Anda di halaman 1dari 27

BAB II PEMBAHASAN

A. PRILAKU MANUSIA

2.1 Pengertian Perilaku Manusia

a) Pengertian Perilaku Manusia


Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),


merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus–Organisme-Respon.

B) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia


1)Genetika
2)Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku
tertentu.
3)Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
4)Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku.
2.2 Pengertian Psikopat
Psikopat adalah gangguan jiwa yang dianggap berbahaya dan merugikan
masyarakat. Namun demikian, psikopat apabila dilihat sepintas memiliki sifat
baik dan disukai banyak orang dengan kemampuannya untuk berbohong
dan
memanipulasi keadaan, tetapi dibalik semua itu mereka sangatlah merugikan
masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang sering disebutkan oleh para ahli
sebagai psikopat yang menderita kelainan atau patologi (studi ilmiah terkait
proses penyakit).

2.3 Pengertian Perilaku Normal Dan Abnormal


a. Konsep Normal
Pengertian keadaan normal secara konseptual :
Sehat adalah keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara penuh dan
bukan semata-mata berupa keadaan yang lemah tertentu.

b. Konsep Abnormal
Suatu perilaku yang berbeda, tidak mengikuti peraturan yang berlaku, tidak pantas,
mengganggu dan tidak dapat dimengerti melalui kriteria yang biasa.
Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para ahli psikologi seringkali disebut
dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya lain
dengan mental illness (Morgan dkk., 1984).

Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut Atkinson dkk.(1922) mencoba


membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Beberapa cara
untuk mendefinisikan perilaku abnormal antara lain adalah :

Penyimpangan dari Norma Statistik


Kata abnormal dapat berarti “di luar normal”.Definisi abnormalitas didasarkan
kepada penyimpangan kurve normal dalam statistik. Pendefisian ini barangkali
menjadi lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat
digolongkan sebagai abnormal.

2.4 AplikasiPerilaku Manusia Dalam Asuhan Keperawatan

1. Membantu perawat dalam mengkaji tingkah laku pasien


2. Membantu pasien membiasakan hidup sehat
3. Perawat memonitor resiko jatuh pada pasien

B. Konsep Perkembangan Kepribadian

2.5Pengertian Perkembangan Kepribadian

1. Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal,
pengetahuan, dan lain sebagainya.
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih baik
atau sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang lagi. Perkembangan menunjuk ada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat di putar kembali.
Perkembangan juga berkaitan daengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Dengan
demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Suatu devinisi yang relevan yang dikemukakan
oleh Monks sebagai berikut : Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang
dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan
tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.
Menurut Nagel, perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur
yang terorganisasikan dan mempunyai fungs-fungsi tertentu, o;eh karena itu bilamana
terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun da;am bentuk, akan
mengakibatkan perubahan fungsi.

2. Definisi Kepribadian
Sedangkan definisi dari kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni
keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang
merupakan watak-watak seseorang.
Sedangkan definisi menurut para psikolog sangat berbeda-beda penafsiran,
diantaranya:
a. W. Stern, mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari
realisasi dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b. G.W. Leibniz, berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri
sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c. Gordon W. Alport. Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment"
(Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik
(khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).

2.6 Fungsi Teori Kepribadian

Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif
dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi
deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan
fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan
perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan
sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana
seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus
bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku
manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus
memiliki fungsi prediktif

2.7 Aplikasi konsep Perkembangan Kepribadian dalam Asuhan


Keperawatan

a. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa


mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien
b. Dengan memahami kebutuhan manusia,perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik
c. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia
untuk mengurangi stress

