SKRIPSI
Oleh:
Wiwit Sukmawati
11141010000026
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1439 H
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
EPIDEMIOLOGI
SKRIPSI, JULI 2018
Wiwit Sukmawati, NIM: 11141010000026
Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Jenis Suntik dan Pil KB
Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Tahun 2018
xv+ 91 halaman,9 Tabel, 3 bagan, 5 Lampiran)
ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2015 prevalensi hipertensi
di Banten sebesar 12,52% dan lebih banyak dialami oleh perempuan. Pada
perempuan hipertensi juga dialami oleh wanita usia subur yang menggunakan
kontrasepsi hormonal dimana kontrasepsi yang paling banyak digunakan yaitu
suntik dan pil KB. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB
dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciputat tahun 2018.
Penelitian ini merupakan kuantitatif menggunakan desain studi kasus
kontrol dengan perbandingan 1:2 yaitu dengan 32 sampel kasus dan 64 sampel
kontrol. Adapun analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis alat kontrasepsi yang paling
banyak digunakan oleh wanita usia subur baik dalam kelompok kasus yaitu suntik
(43,8%) dan pil KB (28,1%). Sementara itu pada kelompok kontrol kontrasepsi
yang banyak digunakan oleh wanita usia subur yaitu suntik (71,9%) dan pil KB
(18,8%). Selain itu baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol wanita
usia subur sebagia besar menggunakan kontrasepsi dalam jangka waktu ≥2 tahun.
Adapun sebagian besar wanita usia subur yang mengalami hipertensi merupakan
pengguna kontrasepsi hormonal 71,9%. Hasil analisis bivariat menujukkan bahwa
penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB mencegah untuk
terjadinya hipertensi pada wanita usia subur OR: 0,264 (0,085-0,827). Selain itu
tidak terdapat hubungan signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal
dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur pengguna kontrasepsi OR:
3,509 (0,929-13,251) dan tidak terdapat hubungan signifikan antara lama
penggunaan kontrasepsi nonhormonal dengan kejadian hipertensi pada wanita
usia subur OR: 0,400 (0,031-5,151). Saran untuk wanita usia subur diharapkan
dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatanya.
Kata Kunci : Hipertensi, Wanita usia subur, Kontrasepsi hormonal
Daftar bacaan : 59 (1998-2018)
i
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
MAJOR OF EPIDEMIOLOGY
The Correlation Between the Use of Contraception Type Injection and Pill with
Hypertension in Reproductive age women in Puskesmas Ciputat Area 2018
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
iv
LEMBAR PENGESAHAN
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Agama : Islam
Selatan
B. Riwayat Pendidikan
Jakarta
C. Pengalaman Kerja
Selatan.
vi
D. Pengalaman Organisasi
vii
KATA PENGANTAR
Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat dan nikmatnya sehingga
Alat Kontrasepsi Jenis Suntik dan Pil KB Terhadap Kejadian Hipertensi Pada
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, bapak (Imam Mawardi) dan ibu (Sri Murtini)
2. Bapak Prof Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Narila Mutia Nasir, Ph.D selaku dosen pembimbing skripsi. Terima
kasih atas waktu dan arahan yang diberikan setiap bimbingan, serta
semangat dan motivasi yang diberikan untuk penulis supaya penulis segera
viii
6. Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat yang telah membantu dala
yang telah semangat dan dukungan secara materil sehingga penulis dapat
8. Adik Penulis (Algi) dan sepupu (Lana, Puput, Gilang dan Restu) serta
9. Sahabat Penulis Handri susilowati dan Anis Khoirun Nisa yang selalu
skripsi.
