Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Oleh :
Pembimbing
dr. Hj. Mariatul Fadillah, MARS, Sp.DLP, PhD
Makalah
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Masyarakat – Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak, tidak hanya oleh
orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh
anggota masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya
yang harus dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan
tidak terpadu (integrated), dan atau tidak bermutu (quality) tentu sulit diharapkan
Jika ditinjau dari prinsip pokok yang dimiliki, maka pelayanan dokter keluarga
dan atau sub-spesialisasi ini berjalan dengan amat pesat sekali. Perkembangan
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan, yang antara lain ditandai oleh turunnya angka
kesakitan, angka cacat dan angka kematian, ternyata juga mendatangkan banyak
masalah. Salah satu dari masalah yang dimaksud yang dipandang cukup penting ialah
mengorganisir pelayanan kesehatan yang lebih majemuk. Keadaan seperti ini tentu
4
merugikan masyarakat, karena masyarakat akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan
ke banyak toko. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tanpa tahu kegunaan dan
manfaatnya. Lebih lanjut lagi karena pelayanan yang terkotak-kotak ini, maka hubungan
perhatian dokter hanya terhadap belahan yang disampaikan, bukan terhadap diri
Selain itu masalah yang menonjol juga ditemukan pada subsistem pembiayaan
tersebut bukan saja karena telah dipergunakannya berbagai peralatan canggih, tetapi juga
kedokteran yang sama sering dilakukan berulang-ulang, yang tentu akan memberatkan
pasien. Masalah lainnya juga mutu pelayanan yang diselenggarakan ternyata jauh dari
memuaskan.
diagnosis klinis yang semuanya memerlukan penyelesaian. Tata cara diagnosa holistik
yang bersangkutan. Kesulitan dalam menegakkan diagnosis adalah pada interpretasi data
psikososial karena para klinisian umumnya tidak memperhitungkan hal itu. Klinisian
umumnya berdasarkan sign (apa yang dikeluhkan, persepsi dari pasien) dan symptoms
mendeteksi fungsi organ tubuh. Secara ringkas, tujuan diagnosis holistik dapat
5
menemukan penyebab penyakit baik dari faktor internal juga faktor lainnya dari
kehidupan seseorang agar dokter dapat melakukan tindakan efisien dan efektif.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar dokter keluarga menerapkan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WONCA, 1991 dalam Prasetyawati, pada saat ini, batasan dokter
kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah
kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan
pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari
keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras,
budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan
sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya
7
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang
umur atau jenis kelamin pasien , juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya
terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan
masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
Family Physician,1996).
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
8
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
memuaskan.
ini bertujuan untuk menurunkan angka jatuh sakit, yang secara tidak langsung
9
Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluar dapat diselenggarakan dengan
baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain
lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dank arena itu akan meringankan
biaya kesehatan.
10
2.1.4 Prinsip Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluarga
efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.
Dokter keluarga juga mendampingi pasien pada saat dilakukan konsultasi dan
atau rujukan, demi kepentingan pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
e. Bila kita melihat rekam medik pasien tersebut, apakah pasien selalu
dirawat oleh dokter yang sama? Hal ini penting untuk kasus-kasus
penyakit kronik.
11
2. Pelayanan yang menyeluruh (Comprehensiveness)
Sebagai dokter, kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja
tetapi juga dari sisi sosial dan psikologisnya. Seorang dokter memandang pasien
bagian dari keluarga pasien, dan memerhatikan bahwa keluarga pasien dapat
a. Apakah tertulis dalam rekam medis pasien daftar masalah dan daftar
psikosomatik?
yang dibutuhkan pasien. Dokter keluarga menjadi guide dan bertanggung jawab
12
bermutu dan mencapai kesembuhan optimal, memanfaatkan potensi pasien dan
anggota keluarga untuk mengukur dan memantau suhu tubuh pasien atau bahkan
tekanan darah dan kadar gula darahnya. Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara
berkala kepada dokter yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
a. Apakah kita mendiskusikan pasien yang kita rujuk dengan konsultan, baik
konsultan?
c. Apakah kita mengajarkan staf atau perawat kita hal-hal yang dapat
kesehatan pasien?
4. Masyarakat (Community)
a. Apakah sebagai dokter keluarga kita tahu apa pekerjaan pasien kita, dan
tahu apa jenis pekerjaan atau tempatnya bekerja, yang mungkin dapat
13
memberi informasi tentang penyakitnya?
seperti support group untuk penderita asma? adanya senam asma yang
sebagainya?
berdarah, apakah juga didapati orang lain yang terkena DHF di daerah
tersebut ?