C. Teori Perkembangan Kepribadian

2.8 Menurut Sigmund Freud

Freud melihat dunia psikologis sebagai suatu rangkaian ketegangan yang


saling bertentangan, seperti ketegangan antara ke-diri-an dan masyarakat, serta
ketegangan dalam diri yang berusaha untuk dilepaskan.Yang mendasari ketegang-
ketegangan ini, menurut Freud, adalah energi seksual, atau libido.Energi psikis ini
menjadi dasar dorongan atau motivasi.Sebelum Freud berusaha menempatkan
seksualitas ke dalam kerangka kerja ilmiah, dorongan seksual di luar nikah tidak
dianggap sehat atau normal.
Freud menyatakan bahwa manusia melalui lima tahapan perkembangan, dan
bahwa di setiap tahapan kita mangalami kesenangan di salah satu bagian tubuh lebih
daripada bagian tubuh yang lain. Kepribadian dewasa kita, menurut Freud, ditentukan
oleh cara kita menyelesaikan konflik antara sumber kesenanganawal ini-mulut, anus,
dan kelamin-dan tuntutan kenyataan. Jika kebutuhan akan kesenangan pada setiap
tahap tidak terpuaskan atau malah terlalu terpuaskan, seseorang dapat terfiksasi, atau
terkunci, pada tahapan perkembangan tersebut.

2.9 Menurut Erik Erikson


Teori Erik Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori
perkembangan psiko-sosial.Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu
teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya
bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting
dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan
ego.Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi
sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman
dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson
juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu
perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai
teori perkembangan psikososial.

Ericson memaparkan teorinya melalui konsep polaritas yang


bertingkat/bertahapan. Ada 8 (delapan) tingkatan perkembangan yang akan dilalui
oleh manusia. Menariknya bahwa tingkatan ini bukanlah sebuah gradualitas. Manusia
dapat naik ketingkat berikutnya walau ia tidak tuntas pada tingkat sebelumnya. Setiap
tingkatan dalam teori Erikson berhubungan dengan kemampuan dalam bidang
kehidupan. Jika tingkatannya tertangani dengan baik, orang itu akan merasa pandai.
Jika tingkatan itu tidak tertangani dengan baik, orang itu akan tampil dengan perasaan
tidak selaras.
Dalam setiap tingkat, Erikson percaya setiap orang akan mengalami
konflik/krisis yang merupakan titik balik dalam perkembangan. Erikson berpendapat,
konflik-konflik ini berpusat pada perkembangan kualitas psikologi atau kegagalan
untuk mengembangkan kualitas itu. Selama masa ini, potensi pertumbuhan pribadi
meningkat. Begitu juga dengan potensi kegagalan.

2.1.0 Cara Membentuk Kepribadian Anak

a. Hindari ekspektasi dan ambisi berlebihan dalam mendidik, mengarahkan dan


membentuk kepribadian serta perkembangan anak. Ambisi berlebihan berpengaruh
terhadap pemaksaan kehendak yang seringkali membawa masalah dalam pola
asuh, komunikasi, serta hubungan orang tua dan anak di fase-fase berikutnya.
Tidak sedikit anak yang mengalami stress, frustasi bahkan depresi karena merasa
gagal, tidak mampu memenuhi keinginan orang tua, sehingga mereka banyak yang
merasa menjadi “korban” ambisi orang tua, objek idealisme yang kurang realistis,
bahkan menjadi target sebuah kepentingan. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan kepribadiannya. Bisa saja ia akan menjadi pribadi
yang kurang percaya diri, pesimis, takut salah, tidak berani mengambil keputusan.

