. Ekstermitas
Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah normal, tampak terpasang infuse R/L
dilengan kanan
Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam kulit serta tampak
keluar keringat berlebih.
19. Pemeriksaan tingkat perkembangan
- Personal sosial
Pasien sudah mampu cuci dan mengeringkan tangan,menyebut nama teman dan
memakai baju
- Motorik halus
Pasien mampu menggoyangkan ibu jari serta meniru garis vertical
- Bahasa
Pasien mampu mengetahui dua kegiatan,menyebut empat gambar serta menunjuknya
- Motorik kasar
Paien mampu berdiri 1 kaki selama 1 detik, loncat jauh dan melempar bola keatas
-Kesmipulan
Tidak ada kelainan perkembangan
-Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium : belum ada hasinya
b. Pemeriksaan radiologi : belum ada hasilnya

- Terapi :
- Antacid 3× ½
- Paracetamol 4× 1½
- Ranitidine 3× 400 mg
- Cefotaxim 2× ½ amp
- Ringer laktat ( R/L) 20 tts/ menit

ANALISA DATA

Nama : anak J No, RM : 32 11 99


Umur : 1 ½ bulan Diaknosa: FEBRIS
Jenis kelamin: perempuan

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: keluarga mengatakan Proses inflamasi Hypertermi
bahwa anaknya panas kuman
DO :- kulit teraba panas
-tanda tanda vital
S= 39oC
N= 100X/ menit
R= 28X menit
- keadaan umum lemah
- keluar keringat berlebih
- keaadaan umum lemah

DS : keluarga mengatakan Intake yang kurang Potensial terjadinya


bahwa anaknya tidak mau gangguan kebutuhan
makan, dan bila makan nutrisi
dimuntahkan kembali
2. DO: -muntah 1×
- mukosa bibir tampak pucat
- makan minum kurang
- BB sebelum saki t=9 Kg
- BB saat sakit =10 Kg
- pasien hanya mampu
menghabiskan 3 sendok
makanan

RENCANA KEPERAWATAN

Nama : anak J No, RM : 32 11 99


Umur : 1 ½ bulan Diaknosa: FEBRIS
Jenis kelamin: perempuan
NO DIAKLNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d Setelah 1. beri HE tentang 1. dengan
proses inflamsi dilakukan penyakitnya memberikan HE
kuman tindakan 2. lakukan dharakan keluarga
keperawatan kompres hangat dapt mengetahui
selama 1×24 3. anjurkan untuk tentang
jam, diharapkan mengenakan Keadan pasien
suhu tubuh pakaian yang tipis 2. diharapkan
pasien normal 4.anjurkan untuk panas dapat turun
dengan KH : memberikan dengan cepat
-tanda tanda banyak minum karena proses
vital kembali 5. obsevasi tanda- induksi
normal tanda vital 3. agar keringat
N=70-110×/ 6. kolaborasi yang keluar dapat
mnt dengan dokter diserap oleh
S=36,5oc -37,5o pakaian yang tipis
c dan memberikan
R=20-30×/ mnt rasa nyaman
4. agar tidak
terjadi dehidrasi
dan proses
penguapan yang
berlebihan akibat
suhu tubuh yang
meningkat
Potensial 5. untuk
terjadinya memanyau
gangguan 1. berikan HE perubahan dan
2. kebutuhan nutrisi tentang pentingnya perkembangan
b/d intake yang nutrisi bagi pasien sedini mungkin
kuran 2. anjurkan untuk 6. untuk
Setelah banyak istirahat mendapatkan
dilakukan 3. anjurkan untuk terapi yang tepat
tindakan memberikan
keperawatan makanan 1. menambah
selama 1 × 24 kesukaanya selama pengetahuan
jam, diharapkan jauh dari kontra keluarga temtang
kebutuhan indikasi nutrisi
nutrisi pasien 4. anjurkan untuk 2. menghindari
dapat terpenuhi memberikan peningkatan kerja
dengan KH: makanan yang lambung
-muntah tidak hangat 3. meningkatkan
ada lagi 5. anjurkan untuk nafsu makan
-mkosa bibir makan sedikit tapi 4. makananan
sering hangat lebih enak
6. timbang beret dimakan
badan pasien 5. dapat
mengurangi rasa
penuh dilambung
6. untuk
mengetahui
pertumbuhan dan
perkembangan
penyakit pasien

