Oleh :
Dina Rahmawati
Dasar pemikiran :
Retensi urin (yang akut maupun kronis) merupakan ketidakmampuan untuk melakukan
urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. Dikatakan normal
jika volume residu urine adalah kurang atau sama dengan 50 ml, sehingga jika volume residu
urine lebih dari 200 ml dapat dikatakan abnormal dan biasa disebut retensi urine. Volume
residu urine normal adalah 25% dari total volume vesika urinaria. Retensi urin dapat
disebabkan karena kecemasan, pembesaran prostate, kelainan patologi uretra (infeksi, tumor,
kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih dan beberapa keadaan lain.
B. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Melakukan pemasangan kateter urin pada klien.
C. Prinsip-prinsip tindakan
1. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat
didekatkan ke klien
2. Pasang sampiran
3. Cuci tangan
4. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
5. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki
sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
6. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat
genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
7. Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis
dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan
memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih.
Letakkan pinset dalam bengkok
8. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10
cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan
cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter.
Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada
kandung kemih
9. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
10. Fiksasi kateter
11. Lepaskan sarung tangan
12. Klien dirapikan kembali
13. Alat dirapikan kembali
14. Mencuci tangan
15. Melaksanakan dokumentasi :
Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan
klien.
Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan
tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
D. Analisa tindakan keperawatan
Tindakan pemasangan kateter urin merupakan tindakan kolaborasi medis yang bertujuan
untuk mengatasi retensi urin dengan mengeluarkan urin pada klien sehingga distensi kandung
kemih bisa berkurang. Dengan pemasangan kateter selain dapat mengurangi rasa nyeri akibat
retensi urin juga bisa meminimalkan aktivitas klien sampai kondisi membaik sehingga rasa
ketidaknyamanan juga bisa diminimalkan.
G. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
▪ Observasi tanda-tanda vital.
▪ Berikan posisi yang nyaman
▪ Berikan teknik relaksasi bila nyeri belum berkurang
▪ Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
H. Evaluasi Diri
Pada pemasangan kateter ini, sudah berusaha mempertahankan prinsip steril. Untuk
meminimalkan hal-hal yang kurang steril, sudah berusaha minta bantuan dengan teman
sejawat yang lain. Air pengunci kateter juga sudah sesuai dengan ukuran kateter, dan sudah
dipastikan kateter terkunci. Fiksasi juga sudah dilakukan dengan baik.
Preseptor Presepte
(..............................................) (...............................................)