b. Memahami siklus kompetensi dan pertumbuhan otak anak, sehingga orang tua
dapat menghargai dan memperlakukan anak secara adil. Dalam hal ini, orang tua
harus memahami tingkat kemampuan anak dan tingkat kecerdasan anak. Tidak
semua anak memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi sebagai orang tua
kita harus berupaya menstimulasi pertumbuhan otaknya dan mengoptimalkan
kompetensi anak. Hal ini juga perlu ditunjang dengan keadilan dalam sikap, cara
berbicara dan cara memperlakukan mereka sebagai subjek kehidupan yang akan
terus tumbuh dan berkembang.
c. Memahami multiple intellegencies anak, sehingga orang tua dapat mengenali dan
memahami bakat juga minat anak untuk kemudian mengarahkannya dengan benar
Dengan memahami hal ini, orang tua dapat mengasah, memupuk dan
mengarahkan bakat, serta menumbuhkan minat anak di bidang tertentu yang bisa
menjadi pegangan penting dalam kehidupannya di masa depan. Tidak sedikit
anak-anak yang terlihat biasa saja dalam kecerdasan kognitifnya, tetapi memiliki
bakat tertentu yang justru membuatnya lebih kreatif dan sukses. Kecerdasan
intelektual bukan satu-satunya pembentuk kecerdasan otak yang penting untuk
dikembangkan. Dalam kehidupan nyata sehari-hari, faktor kecerdasan emosional
dan advertisal lebih banyak membantu membangun kepribadian anak yang lebih
matang, lebih siap menghadapi masalah.

d. Pahami konsep ”sekolah unggul” dengan benar, yakni adanya keselarasan


pemahaman prinsip antara metode pendidikan sekolah dengan pola asuh dan
didikan di rumah, sehingga ada kesamaan atau kesesuaian pendekatan antara
keduanya. Sekolah dapat dikatakan sebagai rumah kedua bagi anak. Keunggulan
sebuah sekolah tidak hanya terletak pada kelengkapan fasilitas, tetapi juga
keunggulan metode pendidikan dan penerapannya, adanya harmoni komunikasi
dengan pendidikan keluarga, atau bahkan mampu menginspirasi dan memperbaiki
pola-pola yang salah dalam pendidikan di rumah. Lebih dari semua itu, faktor
kenyamanan anak dalam belajar dan bersekolah menjadi hal yang harus lebih
diutamakan karena hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan
mentalitasnya di kemudian hari, meskipun pendidikan di sekolah hanya sebagai
penunjang pendidikan keluarga.
2.1.1 Aplikasi Teori Perkembangan Kepribadian dalam Asuhan Keperawatan

a. Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka bisa


mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien
b. Dengan memahami kebutuhan manusia,perawat dapat memahami perilaku
orang lain dengan lebih baik
c. Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia
untuk mengurangi stress

D. Konsep Belajar

2.1.3 Pengertian Belajar

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan tujuan dan
bahan acuan interaksi, yang baik bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi)
untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan ramah.

a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau


pikiran sendiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan analisis dan
evaluasi

b. Efektif yaitu kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan reaksi yang
berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian
sikap, organisai dan pembentukan pola hidup
2.1.4 Faktor-faktor Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya
kinerja akademik atau prestasi belajarnya.Namun, kesulitan belajar juga dapat
dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti
kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak
masuk kuliah, dan sering minggat dari sekolah.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua
macam.
1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam
siswa sendiri.
2. Faktor ektern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri
siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain
tersebut dibawah ini.

A. Faktor intern siswa


Faktor intern siswa meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa, yakni:
1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
intelektual/intelegensi siswa;
2. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat
indera penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)
a. Fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri.seorang anak yang sedang
sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima
pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis
yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah
kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh
yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak,
serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
b. Psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang
ada dibutuhkan dalam belajar.Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya
memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman.Selain itu yang juga termasuk
dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak.Anak yang
memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk
memahami pelajaran dengan cepat.Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90
– 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak
terlalu tinggi.Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60
tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar.Untuk itu,
maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak
didiknya.Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya
masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental
anak, dan juga tipe anak dalam belajar.