5. Pencegahan (Prevention)
resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan gaya hidup sehat. Pencegahan juga
keluarga dan melakukan skrining untuk kasus dini dan pencegahan sedini
14
c. Apakah kita sudah melakukan antisipasi terhadap masalah-masalah yang
Misalnya masalah yang terjadi pada pasangan yang baru menikah dan
6. Keluarga (Family)
bersinambung adalah:
Keluarga?
tertentu, tetapi genogram dan siklus Kehidupan Keluarga harus ada dalam
15
pengaruh keluarga terhadap penyakit pasien?
menentukan dasar dan penyebab (disease), luka (injury), serta kegawatan yang
Holistik merupakan salah satu konsep yang meliputi dimensi personal, fisik,
bergantung pada apa yang sedang terjadi secara fisik pada tubuh seseorang,
tetapi juga terkait dengan kondisi psikologi, emosi, sosial, spiritual, dan
lingkungan.
Selain individu sebagai objek kasus, juga terkait dengan aspek fisik (biologis),
yang bersangkutan, individu sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai bagian
16
2.2.1 Indikator Pengelolaan Diagnosis Holistik
a) Genogram
saudara kandung)
diikuti yang lebih muda secara ber-urutan di sebelah kiri (Note : kanan
17
- Nama dan usia ditulis di bawah simbol
“panah”
Genogram Symbols”
lingkaran
18
b) Family APGAR (Adaptation, Partnership, Growth, Affection, and
Resolve)
19
assessment untuk mengetahui berfungsinya sebuah keluarga
Family)
c) Family SCREEM
20
Medical) adalah alat yang digunakan untuk menilai kemampuan sebuah
o Social
o Cultural
o Religious
o Economic
o Educational
comprehend).
21
o Medical
d) Family Map
f) Family Lifeline
c. Risk Factor
pasien datang
22
Contoh:
Diagnosa klinis 1 : Hipertensi stage 2
Genetik
Kondisi biologis
Adanya kondisi biologis (atau masalah kesehatan lain) pada pasien yang
Contoh:
- Seorang pasien low back pain yang bekerja sebagai buruh pelabuhan dan
23
Kondisi Psikologis
Faktor personality pasien atau tingkat stress yang dialami oleh pasien.
Contoh: pasien mulai sering merasa murung dan menyendiri sejak suaminya
meninggal.
Ekonomi
Lingkungan Sosial
Contoh: Pada kasus scabies, pasien sering kontak dengan temannya satu
Lingkungan Budaya
Lingkungan Fisik
Kondisi fisik lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, dan sekitar yang
24
Contoh: pada kasus TBC paru, pasien tidur satu ruangan dengan kakaknya
yang juga menderita TBC paru karena tidak ada lagi ruangan kosong di
rumah pasien.
Lingkungan Kimia
Faktor risiko berupa paparan kimia baik di rumah, lingkungan sekitar , dan
tempat kerja.
Lingkungan Biologi
- Skala 1-5
25
2.2.3 Intervensi Diagnosis Holistik dan Komprehensif
Intervensi psikososial
26
Contoh Kasus Pendekatan Diagnosis Holistik
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 66 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
A. Anamnesa
1. Keluhan Utama :
Nyeri kepala
2. Keluhan Tambahan :
kepala. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 3 minggu ini. Pasien merasakan
keluhan ini secara terus menerus sehingga membuat pasien datang untuk berobat.
kepala. Nyeri kepala dirasakan dalam sehari bisa timbul > 2 kali, lebih berat jika
27
pasien kelelahan atau stress. Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan
menjalar hingga ke leher namun keluhan ini tidak sampai membuat aktivitas
lehernya sering terasa tegang atau kaku, namun pasien masih bisa menggerakkan
Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien.
Keluhan mual, muntah, lemah anggota tubuh disangkal, bicara pelo dan mulut
sesak nafas bila beraktivitas nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke leher kiri
hingga lengan kiri di sangkal, keluhan mudah lemas ketika aktivitas ringan dan
tidur harus menggunakan lebih dari 2 bantal disangkal. Keluhan adanya pilek
berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan
Pasien menyangkal adanya sering terbangun pada malam hari karena ingin
buang air kecil, peningkatan nafsu makan ataupun rasa haus berlebih disangkal.
