Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOEFISIEN GESEK
Disusun Oleh
Jurusan : MIPA
Prodi : Kimia
Asisten Laboratorium : 1.Verlin Ayu Syarita (F1C316009)
2. Nindita Romanda (F1C316014)
1.2 . Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Mempelajari Gaya gesek, menentukan koefisien gesek statis dan kinetik suatu benda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan
dengan arah gaya sejajar permukaan benda dan berlawanan dengan arah gerak benda.
Ada dua jenis gesekan bila ditinjau dari bergerak dan tidaknya suatu benda, yaitu jika
benda tidak bergerak, maka gesekannya disebut dengan gesekan statis dan jika gaya yang
dikerjakan cukup untuk menggerakkan benda, maka gesekannya disebut dengan gesekan
kinetik.
Gaya gesekan statis (fs) maksimum antara dua permukaan kering tanpa pelumas
memenuhi dua hukum empiris berikut : (1) gaya tersebut tidak bergantung luas daerah
kontak, dalam batas yang cukup lebar dan (2) besarnya sebanding dengan gaya normal
(gaya yang dilakukan oleh benda yang satu pada benda lainnya dalam arah tegak lurus
pada bidang antarmuka lainnya pada keduanya). Gaya ini muncul karena benda tidak
pernah tegar sempurna. Untuk benda yang diam atau meluncur di atas meja horizontal
gaya normal sama dengan gaya berat benda.
Sedangkan gaya gesekan kinetik (fk) antara dua permukaan benda kering tanpa
pelumas, juga memenuhi kedua hukum pada gaya gesekan statik. Selain itu gaya gesekan
kinetik juga tidak bergantung pada laju relative gerak permukaan yang satu di atas
permukaan lainnya.
Perbandingan gaya gesekan terhadap gaya normal disebut koefisisen gerak. Jika
gaya gesekannya statik maka koefisien geseknya juga koefisien gesek statik dan
sebaliknya dan di lambangkan µ. Baik µs (koefisien gesek statik) dan µk (koefisien gesek
kinetik) adalah konstanta tak berdimensi yang merupakan perbandingan dua buah gaya
yang bergantung pada sifat kedua permukaan yang bersentuhan.
Selain itu koefisien gesekan juga bergantung pada banyak variabel seperti,
pengolahan permukaan, lapisan permukaan, suhu, derajat pengotoran. Secara eksperimen,
ditemukan bahwa gaya gesek begantung pada gaya yang mendorong permukaan benda,
yakni Fn, yang merupakan gaya normal dan sifat permukaan yang bersentuhan. Hasil
eksperimen tersebut dapat ditulis secara matematis :
Fs = µs . N ................... (2)
Ketika tidak ada gesekan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai nol hingga
gaya gesek maksimum. Sedangkan, gaya kinetis atau dinamis (Fgk) adalah gesekan yang
terjadi jika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Gaya
gesekan kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak.
Fk = µk . N ................... (3)
Ketika meja sedang bergerak maka gaya gesek yang bekerja pada meja yang
sedang bergerak gaya gesek yang bekerjanya merupakan gaya gesek kinetisnya
(Tipler, 2001: 124).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling bersentuhan,
sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya
sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika sebuah benda bergerak, tonjolan-tonjolan
mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat atom, sebuah tonjolan pada
permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga
gaya-gaya listrik diantara atom dapat membentuk ikatan kimia sebagai penyatu diantara
dua permukaan benda yang bergerak tersebut (Giancoli, 2001: 108).
Bila suatu benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehinga membentuk sudut Ɵ
sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gerakan statik antara benda dan bidang
diberikan oleh persamaan :
µs = tan Ɵc ................... (4)
Dengan Ɵc adalah sudut pada saat...................
benda tepat (2) akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisisen gesek statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan
keadaan benda tepat akan bergerak / meluncur. Pada saat sudut-sudut tertentu yang lebih
besar dari Ɵc, balok meluncur lurus berubah beraturan. Dengan mengukur percepatan ax,
maka koefisien gesekan µk dapat dihitung dengan rumus diatas (Tipler, 2001: 125).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda
belum bergerak disebutgaya gesek statis, gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya
gesek juga yang terjadi antara dua benda tersebut berkurang. Gaya gesekan yang bekerja
pada saat benda bergerak adalah gaya gesek kinetiknya ( Halliday dkk, 2001: 97).
