Anda di halaman 1dari 7

LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 1/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

1. Pengertian Lepra atau kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit menular, menahun
dan disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat.
Kode ICD X untuk lepra adalah A30.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan lepra.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor: 440/SK-054/PKM.KMG/I/2018
tentang Layanan Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
4. Referensi KMK No. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya


Langkah- a. Keluhan
langkah 1) Bercak kulit warna merah atau putih, bentuk plakat
2) Terutama di wajah atau telinga
3) Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal
4) Lepuh kulit tidak nyeri
b. Faktor Risiko:
1) Sosial ekonomi rendah
2) Kontak lama dengan pasien lepra
3) Imunokopromais
4) Tinggal di daerah endemic lepra
2. Petugas melakukan pemeriksaan tanda vital dan fisik, untuk menemukan
tanda-tanda berikut:
a. Tanda pada kulit
 Bercak, bintik (nodul), plakat dengan kulit mengkilat atau kering
bersisik
 Kulit tidak berkeringat dan berambut
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 2/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

 Baal pada lesi kulit


 Hilang sensasi nyeri dan suhu
 Vitiligo
b. Tanda pada saraf
 Penebalan nervus perifer
 Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf
 Kesemutan
 Tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
 Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
 Deformitas
 Ulkus yang sulit sembuh
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
mikroskopis BTA pada sediaan kerokan jaringan kulit
4. Petugas menegakkan diagnosis dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
a. Tanda cardinal
 Lesi kulit yang mati rasa
 Penebalan saraf tepi dengan gangguan fungsi saraf
 Adanya BTA dalam kerokan jaringan kulit
b. Klasifikasi lepra
Tanda Utama PB MB
 Bercak kusta Jumlah 1-5 Jumlah > 5
 Penebalan saraf Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf
tepi dan gangguan
fungsi BTA negative BTA positif
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 3/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

 Kerokan jaringan Unilateral atau Bilateral simetris


kulit bilateral
 Distribusi simetris Halus, mengkilap
Kering, kasar Kurang tegas
 Permukaan bercak Tegas Biasanya kurang
 Batas bercak Jelas jelas

 Mati rasa pada Proses lebih Terjadi pada tahap

bercak cepat lanjut

 Deformitas Mandarosis, hidung


- pelana, wajah

 Ciri khas singa,


ginekomastia pada
pria

5. Petugas memberikan tatalaksana


a. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada
1) Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat
MDT
2) Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah ini
 Relaps
 Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
 Pindahan (pindah masuk)
 Ganti klasifikasi/tipe
b. Terapi pada pasien PB
1) Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum
di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg
(600mg) dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 4/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

2) Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet Dapson/


DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
3) Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
4) Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50
mg.
c. Terapi pada Pasien MB
1) Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat diminum
di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @ 300mg
(600mg), 3 tablet Lampren (klofazimin) @ 100mg (300mg) dan 1
tablet dapson/DDS 100 mg.
2) Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet lampren
50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1
bulan.
3) Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).
4) Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150
mg dan DDS 50 mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis
harian untuk Lampren 50 mg diselang 1 hari.
d. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan berat
badan
1) Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
2) Dapson: 1-2 mg/kgBB
3) Lampren: 1 mg/kgBB
e. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1, B6,
dan B12
f. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui. Bila
pasien juga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin disesuaikan
dengan tuberculosis
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 5/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

g. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren,


untuk MB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat (dikurangi
DDS)
h. Terapi untuk reaksi kusta ringan, dilakukan dengan pemberian
prednison dengan cara pemberia
6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau
keluarganya
 penjelasan tentang lepra, terutama cara penularan dan
pengobatannya
 Dari keluarga diminta untuk membantu memonitor pengobatan pasien
sehingga dapat tuntas sesuai waktu pengobatan.
 Apabila terdapat tanda dan gejala serupa pada anggota keluarga
lainnya, perlu dibawa dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan.
7. Petugas merujuk pasien jika
a. Terdapat efek samping obat yang serius
b. Reaksi kusta dengan kondisi:
 ENL melepuh, pecah (ulserasi), suhu tubuh tinggi, neuritis.
 Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak ulserasi atau neuritis.
 Reaksi yang disertai komplikasi penyakit lain yang berat,
misalnya hepatitis, DM, hipertensi, dan tukak lambung berat.
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit
farmasi.
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
dan e-puskesmas.
10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas pendaftaran
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 6/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

6. Diagram
Pemeriksaan TV & fisik
Alir
Petugas menggali  Lesi kulit
anamnesis & faktor risiko :  Neurologis
Bercak di kulit, Pem penunjang : BTA kerokan
kurang/mati rasa kulit

Terapi
 Dosis dan kombinasi obat Menegakkan diagnosis
tergantung klasifikasi lepra
 Rifampisin
 Dapson
 Lampren
 DDS
Edukasi untuk rutin kontrol Berikan resep
Rujuk jika ada indikasi

Menyerahkan rekam Dokumentasi pada rekam


medis ke petugas medis
pendaftaran

7. Unit 1. Pelayanan Umum


Terkait 2. Pelayanan TB

8. Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
LEPRA

No. : 440/SOP-
Dokumen 390/PKM.KMG/I/2018
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal : 31 Januari 2018
Terbit
Halaman : 7/8

Puskesmas drg. Nina Martini R


Kemang NIP. 196203291993032001

Anda mungkin juga menyukai