B. Faktor ektern siswa


Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktivitas belajar siswa. Dari lingkungannya dibagi menjadi 3 macam:.
1. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan
ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh
(slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung yang buruk seperti dekat
pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
Adapun faktor-faktor ekternnya adalah sebagai berikut:
a. Social. Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di
rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan
berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu
diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak,
apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga
memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak
b. Non-social Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya
masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kurikulum dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang menaruh perhatian
terhadap masalah kesulitan belajar, ditemukan sejumlah faktor penyebabnya,
diantaranya
1. Keturunan
Di Swedia, Hallgren melakukan penelitian dengan objek keluarga dan menemukan
rata-rata anggota tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan
mengija, setelah diteliti secara lebih mendalam, ternyata salah satu faktor
penyebabnya adalah faktor keturunan.
2. Otak
Ada pendapat yang menyatakan bahwa anak yang lamban belajar mengalami
gangguan pada syaraf otaknya.Pendapat ini telah menjadi perdebatan yang cukup
sengit.Beberapa peneliti menganggap bahwa terdapat kesamaan ciri pada perilaku
anak yang mengalami kelambanan atau kesulitan belajar dengan anak yan ab-
normal.Hanya saja anak yang lamban atau kesulitan belajar memiliki adanya sedikit
tanda cedera pada otak, oleh karena itu para ahli tidak terlalu menganggap cedera
otak sebagai penyebabnya, kecuali ahli syaraf membuktikan ini.
3. Pemikiran
Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menmgalami kesulitan dalam
menerima penjelasan tentang pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah mereka tidak
dapat mengorganisasikan cara berpikir secara baik dan sistematis. Para ahli
berpendapat bahwa mereka perlu dilatih berulang-ulang, dengan tujuan meningkatkan
daya belajarnya.
4. Gizi
Berdasarkan penelitian para ahli yang dilakukan terhadap anak-anak dan binatang,
ditemukan bahwa ada kaitan yang erat antara kesulitan belajar dengan kekurangan
gizi.Artinya, kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelambanan
atau kesulitan belajar.
5. Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan adalah hal-hal yang tidak menguntungkan yang dapat
nengganggu perkembngan mental anak, baik yang terjadi di dalam keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat.Meskipun faktor ini dapat pengaruhi kesulitan
belajar, tetapi bukan satu-satunya faktor penyebab terjadinya kesulitan
belajar.Namun, yang pasti faktor tersebut dapat mengganggu ingatan dan daya
konsentrasi anak.
6. Biokimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan kimia lain terhadap kesulitan belajar masih
menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Comfers (dalam
Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat stimulan dalam jangka pendek
dapat mengurangi hiperaktivitas.Namun beberapa tahun kemudian penelitian Levy
(dalam Kirk & Ghallager, 1986) membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan
kontroversial oleh Feingold menyebutkan bahwa alergi, perasa dan pewarna buatan
hiperkinesis pada anak yang kemudian akan menyebabkan kesulitan belajar. Ia lalu
merekomendasikan diet salisilat dan bahan makanan buatan kepada anak-anak yang
mengalami kesulitan belajar.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, adapula faktor yang yang juga
menimbulkan kesulitan belajar siswa.Diantara faktor-faktor yang dapat dipandang
sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang
muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis (Reber,1998) yang
menimbulkan kesulitan belajar itu.
1. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan membaca.
2. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis.
3. Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.
Akan tetapi, siswa yang mengalami sindrom-sindrom diatas secara umum
sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal bahkan diantaranya ada yang memiliki
kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita
sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain
dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak (Lask, 1985: Rebert, 1988)

2.1.4 Aplikasi Konsep Belajar dalam Asuhan Keperawatan


1. Membantu perawat untuk menegakkan diagnosa
2. Membantu perawat dalam memberikan dukungan kepada pasien untuk
membiasakan hidup sehat
3. Membantu perawat dalam memahami bagaimana pasien hidup sehat

E. Intelegensi dan Kreatifitas

2.1.5 Pengertian Intelegensi


Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu
fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan
kemampuan intelektual.Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan) ini, para
ahli mempunyai pengertian yang beragam.
Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat
dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan
menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara
longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia
tertentu secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial
Dengan menggunakan hasil pengukuran test inteligensi yang mencakup
general
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian
Intelegensi yaitu sebagai berikut :

a) Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan


untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
b) K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai
dengan pemahaman atau pengertian.