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Dx TUJUAN Tgl/hari Implementasi Respon


Keperwatan jam kep Pasien
1. Hiperteremi b/d Setelah 10/05/2013
proses dilakukan 12:00 1.Memberika 1.terbina
inflamasi tindakan n HG tentang hubungan
kuman keperawatan penyakitnya antara
selama 1×24 klien,perawat
jam, diharapkan dankelurgany
suhu tubuh a
pasien normal 12:20 2.melakukan 2.keluarga
dengan KH : kompres melakukan
-tanda tanda hangat kiompres
vital kembali hangat sesuai
normal anjuran
N=70-110×/ 12:30 3.menganjur 3.kelurga
mnt kan untuk memakaikan
S=36,5oc -37,5o menggunaka kain tipis
c n pakian
R=20-30×/ mnt yang tipis
13:00 4.menganjur 4.klien mau
kan untuk minum susu
memberikan dengan air
banyak putih
minum
13:20 5.TTV TD:100/70
S : 30x/mnt
RR:90x/mnt

2. Terjadinya Setelah 11/05/2013


gangguan dilakukan 09.00 1.memberika 1.kelurga
kebutuhan tindakan n HE tentng memberikan
nutrisi keperawatan nutrisi bagi anaknya
selama 1 × 24 klien makan dan
jam, diharapkan minum serta
kebutuhan memahami
nutrisi pasien manfaatnya
dapat terpenuhi bagi
dengan KH: kesehatan
-muntah tidak 10:20 2. 2.nafsu
ada lagi menganjurka makan klien
-mkosa bibir n kelurga mulai
terlihat lembab untuk membaik
-porsi makan memberikan
dihabiskan makanan
-BB kembali Kesukaanya
normal / lebih 10:30 3.Menganjur 3.klien
BB=10 – 13 Kg kan untuk istirahat
banyak dengan
istirahat teratur sesuai
anjuran
11:20 4.menimban 4.berat badan
g berat badan mulai
klien meningkat
EVALUASI KEPERAWATAN

NO HARI/TANGGAL/JAM DAKNOSA EVALUASI


KEPERAWATAN
1. Jumat, 10/2013 Hiperteremi b/d proses S : Kelurga
Jam 13:00 inflamasi kuman mengatakan
bahwa panas
anaknya sudah
berkuran
O :Badan tidak
panas lagi
A : Masalah
udah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
2. Saptu,11/2013 Potensial terjadinya
Jam 11:30 gangguan kebutuhan S : keluarga
nutrisi b/d intake yang mengatakn
berkurang masu makan
anaknya mulai
membaik
O : berat badan
mulai membaik

A : Masalah
teratasih
P : Intervrensi
dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6.
EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………1
ETIOLOGI…………………………………………………………………3
MANIFESTASI KLINIS…………………………………………………..4
PATOFISIOLOGI…………………………………………………………5
PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………6
PENATALAKSANAAN………………………………………………….7
PATHWAY……………………………………………………………….8
BAB II : ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….13
ANALISA DATA……………………………………………………….14
PERENCANAN KEPERAWATAN…………………………………….28
IMPLEMENTASI………………………………………………………..30
EVALUASI……………………………………………………………..32
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………33
KESIMPULAN……………………………………………………………34
SARAN…………………………………………………………………..34
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “J” DENGAN FEBRIS

DI RUANG NUSA INDAH RSAD TINGKAT III BRAWIJAYA-

SURABAYA

OLEH :

NAMA : ANTHON. Y. RAINUNY

NIM : 2010114191
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA KUPANG

2013

Anda mungkin juga menyukai