12. Teman- teman SJD Muba 2014, Anis, Eno, Maulana, Rizki, Hanifa, Desi,
13. Seluruh Keluarga Besar As-Shof Muba yang telah memberikan semangat
ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
B. Kontrasepsi ............................................................................................................... 26
1. Definisi Kontrasepsi.............................................................................................. 26
2. Kontrasepsi Hormonal ......................................................................................... 29
4. Efek Samping Yang di Timbulkan oleh Alat Kontrasepsi ................................... 34
C. Kerangka Teori ......................................................................................................... 38
BAB III ............................................................................................................................. 40
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............................................ 40
A. Kerangka Konsep ................................................................................................. 40
B. Definisi Operasional............................................................................................. 42
C. Hipotesis............................................................................................................... 44
BAB IV ............................................................................................................................. 45
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 45
A. Desain Penelitian.................................................................................................. 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 46
1. Populasi ................................................................................................................. 46
2. Sampel................................................................................................................... 46
D. Instrumen Penelitian............................................................................................. 51
E. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 51
F. Pengolahan Data .................................................................................................. 52
G. Analisis Data ........................................................................................................ 53
H. Etik Penelitian ...................................................................................................... 54
BAB V .............................................................................................................................. 55
HASIL PENELITIAN ...................................................................................................... 55
A. Gambaran Tempat Penelitian ............................................................................... 55
B. Gambaran Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018........................................................ 56
C. Gambaran Penggunaan Jenis Alat Kontrasepsi Yang Digunakan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Tahun 2018. ................................................................................... 57
D. Gambaran Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciputat Tahun 2018....................................................................................................... 58
E. Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik Dan Pil
KB Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di
wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018............................................................. 59
xii
F. Hubungan Antara Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik dan Pil
KB dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018. ........................................................... 61
BAB VI ............................................................................................................................. 64
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 64
A. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 64
B. Gambaran Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018. ........................................................... 65
C. Gambaran Penggunaan Jenis Alat Kontrasepsi Yang Digunakan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Tahun 2018. ................................................................................... 66
D. Gambaran Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ciputat Tahun 2018....................................................................................................... 72
E. Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik Dan Pil
KB dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di
wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018............................................................. 73
F. Hubungan Antara Lama Penggunaan Kontrasepsi dengan Kejadian Hipertensi
Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat
Tahun 2018. .................................................................................................................. 78
BAB VII ............................................................................................................................ 82
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 82
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 82
B. Saran ......................................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 85
LAMPIRAN...................................................................................................................... 92
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Penggunaan Jenis Alat Kontrasepsi yang Digunakan Wanita Usia
Subur……………………………………………………………….......58
Tabel 5.4 Hubungan Antara Penggunaan alat Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik
dan Pil KB dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur
PenggunaKontrasepsi…………………………………………………60
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
KB : Keluarga Berencana
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menular. Hipertensi jarang dialami oleh wanita usia subur, hal ini
1
2
Ciputat hanya ada 123 wanita usia subur yang mengalami hipertensi.
wanita usia subur memiliki risiko terkena hipertensi yang didapatkan dari
2017).
usia subur yang istrinya berusia antara 15 sampai dengan 49 tahun yang
disebut wanita usia subur (WUS) untuk mengatur jarak kelahiran anak dan
55,8%, lalu angka ini meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar 59,7%
banyak menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik dan pil KB. Presentase
pengguna alat kontrasepsi jenis suntik yaitu sebesar 51,53% pada peserta
penggunaan Pil KB yaitu sebesar 23,17 pada peserta KB baru dan sebesar
Indonesia, 2016).
kontrasepsi yang cukup tinggi yaitu pada tahun 2016 sebanyak 72,30%
4
persentase sebesar 54,60% pada peserta KB baru dan 52,61% pada peserta
24,47% pada peserta KB baru dan sebesar 22,92% pada peserta KB aktif
(Kemenkes, 2016).
yang ada di wilayah Kota Tangerang selatan yang memiliki pengguna alat
baru dan sebesar 69% pada peserta KB aktif untuk kontrasepsi jenis suntik.
pada peserta KB baru dan sebesar 9,8% pada peserta KB baru (Profil dinas
tahun 2016).
tahun yang menggunakan kontrasepsi pil berisiko 1,38 kali lebih besar
berisiko sebesar 2,93 dan 3,61 kali dengan terjadinya peningkatan tekanan
dari 2 tahun.
B. Rumusan Masalah
urutan pertama dalam kasus penyakit tidak menular. Pada wanita usia
subur hipertensi jarang terjadi. Hal ini terbukti dari 14.123 wanita usia
subur di Puskesmas Ciputat hanya ada 123 wanita usia subur yang
subur tetapi wanita usia subur memiliki risiko untuk mengalami hipertensi.
Risiko hipertensi pada wanita usia subur dapat terjadi karena penggunaan
pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Ciputat yaitu alat
digunakan adalah alat kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB. Pada
C. Pertanyaan Penelitian
tahun 2018.
hormonal jenis suntik dan pil dengan kejadian hipertensi pada wanita
tahun 2018.
8
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
kontrasepsi hormonal.
3. Bagi Masyarakat
F. Ruang Lingkup
puskesmas Ciputat tahun 2018. Populasi pada penelitian ini adalah wanita
Ciputat pada bulan September tahun 2017 - Maret 2018. Adapun analisis
yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai mei tahun 2018 di
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
suatu keadaan ketika tekanan darah meningkat secara kronis. Hal tersebut
terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memnuhi
Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistol
Klasifikasi tekanan Darah Diastol
(mmHg)
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
Hipertensi Stage 2 160 atau >160 100 atau >100
Sumber : Infodatin Hipertensi,2014
11
12
ditandai dengan gejala diantaranya sakit kepala, mudah marah, rasa berat di
(Kemenkes,2014).
raksa, digital atau anaeroid yang telah ditera. Pemeriksaan tekanan darah
manset yang sesuai yaitu manset yang dapat melingkari sedikitnya 80%
lengan atas. Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengar (Fase 1,
Koroktoff) dan tekanan darah diastolik adalah saat dimana bunyi akan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara
e. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka
(Kemenkes, 2014).
14
3. Diagnosis Hipertensi
rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan untuk
4. Jenis Hipertensi
RI, 2014)
(Kemenkes, 2014)
2006).
22,8%. Hipertensi sering terjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini terlihat
dari data yang ada pada Riskesdas (2013) dimana persentase kejadian
bagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat di ubah dan faktor yang tidak
dapat diubah.
1) Obesitas
20% dari berat badan normal. Berat badan normal bila Indeks
yang lebih tinggi daripada orang yang memiliki berat badan normal
atau kurus.
2) Pola Makan
dan tekanan darah akan meningkat. Selain itu natrium yang berlebih
jantung harus bekerja lebih keras pada saat kontraksi (Yulianti dan
olahraga teratur.
4) Stres
a) Fisik
gangguan pencernaan.
b) Mental
5) Sosial Ekonomi
a) Penyakit Ginjal
Keadaan ini terjadi hampir pada hampir 80% kasus hipertensi sekunder.
organ yang dilewati darah akibat tekanan darah tinggi, salah satunya
tidak berjalan dengan normal dan protein keluar dari darah kemudian
b) Gangguan Hormonal
2009).
(Baziad, 2002).
Selatan.
tekanan darah. Pengguna kontrasepsi oral dalam jangka waktu lebih dari
c) Diabetes Melitus
distribusi gula oleh tubuh. Pada pendeita diabetes biasanya tubuh tidak
dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak
1. Diabetes tipe I
2. Diabetes tipe II
pankreas tidak cukup atau sel lemak otot tubuh menjadi kebal
3. Diabetes Kehamilan
(Sustrani, 2006).
26
koroner
kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes. Selain
B. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma dengan
dan dapat pula bersifat permanen (BKKBN Riau, 2016; Profil Kesehatan
Indonesia,2016).
ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) atau pasangan suami istri yang
PUS pada peserta KB dibagi menjadi peserta KB baru dan peserta KB aktif.
Peserta KB baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan alat
yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi
metode sederhana.
sederhana.
sederhana.
Pada usia < 20 tahun merupakan usia yang memiliki risiko tinggi maka
dari itu sebaiknya pada usia tersebut dianjurkan untuk tidak memiliki anak
pil oral dikarenakan pengguna masih muda. Sedangkan pada usia diatas 30
untuk mengakhiri kehamilan karena alasan medis dan alasan lainnya (Hartanto,
2010)
29
2. Kontrasepsi Hormonal
sebagai berikut:
cara dipasang dibawah kulit lengan atas bagian dalam dari lipatan
2010).
b. Suntik KB
yang dilakukan secara rutin satu bulan sekali maupun tiga bulan
utama dari obat suntik sebulan ini adalah efek samping dari
c. Pil KB
(Pendit, 2006).
selama haid seperti disminore atau sakit saat haid (Hartanto, 2010).