c) David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula


sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk
mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan
bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir
secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.

d) William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah


kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern
berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada
intelegensi seseorang

2.1.6 Pengertian Kreatifitas

Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian


Kreativitas yaitu sebagai berikut :

a) David Campbell, Ph.D menyatakan bahwa kreativitas adalah kegiatan


yang mendatangkan hasil dengan kandungan ciri ;

Inovatif : belum pernah ada, segar, menarik, aneh, mengejutkan dan teobosan
baru.
Berguna : lebih enak, lebih baik, lebih praktis, mempermudah, mendorong,
memecahkan masalah, mengurangi hambatan.
Dapat dimengerti : hasil yang sama dapat dibuat pada waktu yang lain.

b) James R Evan, menyatakan kreativitas adalah keterampilan untuk


membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah
ada dalam pikiran. Setiap kreasi merupakan kombinasi baru dari ide-ide dan
produk yang inovatif, seni dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

c) Michael A.West, menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan


pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan
ide-ide baru yang lebih baik. Kreativitas merupakan salah satu bagian dasar
dari usaha manusia. Kreativitas melibatkan kita dalam penemuan-penemuan
terus-menerus cara baru dan baik dalam mengerjakan berbagai hal. Atau
dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas terkait dengan penggunaan
berbagai potensi yang dimiliki, baik pengetahuan, intuisi maupun imajinasi
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik
dan bermanfaat.

d) Rawlinson (1979:9) mengemukakan Kreativitas merupakan kemampuan


seseorang untuk melahirkan sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru
yang merupakan kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga relatif
berbeda dengan yang telah ada.

2.1.7 Aplikasi intelegensi dan kreatifitas dalam asuhan keperawatan


a. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)

b. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia


memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion
about the delay).
c. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan
dengan perilaku perawat
d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects
the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat
e. Perawat mampu berfikir kritis dalam setiap tindakan

F. Gangguan Perilaku

2.1.8 Pengertian Gangguan Tingkah Laku

Kauffman: 1977 Anak yang mengalami gangguan tingkah laku merupakan anak
yang secara nyata dan menahun merespon lingkungan tanpa adanya kepuasan pribadi
namun masih dapat diajarkan perilaku perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat
dan dapat memuaskan kpribadiannya.

Nelson:1981 Tingkah laku seseorang dapat dikatakan menyimpang atau


mengalami gangguan jika :Menyimpang dari perilaku yang oleh orang dewasa
dianggap normal menurut usia dan jenis kelaminnya.Penyimpangan terjadi dengan
frekuensi dan intensitas yang tinggi Penyimpangan berlangsung dalam waktu yang
relatif lama

Bruno, Gangguan tingkah Laku merupakan respon atau perbuatan yang dilakukan
seseorang suatu perubahan perilaku merupakan suatu kepribadian karena setiap
respon atau tindakan seseorang yang menunjukan perubahan sebagi cerminan
fenomena psikologis baik diamati maupun diukur

Evan Et Al, Gangguantingkah Laku merupakanbentuk yang sederhana merupakan


perbuatan yang diamati dengan suatu titik awal dan akhir yang dapat diukur
APA ( America PsikiatrieAcociation), Gangguan tingkah lakumerupakan
gangguan yang berupa pola atau gejala psikologis atau tingkah laku yang secara
klinis sangat disignifikan gejala/ pola ciri yang terjadi pada manusia

Jadi, gangguan perilaku (conduct disorder) adalah gangguan perilaku masa kanak-
kanak yang ditandai oleh aktivitas agresif dan destruktif yang menyebabkan
gangguan pada lingkungan alami anak seperti rumah, sekolah, masjid, atau
lingkungan. Fitur utama dari gangguan ini adalah pola perilaku berulang dan terus-
menerus yang melanggar norma-norma sosial dan hak-hak orang lain. Ini adalah
salah satu kategori masalah kesehatan mental anak yang paling umum, yang
mencapai 9% pada laki-laki dan 2% pada perempuan.