Buang air kecil dan buang air besar pasien normal tidak ada keluhan. Pasien turut
telah diketahuinya sejak 3 tahun yang lalu. Pertama kali mengetahui dirinya
menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala dan pundak terasa Tegang. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan
darah, dan hasilnya tinggi yaitu 180/100 mmHg. Semenjak itu pasien didiagnosa
mengidap tekanan darah tinggi namun pasien tidak rutin kontrol ke puskesmas.
28
4. Riwayat Penyakit Dahulu
tidak rutin berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan. Riwayat diabetes
mellitus, asam urat, penyakit paru, penyakit jantung disangkal oleh pasien.
Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami dan kedua anaknya.
Dalam hal ekonomi, keluarga pasien termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien tidak
bekerja Perekonomian pasien dibantu oleh anaknya yang bekerja menjadi buruh
pabrik, dan penjual gorengan . Penghasilan dari kedua anaknya tidak tetap, rata-
rata Rp 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 per bulan. Menurut pasien jumlah uang
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dan lebih sering
memasak makanan yang mengandung garam dan penyedap rasa, seperti ikan asin,
telor asin,bihun, tempe, tahu, yang diberi garam dan penyedap rasa. Terkadang
29
daging. Pasien sangat jarang mengkonsumsi buah-buahan. Pasien menyangkal
tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok. Pasien tidak pernah berolah raga.
B. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda Vital
c. RR : 20 x /menit
d. Suhu : 36,6O C
3. Status Generalis :
30
Jantung
Pulmo
Abdomen
Inspeksi : hernia umbilikalis (-), asites (-), striae (-), lesi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
Ekstremitas
31
4. Status Gizi
Berat badan : 57 kg
>30,0 Obesitas II
32
Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%
1.125 kalori + 225 kalori – 225 kalori – 112,5 kalori = 1.013 kalori.
33
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan EKG
PROFIL KELUARGA
1. Karakteristik Keluarga
Nama : Tn. J
Usia : 68 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny.R
Usia : 66 tahun
c. Identitas Anak
34
d. Struktur Komposisi Keluarga : The extended family
Keluarga terdiri atas Tn. J sebagai kepala keluarga dan Ny.R sebagai istri dan
ibu rumah tangga. Pasangan ini dikaruniai 5 orang anak namun anak kedua
mereka meninggal pada saat usia 18 bulan karena sakit. Pasangan ini memiliki 1
anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Tiga orang sudah menikah dan hanya
dua orang yang telah memiliki anak. Anak pertama yaitu Ny. I berusia 45 tahun,
menikah dengan Tn.F yang berusia 47 tahun. Ny. I dan Tn.F saat ini memiliki 1
anak laki-laki serta 1 anak perempuan. Keluarga Ny.I tinggal di luar kota.
Anak ketiga yaitu Ny.A berusia 38 tahun, menikah dengan Tn. B yang berusia
yang tidak begitu jauh dari rumah Tn. J dan Ny.R Anak kempat yaitu Tn.D
berusia 34 tahun, menikah dengan Ny. F yang berusia 30 tahun. Tn.D dan Ny.F
belum memiliki anak. Keluarga Tn.D saat ini tinggal bersama di rumah Tn.J dan
Ny.R. Tn.D saat ini bekerja sebagai buruh pabrik.Anak kelima yaitu Nn.S, saat
ini berusia 28 tahun dan belum menikah. Nn.S tinggal bersama Tn.J dan Ny.R.
rumahnya.
dalam Tambahan
Keluarga
35
2. Ny. R Istri P 66 SD Ibu Pasien -
tahun Rumah
Tangga
keluarga /bulan
tahun Rumah
Tangga
keluarga an
A. Genogram
1. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. J
Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
36
Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
berada pada tahapan siklus keluarga yang ke delapan, yaitu keluarga dalam masa
pensiun dan lansia (mulai dari pensiun hingga pasangan yang meninggal).
Adapun tahapan siklus keluarga Tn. J dan Ny.R termasuk ke dalam tahap ke 8
yaitu Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota
keluarga yang berusia lanjut atau pensiun) hingga pasangan yang sudah
meninggal.
