Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1.SITI JUMRIANI
2.KASMIRA
3.PUTRI REZKI AULIA ILHAM
4.ST.KHALIJAH NUR
5.AHMAD FAISAL
6.HAMSA
7.AKBAR
KELAS : X IPS 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Kedisiplinan. Tak lupa shalawat dan salam
semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga para sahabat
dan seluruh umatnya.
Kedua kalinya kami mengharap makalah tentang kedisiplinan siswa di sekolah ini dapat
memberikan sedikit pengetahuan bagi teman-teman dan bagi pembaca pada umumnya. Dan
ucapan terima kasih kepada pembimbing kami karena telah mengarahkan kami pada hal-hal
yang positif.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu
memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada teman maupun pembaca.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang ada relevansinya dengan
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil
apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
DAFTAR ISI
b. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini siswa dapat megetahui seberapa besar penerapan disiplin
yang sudah dilakukan dan dapat menyadari betapa pentingnya disiplin itu dalam perkembangan
pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan
motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB I
PENDAHULUAN
b. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini siswa dapat megetahui seberapa besar penerapan disiplin
yang sudah dilakukan dan dapat menyadari betapa pentingnya disiplin itu dalam perkembangan
pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan
motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Dan Perilaku Siswa Yang Dinilai Tidak Atau
Kurang Disiplin
A. Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Siswa
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku
negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini
tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam
narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak
hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan
internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat
tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan
penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang
siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan,
perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa
dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang
melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin,
sebagai berikut :
a. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.
b. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau
tidak disiplin.
c. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang
broken home.
d. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku,
tidak atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang
tidak disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan
pada umumnya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan
disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar
belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda
pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap
siswa dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
b. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang
mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh
setiap guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam
pergaulan pada umumnya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum.
Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung
tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran
yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
2.4. Upaya-Upaya Yang Bisa Di Lakukan Warga Sekolah Dalam Meningkatkan Penerapan
Disiplin
Terdapat beberapa cara untuk menanamkan disiplin pada anak didik baik itu
dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah diantaranya sebagai berikut:
A. Cara Otoriter
Pada cara ini guru menentukan aturan-aturan batasan yang mutlak yang harus ditaati oleh anak-
anak, dan anak harus tunduk dan patuh dan tidak ada pilihan lain. Akan tetapi dengan
mempergunakan sikap otoriter ini anak akan memperlihatkan reaksinya misal: menentang atau
melawan karena anak merasa dipaksa, maka menetang dan melawan, bisa ditampilkan dalam
tingkah laku yang melanggar norma dan menimbulkan persoalan pada dirinya. Cara otoriter
memang biasa digunakan pada permulaan menanamkan disiplin
B. Cara Bebas
Pada cara bebas ini pengawasan menjadi berkurang, anak sudah terbiasa mengatur dan
menentukan sendiri apa yang dianggapnya benar, pada umumnya kesadaran ini terjadi pada
keluarga. Keluarga yang keduanya bekerja dan tidak ada waktu untuk mendidik anak dengan
baik, yang mana orang tua lebih melimpahkan anak kepada guru. Sedangkan orang tua sendiri
hanya bertindak sebagai polisi yang mengawasi, menegor dan mugkin memahrahi. Orang tua
tidak bisa berintraksi langsung dengan anak. Oleh karena itu hubungana anak dengan orang tua
tidak baik, dan anak akan merasa sendiri sehingga menjadikan perkembnagan kepribadinya
tidak terarah.
C. Cara Demokratis
Cara ini dilakukan dengan cara memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun
kebebasan disini tidak mutlak yaitu perlu adanya bimbingan penuh pengertian antara anak dan
guru atau orang tuanya. Dengan cara demokratis anak akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk
memperhatikan sesuatu tingkah laku dan memupuk kepervcayaan dirinya. Dan jika tingkah
lakunya tidak berkenan bagi teman-temanya maka anak mampu menghargai tutntutan pada
lingkungan sekolhnya.
Sedangkan Teknik-teknik penanaman disiplin adalah sebagai berikut :
A.Teknik yang berorientasi pada kasih sayang
Teknik ini dikenal dengan menanamkan disiplin dengan meyakinkan tanpa kekuasaan,
memberikan pujian dan menerangkan sebab-sebab sesuatu tingkah oleh anak, yang mana anak
memperkembangkan rasa tanggung jawab dan disiplin yang baik.
B. Teknik yang bersifat Material
Tehnik ini menggunakan hadiah-hadiah yang benar-benar berwujud atau hukuman mendidik
meyakinkan melalui kekuasaan(power assertive discipline)
Selanjutnya, Brown dan Brown mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam
proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang
kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang
harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.
b. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan
sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun
siswa dengan lingkungannya.
c. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan
dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
d. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses
belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta
akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
e. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai
hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan
untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan
pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.
f. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang
tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku
disiplin dan yang tidak disiplin.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran
atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah lingkungan
yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun yang melanggar mesti
berani mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap pelanggaran atas kepentingan umum
di dalam sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu
memahami bahwa nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan
demi tujuan lain yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Disiplin sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang menjamin
kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak
terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan
hal-hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar. Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti
kincir tanpa air.
3.2. SARAN
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin bisa
dilakukan diantaranya:
A. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka.
B. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan
mendorong kepatuhan siswa.
C. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga membantu
siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang
salah.