2.1.9 Faktor Penyebab Gangguan Perilaku

Faktor – faktor yang menyebabkan gangguan perilaku adalah sebagai berikut :

 Faktor-faktor psikobiologik.

Faktor-faktor psikobilogik biasanya akibat :

1. Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus retardasi mental, autisme,
skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan
ansietas atau kecemasan.
2. Struktur otak yang tidak normal. Penelitian menemukan adanya abnormalitas
struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita autisme,
skizofrenia kanak-kanak, dan ADHD.
3. Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu, kurangnya
perawatan pada masa bayi dalam kandungan, dan ibu yang menyalahgunakan zat,
semuanya dapat menyebabkan perkembangan saraf yang abnormal yang berkaitan
dengan gangguan jiwa. Trauma kelahiran yang berhubungan dengan berkurangnya
suplai oksigen pada janin saat dalam kandungan yang sangat signifikan dan
menyebabkan terjadinya retardasi mental dan gangguan perkembangan saraf
lainnya.
4. Penyakit kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak.

1. Dinamika keluarga.

Dinamika keluarga yang tidak sehat dapat mengakibatkan perilaku menyimpang yang
dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus dianiaya pada masa kanak-kanak


awal, perkembangan otaknya menjadi terhambat (terutama otak kiri).
Penganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak berkaitan dengan berbagai
masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan belajar,
impulsivitas, dan kesulitan dalam membina hubungan (Glod, 1998).
2. Disfungsi sistem keluarga (misal kurangnya sifat pengasuhan orang tua pada anak,
komunikasi yang buruk) disertai dengan keterampilan koping yang tidak baik
antaranggota keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua. Sehingga
menyebabkan gangguan pada perkembangan anak dan remaja.

1. Faktor lingkungan.

Lingkungan dan kehidupan sosial yang tidak menguntungkan akan menjadi penyebab
utama pula, seperti :

1. Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya
kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh
buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
2. Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang memengaruhi
perkembangan emosi dan psikologi mereka. Berbagai penelitian menunjukkan
adanya peningkatan angka penyakit ringan kanak-kanak, keterlambatan
perkembangan dan masalah psikologis diantara anak tunawisma ini bila
dibandingkan dengan sampel kontrol (Townsend, 1999).
3. Budaya keluarga.

Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat
mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah
psikologik.

Faktor penyebab gangguan perilaku pada anak adalah sebagai berikut :

Setiap anak, dalam masa perkembangannya akan mengalami masalah perilaku.


Bentuk masalah perilaku tersebut, setiap anak tidak sama. Masalah perilaku ini
biasanya akan berkurang dan bisa hilang sebelum anak berusia 3 tahun atau beberapa
bulan setelah berusia 3 tahun. Peningkatan atau penurunan masalah perilaku anak
sangat dipengaruhi oleh interaksi orang tua dan lingkungan. Masalah perilaku anak
dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya:

1. Memanjakan anak secara berlebihan.


2. Perhatian orang tua yang terlalu melampaui batas ketika si anak sakit dan lainnya.
3. Anak tidak merasa nyaman, terutama kalau anggota keluarga terlalu padat atau
kondisi rumah yang sunyi.
4. Ada bayi yang baru lahir di keluarganya.
5. Iklim keluarga yang begitu kejam, biasa terdengar dan terjadi suara makian, cacian
dan pemukulan.
6. Tidak memberikan kebebasan yang cukup dalam bergerak, bermain, dan
mengungkapkan sesuatu pada anak.
7. Kurang perhatian orang tua karena sibuk bekerja di luar rumah atau karena sibuk
dengan pekerjaan sehari-hari.
8. Suka mengikuti perilaku anak-anak lain seusianya.

2.1.9 Pengertian Schizophrenia

schizophrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat dimana penderita


memahami realitas secara abnormal (tidak normal). schizophrenia biasanya
menyebabkan timbulnya halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang secara
realita tidak benar), delusi (angan angan, misalnya percaya bahwa ada orang yang
akan meracuninya), dan gangguan pemikiran maupun perilaku.schizophrenia
merupakan gangguan jiwa kronis yang memerlukan penanganan jangka panjang.
meskipun demikian, penderita schizophrenia bisa pulih.

Gejala schizophrenia bisa dijumpai pada penderita gangguan jiwa jenis lainnya. Tidak
ada satu gejalapun yang menjadi ciri pokok schizophrenia. Pada laki laki, gejala
schizophrenia mulai diumur belasan atau 20an tahun. Pada perempuan, gejala mulai
diumur 20an tahun atau awal 30an tahun. Tidak jarang schizophrenia menyerang
anak belasan tahun, namun jarang mulai menyerang pada orang dewasa yang berusia
lebih dari 45 tahun.

Tanda dan gejala schizophrenia bisa dikategorikan dalam gejala positif, negatif dan
kognitif.

Gejala positif: mencerminkan adanya fungsi normal yang berlebihan atau terdistorsi,
seperti:
 delusi (angan angan atau khayalan, waham), merupakan gejala yang paling
sering muncul. Penderita mempunyai kepercayaan (beliefs) yang tidak sesuai
dengan realitas, biasanya keliru dalam memahami pengalaman atau mempunyai
persepsi yang keliru. Misalnya percaya bahwa ada orang akan membunuhnya.
 halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak berdasar
realitas. Halusinasi suara merupakan halusinasi yang paling sering muncul.
 gangguan pemikiran, gangguan dalam mengorganisir pikiran dan berbicara
sehingga penderita berhenti bicara ditengah kalimat atau mengucapkan kata
kata tanpa arti (word salad).
 perilaku yang tak teratur, yang bisa muncul dalam bentuk perilaku seperti
perilaku bodoh pada anak kecil atau agitasi yang tidak bisa diduga sebelumnya.

Gejala negatif:menunjukkan adanya penurunan fungsi normal, seperti:


 tidak lagi tertarik melakukan kegiatan sehari-hari
 kurangnya emosi
 berkurangnya kemampuan merencanakan atau melakukan kegiatan
 kurang memperhatikan kebersihan diri
 mengurung diri
 kehilangan motivasi

Gejala kognitif: berupa gangguan proses berpikir. Ini merupakan gejala yang paling
mengganggu dan menyebabkan tidak bisa bekerja secara benar.
 gangguan mengingat-ingat
 gangguan dalam memberikan perhatian (atensi)
 gangguan dalam memahami informasi

2.2.0 Aplikasi Gangguan Perilaku dalam Asuhan Keperawatan

1. Perawat membantu pasien dalam mandi


2. Perawat membantu pasien untuk berpakain
3. Perawat memberikan dorongan untuk berprilaku yang lebih baik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun
yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Psikopat adalah gangguan jiwa yang dianggap berbahaya dan merugikan
masyarakat. Namun demikian, psikopat apabila dilihat sepintas memiliki sifat
baik dan disukai banyak orang dengan kemampuannya untuk berbohong
dan memanipulasi keadaan
Pengertian keadaan normal secara konseptual :
Sehat adalah keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara
penuh dan bukan semata-mata berupa keadaan yang lemah tertentu.
Pengertian abnormal adalah Suatu perilaku yang berbeda, tidak
mengikuti peraturan yang berlaku, tidak pantas, mengganggu dan tidak dapat
dimengerti melalui kriteria yang biasa.
Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para ahli psikologi seringkali
disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang
menyebutnya lain dengan mental illness (Morgan dkk., 1984).
AplikasiPerilaku Manusia Dalam Asuhan Keperawatan adalah
Membantu perawat dalam mengkaji tingkah laku pasien,Membantu pasien
membiasakan hidup sehat,Perawat memonitor resiko jatuh pada pasien
Pengertian Perkembangan Kepribadian
Definisi Perkembangan
Definisi dari perkembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau
akal, pengetahuan, dan lain sebagainya.
Definisi Kepribadian
Sedangkan definisi dari kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa
yakni keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang
merupakan watak-watak seseorang.
Fungsi Teori Kepribadian adalah sebagai fungsi deskritif dan
sebagai fungsi prediktif
Aplikasi konsep Perkembangan Kepribadian dalam Asuhan
Keperawatan adalah Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri
sehingga mereka bisa mencapai kebutuhan personal diluar situasi
klien,Dengan memahami kebutuhan manusia,perawat dapat memahami
perilaku orang lain dengan lebih baik dan Perawat dapat
mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan manusia untuk
mengurangi stress.
Teori Perkembangan Kepribadian