37
keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi,
a. Tahapan I
b. Tahap II
c. Tahap III
Keluarga dengan usia anak pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
d. Tahap IV
Keluarga dengan usia anak sekolah ( anak tertua berusia 6-13 tahun).
e. Tahap V
f. Tahap VI
g. Tahap VII
h. Tahap VIII
38
Sudah meninggal Sudah meninggal
Sudah meninggal
saat berusia 75 th saat berusia 69 th
Sudah meninggal saat berusia 70th
karena usia karena usia tua
saat berusia 70 th karena usia
Karena usia
Ny.R 66 Th
Tn. J 68 Th
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
39
5. Fungsi Keluarga
a. Biologis
mempunyai 4 orang anak, 1 orang laki-laki dan 3 orang perempuan yang sehat
dan tidak ada cacat sedikitpun. Ny. R juga telah memiliki 3 orang cucu yang
sehat dan tidak cacat. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan reproduksi
dalam keluarga Ny. R termasuk baik. Saat ini Ny. R menderita hipertensi grade
b. Psikologis
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya masih aktif
Anak pasien juga menantu cukup sibuk dengan pekerjaannya dan urusannya
c. Sosial
tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Apabila ada permasalahan dalam
bersumber dari penghasilan anak pasien yang bekerja sebagai buruh pabrik dan
e. Dinamika Keluarga
karena anak – anak dan menantu Ny. R sibuk dengan pekerjaannya, terkadang
hari libur dipakai untuk lembur sehingga komunikasi antar anggota keluarga
juga kurang berjalan dengan baik. Namun meski begitu keluarga terkadang
tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien senang bergaul dengan
masyarakat di sekitarnya.
41
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orang milik sendiri. Ny. R tinggal
Luas halaman rumah : tidak ada bersama suami, kedua anak nya,
42
Gambar 1. Denah Rumah
43
d. Perilaku terhadap sakit dan penyakit:
Jika ada salah satu anggota keluarga Ny. R yang sakit, maka akan membeli obat
warung terlebih dahulu. Jika keluhan tidak kunjung menghilang pasien akan
Keluarga Ny. R mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali
sehari. Makanan yang dimakan oleh keluarga Ny. R didapatkan dengan memasak
44
kesehatan Memuaskan berobat di Puskesmas
a. Kebiasaan makan :
Keluarga Ny. R biasa makan dua kali sehari terkadang tiga kali dengan porsi
sedang. Menu makan pasien dan keluarga sering dengan nasi, Ikan asin, tahu
tempe, bihun yang diberi tambahan garam dan penyedap rasa. Terkadang pasien
mengkonsumsi ayam atau telur asin. Keluarga ini sangat jarang mengkonsumsi
keluarga dan jarang membeli jajanan di luar rumah. Makanan selingan biasanya
dikonsumsi di luar waktu makan. Makanan selingan yang memiliki rasa asin dan
gurih. Makanan selingan ini biasanya dimakan pada sore atau malam hari sebagai
teman minum teh atau kopi seperti bakwan,tahu goreng, tempe goring, pisang
goreng.
Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny.R sebaiknya mengikuti Pedoman Gizi
energi. Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Idealnya sekitar 50-
45
60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-
4 piring nasi.
4. Membaca label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan
7. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber zat
8. Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi dari tiga sumber
9. Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2 liter atau
11. Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari bahan
12. Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mendapatkan berat
hidangan yang dihidangkan terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, namun karena
pengetahuan keluarga mengenai makanan yang bergizi dan diet untuk penderita
Ny.R. Ny.R mengaku sering makan makanan yang asin dan gurih. Ny.R sering
menambah garam dan penyedap rasa pada makananya. Pola makan pasien selama tiga
gelas
Orek tempe 1
porsi
Teh manis 1
47
gelas
porsi
Air mineral 1
gelas
mineral potong
48
Orek tempe 1
porsi
Air mineral 1
gelas
porsi
Air mineral 1
gelas
Air mineral 1
gelas
buah
Orek tempe 1
porsi
Air Mineral 1
gelas
49
sayur sop, air Ikan asin 1 ekor
mineral Gorengan 1
buah
Sayur sop 1
porsi
Air mineral 1
gelas
Analisa Makanan
- 3 porsi aneka gorengan ( bakwan, tahu, tempe, dll) = 140 x 3 = 420 kkal
Asupan yang diterima oleh Ny.R tidaklah sesuai dengan perhitungan yang ada, karena
Ny.R, sering melanggar pemberian asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi
Kesimpulan
kontrol tekanan darahnya setiap dua minggu sekali dan akan rutin minum obat.