Gaya gesekan dapat juga bekerja ketika tidak terdapat gerak relatif. Jika mencoba
meluncurkan sebuah kotak yang berisi buku-buku diatas lantai, kotak itu mungkin saja
tidak bergerak sama sekali karena lantai memberikan suatu gaya gesekan yang besarnya
sama dengan arah yang berlawanan pada kotak. Dalam situasi tertentu, gaya gesekan
statik aktual dapat mempunyai besar berapapun antara nol (bila tidak terdapat gaya lain
yang sejajar dengan permukaan) dan nilai maksimumnya yang diberikan oleh µsn. Dalam
lambang :
µs = tan Ɵc ................... (5)
3.1.2 Bahan
Bahan dari percobaan ini adalah :
1. Balok kayu : Sebagai objek yang digunakan untuk mengukur koefisien
gesek.
2. Tali : Berfungsi untuk mengikat balok
Keterangan :
1. Lintasan papan luncur
2. Katrol
1
2
Keterangan :
1. Titik tumpu
2. Katrol
Keterangan :
1. Anak timbangan
4. Busur Derajat
2 3
Keterangan :
1. Garis vertikal
2. Pusat busur
3. Garis hozontal
5. Mistar
Keterangan :
1. Skala mistar
2. Badan mistar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
0,2kg.9,8m / s 2
= 1,96N
2. Gaya normal
N m.g
0,2855kg.9,8m / s 2
2,79 N
3. Koefesien gesek
fs 1,96 N
s 0,70
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V 0,5m / s
t 1s
5. Waktu
t 1s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
b. Data ke – 2
1. f s m.g
2
= 0,21kg.9,8m / s
2,05 N
2. Gaya normal
N m.g
0,2855kg.9,8m / s 2
2,79 N
3. Koefesien gesek
fs 2,05 N
s 0,73
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V 0,62m / s
t 0,8s
5. Waktu
t 0s 0,8s 0,8s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
c. Data ke – 3
1. f s m.g
2
= 0,22kg.9,8m / s
2,15 N
2. Gaya normal
N m.g
0,2855kg.9,8m / s 2
2,79 N
3. Koefesien gesek
fs 2,15 N
s 0,77
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V 0,71m / s
t 0,7 s
5. Waktu
t 0s 0,7 s 0,7 s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
d. Data ke – 4
1. f s m.g
2
= 0,23kg.9,8m / s
2,25 N
2. Gaya normal
N m.g
0,2855kg.9,8m / s 2
2,79 N
3. Koefesien gesek
fs 2,25 N
s 0,80
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V 0,71m / s
t 0,7 s
5. Waktu
t 0s 0,7 s 0,7 s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
e. Data ke – 5
1. f s m.g
2
= 0,23kg.98m / s
22,5 N
2. Gaya normal
N m.g
0,2855kg.9,8m / s 2
2,79 N
3. Koefesien gesek
fs 22,5 N
s 0,80
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V 0,71m / s
t 0,6s
5. Waktu
t 0s 0,7 s 0,7 s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,225 N
k 0,5
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V 0,71m / s
t 0,7 s
5. Waktu
t 0s 0,7 s 0,7 s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
b. Data ke – 2
1. fk m.g. sin
0,3kg.9,8m / s 2 .30
1
0,3kg.9,8m / s 2 . .
2
1,47 N
2. Gaya normal
N m.g . cos
0,2855kg.9,8m / s . cos 30
2
0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,47 N
k 0,6
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V 0,85m / s
t 0,6s
5. Waktu
t 0s 0,7 s 0,7 s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
c. Data ke – 3
1. fk m.g. sin
0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,715 N
k 0,7
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V 1m / s
t 0,5m
5. Waktu
t 0s 0,5s 0,5s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
d. Data ke – 4
1. fk m.g. sin
0,4kg.9,8m / s 2 .1 / 2
1
0,4kg.9,8m / s 2 .