Menurut Sigmund Freud adalah Freud melihat dunia psikologis sebagai


suatu rangkaian ketegangan yang saling bertentangan, seperti ketegangan
antara ke-diri-an dan masyarakat, serta ketegangan dalam diri yang berusaha
untuk dilepaskan

Menurut Erik Erikson adalah Teori Erik Erikson tentang perkembangan


manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial.Teori perkembangan
psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi.
Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang
dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan
psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego.Persamaan ego
adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial.
Aplikasi Teori Perkembangan Kepribadian dalam Asuhan Keperawatan
adalah Membantu perawat untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka
bisa mencapai kebutuhan personal diluar situasi klien,Dengan memahami
kebutuhan manusia,perawat dapat memahami perilaku orang lain dengan lebih
baik dan Perawat dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang kebutuhan
manusia untuk mengurangi stress.
Konsep Belajar

Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang


berkenan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, yang baik bersifat eksplisit
maupun implisit (tersembunyi) untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka
dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan ramah.

Faktor-faktor Kesulitan Belajar adalah Faktor intern siswa, yakni hal-hal


atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam siswa sendiri,Faktor ektern
siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa.
Aplikasi Konsep Belajar dalam Asuhan Keperawatan adalah Membantu
perawat untuk menegakkan diagnosa,Membantu perawat dalam memberikan
dukungan kepada pasien untuk membiasakan hidup sehat,Membantu perawat
dalam memahami bagaimana pasien hidup sehat

Intelegensi dan Kreatifitas

Pengertian Intelegensi adalah Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat


kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku
individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.Dalam mengartikan
intelegensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam.

Pengertian kreatifitas menurut David Campbell, Ph.D menyatakan bahwa


kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil dengan kandungan ciri
inovatif,berguna dan dapat dimengerti.
Aplikasi intelegensi dan kreatifitas dalam asuhan keperawatan adalah
Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset),Bila
perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan
penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the
delay),Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan
dengan perilaku perawat,Berbicara dengan klien yang berorientasi pada
perasaan klien (subjects the patiens desires) bukan pada kepentingan atau
keinginan perawat ,Perawat mampu berfikir kritis dalam setiap tindakan

Gangguan Perilaku

Pengertian Gangguan Tingkah Laku menurut Kauffman: 1977 Anak yang


mengalami gangguan tingkah laku merupakan anak yang secara nyata dan
menahun merespon lingkungan tanpa adanya kepuasan pribadi namun masih
dapat diajarkan perilaku perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat dan
dapat memuaskan kpribadiannya.

Pengertian Schizophrenia adalah merupakan salah satu gangguan jiwa


berat dimana penderita memahami realitas secara abnormal (tidak normal).

Aplikasi Gangguan Perilaku dalam Asuhan Keperawatan adalah Perawat


membantu pasien dalam mandi,Perawat membantu pasien untuk
berpakain,Perawat memberikan dorongan untuk berprilaku yang lebih baik

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai