Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN

WISATA PANTAI LHOKNGA KECAMATAN LHOKNGA


KABUPATEN ACEH BESAR
Analysist of Suitability and Carrying Capacity of Lhoknga Beach Tourism
Lhoknga Subdistrit Aceh Besar District

Taufiq hidayat1), Hasan Sitorus2) dan Eka Budiyulianto2)


1)
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara (E-mail : taufiq.banjes02@gmail.com)
2
)Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

ABSTRACT
Lhoknga beach is one of the beaches located in the subdistrict of Lhoknga,
Aceh Besar District adjacent to Lampuuk beach and can be reached through the
way Banda Aceh-Calang. Lhoknga beach is an attraction area for peoples of
Banda Aceh, Aceh Besar and other areas that are nearby. This study was
conducted in December 2014 to April 2015. Results showed that the water quality
parameters in accordance with the quality standards based to Kep-
51/MENLH/2004 for tourist activities. Region in Lhoknga Beach as a whole falls
into the category of very suitable (S1) indicates the region had not barrier serious
to apply the treatment given or only a barrier that did not significantly affect used
and would not increase the input / level of treatment given to be used as a beach
resort (recreation, swimming, sunbathing, water sports and fishing). The level of
carrying capacity in the area of Lhoknga beach was 175 peoples/day or 1.225
peoples /week. The number of visitors who come to the coast about of 136
peoples / week.
Keywords : Aceh Besar, Carrying Capacity, Lhoknga Beach, Suitability.