2
1,96 N
2. Gaya normal
N m.g. sin
0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,96 N
k 0,8
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V 1,25m / s
t 0,8s
5. Waktu
t 0s 0,8s 0,8s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
e. Data ke – 5
1. fk m.g. sin
0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 2,205 N
k 0,9
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V 0,71m / s
t 0,3s
5. Waktu
t 0s 0,3s 0,3s
6. Jarak
50cm
s 0,5m
100
4.3 Ralat
4.3.1 Koefisien Gesek Statis
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,70 -0,068 4,624 x 10-3
X2 0,73 -0,038 1,444 x 10-3
X3 0,77 0,002 4 x 10-3
X4 0,80 0,032 1,024 x 10-3
X5 0,84 0,072 5,184 x 10-3
X 0,768 Σ ( X - X )2 0,01228
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN =
X
√∑(0,01228)2 0,0554
= 5−1
= 0,768
x100%
0,01228
=√ =7,213%
4
=√3,07x10-3
= 0,0554
X 0,7 Σ ( X - X )2 0,1
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,1)2 0,1581
= = x100%
5−1 0,7
0,1
=√ 4 =22,585%
=√0,025
= 0,1581
4.3.3 Kecepatan Gesek Statis
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,5 -0174 0,030276
X2 0,62 -0,054 2,916 x 10-3
X3 0,71 0,036 1,296 x 10-3
X4 0,71 0,036 1,296 x 10-3
X5 0,83 0,156 0,024336
X 0,674 Σ ( X - X )2 0,06012
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = RN = x 100%
𝑛−1
X
√∑(0,06012)2 0,1225
= = x100%
5−1 0,674
0,06012
=√ 4
=18,175 %
=√0,01503
= 0,1225
X 1,078 Σ ( X - X )2 0,5373
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = RN = x 100 %
𝑛−1
X
√∑(0,5373)2 0,3664
= 5−1
= 1,078
x100%
0,5373
=√ 4
=33,98 %
=√0,1343
= 0,3664
4.3.5 fs
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 1,96 -0,0192 0,036864
X2 2,05 -0,102 0,010404
X3 2,15 -0,002 0,000004
X4 2,25 0,098 9,604 X 10-3
X5 2,35 0,0198 0,019204
X 2,152 Σ ( X - X )2 0,09608
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,09608)2 0,1549
= 5−1
= 2,152
x100%
0,09608
=√ 4
=7,197 %
=√0,02402
= 0,1549
4.3.6 fk
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 1,225 -0,49 0,2401
X2 1,470 -0,245 0,060025
X3 1,715 0 0
X4 1,960 0,245 0,060025
X5 2,205 0,49 0,2401
X 1,715 Σ ( X - X )2 0,60025
√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,60025)2 0,387
= 5−1
= 1,715
x100%
0,60025
=√ 4
=22,5 %
=√0,15005
= 0,387
4.4 Pembahasan
Besarnya gaya gesek suatu permukaan dengan benda bergantung pada kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersentuhan, selain itu juga dipengaruhi oleh gaya
normal (N) yang diberikan oleh bidang pada benda. Tingkat kekasaran suatu permukaan
dinyatakan dengan koefisien gesekan. Koefisien gesekan statis dicari dengan
menggunakan balok yang diletakkan di atas papan horizontal dan diikat dengan beban
pada katrol di salah satu ujung papan. Pada percobaan ini massa tali dan massa katrol
diabaikan. Sedangkan untuk koefisien gesekan kinetis dapat dicari dengan menggunakan
balok yang diletakkan pada bidang miring dengan beban yang sudah dihubungkan pada
katrol.
Besar kecilnya nilai koefisien gesek dipengaruhi oleh massa balok dan massa
beban. Menurut literature, nilai koefisien gesekan selalu berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤
µk ≤ 1), dan nilai koefisien gesekan statis lebih besar dibandingkan nilai koefisien
gesekan kinetis. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai
koefisien gesekan statis (µs) lebih besar dibandingkan nilai koefisien gesekan kinetis (µk).
Nilai rata-rata koefisien statis (µs) adalah sebesar 0,768 sedangkan nilai koefisien gesekan
kinetis (µk) adalah sebesar 0,7. Meskipun perbedaannya hanya sedikit namun dari hasil
percobaan ini telah membuktikan bahwa nilai koefisien gesekan statis selalu lebih besar
daripada nilai koefisien gesekan kinetis (µs > µk).
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan atau
bersinggungan, gaya geseknya bekerja berlawanan terhadap kecepatan benda. Gaya
gesekan diperngaruhi oleh kondisi pelumasan pada benda yang bekerja dan
bersinggungan satu sama lain. Menurut literature, pada permukaan benda yang kering
atau tanpa pelumas, besar gay agesekan sebanding dengan gaya normal. Kekasaran
permukaan mempengaruhi koefisien gesekan pada bidang kontak. Koefisien gesekan
bidang kontak dapat diubah dengan memberikan pelumas pada pemukaannya.
Semakin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan maka akan semakin
besar gesekan yang ditimbulkan. Ketika sebuah balok meluncur pada pemukaan yang
kasar, maka hal ini akan berpengaruh terhadap nilai gesekan. Ketika gesekan semakin
besar maka ini akan berpengaruh terhadap laju pergerakan balok yang akan melambat.
Berdasarkan data percobaan, kekasaran permukaan objek juga mempengaruhi gaya
gesekan, selain itu juga koefisien gesekan (µ), gaya normal (N) dan besarnya gaya tarik
juga dapat mempengaruhi besar kecilnya gaya gesekan yang terjadi. Besar sudut
kemiringan yang diperlukan suatu objek untuk meluncur berbanding terbalik dengan
waktu yang diperlukan, dimana semakin besar sudut kemiringannya maka semakin
sedikit waktu yang diperlukan.
Apabila permukaan bidang kasar ataupun permukaan baloknya yang kasar maka
gaya gesekannya akan menjadi besar. Gaya gesekan yang besar akan membutuhkan
waktu yang lama untuk meluncur, karena nilai koefisien gesekannya yang kecil. Waktu
yang dibutuhkan agar balok dapat meluncur pada bidang horizontal akan lebih lama
dibandingkan balok yang meluncur pada bidang miring. Hal ini terjadi karena, koefisien
gesekan statis (µs) yang selalu lebih besar dibandingkan dengan koefisien gesekan kinetis
(µk).
Untuk gaya gesekan yang selalu berbanding lurus dengan massa beban. Ketika
dilakukan penambahan massa beban maka nilai gaya gesekannya akan ikut bertambah
seiring dengan penambahan beban. Gaya gesekan yang berbanding lurus dengan massa
beban ini berlaku untuk gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.
Pada gesekan statis dampak dari beban berat ialah semakin besarnya dan semakin
cepat benda tertarik ke titik acuan benda yang tertarik tersebut menyebabkan waktu yang
digunakan untuk suatu benda bergerak semakin cepat dengan berat beban bervariasi
memberikan waktu dan percepatan. Dimana waktu semakin besar beban maka waktu
akan semakin cepat. Sehingga hal inilah yang mampu menjadikan massa berbanding
terbalik dengan kecepatan dan waktu yang dibutuhkan benda bergerak. Sedangkan pada
saat beban dari balok tersebut ringan menyebabkan benda akan lambat untuk menuju titik
asal, terutama pada permukaan bidang yang kasar. Pada bidang kasar, benda akan sulit
bergerak karena gaya yang diberikan pada tali sangat kecil sehingga benda akan sulit
bergerak.
Seperti yang terjadi saat mendorong benda seperti meja besar dan meja kecil. Akan
lebih mudah mendorong meja yang kecil dibandingkan dengan mendorong meja yang
berukuran lebih besar. Itu artinya gaya gesek mempengaruhi gerak benda karena gaya
gesek akan menarik benda ke arah yang berlawanan.
Seperti yang telah diuraikan, massa beban akan berbanding terbalik dengan
kecepatan balok. Berdasarkan hasil percobaan, ketika dilakukan penambahan beban maka
kecepatan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena ketika beban ditambahkan ini
akan menjadikan balok semakin cepat melakukan peluncuran terhadap bidang. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa waktu akan berbanding terbalik dengan kecepatan. Ketika
suatu benda meluncur dalam waktu yang cepat, maka kecepatan benda tersebut
melakukan kecepatan yang lambat.
Pada gaya gesekan statis massa balok dengan kecepatan berbanding lurus artinya
kedua massa dan benda ini saling mempengaruhi satu sama lain. Bila massa balok yang
digunakan ringan maka benda akan diam sehingga kecepatannya ialah nol. Hal ini terjadi
karena gaya total atau resultan dari gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan
nol. Artinya apabila dihubungkan dengan hukum Newton yaitu sesuai dengan persamaan
F = 0
Artinya a = 0. Benda yang diam akan tetap diam selama jumlah gaya yang bekerja
padanya sama dengan nol atau benda yang bergerak dengan kecepatan tetap selama
resultan gaya yang bekerja padanya sama dengan nol. Begitu juga ada kaitannya saat
benda bergerak yaitu dengan persamaan hukum Newton III, yaitu
Faksi = Freaksi
Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda lain, maka benda itu akan
mendapatkan gaya dari benda lain dengan besar gaya yang sama dan arah yang
berlawanan dari gaya pertama. Maka dari penjelasan yang sudah dipaparkan, bahwa pada
benda bekerja gaya gesekan statis atau gaya gesekan kinetis, tergantung pada seberapa
besar gaya yang bekerja pada benda. Khusus untuk gaya gesekan statis sebenarnya
memiliki nilai dari minimum hingga nilai maksimumnya yaitu fs (ketika benda tepat akan
bergerak), sedangkan gaya gesekan kinetis hanya memiliki satu nilai saja. Sehigga grafik
hubungan antara gaya luar dengan gaya gesekan yang mempengaruhi benda yang dalam
keadaan diam.
Pengaruh jarak atau panjang bidang luncur juga akan mempengaruhi kecepatan.
Namun pada saat melakukan percobaan, praktikan hanya menggunakan badang luncur
dengan panjang 0,5 m untuk setiap percobaan dan tidak melakukan perubahan panjang
sehingga tidak ada variasi dalam penggunaan jarak tempuh. Tapi menurut literature,
panjnag papan luncur berbanding lurus dengan kecepatan.
Kecepatan, waktu dan panjang atau jarak yang ditempuh oleh benda memiliki
hubungan. Dimana hubungan antara kecepatan (v), waktu (t) dan jarak (s) dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
𝑠
𝑣=
𝑡
Pada koefisien gesekan kinetis (µk), yang mana balok diluncurkan pada bidang
miring. Setiap bidang miring akan mempunyai sudut kemiringan. Sudut kemiringan akan
berpengaruh pada nilai gaya gesekan yang akan digunakan untuk menghitung besarnya
nilai koefisien gesekan kinetis (µk).
Ketika sudut kemiringan bidang lebih besar besar benda benda yang lebih berat
dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan
hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan mengalami tekanan pada bidang lebih
kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan yang lebih kecil pula.
Sudut kemiringan tidak berpengaruh secara langsung pada koefisien gesekan
kinetis (µk) melainkan sudut kemiringan berpengaruh pada gaya gesekan kinetis secara
langsung, karena gaya gesekan dipengaruhi oleh gaya normal (N) pada bidang miring
yang dapat dipengaruhi oleh massa dan kemiringan bidang miring.
Pengaruh dari besar sudut dalam gaya gesek ialah semakin tinggi atau semakin
besar sudut, maka benda akan meluncur semakin cepat dari titik awal ke titik akhir.
Semakin besar sudur, maka koefisien geseknya semakin besar pula. Begitu pula
sebaliknya, pada percobaan gaya gesek kinetis. Jika sudut diperbesar, maka benda akan
lambat bergerak dari titik awal ke titik acuan, sehingga waktu untuk sampai semakin
lama.
Pada bidang horizontal terdapat beberapa macam gaya yang bekerja padanya,
seperti gaya normal (N), gaya tegangan tali (T) dan gaya gesekan (f). Sedangkan pada
bidang miring gaya yang bekerja antara lain gaya berat (W), gaya normal (N), gaya
tegangan tali (T), dan juga gaya gesekan (f).
Gaya normal yang disimbilkan dengan N adalah gaya yang selalu mengarah ke atas
dari pusat benda. Gaya normal (N) termasuk dalam gaya kontak. Pada bidang miring,
gaya normal (N) dipengaruhi oleh massa dan percepatan gravitasi bumi, serta besarnya
sudut, sedangkan pada bidang horizontal gaya normal hanya dipengaruhi oleh massa dan
percepatan gravitasi bumi. Peranan dari gaya normal terhadap gerak benda yang sudah
diketahui bahwa gaya normal (N) memberikan pengaruh pada besarnya gaya gesekan.
Semakin besar gaya normal, maka semakin besar juga gaya gesekan yang terjadi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa gaya normal berbanding lurus dengan gaya gesekan.
Gaya berat (W) adalah gaya yang selalu mengarah ke pusat bumi. Gaya berat pada
bidang horizontal nilainya akan sama dengan besarnya gaya berat (W = N). Namun, pada
bidang miring gaya berat dipengaruhi juga oleh besarnya sudut kemiringan yang
terbentuk pada bidang.
Gaya gesekan (f) adalah gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah benda.
Gaya gesekan selalu dipengaruhi oleh nilai koefisien gesekan (µ) dan nilai gaya normal
(N). Gaya gesekan juga termasuk ke dalam gaya kontak.
Gaya tegangan tali (T) adalah gaya tegangan yang berada pada sebuah tali yang
meregang pada saat dihubungkan pada sebuah benda seperti pada bidang miring.
Tegangan akan muncul saat benda itu ditarik, digantung dan ditahan. Hal ini dapat
berpengaruh pada kecepatan meluncurnya balok.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gaya gesekan adalah gaya yang bekerja pada permukaan dua benda yang saling
bersentuhan yang mengakibatkan benda mengalami perlambatan dan berlawanan arah
datangnya gaya. gaya gesek dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu gravitasi bumi.
tingkat kemiringan benda dan jenis permukaan benda. gaya gesek dibagi menjadi dua,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. gaya gesek statis adalah gaya gesek yang
terjadi bila pada benda dengan lintasan mendatar. pada percobaan kali ini praktikn
menggunakan balok sebagai objek pengamatan. dalam menentukan koefisien geseknya
digunakan persamaan :
𝜇s =𝐹𝑠
−
𝑁
Sedangkan gaya kinetis adalah gaya gesek yang terjadi pada benda yang meluncur
pada lintasan miring, dalam percobaan kali ini praktikan menggunakan balok sebagai
objek pengamatannya, dan rumus mencari koefisien geseknya adalah :
𝜇s =𝐹𝑘
−
𝑁
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan bisa lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum dan ada
baiknya kedepannya praktikan mengetahui bagaimana prosedur kerja alat dan alat yang
digunakan memiliki kualitas yang lebih baik, agar selama percobaan tidak ada kendala
dah hasil yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrianto, M.B., dkk. 2015.”Pengujian Koefisien Gesek Permukaan Plat Baja ST 37 Pada
Bidang Miring Terhadap Viskositas Pelumas dan Kekasaran Permukaan”. Jurnal
Momentum. Vol. 11(1) : 13-18.
Giancoli, dkk. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hernawati. 2013. “Mengetahui Koefisien Gesek Statik dan Kinetik Melalui Konsep
Gerak Melingkar Berarutan”. Jurnal Teknosains. Vol. 7(1) : 55-65.
Tipler, P.A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta Erlangga.
Winingsih, P.H. dan Hidayah. 2017. “Eksperimen Gaya Gesek Untuk Menguji Nilai
Koefisien Gesekan Statis Kayu Pada Kayu Dengan Program Matlab”. Jurnal
Science Tech. Vol. 3(2) : 121-126.
Young, dkk. 2001. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
EVALUASI AKHIR