3. Kontrasepsi Non-hormonal
wanita tertentu, terutama wanita yang tidak terjangkit PMS dan sudah
pernah melahirkan. AKDR merupakan suatu alat plastik atau logam kecil
pengguna IUD angka kegagalan bahkan lebih rendah pada wanita lebih
dari segi biaya. Selain itu IUD pada umumnya sangat mudah untuk
2006)
b. Kondom
wanita. kondom wanita ini terdiri dari 2 cincin polyurethane yang lentur
didalam vagina dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks karena
akan terdorong selama senggama, cincin luar menutupi labia dan dasar
Kedua pendekatan ini sangat efektif dengan angka kegagalan kurang dari
kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan
34
sangat efektif. Dasar dari vasektomi adalah oklusi vas deferens, sehingga
(Hartanto, 2010).
kegagalan pada pengguna vasektomi sebesar < 1%. Adapun salah satu
dan hampir tidak ada mortalitas, biaya yang murah dan cepat karena
pola haid yang kira-kira terjadi pada 60% akseptor dalam tahun pertama
Amenore. Selain itu keluhan yang sering terjadi akibat efek samping
nyeri tekan payudara. Adapun efek samping dengan bahaya serius pada
b. Suntik KB
wanita usia subur. efek samping yang biasa terjadi pada akseptor suntik
tekanan darah diastolik. Selain itu ada penelitian Tendean dkk (2017) di
c. Pil KB
jantung iskemik, stroke dan hipertensi (Hartanto, 2010). Selain itu efek
penggunaan IUD dikemudian hari antara lain yaitu rasa sakit dan
berlangsung lebih lama dan spotting atau bercak diantara haid (Hartanto,
2010)
e. Kondom
efek samping jangka pendek yang mungkin terjadi yaitu iritasi oleh
yang jelek. Namun efek samping yang sering ditemukan pola haid yang
C. Kerangka Teori
tinjuan pustaka dan hasil dari beberapa penelitian terkait didapatkan faktor
risiko hipertensi dapat dikelompokkan menjadi faktor yang tidak dapat diubah
dan faktor yang dapat di ubah. Adapun faktor risiko yang tidak dapat diubah
terjadinya hipertensi yang dapat diubah yaitu obesitas, stres dan sosial
penelitian ini yaitu penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Selain itu terdapat
hormonal dan diabetes melitus. Oleh karena itu kerangka teori pada penelitian
A. Kerangka Konsep
konsep penelitian yang ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
ini terdiri dari penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB dan
hipertensi pada wanita usia subur. Adapun variabel perancu pada penelitian ini
adalah obesitas dan status ekonomi. Pada penelitian ini, faktor yang dapat
Teknik matching yaitu pemilihan subjek kontrol yang sama dengan subjek kasus
untuk faktor risiko yang akan dikendalikan (Sumantri, 2011). Dikarenakan pada
pengambilan sampel dilakukan dengan cara setiap ada satu wanita usia subur
yang obesitas pada kelompok kasus maka akan dipasangkan dengan dua wanita
usia subur yang obesitas pada kelompok kontrol. Berdasarkan variabel tersebut
maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut:
40
41
Lama Penggunaan
kontrasepsi Hormonal
1. Obesitas
2. Sosial Ekonomi
pemakaian alat kontrasepsi hormonal jenis pil dan suntik serta lama
usia subur. pada penelitian ini alat kontrasepsi hormonal jenis implant tidak di
teliti dikarenakan berdasarkan Hartanto (2010) dan Gebbie & Glasier (2006)
pada KB implant tidak mempunyai efek samping hipertensi. Maka dari itu
peneliti hanya meneliti variabel kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependen
1 Jenis alat Alat-alat yang digunakan untuk Kuesioner Wawancara 0. Non-Hormonal Ordinal
2 Lama Lamanya waktu pemakaian alat Kuesioner Wawancara 1. < 2tahun (singkat) Ordinal
C. Hipotesis
a. Ada hubungan antara penggunaan jenis alat kontrasepsi hormonal jenis
suntik dan pil KB dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur
dan pil KB dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur pengguna
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
desain studi kasus kontrol. Studi kasus kontrol merupakan studi epidemiologi
Dalam penelitian ini, kelompok kasus adalah wanita usia subur yang mengalami
hipertensi dan menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB,
sedangkan kelompok kontrol adalah wanita usia subur yang tidak mengalami
hipertensi dan menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB.
Kelemahan desain studi kasus kontrol yaitu dapat terjadi bias informasi
untuk mengingat. Bias informasi pada penelitian ini sering terjadi pada variabel
usia subur lupa berapa lama waktu penggunaannya maka lama penggunaan
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat yang terdiri dari
45
46
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang
Puskesmas Ciputat.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Adapun sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut adalah
kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Kasus
berikut:
1) Kriteria Inklusi
Puskesmas Ciputat
2) Kriteria Eksklusi
2018.