PENDAHULUAN wisata pantai yaitu merupakan


Secara geografis Kabupaten kegiatan wisata yang mengutamakan
Aceh Besar terletak di antara 5˚ 2′– sumberdaya pantai dan budaya
5˚8′ LU dan 9˚50′–9˚58′ BT. Di masyarakat pantai seperti rekreasi,
sebelah Utara berbatasan dengan olahraga, menikmati pemandangan
SelatMalaka/Kota Banda Aceh, di dan iklim.
sebelah Selatan berbatasan dengan Ekowisata merupakan suatu
Kabupaten Aceh Jaya, disebelah konsep yang mengkombinasikan
Timur berbatasan dengan Kabupaten kepentingan industri kepariwisataan
Pidie dan di sebelah Barat berbatasan dengan para pencinta lingkungan,
dengan Samudra Indonesia. ekowisata pada saat sekarang ini
Pantai Lhoknga merupakan menjadi aktivitas ekonomi yang
salah satu pantai yang terdapat di penting yang memberikan
Kecamatan Lhoknga, Kabupaten kesempatan kepada wisatawan untuk
Aceh Besar berdekatan dengan mendapatkan pengalaman mengenai
pantai Lampuuk dan dapat ditempuh alam dan budaya untuk dipelajari dan
melalui jalur Banda Aceh–Calang. memahami betapa pentingnya
Berdasarkan konsep ekowisata konservasi keanekaragaman hayati
bahari dapat dikelompokkan sebagai dan budaya lokal.
Kawasan yang lestari data sekunder, data primer diperolreh
merupakan tujuan dari konsep berdasarkan pendekatan eksploratif
ekowisata. Pengendalian aktivitas dengan metode survey dan
dan jumlah wisatawan yang berada pengukuran langsung di lapangan,
pada Kawasan Pantai Lhoknga variabel yang diteliti adalah
merupakan satu diantara konsep parameter kualitas perairan serta
pelestarian lingkungan yang lestari, daya dukung kawasan, sedangkan
dengan menganalisis kesesuaian dan data sekunder diperoleh dari studi
tingkat daya dukung pada Kawasan pustaka berupa buku penunjang,
Wisata Pantai Lhoknga, diharapan laporan, penelitian-penelitian
pelestarian dapat tercapai. sebelumnya, artikel-artikel dan jurnal
serta informasi yang terkait seperti
METODE PENELITIAN Dinas Kebudayaan dan Parawisata
Penelitian ini telah Aceh Besar dan Kepala Desa
dilaksanakan pada bulan Desember (Geuchik) Desa Lhoknga Kecamatan
2014 sampai dengan bulan April Lhoknga.
2015. Lokasi penelitian ini berada di
kawasan obyek wisata Pantai Penentuan Responden
Lhoknga Kecamatan Lhoknga, Penentuan responden
Kabupaten Aceh Besar. Alat yang menggunakan teknik purposive
digunakan dalam penelitian ini sampling. Pertimbangan
adalah alat tulis, kamera, Global menggunakan metode purposive
Positioning System (GPS) untuk sampling, karena metode
menentukan titik koordinat, pengambilan sampel dengan cara ini
refraktometer untuk mengukur sengaja memilih responden
salinitas, DO (metode winkler) untuk berdasarkan kebutuhan data yang
mengukur oksigen terlarut dalam air, diinginkan dengan ketentuan peran
gayung untuk mengambil sampel air, serta (partisipasi) responden dalam
Secchi Disc untuk mengukur kegiatan wisata, pertimbangan lain
kecerahan perairan, Labu adalah memberikan informasi yang
Erlenmeyer, Gelas Ukur, Pipet, dibutuhkan dalam kegiatan penelitian
meteran untuk mengukur lebar Untuk menentukan besarnya
pantai, Termometer untuk mengukur jumlah responden atau sampel,
suhu perairan, pH meter untuk peneliti mengguanakan rumus Slovin
mengukut tingkat keasaman perairan, (Setiawan, 2007) yaitu sebagai
botol sampel untuk wadah sampel berikut:
air, Water Pass untuk mengukur N
tingkat kemiringan. Bahan yang 𝑛=
N. d2 + 1
digunakan aquades, regent untuk
mengukur DO, air sampel, data Keterangan :
sekunder dari berbagai instansi dan N = Populasi
data hasil kuisioner untuk n = Sampel
pengunjung serta hasil wawancara d = Galat Pendugaan (10%).
para pengunjung dan penduduk.
Deskripsi Area
Teknik Pengumpulan Data Penentuan stasiun mengguna-
Data yang diperlukan dalam kan teknik purpossive sampling,
penelitian ini berupa data primer dan Stasiun 1 terletak di sebelah selatan
Pantai Lhoknga, daerah ini mutu air laut untuk wisata bahari.
merupakan daerah yang dijadikan KEP- 51/MEN KLH 2004.
tempat berenang bagi anak-anak dan Analisis Indeks Kesesuaian Wisata
dekat dengan dermaga kapal PT SAI. Menurut Yulianda (2007)
Stasiun 2 terletak di bagian tengah rumus yang digunakan untuk
Pantai Lhoknga, pada daerah ini kesesuaian wisata pantai dan wisata
pengunjung hanya menjadikan bahari adalah:
tempat ini sebagai tempat untuk
menikmati pemandangan alam serta Ni
aktivitas berenang pada usia dewasa. IKW = ∑ 𝑥 100%
Nmax
Stasiun 3 terletak di sebelah Utara
Pantai Lhoknga, daerah ini Keterangan :
merupakan daerah yang dijadikan IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
tempat aktivitas surfing, berenang Ni = Nilai Parameter ke-i
dan menikmati pemandangan. Nmaks = Nilai maksimum dari suatu
kategori wisata
Analisis Data
Kondisi kualitas air Penentuan kesesuaian
Parameter kualitas air yang berdasarkan perkalian skor dan bobot
dianalisis adalah suhu, salinitas, pH, yang diperoleh dari setiap parameter.
kecerahan, DO (oksigen terlarut), Kesesuaian kawasan dilihat dari
BOD (Biochemical Oxygen tingkat persentase kesesuaian yang
Demand), bau, sampah. Hasil diperoleh penjumlah nilai dari
pengukuran parameter kualitas air seluruh parameter dapat dilihat pada
akan di bandingkan dengan KEP- Tabel 1.
51/MEN KLH 2004 tentang baku
Tabel 1. Kriteria kesesuaian lahan untuk wisata pantai.
No Parameter Bobot Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor
. S1 S2 S3 N
1. Kedalaman 5 0–3 3 >3–6 2 >6 – 10 1 >10 0
Perairan
2. Tipe pantai 5 Pasir 3 Pasir 2 Pasir 1 Lumpur, 0
putih putih, hitam, berbatu,
karang karang terjal
Terjal
3. Lebar pantai 5 >15 3 10-15 2 3-<10 1 <3 0
(m)
4. Material 3 Pasir 3 Karang 2 Pasir 1 Lumpur 0
dasar perairan berpasir lumpur
5. Kecepatan 3 0-0,17 3 0,17-0,34 2 0,34-0,51 1 >0,51 0
arus (m/dtk)
6. Kemiringan 3 <10 3 10-25 2 >25-45 1 >45 0
Pantai
7. Kecerahan 1 >10 3 >5-10 2 >3-5 1 0
perairan (m)
8. Penutupan 1 lahan 3 Semak, 2 Belukar 1 bakau, 0
lahan pantai terbuka, belukar, tinggi pmukimn
Kelapa rendah, ,
savanna plabuhan
9. Biota 1 Tidak 3 Bulu 2 Bulu 1 Bulu 0
Berbahaya Ada Babi babi, babi,
ikan pari ikan pari,
lepu, hiu
10. Ketersediaan 1 <0.5 3 >0.5-1 2 >1-2 1 >2(km) 0
air tawar (km) (km)
Sumber : Yulianda (2007)
Keterangan : Lp Wt
Jumlah = (Skor x Bobot) dimana DDK = K x x
Lt Wp
nilai maksimum = 84 Keterangan :
S1 = Sangat sesuai dengan DDK = Daya Dukung Kawasan
nilai 83 – 100 % K = Potensi ekologis pengunjung
S2 = Sesuai dengan nilai 50 - per satuan unit area (orang)
<83 % Lp = Luas area atau panjang area
S3 = Sesuai bersyarat dengan yang dimanfaatkan (m)
nilai 17 - <50 % Lt = Unit area untuk kategori
N = Tidak sesuai dengan nilai tertentu (m)
<17 % Wt = Waktu yang disediakan
kawasan untuk kegiatan
Analisis Daya Dukung Kawasan wisata dalam 1 hari
Dukung Kawasan (DDK). (jam)
DDK adalah jumlah maksimum Wp = Waktu yang dihabiskan oleh
pengunjung yang secara fisik dapat pengunjung untuk setiap
ditampung di kawasan yang kegiatan tertentu (jam)
disediakan pada waktu tertentu tanpa
menimbulkan gangguan pada alam Potensi ekologis wisatawan
dan manusia. Perhitungan Daya ditentukan oleh kondisi sumberdaya
Dukung Kawasan (DDK) tersebut dan jenis kegiatan yang dilakukan.
dapat dilihat dalam persamaan Potensi ekologis wisatawan dan luas
berikut (Yulianda dkk, 2010). area kegiatan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Potensi ekologis wisatawan (K) dan luas area kegiatan (Lt).
K Unit area
No. Jenis kegiatan Keterangan
(Σwisatawan) (Lt)
1. Rekreasi pantai 1 50 1 orang setiap 50 m panjang pantai
2. Wisata olahraga 1 50 1 orang setiap 50 m panjang pantai
3. Berenang 1 50 1 orang setiap 50 m panjang pantai
4. Berjemur 1 50 1 orang setiap 50 m panjang pantai
5. Memancing 1 10 1 orang setiap 10 m panjang pantai
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)

Waktu kegiatan wisatawan wisata. Prediksi waktu yang


(Wp) dihitung berdasarkan lamanya dibutuhkan untuk setiap kegiatan
waktu yang dihabiskan oleh wisata disajikan pada Tabel 3.
wisatawan untuk melakukan kegiatan

Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata


Waktu yang dibutuhkan Wp - Total waktu 1 hari
No. Jenis kegiatan
(jam) Wt - (jam)
1. Berenang 2 4
2. Berjemur 2 4
3. Rekreasi pantai 3 6
4. Olahraga air 2 4
5. Memancing 3 6
Sumber : Modifikasi Yulianda (2007)
HASIL DAN PEMBAHASAN suhu, pH, salinitas, Dissolved
Analisis Kualitas Perairan Pantai Oxygen (DO), Biochemical Oxygen
Lhoknga Demand (BOD5), arus, kemiringan
Parameter pengamatan yang dasar pantai, kecerahan, dan lebar.
digunakan dalam penentuan kualitas Hasil pengukuran kualitas perairan
perairan di pantai Lhoknga terdiri pantai Lhoknga dapat dilihat pada
atas sepuluh (10) parameter, yang tabel 4.
meliputi pengukuran kedalaman,

Tabel 4. Rata-rata Parameter Kualiatas Air Pantai Lhoknga


Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
Suhu °C 30,33 28,33 29,67
Arus m/detik 0,2 0,26 0,30
Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Kedalaman M 0,63 0,82 0,89
Lebar M 60 55 58
Kemiringan ° 3 7 11
Kecerahan M 0,63 0,82 0,89
pH 8,06 8,23 8,3
Salinitas Ppt 29,66 31 30,33
DO mg/l 6,07 6,8 6,4
BOD5 mg/l 1,43 2,36 2,66

Suhu Pantai Lhoknga yang radiasi matahari pada siang hari.


diamati relatif tinggi namun masih Suhu air di permukaan dipengaruhi
tergolong normal yaitu sebesar oleh kondisi meteorologi.
28,3°C–30,3°C. Nilai rata-rata suhu Pengukuran kedalaman
tertinggi terdapat stasiun 1 yaitu menggunakan papan skala pada
sebesar 30,3°C, sedangkan nilai suhu setiap stasiun. Nilai tertinggi pada
terendah pada stasiun 3 sebesar stasiun 3 yaitu 0.89 m, sedangkan
28,3°C. ketentuan suhu menurut nilai terendah pada stasiun 1 yaitu
KEP-51/MENKLH/2004 adalah 0,63 m. Pada setiap stasiun
o
berkisar 27–29 C, angka ini sedikit menunjukan syarat yang paling
lebih rendah dari hasil pengamatan. sesuai untuk wisata pantai, menurut
Menurut Rahmawati (2009) bahwa hasil penelitian Edward, dkk (2004)
suhu air permukaan di perairan laut menyatakan bahwa kedalam perairan
Nusantara umumnya berkisar antara yang berkisar 3,2–35,5 meter masih
28–31°C, segingga suhu air layak dijadikan wisata bahari
permukaan yang diperoleh tersebut berenang, snorkling dan selam.
sesuai dengan suhu perairan laut Kecerahan dari setiap stasiun
Nusantara pada umumnya. pengamatan Pantai Lhoknga terlihat
Kisaran suhu dapat saja bahwa sebagian besar nilai kecerahan
berubah pada waktu pengukuran di bawah kisaran baku mutu. Nilai
yang berbeda tergantung pada cuaca kecerahan seluruh stasiun berkisar
dan kondisi perairan. Menurut Nontji 0,63–0,89 meter yang artinya berada
(2005), secara alami suhu air di luar kisaran baku mutu. Hal ini
permukaaan memang merupakan terkait dengan perbedaan kedalaman
lapisan hangat karena mendapat di setiap stasiun, mengingat Pantai
Lhoknga merupakan jenis Pantai Nilai rata-rata pH tertinggi
berpasir maka perbedaan nilai pada stasiun 3 yaitu sebesar 8,3,
kecerahan dapat disebabkan oleh sedangkan nilai pH terendah pada
adanya partikel yang terbawa oleh stasiun 1 sebesar 8,06. Nilai pH pada
arus dimana pola arus ini dapat lokasi pengamatan masih sesuai
mengangkat pasir yang halus serta dengan baku mutu air laut KEP-
adanya gelombang dan angin yang 51/MENKLH/2004 antara 6–8,5.
melepaskan energi di Pantai dan Menurut Iskandar (2010), parameter
mengangkut pasir yang halus pH merupakan parameter yang harus
(Dahuri, 2004). Nilai kecerahan yang diukur dalam menentukan lokasi
diperoleh menunjukkan bahwa wisata karena didasarkan pada
Pantai Lhoknga dapat digunakan aktivitas berenang yang umumnya
untuk aktivitas berenang. dilakukan di lokasi wisata. Nilai pH
Kecepatan arus Pantai yang tidak sesuai dengan baku mutu
Lhoknga yang diamati sebesar 0,2– dapat menyebabkan iritasi pada
0,30 m/detik. Nilai kecepatan arus mata.
yang relatif lambat pada stasiun 1 Nilai rata-rata salinitas di
yaitu 0,2 m/detik, sedangkan perairan Pantai Lhoknga sebesar
kecepatan arus relatif sedang pada 29,66–31 ppt. Nilai salinitas yang
stasiun 2 yaitu 0,26 m/detik dan diperoleh tersebut masih sesuai
stasiun 3 sebesar 0,30 m/detik. dengan baku mutu air laut untuk
Adapun kecepatan arus pada setiap wisata bahari (KEP-
stasiun termasuk dalam katagori 51/MENKLH/2004) karena
sesuai. Menurut Yulianda (2007) perubahan salinitas yang ada masih
kecepatan arus berkaitan dengan dibawah 5 % dari salinitas rata-rata
keamanan wisatawan dalam musiman. Nilai salinitas yang sesuai
melaksanakan aktivitasnya. dengan baku mutu tersebut
Kecepatan arus yang relatif lemah rnunjukkan bahwa perairan Pantai
berkisar antara 0- 0,17 m/detik Lhoknga sesuai untuk kegiatan
merupakan syarat yang ideal untuk wisata.
aktivitas berenang, bermain air dan Nilai oksigen terlarut (DO) di
aktivitas lainnya. Kecepatan arus perairan Pantai Lhoknga termasuk
0,17–0,34 m/detik masih masuk normal yaitu berkisar 6,06–6,8 mg/l.
dalam kategori sesuai dan kecepatan Nilai oksigen terlarut (DO) di
arus di atas 0,51 m/detik masuk perairan Pantai Lhoknga termasuk
dalam kategori tidak sesuai. normal yaitu berkisar 6,06–6,8 mg/l.
Perairan Pantai Lhoknga Nilai oksigen terlarut tersebut sesuai
tidak berbau. Hal ini menunjukkan dengan baku mutu air laut KEP-
bahwa belum ada bahan pencemar 51/MENKLH/2004 yaitu nilainya
yang masuk ke perairan pantai yang lebih dari 5 mg/l. dilihat dari
dapat menimbulkan bau. Perairan parameter oksigen terlarut, Pantai
Pantai Lhoknga termasuk pantai Lhoknga sesuai untuk kegiatan
yang masih alami karena tidak wisata dan kehidupan biota perairan.
mengeluarkan bau dan kondisi ini Hasil pengukuran BOD5
harus dijaga kealamiahannya agar sebesar 1,43–2,66 mg/l. Nilai
pada saat wisatawan melakukan tersebut lebih kecil dari baku mutu
kegiatan wisata tetap merasa nyaman dimana nilai baku mutunya sebesar
dan tidak terganggu. 10. Hal tersebut menunjukkan
kandungan bahan organik yang ada air. Kegiatan-kegiatan yang termasuk
di Pantai Lhoknga relatif rendah. dalam wisata pantai antara lain:
Jumlah bahan organik yang rendah berjemur, jalanjalan, menikmati
akan mencegah terjadinya ledakan panorama, berenang, memancing,
populasi plankton (blooming algae) berperahu dan olahraga air.
dan sebaliknya.
Nilai BOD5 Pantai Lhoknga Daya Dukung Kawasan Wisata
sebesar 1,43–2,66. Nilai tersebut Pantai Lhoknga
lebih kecil dari baku mutu dimana DDK adalah jumlah
nilai baku mutunya sebesar 10. Hal maksimum pengunjung yang secara
tersebut menunjukkan kandungan fisik dapat ditampung di kawasan
bahan organik yang ada di Pantai yang disediakan pada waktu tertentu
Lhoknga relative rendah. tanpa menimbulkan gangguan pada
alam dan manusia. Dari hasil
Analisis Kesesuaian Wisata Pantai pengukuran Daya Dukung Kawasan
Kesesuaian wilayah untuk Pantai Lhoknga disajikan pada Tabel
wisata pantai ditentukan dari 5.
kegiatan yang dilakukan di pantai
tersebut. Adapun kegiatan yang
dilakukan di Pantai Lhoknga adalah
berenang, berjalan-jalan di sepanjang
pinggiran Pantai, duduk santai,
wisata olah raga, surfing dan
aktivitas lainnya. Surfing hanya
dilakukan jika keadaan ombak dan
angin cukup memungkinkan untuk
melakukan kegiatan surfing.
Analisis Kesesuaian wilayah untuk
wisata pantai diukur dengan
memberikan bobot dan skor pada
parameter yang telah ditentukan.
Nilai rata-rata Indeks
Kesesuaian wisata di Pantai Lhoknga
dari stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3
sebesar 95,2% masuk pada kriteria
S1 yaitu sangat sesuai. Pada
umumnya kriteria tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat
faktor pembatas yang serius untuk
dijadikan sebagai kawasan wisata
seperti berenang, memancing,
surfing, olahraga air dan aktivitas
lainnya.
Menurut Yulianda, dkk
(2010) wisata pantai merupakan
kegiatan yang dilakukan di daerah
pantai yang umumnya memanfaatkan
sumberdaya pantai dan permukaan
Tabel 5. Daya Dukung Kawasan Pantai Lhoknga
Jenis Kegiatan Panjang Area (meter) DDK (orang)
Rekreasi Pantai 1321 53
Berenang 1000 40
Berjemur 1059 42
Olahraga Air 500 20
Memancing 100 20
Total 175
waktu yang dihabiskan oleh
Rekreasi Pantai dapat dilakukan di pengunjung untuk berenang adalah 2
sepanjang Pantai Lhoknga dengan jam. Berdasarkan hasil perhitungan
panjang area 1.321 meter. Untuk dapat diketahui bahwa nilai daya dukung
melakukan kegiatan ini dengan untuk aktivitas berenang adalah 40
nyaman diperkirakan membutuhkan orang. Dari hasil perhitungan tersebut
panjang area 50 meter. Adapun waktu diperkirakan pengunjung dapat
yang disediakan oleh pihak pengelola melakukan aktivitas berenang dengan
adalah 6 jam per hari dan umumnya nyaman. Namun pengunjung harus
waktu yang dihabiskan oleh berhati-hati ketika melakukan aktivitas
pengunjung untuk kegiatan ini adalah berenang mengingat ombak di Pantai
3 jam. Berdasarkan hasil perhitungan Lhoknga cukup besar.
diketahui bahwa nilai daya dukung Aktivitas berjemur dapat
untuk rekreasi pantai adalah 53 orang. dilakukan di sepanjang Pantai
Dari hasil perhitungan tersebut Lhoknga dengan panjang area 1.051
diperkirakan pengunjung dapat meter. Untuk dapat berjemur dengan
melakukan rekreasi pantai dengan nyaman diperkirakan membutuhkan
santai dan nyaman. Kegiatan rekreasi panjang area 50 meter. Adapun waktu
pantai yang umumnya dilakukan di yang disediakan oleh pihak pengelola
Pantai Lhoknga meliputi jalan-jalan di adalah 4 jam per hari dan umumnya
pinggiran pantai, melihat waktu yang dihabiskan oleh wisatawan
pemandangan, duduk santai, foto-foto untuk berjemur adalah 2 jam.
dan mengobrol. Kegiatan rekreasi Berdasarkan hasil perhitungan
pantai ini merupakan kegiatan yang diketahui bahwa nilai daya dukung
paling banyak dilakukan oleh untuk aktivitas berjemur adalah 42
pengunjung. orang. Dari hasil perhitungan tersebut
Aktivitas berenang dapat diperkirakan pengunjung dapat
dilakukan di sepanjang Pantai melakukan aktivitas berjemur dengan
Lhoknga dengan panjang area 1.000 santai dan nyaman. Menurut Amelia
meter. Untuk dapat berenang dengan (2009) Kelebihan dari konsep
nyaman diperkirakan membutuhkan pengembangan ekowisata adalah dari
panjang area 50 meter. Adapun waktu jumlah pengunjung yang sedikit akibat
yang disediakan oleh pihak pengelola adanya penerapan pembatasan
adalah 4 jam per hari dan umumnya pengunjung maka dapat memberikan
kenyamanan pengunjung dan juga
kualitas lingkungan baik air maupun efisien penggunaan daya dukung atau
udara dapat lebih terkontrol. batas dari jumlah pengunjung adalah
Aktivitas olahraga air (surfing) jumlah pengunjung per hari bukan per
yang dilakukan ketika ombak besar. tahun karena akan lebih terkontrol.
Aktivitas surfing dapat dilakukan di Pengelola Pantai Lhoknga harus
Pantai Lhoknga dengan panjang area meningkatkan jumlah pengunjung,
500 meter. Untuk dapat melakukan karena jumlah pengunjung masih
aktivitas surfing diperkirakan berada di bawah batas maksimal yang
membutuhkan panjang area 50 meter. dapat ditampung di Pantai Lhoknga.
Adapun waktu yang disediakan oleh Menurut Yulianda, dkk (2010) analisis
pihak pengelola adalah 4 jam dan daya dukung diujukan pada
umumnya waktu yang dihabiskan oleh pengembangan wisata bahari dengan
pengunjung untuk melakukan aktivitas memanfaatkan potensi sumberdaya
surfing adalah 2 jam. Berdasarkan pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil
hasil perhitungan diketahui bahwa secara lestari mengingat
daya dukung untuk aktivitas surfing pengembangan wisata bahari mudah
adalah 20 orang. Dari hasil rusak, dan ruang untuk pengunjung
perhitungan tersebut diperkirakan sangat terbatas maka perlu penentuan
pengunjung dapat melakukan aktivitas daya dukung kawasan.
surfing dengan nyaman.
Kegiatan memancing dapat Persepsi Pengunjung Terhadap
dilakukan di sepanjang Pantai Pantai Lhoknga
Lhoknga dengan panjang area 200 Secara umum kondisi dari sarana
meter. Untuk dapat memancing dengan prasarana ini masih cukup baik dan
nyaman diperkirakan membutuhkan terawat. Namun ada beberapa sarana
panjang area 10 meter. Adapun waktu prasarana yang harus diperbaiki seperti
yang disediakan oleh pihak pengelola kamar mandi dan areal parkir yang
adalah 6 jam per hari dan umumnya harus diperluas mengingat wisatawan
waktu yang dihabiskan oleh yang berkunjung ke tempat wisata ini
pengunjung untuk memancing adalah terus meningkat. Berdasarkan jenis
3 jam. Berdasarkan hasil perhitungan kelamin, responden yang berwisata ke
diketahui bahwa nilai daya dukung Pantai Lhoknga terdiri atas laki-laki
untuk kegiatan memancing adalah 20 dan perempuan. responden lebih
orang. Dari hasil perhitungan tersebut banyak berjenis kelamin laki-laki
diperkirakan pengunjung dapat adalah sebesar 54% dan perempuan
melakukan kegiatan memancing dengan persentase sebesar 46% (84
dengan nyaman. Pengunjung yang responden). Jumlah pengunjung Pantai
berkunjung ke Pantai Lhoknga rata- Lhoknga perbulan rata-rata mencapai
rata berjumlah 543 per bulan. Jumlah 543 jiwa per bualan. Minat
ini masih berada di bawah batas pengunjung yang berwisata usia <24
maksimal daya dukung yang dapat tahun 43% dan usia >45 tahun 9% .
ditampung di Pantai Lhoknga. Komposisi Umur Responden dapat
Menurut Amelia (2009) Untuk dilihat pada Gambar 1.
kawasan wisata Pantai akan sangat
Responden dapat dilihat pada
Gambar 3.
9% <24
18%
43% 25-34 7% 1%
baik sekali
35-44
30%
28% baik
>45
cukup
64%
Gambar 1. Komposisi Umur kurang baik
Responden
Pengunjung yang berwisata ke Pantai Gambar 3. Komposisi Sambutan
Lhoknga bertujuan dengan berbagai Masyarakat Responden
aktivitas melihat pemandangan 32%
dan memancing 7%. Hal ini Persepsi Pengunjung Terhadap
menunjukkan Pantai Lhoknga lebih Sarana dan Prasarana Wisata
digemari melihat pemandangan. Kawasan Pantai Lhoknga
Pengalaman para pengunjung yang Ketersediaan kios dan makanan sangat
menyatakan sangat cukup memadai 46% dan cukup memadai
menyenangkan 54% dan yang 54% Ketersediaan listrik mengatakan
menyatakan kurang menyenangkan tidak tersedia 68% dan tersedia 32%.
1%. Komposisi Pengalaman Wisata Kondisi Ketersediaan Lisrik dapat
Responden dapat dilhat pada Gambar dilihat pada Gambar 4.
2. Hal ini Pantai Lhoknga merupakan
kawasan wisata yang cukup digemari
pengunjung.
tersedia
1% 32%
sangat
68% tidak tersedia
menyenangkan
45% cukup
54% menyenangkan
kurang
menyenangkan Gambar 4. Kondisi Ketersediaan Lisrik

Gambar 2. Komposisi Pengalaman Hal ini menunjukan


Wisata Responden ketersedian listrik pada kawasan Pantai
Lhoknga tidak merata, keterbatasan
Pengunjung yang berwisata ke listrik dapat dapat mempengaruhi
kawasan wisata Pantai Lhoknga pengembangan sarana prasarana di
disambut dengan baik oleh masyarakat kawasan Pantai Lhoknga. Berdasarkan
setempat. Hal ini sesuai dengan studi kasus di kepulauan Tanakeke,
persepsi pengunjung yang mengatakan Towo (2011) menyatakan ketersedian
baik 64% dan kurang baik menyatakan listrik cukup memadai, namun perlu di
1%. Komposisi Sambutan Masyarakat tingkatkan pada saat ekowisata mulai
berkembang, sebab hanya 7%
responden yang menilai bahwa tenaga Hal ini akan berdampak
listrik tersedia listrik dengan baik.. kekurangan pasokan air bersih ketika
Transportasi menuju ke Pantai musim kemarau dan peningkatan
Lhoknga yang menyatakan sangat pengunjung. Kurangnya sarana ini
memadai 40%, cukup memadai 48% dapat menghambat pengembangan
dan kurang memadai 12%. Sarana wisata di Pantai Lhoknga karena
transportasi menuju Pantai Lhoknga kurangnya sarana dan prasarana dapat
diharapkan di kembangkan, agar akses membuat pengunjung menjadi tidak
para wisatawan lebih mudah menuju nyaman yang kemudian berakibat pada
Pantai Lhoknga. Kodisi Ketersediaan penurunan jumlah pengunjung yang
Transportasi dapat dilhat pada gambar berwisata ke Pantai Lhoknga.
5. Sehingga diharapkan bagi pengelola
untuk memperbaiki sarana dan
sangat prasarana yang terdapat di Pantai
12% memadai Lhoknga.
cukup
40% Persepsi Pengunjung Terhadap
memadai
Kualitas Ekologi Pada Kawasan
48%
kurang Pantai Lhoknga
memadai Pengembangan ekowisata di
suatu kawasan wisata haruslah
Gambar 5. Kodisi Ketersediaan mendapat dukungan oleh masyarakat
Transportasi setempat, pengelola kawasan wisata
dan pengunjung wisata. Berdasarkan
Berdasarkan dari hasil hasil wawancara yang telah dilakukan
wawancara yang dilakukan oleh dengan pengunjung diketahui bahwa
pengunjung yang mengatakan dari segi kejernihan air laut, keindahan pantai
ketersediaan air bersih sangat memadai dan kondisi pasir masih dalam keadaan
62% dan kurang memadai 6%. Sarana sangat baik dapat dilihat pada Gambar
air bersih masih menggunakan air 7, Gambar 8 dan Gambar 9 hingga
sumur dan penampungan air hujan. sangat nyaman untuk melakukan
Kondisis Ketersediaan Air Bersih (air aktivitas wisata.
tawar) dapat dilihat pada Gambar 6. 8% 0%
sangat
indah
6% 0%
melimpah indah
35%
57%
memadai cukup
32%
62% indah
cukup
memadai
Gambar 7. Kondisi Keindahan Alam
Pantai Lhoknga
Gambar 6. Kondisis Ketersediaan Air
Bersih (air tawar)
2% 0% 45%. Keindahan alam sangat indah
57% dan cukup indah 8%. Kondisi
sangat
baik
pasir Pantai Lhoknga sangat baik 49%
36% dan cukup 9%. Kenyamanan yang
baik
62% dirasakan pengunjung mengatakan
cukup sangat nyaman 45% dan cukup
nyaman 23%. Kesadaran mansyarakat
terhadap kelestarian lingkungan yang
Gambar 8. Kondisi Pasir Pantai mengatakan cukup 32% dan sangat
Lhoknga baik 19%.
0%
Persepsi Pengunjung Terhadap
9% sangat baik
Daya Tarik dan Pengetahuan
49% baik Ekowisata Pada Kawasan Pantai
42% cukup Lhoknga
Daya tarik Pantai Lhoknga
kurang
memiliki Pantai yang bagus, pasir
putih dan air yang jernih sehingga
Gambar 9. Kondisi Kejernihan Air sesuai untuk wisata seperti wisata
Laut Pantai Lhoknga pantai, mandi, berenang, dan surfing.
Persepsi pengunjung terhadap aktivitas
Hal ini sesuai dengan Pantai Lhoknga mandi dan berenang
pernyataan Iskandar (2010) 23%, wisata pantai 37% dan surfing
Pengembangan ekowisata di suatu 30%. Dari hasil wawancara tersebut
kawasan wisata haruslah mendapat daya tarik yang lebih menonjol pada
dukungan oleh masyarakat setempat, kawasan Pantai Lhoknga adalah
pengelola kawasan wisata dan surfing dan wisata pantai. Komposisi
pengunjung wisata. Persentase Kegiatan yang Dilakukan
Kejernihan air laut, keindahan Wisatawan dapat dilihat pada Gambar
pantai dan kondisi pasir masih dalam 10.
mandi dan berenang
keadaan yang cukup baik. Kondisi
sumberdaya ini dapat menarik melihat flora dan fauna
perhatian pengunjung karena hal ini laut
merupakan salah satu keunggulan yang 30% 33% memancing
dimiliki oleh Pantai Lhoknga.
Kesadaran masyarakat 37% berperahu
terhadap kelestarian Pantai Lhoknga 0%
wisata pantai
masih cukup baik, hal ini dapat 0%
mendukung laju pengembangan surfing/olahraga
ekowisata di kawasan Pantai Lhoknga. 0%
Berdasarkan hasil wawancara yang Gambar 10. Komposisi Persentase
dilakukan oleh pengunjung yang Kegiatan yang
mengatakan dari segi daya tarik Dilakukan Wisatawan
Sumberadaya Pantai 55% dan air laut
Kebersihan kawasan Pantai
sangat mendukung terhadap daya tarik
suatu kawasan. Kebersihan Pantai
Lhoknga masih dalam katagori baik.
Hal ini diketahui dari hasil wawancara 23% ya tidak
langsung ke pengunjung terhadap
kebersihan pantai yang mengatakan
baik 49% dan sangat baik 24%. 77%
Kondisi Kebersihan Lokasi Pantai
Lhoknga dapat dilihat pada Gambar Gambar 12. Kondisi Pemahaman
11. Tentang Ekowisata
0%
sangat baik
Banyaknya yang mengerti
27% 24% baik terhadap ekowisata, maka
pengembangan ekowisata pada
cukup kawasan Pantai Lhoknga 90% setuju
49% dan yang tidak setuju 10%. Hal ini
kurang sesuai dengan pernyataan WWF
(2009) Ekowisata yang dikembangkan
Gambar 11. Kondisi Kebersihan di kawasan konservasi adalah
Lokasi Pantai ekowisata yang “HIJAU dan ADIL”
Lhoknga (Green& Fair) untuk kepentingan
pembangunan berkelanjutan dan
Hal ini sesuai dengan konservasi, yaitu sebuah kegiatan
pernyataan Marpaung (2002) bahwa usaha yang bertujuan untuk
obyek dan daya tarik merupakan dasar menyediakan alternatif ekonomi secara
bagi kepariwisataan. Tanpa adanya berkelanjutan bagi masyarakat di
daya tarik disuatu areal atau daerah kawasan yang dilindungi, berbagi
tertentu, kepariwisataan sulit untuk manfaat dari upaya konservasi secara
dikembangkan, karena potensi objek layak (terutama bagi masyarakat yang
dan daya tarik wisata alam merupakan lahan dan sumberdaya alamnya berada
sumberdaya ekonomi yang bernilai di kawasan yang dilindungi), dan
tinggi dan pelestarian lingkungan berkontribusi pada konservasi dengan
Pengetahuan ekowisata akan meningkatkan kepedulian dan
berdampak positif dalam membangun dukungan terhadap perlindungan
kelestarian lingkungan Pantai bentang lahan yang memiliki nilai
Lhoknga. Pengetahuan ekowisata biologis, ekologis dan nilai sejarah
terhadap pengunjung sangat baik. Hal yang tinggi.
ini di ketahui dari hasil wawancara
langsung. Hasil wawancara yang
mengatakan mengerti 77% dan tidak
mengerti 23%. Kondisi Pemahaman
Tentang Ekowisata dapat dilihat pada
Gambar 12.
KESIMPULAN DAN SARAN Institut Pertanian Bogor.
Kesimpulan Bogor.
1. Wilayah di Pantai Lhoknga
secara keseluruhan tergolong Dahuri. R., J. Rais, S. P. Ginting.,
dalam kategori sangat sesuai (S1) dan M. J. Sitepu, 2008.
untuk dijadikan wisata pantai Pengelolaan Sumberdaya
(Rekreasi Pantai, Berenang, Wilayah Pesisir dan Lautan
Berjemur, Olahraga Air dan Secara Terpadu. Pradnya
Memancing). Paramita. Jakarta.
2. Tingkat daya dukung kawasan di
Pantai Lhoknga adalah 175 Edward, Muhajir, A. Fasmi dan A.
orang/hari atau 1.225 Rozak, 2004. Pengamatan
orang/minggu. Jumlah Beberapa Sifat Kimia dan
pengunjung yang datang ke Fisika Air Laut di Ekosistem
pantai tersebut berkisar 136 Terumbu Karang Pilau
orang/minggu, sehingga Pantai Sipora dan Siberut
Lhoknga dapat menampung Kepulauan Mentawai
seluruh kegiatan wisata yang Sumatera Barat. Jurnal
dilakukan para pengunjung Ilmiah Sorini III (01) : 38–60
dengan baik tanpa melebihi daya
dukung kawasan sehingga Iskandar. C. K., 2010. Kajian
kegiatan pengunjung dan Sumberdaya Pantai Pasca
kelestarian kawasan masih tetap Tsunami 2004 Untuk
terjaga. Pengembangan Wisata Pantai
Lampuuk Kabupaten Aceh
Saran Besar, Provinsi NAD.
1. Untuk menjaga kelestarian [Skripsi]. Departemen
lingkungan perlunya Penelitian Manajemen Sumberdaya
tentang pengaruh aktivitas PT Perairan. Institut Pertanian
Semen Andalas Indonesia (SAI) Bogor. Bogor.
terhadap kualitas air Pantai
Lhoknga dengan parameter Nitrat, Marpaung. H. 2002. Pengetahuan
Fosfat dan logam berat . Kepariwisataan. Alfabeta.
2. Pihak pengelola Pantai Lhoknga Bandung.
sebaiknya bekerjasama dengan
instansi terkait seperti Dinas Nontji, 2005. Laut Nusantara.
Pariwisata agar dapat menambah Cetakan Keempat.
pendapatan daerah dan Djambatan. Jakarta.
masyarakat.
Rahmawati, A. 2009. Studi
DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Kawasan Pesisir
Amelia, L. 2009. Dampak Untuk Kegiatan Wisata
Pemgunjung Kawasan Pantai (Kasus Pantai Teleng
Wisata Terhadap Kelestarian Ria Kabupaten Pacitan, Jawa
Sumberdaya Pantai Ancol Timur). [Skripsi].
Jakarta Utara. [Skripsi]. Departemen Manajemen
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Setiawan. N , 2007. Penentuan
Ukuran Sampel Memakai
Rumus Slovin dan Tabel
Krejcie-Morgan: Telaah
Konsep dan Aplikasinya.
Fakultas Peternakan.
Universitas Padjadjaran.
Bandung.

Surat Keputusan Menteri


Lingkungan Hidup No. 51.
2004. Baku Mutu Air Laut.
Jakarta.

Tuwo. A, 2011.Pengelolaan
Ekowisata Pesisir dan Laut.
Brilian Internatinal.
Surabaya.

WWF, 2009. Ekowisata Berbasis


Masyarakat. Diakses
www.awsassets.wwf.or.id
pada tanggal 25 maret 2015.

Yulianda. F, 2007. Ekowisata Bahari


Sebagai Alternatif
Pemanfaatan Sumberdaya
Pesisir Berbasis Konservasi.
Makalah. Departemen
Manajemen Sumberdaya
Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
BogorPerairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertania
Bogor.

Yulianda. F., A. Fahrudin, A.A.


Hutabarat, S. Harteti,
Kusharjani, H.S. Kang dan
L. Adrianto, 2010.
Pengelolaan pesisir dan laut
secara terpadu. Pusdiklat
Kehutanan-Departemen
Kehutanan RI, SECEM-
Korea International
Cooperation Agency, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai