Anda di halaman 1dari 30

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

KOEFISIEN GESEK

Disusun Oleh
Jurusan : MIPA
Prodi : Kimia
Asisten Laboratorium : 1.Verlin Ayu Syarita (F1C316009)
2. Nindita Romanda (F1C316014)

LABORATORIUM ENERGI REKAYASA DAN MATERIAL II


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini banyak sekali peralatan yang digunakan untuk mempermudah
melakukan pekerjaan. Alat – alat tersebut diciptakan manusia dari yang paling sederhana
sampai yang paling rumit. alat yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan
pekerjaan atau kegiatan disebut pesawat. Ada dua jenis pesawat, yaitu pesawat sederhana
dan pesawat rumit. Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya
membutuhkan satu gaya untuk bekerja. suatu gaya yang terjadi akan menyebabkan
gerakan sepanjang suatu jarak tertentu. Pesawat sederhana bidang miring adalah
permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yeng berbeda ketinggiannya. semakin
kecil sudut kemiringan bidang. semakin besar atau semakin kecil gaya kuasa yang harus
dilakukan.
Ada banyak gaya yang mempengaruhi gerak suatu benda, saat suatu benda diam
atau meluncur. Pada suatu permukaan yang menyebabkan gaya pada benda karena terjadi
saling kontak atau interaksi antar keduannya, maka gaya yang semacam ini dinamakan
gaya kontak. gaya kontak yang lain adalah gaya gesek.
Gaya gesekan akan timbul ketika dua benda bersentuhan. seperti kita meletakkan
balok kayu diatas meja, jika benda tidak digerakkan pun masih ada gaya geseknya
disebut gaya gesek statis dan akan menjadi gaya gesek kinetis. ketika benda atau balok
digerakkan. Arah gaya gesekan selalu berlawanan dengan arah gerak benda atau arah
gaya yang menggerakkan benda. Besar gaya gesekan antara dua permukaan yang
bersentuhan bergantung pada kekesaran atau tekstur dari permukaan itu sendiri. Semakin
kasar suatu permukaan maka semakin besar gaya gesekan akan terjadi. Gaya gesekan
juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan sekalipun benda
tersebut sangat licin.
Gaya gesek pada benda sangat dipengaruhi oleh koefisien gesek benda tersebut
terhadap permukaan. oleh karena itu sebelum menentukan gaya gesek harus ditentukan
dahulu koefisien geseknya. Koefisien setiap benda dan permukaan yang berbeda akan
menghasilkan harga yang berbeda pula. Koefisien gesek dapat dilakukan atau ditentukan
dengan cara menghitung gaya yang bekerja pada suatu bidang dan benda pada saat benda
bergerak maupun pada saat benda akan tepat mau bergerak. Dengan penerapan hukum–
hukum newton dan diagram denda bebas.
Mempelajarai gaya gesek sangat penting, karena penerapannya yang sangat
sesensial pada kehidupan sehari-hari, seperti saat berjalan, menghangatkan tubuh dengan
cara menggosokkan kedua telapak, untuk memotong, pembuatan magnet, pembuatan api,
memindahkan barang, memainkan biola hingga ban mobil pengendara yang dibuat
sedemikian rupa agar tidak tergelincir saat berjalan dijalanan. Dengan mengetahui betapa
pentingnya gaya gesek beserta cara–cara menentukan terutama pada penerapannya
dibidang kehidupan sehari–hari maupun bidang–bidang yang lain. maka dilakukan
praktikum ini untuk memperjelas pemahaman konsep gaya gesek beserta faktor – faktor
yang mempengaruhinya.

1.2 . Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
Mempelajari Gaya gesek, menentukan koefisien gesek statis dan kinetik suatu benda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan
dengan arah gaya sejajar permukaan benda dan berlawanan dengan arah gerak benda.
Ada dua jenis gesekan bila ditinjau dari bergerak dan tidaknya suatu benda, yaitu jika
benda tidak bergerak, maka gesekannya disebut dengan gesekan statis dan jika gaya yang
dikerjakan cukup untuk menggerakkan benda, maka gesekannya disebut dengan gesekan
kinetik.
Gaya gesekan statis (fs) maksimum antara dua permukaan kering tanpa pelumas
memenuhi dua hukum empiris berikut : (1) gaya tersebut tidak bergantung luas daerah
kontak, dalam batas yang cukup lebar dan (2) besarnya sebanding dengan gaya normal
(gaya yang dilakukan oleh benda yang satu pada benda lainnya dalam arah tegak lurus
pada bidang antarmuka lainnya pada keduanya). Gaya ini muncul karena benda tidak
pernah tegar sempurna. Untuk benda yang diam atau meluncur di atas meja horizontal
gaya normal sama dengan gaya berat benda.
Sedangkan gaya gesekan kinetik (fk) antara dua permukaan benda kering tanpa
pelumas, juga memenuhi kedua hukum pada gaya gesekan statik. Selain itu gaya gesekan
kinetik juga tidak bergantung pada laju relative gerak permukaan yang satu di atas
permukaan lainnya.
Perbandingan gaya gesekan terhadap gaya normal disebut koefisisen gerak. Jika
gaya gesekannya statik maka koefisien geseknya juga koefisien gesek statik dan
sebaliknya dan di lambangkan µ. Baik µs (koefisien gesek statik) dan µk (koefisien gesek
kinetik) adalah konstanta tak berdimensi yang merupakan perbandingan dua buah gaya
yang bergantung pada sifat kedua permukaan yang bersentuhan.
Selain itu koefisien gesekan juga bergantung pada banyak variabel seperti,
pengolahan permukaan, lapisan permukaan, suhu, derajat pengotoran. Secara eksperimen,
ditemukan bahwa gaya gesek begantung pada gaya yang mendorong permukaan benda,
yakni Fn, yang merupakan gaya normal dan sifat permukaan yang bersentuhan. Hasil
eksperimen tersebut dapat ditulis secara matematis :

Fg = µFn ................... (1)

Pada persamaan tersebut µ disebut dengan koefisien gesekan, sebuah konstanta


yang besarnya bergantung pada karakteristik permukaan yang bersentuhan. Selain itu
penyebab terjadinya gesekan adalah kombinasi dari tiga hal, yakni kekasaran permukaan,
gaya tarik menari antaramolekul tak sejenis, dan deformasi. Sebagai contoh untuk melihat
pengaruh gaya gesek pada benda bergerak melingkar beraturan adalah dengan melihat
uang logam yang melingkar dalam arah horisontal (Hernawati, 2013: 55-65).
Pengembangan set eksperimen fisika digital dapat dilakukan oleh dosen maupun
mahasiswa. Namun, pengembangan set eksperimen fisika yang banyak dijumpai salah
satunya adalah set eksperimen bidang miring untuk menentukan koefisien gerak statis.
Diketahui bahwa penentuan koefissien gesek dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
dengan menggunakan balok yang ditarik dengan katrol pada bidang datar, balok yang
meluncur pada bidang miring, dan balok yang ditarik dengan katrol pada bidang miring.
Nilai koefisien gesekan statis µs sebenarnya dapat diacari dari nilai fs, g dan m
yang diperoleh dari eksperimen. Tetapi, perhitungan secara langsung mengandung
beberapa kelemahan, yaitu tidak dapat dicek atau diuji apakah rumus teoritis dalam
model berlaku umum, tidak dapt dideteksi perhitungan µs dan ralatnya masih relatif besar.
(Winingsih dan Hidayah, 2017: 121-126).
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah gerak benda.
Terdapat dua jenis gaya gesek yakni gaya gesek statis (fs) dan gaya gesek kinetis (fk).
Gaya gesek statis bekerja pada benda yang belum bergerak. Koefisien gesek statis
dinotasikan dengan µs (lebih bebas dari koefisien gerak kinetis).

Fs = µs . N ................... (2)

Ketika tidak ada gesekan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai nol hingga
gaya gesek maksimum. Sedangkan, gaya kinetis atau dinamis (Fgk) adalah gesekan yang
terjadi jika dua benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Gaya
gesekan kinetik terjadi saat benda dalam keadaan bergerak.
Fk = µk . N ................... (3)

Ketika meja sedang bergerak maka gaya gesek yang bekerja pada meja yang
sedang bergerak gaya gesek yang bekerjanya merupakan gaya gesek kinetisnya
(Tipler, 2001: 124).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling bersentuhan,
sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya
sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika sebuah benda bergerak, tonjolan-tonjolan
mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat atom, sebuah tonjolan pada
permukaan menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga
gaya-gaya listrik diantara atom dapat membentuk ikatan kimia sebagai penyatu diantara
dua permukaan benda yang bergerak tersebut (Giancoli, 2001: 108).
Bila suatu benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehinga membentuk sudut Ɵ
sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gerakan statik antara benda dan bidang
diberikan oleh persamaan :
µs = tan Ɵc ................... (4)
Dengan Ɵc adalah sudut pada saat...................
benda tepat (2) akan bergerak, yang disebut sudut

kritis. Koefisisen gesek statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan
keadaan benda tepat akan bergerak / meluncur. Pada saat sudut-sudut tertentu yang lebih
besar dari Ɵc, balok meluncur lurus berubah beraturan. Dengan mengukur percepatan ax,
maka koefisien gesekan µk dapat dihitung dengan rumus diatas (Tipler, 2001: 125).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika benda
belum bergerak disebutgaya gesek statis, gaya gesek statis maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya
gesek juga yang terjadi antara dua benda tersebut berkurang. Gaya gesekan yang bekerja
pada saat benda bergerak adalah gaya gesek kinetiknya ( Halliday dkk, 2001: 97).
Gaya gesekan dapat juga bekerja ketika tidak terdapat gerak relatif. Jika mencoba
meluncurkan sebuah kotak yang berisi buku-buku diatas lantai, kotak itu mungkin saja
tidak bergerak sama sekali karena lantai memberikan suatu gaya gesekan yang besarnya
sama dengan arah yang berlawanan pada kotak. Dalam situasi tertentu, gaya gesekan
statik aktual dapat mempunyai besar berapapun antara nol (bila tidak terdapat gaya lain
yang sejajar dengan permukaan) dan nilai maksimumnya yang diberikan oleh µsn. Dalam
lambang :
µs = tan Ɵc ................... (5)

Dalam beberapa situasi, permukaan-permukaan tersebut akan menempel (gesekan


statik) dan menggelincir (gesekan kinetik) secara bergantian. Fenomena menempel-
tergelincir terjadi pada bunyi berdecit yang dikeluarkan oleh bilah-bilah wiper ketika
permukaan kaca mobil kering. Sebagai contoh yang positif adalah gerakan tongkat biola
ketika meggesek senar (Young dkk, 2002: 154).
Gaya gesekan yang bekrja pada pada dua permukaan benda yang bersentuhan
atau bersinggungan, gaya geseknya bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda.
Gaya gesek dipengaruhi oleh kondisi pelumasan pada benda kerja ang bersinggungan
satu dengan benda lainnya. Kekasaran permukaan mempengaruhi koefisien gesek pada
bidang kontak. Koefissien gesek bidang kontak dapat diubah dengan memberikan
pelumas pada permukaanya. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah
benda padat misalnya gaya gesek statis dan kinetis. Gaya gesek dapat merugikan dan juga
dapat bermanfaat. Bila permukaan suatu benda benda saling kontak, maka permukaan
bergerak terhadap benda lainnya dan menimbulkan gaya tangensial disebut gaya gesek.
Gaya gesekan adalah gaya yang berbandig lurus degan kondisi pelumasan pada
permukaan benda kerja yang bersinggungan. Gaya gesek statis (Fgs) adalah gesekan
antara dua benda padat yang tiak bergerak relatif satu sama lainnya. Gaya gesek kinetis
atau dinamis (Fgk) adalah gesekan yang terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan. Gaya gesek kinetik terjadi saat benda dalam keadaan
bergerak. Sebuah spesimen dengan berat (w) terletak diatas bidang miring dengan sudut
kemiringan (Ɵ) terhadap horizontal (Fitrianto dkk, 2015: 13-18).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat dari percobaan ini adalah :
1. Seperangkat anak timbangan : Berfungsi sebagai penambah beban agar
benda bergerak dalam pengukuran koefisien gesek .
2. Mistar : Berfungsi untuk mengukur panjang lintasan dari benda miring .
3. Katrol : Berfungsi untuk mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk
mengangkat suatu beban .
4. Busur : Berfungsi untuk mengukur sudut kemiringan .
5. Papan luncur : Berfungsi untuk bidang luncur dari benda yang diukur
koefisien gesekannya .

3.1.2 Bahan
Bahan dari percobaan ini adalah :
1. Balok kayu : Sebagai objek yang digunakan untuk mengukur koefisien
gesek.
2. Tali : Berfungsi untuk mengikat balok

3.2 Cara kerja


3.2.1 Koefisien gesek statis
1. Diletakkan papan luncur pada posisi horizontal
2. Dipasang katrol pada salah satu ujung papan
3. Ditimbang massa balok 𝑚0 kemudian diikat balok dengan tali
4. Diletakkan balok tersebut diatas bidang papan luncur
5. Diberi beban 𝑚1 pada tali dicatat hasil pengamatan pada tabel data
6. Ditambahkan massa benda 𝑚1 secara bertahap sampai balok tepat pada saat
meluncur
3.2.2 Koefisien gesek kinetis
1. Ditimbang massa balok 𝑚0 dan diletakkan balok diatas bidang papan luncur yang
miring
2. Diberi beban 𝑚1 pada tali
3. Ditambahkan massa beban 𝑚1 dan 𝑚2 secara bertahap sampai balok tepat
meluncur . diamati dengan teliti gerakan balok dan dikur waktu lamannya balok
meluncur diatas bidang miring
4. Ditentukan panjang bidang miring yang dilalui oleh balok dan diulangi percobaan
lima kali dnegan mengubah kemiringan papan
5. Dicatat semua data pengamatan pada tabel data
3.3 Gambar Alat
1. Papan luncur

Keterangan :
1. Lintasan papan luncur

2. Katrol

1
2

Keterangan :
1. Titik tumpu
2. Katrol

3. Seperangkat Anak Timbangan

Keterangan :
1. Anak timbangan
4. Busur Derajat

2 3
Keterangan :
1. Garis vertikal
2. Pusat busur
3. Garis hozontal

5. Mistar

Keterangan :
1. Skala mistar
2. Badan mistar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Koefesien Gesek Statis
Percep
Gaya Waktu
Massa atan Gaya Kecep
Beban yang Koefesi yang di
No balok gravita normal atan
(kg) bekerj en gesek perlukan
(kg) si (N) (m/s)
2
a (N) (s)
(m/s )
1. 0,2855 0,2 9,8 1,96 2,79 0,70 1 0,5
2. 0,2855 0,21 9,8 2,05 2,79 0,75 0,8 0,62
3. 0,2855 0,22 9,8 2,15 2,79 0,77 0,7 0,71
4. 0,2855 0,23 9,8 2,25 2,79 0,80 0,7 0,71
5. 0,2855 0,24 9,8 2,35 2,79 0,84 0,6 0,83

4.1.2 Koefesien Gesek Kinetik


Percep
Gaya Waktu
Massa atan Gaya Koefesi Kecep
Beban yang yang di
No balok gravita normal en atan
(kg) bekerja perluka
(kg) si (N) gesek (m/s)
(N) n (s)
(m/s2)
1. 0,2855 0,25 9,8 1,225 2,423 0,5 0,7 0,71
2. 0,2855 0,3 9,8 1,470 2,423 0,6 0,6 0,83
3. 0,2855 0,35 9,8 1,715 2,423 0,7 0,5 1
4. 0,2855 0,4 9,8 1,960 2,423 0,8 0,4 1,25
5. 0,2855 0,45 9,8 2,205 2,423 0,9 0,3 1,6
4.2. Perhitungan
4.2.1. Koefesien Gesek Statis
a. Data ke – 1
1. f s  m.g

 0,2kg.9,8m / s 2
= 1,96N

2. Gaya normal
N  m.g

 0,2855kg.9,8m / s 2
 2,79 N

3. Koefesien gesek

fs 1,96 N
s    0,70
N 2,79 N

4. Kecepatan
s 0,5m
V    0,5m / s
t 1s

5. Waktu
t  1s

6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

b. Data ke – 2
1. f s  m.g
2
= 0,21kg.9,8m / s
 2,05 N
2. Gaya normal

N  m.g
 0,2855kg.9,8m / s 2
 2,79 N
3. Koefesien gesek

fs 2,05 N
s    0,73
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V   0,62m / s
t 0,8s
5. Waktu
t  0s  0,8s  0,8s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

c. Data ke – 3
1. f s  m.g
2
= 0,22kg.9,8m / s
 2,15 N
2. Gaya normal

N  m.g
 0,2855kg.9,8m / s 2
 2,79 N
3. Koefesien gesek

fs 2,15 N
s    0,77
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V    0,71m / s
t 0,7 s
5. Waktu
t  0s  0,7 s  0,7 s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

d. Data ke – 4
1. f s  m.g
2
= 0,23kg.9,8m / s
 2,25 N
2. Gaya normal

N  m.g
 0,2855kg.9,8m / s 2
 2,79 N
3. Koefesien gesek

fs 2,25 N
s    0,80
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V    0,71m / s
t 0,7 s
5. Waktu
t  0s  0,7 s  0,7 s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

e. Data ke – 5
1. f s  m.g
2
= 0,23kg.98m / s
 22,5 N
2. Gaya normal

N  m.g
 0,2855kg.9,8m / s 2
 2,79 N
3. Koefesien gesek

fs 22,5 N
s    0,80
N 2,79 N
4. Kecepatan
s 0,5m
V    0,71m / s
t 0,6s
5. Waktu
t  0s  0,7 s  0,7 s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

4.2.2. koefesien gesek kinetis


a. Data ke – 1
1. fk  m.g. sin 

 0,25kg.9,8m / s 2 . sin 30


1
 0,25kg.9,8m / s 2 .
2
 1,225 N
2. Gaya normal
N  m.g. sin 

 0,2855kg.9,8m / s 2 . cos 30

 0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
 2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,225 N
k    0,5
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V    0,71m / s
t 0,7 s

5. Waktu
t  0s  0,7 s  0,7 s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

b. Data ke – 2
1. fk  m.g. sin 

 0,3kg.9,8m / s 2 .30
1
 0,3kg.9,8m / s 2 . .
2
 1,47 N
2. Gaya normal
N  m.g . cos 

 0,2855kg.9,8m / s . cos 30 
2

 0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
 2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,47 N
k    0,6
N 2,423N
4. kecepatan
s 0,5m
V    0,85m / s
t 0,6s
5. Waktu
t  0s  0,7 s  0,7 s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

c. Data ke – 3
1. fk  m.g. sin 

 0,35kg.9,8m / s 2 . sin 30


1
 0.35kg.9,8m / s 2 .
2
 1,715 N
2. Gaya normal
N  m.g. sin 

 0,2855kg.9,8m / s 2 . cos 30

 0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
 2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,715 N
k    0,7
N 2,423N
4. kecepatan

s 0,5m
V    1m / s
t 0,5m
5. Waktu
t  0s  0,5s  0,5s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

d. Data ke – 4
1. fk  m.g. sin 

 0,4kg.9,8m / s 2 .1 / 2
1
 0,4kg.9,8m / s 2 .
2
 1,96 N
2. Gaya normal
N  m.g. sin 

 0,2855kg.9,8m / s 2 . cos 30

 0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
 2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 1,96 N
k    0,8
N 2,423N
4. kecepatan

s 0,5m
V    1,25m / s
t 0,8s
5. Waktu
t  0s  0,8s  0,8s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100

e. Data ke – 5
1. fk  m.g. sin 

 0,45kg.9,8m / s 2 . sin 30


1
 0,45kg.9,8m / s 2 .
2
 2,205 N
2. Gaya normal
N  m.g. sin 

 0,2855kg.9,8m / s 2 . cos 30

 0,2855kg.9,8m / s 2 . 1 / 2 3
 2,423 N
3. Koefesien gesek
fk 2,205 N
k    0,9
N 2,423N
4. kecepatan

s 0,5m
V    0,71m / s
t 0,3s
5. Waktu
t  0s  0,3s  0,3s
6. Jarak
50cm
s  0,5m
100
4.3 Ralat
4.3.1 Koefisien Gesek Statis
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,70 -0,068 4,624 x 10-3
X2 0,73 -0,038 1,444 x 10-3
X3 0,77 0,002 4 x 10-3
X4 0,80 0,032 1,024 x 10-3
X5 0,84 0,072 5,184 x 10-3

X 0,768 Σ ( X - X )2 0,01228

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN =
X
√∑(0,01228)2 0,0554
= 5−1
= 0,768
x100%
0,01228
=√ =7,213%
4

=√3,07x10-3
= 0,0554

4.3.2 Koefisien Gesek Kinetis


Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,5 -0,2 0,04
X2 0,6 -0,1 0,01
X3 0,7 0 0
X4 0,8 0,1 0,01
X5 0,9 0,2 0,04

X 0,7 Σ ( X - X )2 0,1

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,1)2 0,1581
= = x100%
5−1 0,7
0,1
=√ 4 =22,585%

=√0,025
= 0,1581
4.3.3 Kecepatan Gesek Statis
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,5 -0174 0,030276
X2 0,62 -0,054 2,916 x 10-3
X3 0,71 0,036 1,296 x 10-3
X4 0,71 0,036 1,296 x 10-3
X5 0,83 0,156 0,024336

X 0,674 Σ ( X - X )2 0,06012

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = RN = x 100%
𝑛−1
X
√∑(0,06012)2 0,1225
= = x100%
5−1 0,674
0,06012
=√ 4
=18,175 %
=√0,01503
= 0,1225

4.3.4 Kecepatan Gesek Kinetis


Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 0,71 0,368 0,135424
X2 0,83 -0,248 0,061504
X3 1 -0,078 6,084 x 10-3
X4 1,25 0,172 0,029584
X5 1,6 0,522 0,304704

X 1,078 Σ ( X - X )2 0,5373

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = RN = x 100 %
𝑛−1
X
√∑(0,5373)2 0,3664
= 5−1
= 1,078
x100%
0,5373
=√ 4
=33,98 %

=√0,1343
= 0,3664
4.3.5 fs
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 1,96 -0,0192 0,036864
X2 2,05 -0,102 0,010404
X3 2,15 -0,002 0,000004
X4 2,25 0,098 9,604 X 10-3
X5 2,35 0,0198 0,019204

X 2,152 Σ ( X - X )2 0,09608

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,09608)2 0,1549
= 5−1
= 2,152
x100%
0,09608
=√ 4
=7,197 %
=√0,02402
= 0,1549

4.3.6 fk
Pengukuran X ( X- X ) (X- X )2
X1 1,225 -0,49 0,2401
X2 1,470 -0,245 0,060025
X3 1,715 0 0
X4 1,960 0,245 0,060025
X5 2,205 0,49 0,2401

X 1,715 Σ ( X - X )2 0,60025

√∑(X− X )2 𝑅𝑀
RM = 𝑛−1
RN = x 100 %
X
√∑(0,60025)2 0,387
= 5−1
= 1,715
x100%
0,60025
=√ 4
=22,5 %
=√0,15005
= 0,387
4.4 Pembahasan
Besarnya gaya gesek suatu permukaan dengan benda bergantung pada kekasaran
permukaan benda dan bidang yang bersentuhan, selain itu juga dipengaruhi oleh gaya
normal (N) yang diberikan oleh bidang pada benda. Tingkat kekasaran suatu permukaan
dinyatakan dengan koefisien gesekan. Koefisien gesekan statis dicari dengan
menggunakan balok yang diletakkan di atas papan horizontal dan diikat dengan beban
pada katrol di salah satu ujung papan. Pada percobaan ini massa tali dan massa katrol
diabaikan. Sedangkan untuk koefisien gesekan kinetis dapat dicari dengan menggunakan
balok yang diletakkan pada bidang miring dengan beban yang sudah dihubungkan pada
katrol.
Besar kecilnya nilai koefisien gesek dipengaruhi oleh massa balok dan massa
beban. Menurut literature, nilai koefisien gesekan selalu berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤
µk ≤ 1), dan nilai koefisien gesekan statis lebih besar dibandingkan nilai koefisien
gesekan kinetis. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai
koefisien gesekan statis (µs) lebih besar dibandingkan nilai koefisien gesekan kinetis (µk).
Nilai rata-rata koefisien statis (µs) adalah sebesar 0,768 sedangkan nilai koefisien gesekan
kinetis (µk) adalah sebesar 0,7. Meskipun perbedaannya hanya sedikit namun dari hasil
percobaan ini telah membuktikan bahwa nilai koefisien gesekan statis selalu lebih besar
daripada nilai koefisien gesekan kinetis (µs > µk).
Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan atau
bersinggungan, gaya geseknya bekerja berlawanan terhadap kecepatan benda. Gaya
gesekan diperngaruhi oleh kondisi pelumasan pada benda yang bekerja dan
bersinggungan satu sama lain. Menurut literature, pada permukaan benda yang kering
atau tanpa pelumas, besar gay agesekan sebanding dengan gaya normal. Kekasaran
permukaan mempengaruhi koefisien gesekan pada bidang kontak. Koefisien gesekan
bidang kontak dapat diubah dengan memberikan pelumas pada pemukaannya.
Semakin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan maka akan semakin
besar gesekan yang ditimbulkan. Ketika sebuah balok meluncur pada pemukaan yang
kasar, maka hal ini akan berpengaruh terhadap nilai gesekan. Ketika gesekan semakin
besar maka ini akan berpengaruh terhadap laju pergerakan balok yang akan melambat.
Berdasarkan data percobaan, kekasaran permukaan objek juga mempengaruhi gaya
gesekan, selain itu juga koefisien gesekan (µ), gaya normal (N) dan besarnya gaya tarik
juga dapat mempengaruhi besar kecilnya gaya gesekan yang terjadi. Besar sudut
kemiringan yang diperlukan suatu objek untuk meluncur berbanding terbalik dengan
waktu yang diperlukan, dimana semakin besar sudut kemiringannya maka semakin
sedikit waktu yang diperlukan.
Apabila permukaan bidang kasar ataupun permukaan baloknya yang kasar maka
gaya gesekannya akan menjadi besar. Gaya gesekan yang besar akan membutuhkan
waktu yang lama untuk meluncur, karena nilai koefisien gesekannya yang kecil. Waktu
yang dibutuhkan agar balok dapat meluncur pada bidang horizontal akan lebih lama
dibandingkan balok yang meluncur pada bidang miring. Hal ini terjadi karena, koefisien
gesekan statis (µs) yang selalu lebih besar dibandingkan dengan koefisien gesekan kinetis
(µk).
Untuk gaya gesekan yang selalu berbanding lurus dengan massa beban. Ketika
dilakukan penambahan massa beban maka nilai gaya gesekannya akan ikut bertambah
seiring dengan penambahan beban. Gaya gesekan yang berbanding lurus dengan massa
beban ini berlaku untuk gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.
Pada gesekan statis dampak dari beban berat ialah semakin besarnya dan semakin
cepat benda tertarik ke titik acuan benda yang tertarik tersebut menyebabkan waktu yang
digunakan untuk suatu benda bergerak semakin cepat dengan berat beban bervariasi
memberikan waktu dan percepatan. Dimana waktu semakin besar beban maka waktu
akan semakin cepat. Sehingga hal inilah yang mampu menjadikan massa berbanding
terbalik dengan kecepatan dan waktu yang dibutuhkan benda bergerak. Sedangkan pada
saat beban dari balok tersebut ringan menyebabkan benda akan lambat untuk menuju titik
asal, terutama pada permukaan bidang yang kasar. Pada bidang kasar, benda akan sulit
bergerak karena gaya yang diberikan pada tali sangat kecil sehingga benda akan sulit
bergerak.
Seperti yang terjadi saat mendorong benda seperti meja besar dan meja kecil. Akan
lebih mudah mendorong meja yang kecil dibandingkan dengan mendorong meja yang
berukuran lebih besar. Itu artinya gaya gesek mempengaruhi gerak benda karena gaya
gesek akan menarik benda ke arah yang berlawanan.
Seperti yang telah diuraikan, massa beban akan berbanding terbalik dengan
kecepatan balok. Berdasarkan hasil percobaan, ketika dilakukan penambahan beban maka
kecepatan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena ketika beban ditambahkan ini
akan menjadikan balok semakin cepat melakukan peluncuran terhadap bidang. Seperti
yang sudah dijelaskan bahwa waktu akan berbanding terbalik dengan kecepatan. Ketika
suatu benda meluncur dalam waktu yang cepat, maka kecepatan benda tersebut
melakukan kecepatan yang lambat.
Pada gaya gesekan statis massa balok dengan kecepatan berbanding lurus artinya
kedua massa dan benda ini saling mempengaruhi satu sama lain. Bila massa balok yang
digunakan ringan maka benda akan diam sehingga kecepatannya ialah nol. Hal ini terjadi
karena gaya total atau resultan dari gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan
nol. Artinya apabila dihubungkan dengan hukum Newton yaitu sesuai dengan persamaan
F = 0
Artinya a = 0. Benda yang diam akan tetap diam selama jumlah gaya yang bekerja
padanya sama dengan nol atau benda yang bergerak dengan kecepatan tetap selama
resultan gaya yang bekerja padanya sama dengan nol. Begitu juga ada kaitannya saat
benda bergerak yaitu dengan persamaan hukum Newton III, yaitu
Faksi = Freaksi
Jika sebuah benda memberikan gaya pada benda lain, maka benda itu akan
mendapatkan gaya dari benda lain dengan besar gaya yang sama dan arah yang
berlawanan dari gaya pertama. Maka dari penjelasan yang sudah dipaparkan, bahwa pada
benda bekerja gaya gesekan statis atau gaya gesekan kinetis, tergantung pada seberapa
besar gaya yang bekerja pada benda. Khusus untuk gaya gesekan statis sebenarnya
memiliki nilai dari minimum hingga nilai maksimumnya yaitu fs (ketika benda tepat akan
bergerak), sedangkan gaya gesekan kinetis hanya memiliki satu nilai saja. Sehigga grafik
hubungan antara gaya luar dengan gaya gesekan yang mempengaruhi benda yang dalam
keadaan diam.
Pengaruh jarak atau panjang bidang luncur juga akan mempengaruhi kecepatan.
Namun pada saat melakukan percobaan, praktikan hanya menggunakan badang luncur
dengan panjang 0,5 m untuk setiap percobaan dan tidak melakukan perubahan panjang
sehingga tidak ada variasi dalam penggunaan jarak tempuh. Tapi menurut literature,
panjnag papan luncur berbanding lurus dengan kecepatan.
Kecepatan, waktu dan panjang atau jarak yang ditempuh oleh benda memiliki
hubungan. Dimana hubungan antara kecepatan (v), waktu (t) dan jarak (s) dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
𝑠
𝑣=
𝑡
Pada koefisien gesekan kinetis (µk), yang mana balok diluncurkan pada bidang
miring. Setiap bidang miring akan mempunyai sudut kemiringan. Sudut kemiringan akan
berpengaruh pada nilai gaya gesekan yang akan digunakan untuk menghitung besarnya
nilai koefisien gesekan kinetis (µk).
Ketika sudut kemiringan bidang lebih besar besar benda benda yang lebih berat
dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan
hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan mengalami tekanan pada bidang lebih
kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan yang lebih kecil pula.
Sudut kemiringan tidak berpengaruh secara langsung pada koefisien gesekan
kinetis (µk) melainkan sudut kemiringan berpengaruh pada gaya gesekan kinetis secara
langsung, karena gaya gesekan dipengaruhi oleh gaya normal (N) pada bidang miring
yang dapat dipengaruhi oleh massa dan kemiringan bidang miring.
Pengaruh dari besar sudut dalam gaya gesek ialah semakin tinggi atau semakin
besar sudut, maka benda akan meluncur semakin cepat dari titik awal ke titik akhir.
Semakin besar sudur, maka koefisien geseknya semakin besar pula. Begitu pula
sebaliknya, pada percobaan gaya gesek kinetis. Jika sudut diperbesar, maka benda akan
lambat bergerak dari titik awal ke titik acuan, sehingga waktu untuk sampai semakin
lama.
Pada bidang horizontal terdapat beberapa macam gaya yang bekerja padanya,
seperti gaya normal (N), gaya tegangan tali (T) dan gaya gesekan (f). Sedangkan pada
bidang miring gaya yang bekerja antara lain gaya berat (W), gaya normal (N), gaya
tegangan tali (T), dan juga gaya gesekan (f).
Gaya normal yang disimbilkan dengan N adalah gaya yang selalu mengarah ke atas
dari pusat benda. Gaya normal (N) termasuk dalam gaya kontak. Pada bidang miring,
gaya normal (N) dipengaruhi oleh massa dan percepatan gravitasi bumi, serta besarnya
sudut, sedangkan pada bidang horizontal gaya normal hanya dipengaruhi oleh massa dan
percepatan gravitasi bumi. Peranan dari gaya normal terhadap gerak benda yang sudah
diketahui bahwa gaya normal (N) memberikan pengaruh pada besarnya gaya gesekan.
Semakin besar gaya normal, maka semakin besar juga gaya gesekan yang terjadi. Jadi,
dapat dikatakan bahwa gaya normal berbanding lurus dengan gaya gesekan.
Gaya berat (W) adalah gaya yang selalu mengarah ke pusat bumi. Gaya berat pada
bidang horizontal nilainya akan sama dengan besarnya gaya berat (W = N). Namun, pada
bidang miring gaya berat dipengaruhi juga oleh besarnya sudut kemiringan yang
terbentuk pada bidang.
Gaya gesekan (f) adalah gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah benda.
Gaya gesekan selalu dipengaruhi oleh nilai koefisien gesekan (µ) dan nilai gaya normal
(N). Gaya gesekan juga termasuk ke dalam gaya kontak.
Gaya tegangan tali (T) adalah gaya tegangan yang berada pada sebuah tali yang
meregang pada saat dihubungkan pada sebuah benda seperti pada bidang miring.
Tegangan akan muncul saat benda itu ditarik, digantung dan ditahan. Hal ini dapat
berpengaruh pada kecepatan meluncurnya balok.
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Gaya gesekan adalah gaya yang bekerja pada permukaan dua benda yang saling
bersentuhan yang mengakibatkan benda mengalami perlambatan dan berlawanan arah
datangnya gaya. gaya gesek dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu gravitasi bumi.
tingkat kemiringan benda dan jenis permukaan benda. gaya gesek dibagi menjadi dua,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. gaya gesek statis adalah gaya gesek yang
terjadi bila pada benda dengan lintasan mendatar. pada percobaan kali ini praktikn
menggunakan balok sebagai objek pengamatan. dalam menentukan koefisien geseknya
digunakan persamaan :