51
Anak-anaknya tidak keberatan untuk membantu biaya pengobatan dan bergantian
Pasien memiliki kebiasaan dan senang makan yang asin dan gurih. Pasien
mengaku kebiasaan ini sangat sulit untuk dikuranginya. Keempat anak pasien
kurang sadar dengan penyakit yang diderita ibunya. Keempat anak pasien jarang
mengingati ibu untuk minum obat. Hal inilah yang menghambat terselesaikannya
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini. Kurangnya
waktu berkumpul bersama di dalam keluarga karena keempat anak pasien sibuk
bekerja. Namun hubungan keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.
kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang
diperhatikan. Pasien memiliki kebiasaan dan senang makan yang asin dan gurih.
Pasien mengaku kebiasaan ini sangat sulit untuk dikuranginya. Suami dan keempat
anak pasien kurang sadar dengan penyakit yang diderita Ny.R. Suami dan Kempat
anak pasien jarang mengingati Ny.R untuk minum obat dan kontrol ke dokter. Hal
pasien.
52
C. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
a. Pasien mengeluh nyeri kepala, leher terasa pegal dan sulit tidur.
pasien, untuk itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar
terwujud bila pola makan diatur sejak sekarang dan kepatuhan dalam
sembuh juga dan pasien merasa khawatir akan ketergantungan obat karena
2. Aspek Klinik
b. Diagnosis banding : -
b. Pasien sering lupa untuk meminum obat dengan teratur dan apabila sudah
5. Aspek Fungsional
Pasien merasa masih mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit. Pasien
54
D. Rencana Pelaksanaan
diharapkan
darahnya menjaga
terkontrol. penyakitnya
agar tidak
-Menjelaskan bertambah
hipertensi adalah
disebabkan membutuhkan
55
lifestyle. sehingga
terkontrol. darahnya.
ingin dicapai
56
-Menganjurkan proses
mendeteksi serta
komplikasi mencegah
yaitu melakukan
n penyakitnya
mencegah
terjadinya
komplikasi
57
internal merubah pola keluarg ke rumah makanan yang
makan, a dapat
menghindari mempengaruh
yaitu
menghindarkan -Mengurangi
cara digoreng,
mengganti dengan
menghindarkan
stress seperti
banyak pikiran
-Menyarankan
pasien untuk
olahraga ringan
di sekitar
lingkungan rumah
58
sebanyak kurang
lebih 30 menit
sehari.
seperti pemulihan
mengingatkan kesehatan
mengantarkan memberi
teh diperhatikan
59
oleh
-Menganjurkan keluarganya
kepada keluarga
pasien untuk
meningkatkan
komunikasi yang
seperti mengajak
mengingatkan pengetahuan
mengkonsumsi keluarganya
makanan yang
mengandung garam
tinggi
-Memberi
penyuluhan akan
pentingnya
kesehatan, seperti:
memberikan
penyuluhan bahwa
60
minum obat setiap
hari, menjelaskan
kepada pasien
bahwa penyakit
yang dideritanya
membutuhkan
pengobatan seumur
hidup
membebani pikiran.
E. Analisa Kasus
a. Aspek Personal
pasien memiliki respon kelelahan, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien
datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan
61
behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).
(Notoatmodjo, 2007).
semua takdir yang diberikan, serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar
penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa
pasien termotivasi untuk kontrol rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.
disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan
harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur
dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup
b. Aspek Klinis
kepala tanpa didahului oleh sebab khusus disertai leher kaku sejak 3 minggu yang
penyakitnya ialah cobaan hidup dari tuhan dan meyakinkannya bahwa dapat
dikontrol serta menjelaskan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan
memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan
minum obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan
menyebabkan kurangnya perhatian dari anak dan suami pasien terhadap penyakit
yang diderita oleh pasien. Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada
pasien agar dapat mengajak suami dan anaknya untuk berpartisipasi ikut serta
dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Serta menjelaskan kepada
suami dan anak pasien mengenai penyakit pasien dan rencana pengobatannya dan
pentingnya untuk tetap berobat dan mendukung serta mengingati pasien agar tetap
minum obatnya secara rutin dan teratur. Dengan hasil yang diharapkan istri dan
e. Aspek Fungsional
kualitas hidupnya.
Ny. R menderita hipertensi grade II oleh karena itu perlu dibatasi penggunaan
garama (diet rendah garam). Standar diet rendah garam diberikan kepada pasien
dengan edema, asites, dan/ atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit
hipertensi esensial. Standar diet rendah garam dalam pelaksanaannya dibagi dalam 3
standar yaitu : Standar diet rendah garam I, diet rendah garam II, diet rendah garam
garam meja) , diet rendah garam II mengandung 600-800 mg Natrium (1/2 sendok
teh), diet rendah garam III mengandung 1000-1200 mg Natrium (1 sendok teh).
dapur, soda, vetsin, baking powder, bahan pengawet) di dalamnya seperti biscuit,
dendeng, abon, corned beef, ikan sarden, ebi, udang kering, ikan asin, telur asin, keju,
selai kacang tanah, asinan saturan/ buah, sayuran/ buah dalam kaleng, kecap, terasi,
petis, tauco, saos tomat, margarin, mentega, otak, ginjal, lidah, paru,-paru, dan
jantung.
Makan siang : 30 %
64
Makan Pagi : Karbohidrat : 25% x 709 kkal = 177,25 kkal = 44,3 gram
Makan Siang: Karbohidrat : 30% x 709 kkal = 212,7 kkal = 53,2 gram
Makan Malam : Karbohidrat : 20% x 709 kkal = 141,8 kkal = 35,4 gram
biscuit 2 buah
1 potong ayam
Prognosis
66
BAB III
KESIMPULAN
Masalah yang paling menonjol ditemukan pada subsistem pelayanan kesehatan ialah
pelayanan kesehatan yang lebih majemuk. Keadaan seperti ini tentu merugikan masyarakat,
(comprehensive health services). Lebih lanjut lagi karena pelayanan yang terkotak-kotak ini,
ditemukan perhatian dokter hanya terhadap belahan yang disampaikan, bukan terhadap diri
untuk mengungkapkan aspek kehidupan sosial berkaitan dengan keluhan, diagnosis klinis
berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang bersangkutan.
Kesulitan dalam menegakkan diagnosis adalah pada interpretasi data psikososial karena para
klinisian umumnya tidak memperhitungkan hal itu. Klinisian umumnya berdasarkan sign
(apa yang dikeluhkan, persepsi dari pasien) dan symptoms (berdasarkan persepsi dokter) juga
diagnostik tes, laboratorium, radiologis untuk mendeteksi fungsi organ tubuh. Secara ringkas,
tujuan diagnosis holistik dapat menemukan penyebab penyakit baik dari faktor internal juga
faktor lainnya dari kehidupan seseorang agar dokter dapat melakukan tindakan efisien dan
efektif.
riwayat penyakit pasien, pemeriksaan penunjang dan penilaian internal dan eksternal dalam
kehidupan pasien dan keluarganya. Holistik merupakan salah satu konsep yang meliputi
dimensi personal, fisik, psikologi, sosial, dan spiritual dalam penanggulangan dan
tidak hanya bergantung pada apa yang sedang terjadi secara fisik pada tubuh seseorang, tetapi
juga terkait dengan kondisi psikologi, emosi, sosial, spiritual, dan lingkungan.
Pendekatan holistik tidak hanya mengobati gejala tetapi juga mencari penyebab dari
gejala. Pendekatan holistik untuk pengobatan pasien telah dikemukakan oleh Percival di
dalam bukunya pada tahun 1803. Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan
secara holistic (menyeluruh). Selain individu sebagai objek kasus, juga terkait dengan aspek
fisik (biologis), psikologis, sosial, dan kultural serta lingkungan. Masalah kesehatan individu
merupakan suatu komponen dari sistem pemeliharaan kesehatan dari individu yang
bersangkutan, individu sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai bagian dari masyarakat
yang meliputi aspek biomedis, psikologis, aspek pengetahuan, sikap dan perilaku, aspek
68
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, 2010. Perbedaan antara Dokter dan Dokter Keluarga. Diunduh dari :
http://blog.unila.ac.id/hadinata/2010/06/12/perbedaan-antara-dokter-dan-dokter-
Allan H., Lawren A. May, Alber G Muller JR. 1995. Primary Care Medicine. JB. Lipincott
Company.
Arnold Dorothee,1998 , Spiritual Care and Palliative Care: Opportunities and Challeges for
11 Januari 2010
Azwar dan Trihono. 2000. Puskesmas Peduli Keluarga. Disampaikan pada Semiloka
Azwar, A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta : Yayasan Penerbit Ikatan
Dokter Indonesia.
Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford
Family Medicine Team of FM-UGM, FM-UNS, FM-UI, and PDKI Pusat Jakarta. 2009.
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York,
Kanwil Depkes Jateng. 2000. Pedoman Upaya Kesehatan melalui Pendekatan Keluarga.
Robert B. Taylor (ed). 1993. Family Medicine Principles and Practice. Springer-Verlag.
Wonodirekso, Sugito. 2008. Karir Dokter di Ranah Pelayanan Kesehatan Primer. Semarang.
70