𝜇s =𝐹𝑠

𝑁
Sedangkan gaya kinetis adalah gaya gesek yang terjadi pada benda yang meluncur
pada lintasan miring, dalam percobaan kali ini praktikan menggunakan balok sebagai
objek pengamatannya, dan rumus mencari koefisien geseknya adalah :

𝜇s =𝐹𝑘

𝑁
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan bisa lebih teliti lagi dalam melakukan praktikum dan ada
baiknya kedepannya praktikan mengetahui bagaimana prosedur kerja alat dan alat yang
digunakan memiliki kualitas yang lebih baik, agar selama percobaan tidak ada kendala
dah hasil yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianto, M.B., dkk. 2015.”Pengujian Koefisien Gesek Permukaan Plat Baja ST 37 Pada
Bidang Miring Terhadap Viskositas Pelumas dan Kekasaran Permukaan”. Jurnal
Momentum. Vol. 11(1) : 13-18.
Giancoli, dkk. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hernawati. 2013. “Mengetahui Koefisien Gesek Statik dan Kinetik Melalui Konsep
Gerak Melingkar Berarutan”. Jurnal Teknosains. Vol. 7(1) : 55-65.
Tipler, P.A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta Erlangga.
Winingsih, P.H. dan Hidayah. 2017. “Eksperimen Gaya Gesek Untuk Menguji Nilai
Koefisien Gesekan Statis Kayu Pada Kayu Dengan Program Matlab”. Jurnal
Science Tech. Vol. 3(2) : 121-126.
Young, dkk. 2001. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.
EVALUASI AKHIR

A. Koefisien Gesekan Statis


1. Grafik Hubungan Antara Gaya Tegangan Tali T dengan Gaya Normal N

Hubungan Gaya Tegangan Tali dengan Gaya Normal


3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1.96 2.05 2.15 2.25 2.35

2. Koefisien Gesekan Statis


𝐹𝑠 1,96 𝑁
X1. µs = = = 0,70
𝑁 2,79 𝑁
𝐹𝑠 2,05 𝑁
X2. µs = 𝑁
= 2,79 𝑁 = 0,73
𝐹𝑠 2,15 𝑁
X3. µs = = = 0,77
𝑁 2,79 𝑁
𝐹𝑠 2,25 𝑁
X4. µs = 𝑁
= 2,79 𝑁
= 0,80
𝐹𝑠 2.35 𝑁
X5. µs = 𝑁
= 2,79 𝑁 = 0,84

B. Koefisien Gesekan Kinetis


1. Grafik Hubungan Antara Gaya Penggerak F dan Gaya Normal N

Hubungan Gaya Penggerak dan Gaya Normal


3
2.5 Gaya Normal,
2.423
2
1.5
1
0.5
0
1.225 1.47 1.715 1.96 2.205
2. Koefisien Gesekan Kinetis
𝐹𝑘 1.225 𝑁
X1. µk = = = 0,5
𝑁 2,79 𝑁
𝐹𝑘 1.470 𝑁
X2. µk = = = 0,6
𝑁 2,79 𝑁
𝐹𝑘 1.715 𝑁
X3. µk = 𝑁
= 2,79 𝑁
= 0,7
𝐹𝑘 1.96 𝑁
X4. µk = 𝑁
= 2,79 𝑁
= 0,8
𝐹𝑘 2.205 𝑁
X5. µk = 𝑁
= 2,79 𝑁
= 0,9

Anda mungkin juga menyukai