47
keluarga.
b. Kelompok Kontrol
1) Kriteria Inklusi
Puskesmas Ciputat
2) Kriteria Eksklusi
Puskesmas Ciputat
2018.
keluarga
rumus kontrol per kasus. Adapun perhitungan sampel pada penelitian ini
1 1
n = [Z1-2 ∝ √(1 − 𝑘) P(1 − P) + Z1-β √𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − P2)/k]2
( P1-P2)2
Dengan :
(𝑂𝑅)𝑃2
P1= dan P= (P1+kP2)/(1+k)
(𝑂𝑅)𝑃2+(1−𝑃2)
Keterangan:
P : Proporsi rata-rata
Variabel Peneliti P1 P2 OR N
Lama penggunaan
Lestari, 2013 0,82 0,61 2,954 24
kontrasepsi hormonal
49
terbanyak yaitu sebesar 29. Untuk menghindari sampel yang drop out
maka besar sampel ditambah 10%, maka jumlah sampel minimal yang
ini dikarenakan jumlah kasus yang hanya sedikit dan jumlah kontrol yang
dilakukan yaitu melakukan skrining dari data wanita usia subur yang
sampel dalam penelitian kelompok kasus yaitu daftar nama wanita usia
pada bulan september 2017 sampai maret 2018. Berdasarkan pasien kasus
2017 sampai dengan maret 2018 dan sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi. Dalam kerangka sampel terdapat 232 wanita usia subur yang
dengan cara setiap ada satu wanita usia subur yang obesitas pada
kelompok kasus maka akan dipasangkan dengan dua wanita usia subur
yang obesitas pada kelompok kontrol. Hal tersebut berlaku pula untuk
Melakukan Skrining
Mendapatkan Melakukan
data wanita usia subur
Kerangka Sampling Pengambilan sampel
yang mengunjungi Poli (Baik Kelompok Kasus kasus
KB bulan September maupun Kontrol)
2017 sampai Maret
2018
Melakukan
Mendapatkan pengambilan kelompok
sampel kelompok kontrol dengan teknik
kasus dan kontrol. matching dan simple
random sampling
D. Instrumen Penelitian
independen pada penelitian ini seperti jenis alat kontrasepsi hormonal yang
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua acara yaitu :
1. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari
buku register poli KB dan rekam medis pada bulan september tahun
2017 sampai dengan maret 2018. Data tersebut diambil sebagai data
52
diambil yaitu wanita usia subur pengguna kontrasepsi suntik, pil, IUD
menjadi responden.
2. Data Primer
F. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Entry Data
4. Cleaning
G. Analisis Data
Untuk melakukan analisis data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini
digunakan dua jenis analisis data yaitu analisis univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
(0−𝐸)2
dengan rumus sebagai berikut: 𝑋 2 =∑ 𝐸
Ekspektasi
H. Etik Penelitian
Un.01/F10/KP.01.1/KE.SP/04.27.001/2018.
BAB V
HASIL PENELITIAN
salah satu dari 3 Puskesmas yang berada di Kecamatan Ciputat dengan letak
Sawah
Timur
55
56
data, serta ruang rapat. Di lantai 2 juga terdapat ruang pelayanan pengobatan
dilakukan di Poli KB. Pelayanan tersebut dilakukan setiap hari senin sampai
dengan hari sabtu. Untuk pelayanan alat kontrasepsi suntik, pil KB, dan
kondom dilakukan setiap hari selama jam kerja, namun untuk pelayanan
kontrasepsi implant dan IUD hanya di lakukan pada hari jum’at. Pelayanan
kontrasepsi terlebih dahulu diberi konseling terkait efek samping dari alat
Tabel. 5.1
Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna Kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018
Kejadian Hipertensi
N % n %
Ciputat pada penelitian ini yaitu alat kontrasepsi jenis suntik, pil, IUD dan
wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Ciputat pada tahun 2018 dapat
Tabel 5.2
Kejadian Hipertensi
N % n %
digunakan oleh wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun
dikategorikan menjadi singkat yaitu < 2 tahun dan lama ≥2 tahun. Adapun
59
lamanya penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel. 5.3
kontrasepsi oleh wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun
2018 pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol terbanyak yaitu dalam
waktu ≥2 tahun persentase 81,3% pada kelompok kasus dan sebesar 67,2 %
hormonal jenis suntik dan pil KB dengan kejadian hipertensi pada wanita usia
60
Tabel 5.4
Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik
dan Pil KB Dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur
Pengguna Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2018
Kejadian Hipertensi
Penggunaan OR
Kasus Kontrol
Kontrasepsi (95% CI)
N % N %
dan Pil KB dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Pengguna
menjadi 2 yaitu dikategorikan lama apabila wanita usia subur telah menggunakan
alat kontrasepsi hormonal dalam waktu ≥ 2 tahun dan dikatakan singkat apabila
wanita usia subur menggunakan alat kontrasepsi dalam waktu <2 tahun.
suntik dan pil KB dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur pengguna
berikut:
62
Tabel 5.5
Kejadian Hipertensi
Lama
Jenis
Penggunaan Kasus Kontrol OR (CI 95%)
Kontrasepsi
Kontrasepsi
N % N %
kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB ≥ 2 tahun serta mengalami hipertensi
kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB <2 tahun dan hipertensi sebanyak 3
63
responden (13%). Hasil uji statistik di peroleh nilai odds ratio (OR) sebesar 3,509
kontrasepsi nonhormonal <2 tahun mengalami hipertensi. Hasil uji statistik diperoleh
nilai odds ratio (OR) sebesar 0,400 (0,031-5,151) dengan demikian nilai OR tidak
bermakna.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
kemungkinan terjadinya recall bias. Variabel dalam penelitian ini yang rentan
terjadi recall bias yaitu variabel lama penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini
dikarenakan wanita usia subur yang telah terlalu lama menggunakan alat
kontrasepsi sering tidak ingat kapan pertama kali wanita tersebut menggunakan
2. Pada penelitian ini hanya meneliti faktor tertentu, masih terdapat faktor yang
alat kontrasepsi karena penelitian ini hanya melihat dari sisi hormonal dan non
darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh
Sustrani,dkk, 2006)
Lolong (2015) menyebutkan bahwa 25% dari wanita usia subur yang mengalami
kemungkinan hipertensi yang dialami oleh wanita usia subur tersebut dikarenakan
yang dimasukkan kedalam tubuh wanita usia subur dimana hormon tersebut
darah serta menjaga dinding pembuluh darah supaya tetap baik. Namun apabila
maka akan dapat mempengaruhi tekanan darah dan kondisi pembuluh darah
bagi tubuh. Pada penggunaan estrogen sintesis dapat menginhibisi sekresi FSH
dalam tubuh sehingga akan memicu terjadinya gangguan pada tingkat pembuluh
sementara dan ada pula yang bersifat permanen (BKKBN Riau, 2016). Keluarga
67
diharapkan lahir, jumlah anak anak yang didambakan telah dihitung berdasarkan
kemampuan dan kesanggupan suami istri tersebut dan melihat situasi serta kondisi
dalam firman Allah diantaranya surat Al-Baqarah ayat 233 dan surat an-Nisa ayat
9 sebagai berikut:
)٢٣٣( ير
ٌ ص َ َّ اَّللَ َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن
ِ َاَّلل بِ َما ت َ ْع َملُونَ ب َّ َواتَّقُوا
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-
Yang artinya: “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
Dari surat al-Baqarah ayat 233 terdapat anjuran untuk menyusui anak-anaknya
selama dua tahun, dalam ilmu kesehatan menyusui atau memberikan ASI kepada
anak merupakan salah satu cara untuk ber-KB. Metode KB ini dapat mencegah
bulan (Muryanta, 2012). Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam agama,
Islam tidak melarang seseorang untuk melakukan KB. Pada surat an-nisa ayat 9
mempunyai anak yang lemah. Anak yang lemah yang dimaksud dalam ayat ini
yaitu anak yang lemah dalam segi pengetahuan dan lemah dalam segi agama.
akan dapat mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dalam tafsir Al-
Azhar juga disebutkan bahwa dalam ajaran Islam, tidak ada larangan yang pasti
tidak dilarang asalkan tidak merusak kesehatan dan tidak menimbulkan rasa
kurang percaya takdir Tuhan. Pada zaman Rasullah s.a.w ada orang yang
melakukan ‘azl yaitu mencabut alat kelamin lelaki dari faraj (vagina) istri setelah
dekat akan keluar mani, hal ini dilakukan karena kasihan terhadap istri jika harus
2018).
Artinya: “dari Sahabat Jabir berkata : kami melakukan ‘azl pada zaman Rasullah
peristiwa ini sampai kepada Rasullah dan beliau tidak melarang kami”.
berarti mengeluarkan zakar (Penis) dari vagina istri sesaat sebelum terjadi
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina atau sering disebut
Dari firman Allah SWT dan hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim serta tafsir Al-Azhar diatas dapat ketahui bahwa Islam tidak melarang
merupakan cara untuk mengatur jarak kelahiran anak, mengatur jumlah anak
sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sejahtera dan dari sisi kesehatan KB
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa alat kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh wanita usia subur pada kelompok kasus dan kontrol yaitu alat
kontrasepsi jenis suntik dengan persentase 43,8% pada kelompok kasus dan
sebesar 71,9 % pada kelompok kontrol dan persentase tertinggi kedua yaitu
kontrasepsi pil KB dengan persentase 28,1 % pada kelompok kasus dan 18,8 %
pada kelompok kontrol. Hasil yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
besar wanita usia subur memilih menggunakan alat kontrasepsi hormonal jenis
suntik sebesar 55,5% dan alat kontrasepsi jenis pil sebesar 19,5%. Penelitian
Rohmatin (2015) juga menyebutkan sebagian besar wanita usia subur di Pulau
Jawa menggunakan alat kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB dimana
Hasil ini sesuai persentase penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh
wanita usia subur di Indonesia, dimana sebagian besar wanita usia subur di
Indonesia menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik dan pil KB. Hal ini
Indonesia tahun 2016 yang menyebutkan bahwa pasangan usia subur paling
banyak menggunakan kontrasepsi jenis suntik (51,53%) dan kontrasepsi jenis pil
suntik dianggap alat kontrasepsi yang praktis cara penggunaannya dimana wanita
usia subur hanya perlu melakukan satu kali suntik KB untuk jangka waktu
beberapa bulan kedepan yaitu satu bulan ataupun tiga bulan. Menurut Sriwahyuni
dalam Octasari (2014) selain praktis penggunaan alat kontrasepsi suntik juga
kontrasepsi yang banyak digunakan oleh wanita usia subur. Penggunaan alat
kontrasepsi pil menempati urutan kedua kontrasepsi yang banyak digunakan oleh
wanita usia subur setelah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi pil merupakan alat
kontrasepsi yang paling praktis digunakan wanita usia subur terutama yang takut
suntik dimana wanita usia subur hanya perlu meminum pil KB setiap hari.
usia subur banyak memilih alat kontrasepsi suntik dan pil dikarenakan sebagian
wanita usia subur takut untuk mencoba menggunakan alat kontrasepsi lain seperti
menggunakan implant dan IUD. Sebagian wanita usia subur mengaku takut
kontrasepsinya.
kontrasepsi yang dipakai oleh wanita usia subur untuk mencegah kehamilan
maupun untuk berhenti mempunyai anak. Pada penelitian ini diketahui bahwa
sebagian besar wanita usia subur baik dalam kelompok kasus maupun kelompok
81,3% pada kelompok kasus dan sebesar 67,2 % pada kelompok kontrol. Hasil
waktu > 2 tahun. Selain itu penelitian Rohmatin (2015) pada wanita usia subur
di Pulau Jawa tahun 2012 yang menyebutkan bahwa sebagian besar wanita usia
dan umur. Berdasakan hasil penelitian sebanyak 84,4% wanita usia subur di
Puskesmas Ciputat telah memiliki 2 anak atau lebih. Mereka merasa telah cukup
dengan jumlah anak yang dimiliki saat ini. Hal tersebut menyebabkan sebanyak
40,6% wanita usia subur memutuskan untuk berhenti memiliki anak sehingga
mereka menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu
faktor usia juga menjadi alasan wanita usia subur untuk menggunakan alat
kontrasepsi pada waktu yang lama. Sebagian wanita usia subur yang memiliki
usia melebihi 30 tahun juga sudah tidak ingin mengalami kehamilan lagi
sehingga wanita usia subur menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu
yang lama.
(Manuaba, 1998).
efek samping yang mungkin dialami oleh pengguna kontrasepsi hormonal salah
estrogen yang memiliki fungsi mencegah kekentalan darah serta menjaga dinding
antara hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh, maka akan dapat
(luteinizing Hormon), sehingga bile sekresi FSH dan LH dihambat maka akan
penggunaan alat kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB dengan kejadian
hipertensi pada wanita usia subur menunjukkan OR 0,264 (CI 95%: 0,085-0,827)
Hal ini sesuai dengan Suhardjono dalam Manungkit (2013) yang menyatakan
sebesar 0,762 artinya secara statistik tidak ada hubungan antara penggunaan alat
kontrasepsi homonal dengan kejadian hipertensi. Selain itu penelitian Chiu and
Lin (2015) dengan desain studi crossectional pada kelompok wanita yang telah
tinggi.
Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2016)
case control dimana pada penelitian ini didapatkan odss ratio sebesar 0,844
wanita.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang Isfarandi dkk (2015)
kontrasepsi hormonal jenis pil berisiko 1,4 kali untuk mengalami hipertensi
dibandingkan dengan wanita usia subur yang tidak menggunakan pil. Penelitian
Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah
dan pil KB berisiko terhadap kejadian hipertensi pada wanita usia subur. Hal ini
terlihat dari proporsi yang didapatkan pada hasil penelitian bahwa sebagian besar
kelompok kasus atau wanita usia subur yang mengalami hipertensi merupakan
terhadap kejadian hipertensi pada wanita usia subur. Hal ini mungkin terjadi
77
karena pengguna kontrasepsi hormonal mengontrol faktor risiko lain yang menjadi
aktivitas fisik yang cukup sehingga mereka tidak mengalami hipertensi. Hal ini
didukung oleh sebagian besar wanita usia subur (90,6%) pada kelompok kontrol
memperhatikan kesehatan ibu seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Luqman
ير
ُ صِ ي ْال َم َ ِسانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف
َّ َصالُهُ فِي َعا َمي ِْن أَ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َو ِل َوا ِلدَيْكَ إِل ِ ْ ص ْينَا
َ اْل ْن َّ َو َو
Yang artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa Allah sangat menganjurkan untuk berbuat
baik kepada kedua orang tua salah satunya ibu yang telah memberikan ASI selama
dua tahun. Berbuat baik salah satunya dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan kesehatan ibu. Pada ayat ini dikatakan ibu menyapih dalam dua
tahun, dalam ilmu kesehatan dikatakan bahwa selama siibu menyusui anaknya
tidak hanya disebabkan oleh kontrasepsi hormonal. Oleh karena itu wanita usia
subur yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal tidak selalu akan mengalami
fisik yang cukup dan tetap menjaga pola makan serta mengendalikan stres untuk
pemakaian alat kontrasepsi yang digunakan oleh wanita usia subur baik
(13%) wanita usia subur pengguna kontrasepsi hormonal selama < 2 tahun
mengalami hipertensi. Hasil uji statistik hubungan antara lama penggunaan alat
kontrasepsi dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur pada pengguna
79
berhubungan signifikan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur. Selain
itu pada hasil penelitian didapatkan sebesar 6 (66,7%) wanita usia subur pengguna
kontrasepsi. Selain itu penelitian Parmono (2010) dengan desain studi cross
bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik
deprovera dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian yang sama yaitu pada
penelitian Chiu dan Lind (2015) dengan menggunakan desain studi cross sectional
yang menyebutkan tidak ada hubungan antara lama waktu penggunaan kontrasepsi
dikarenakan terdapat beberapa wanita usia subur yang telah mengalami hipertensi
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian lestari, dkk (2013) yang
waktu >2 tahun memiliki peluang 2,954 kali untuk menderita hipertensi
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada wanita usia subur yang
menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik dan pil KB dalam jangka waktu
terjadi karena hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh wanita usia subur
dapat melindungi wanita tersebut dari hipertensi. Hal tersebut sesuai dengan teori
Pada penelitian ini penggunaan alat kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu
≥2 tahun tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur.
Namun pada penggunaan alat kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu 4 tahun
atau lebih akan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Hal ini sesuai
dengan Baziad (2002) pada wanita usia subur pengguna kontrasepsi hormonal
81
tekanan darah ringan baik pada tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi
Selain itu penelitian Uswatun, dkk (2016) didapatkan hasil wanita usia subur
(DMPA) selama >5 tahun berhubungan dengan peningkatan tekanan darah dimana
kontrasepsi suntik depo medroxy progesterone asetat (DMPA) selama >5 tahun
(2008) dengan desain studi kasus kontrol wanita usia subur yang menggunakan
sebesar 5,38 kali dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan pil KB
tekanan darah secara rutin, sehingga ketika terjadi hipertensi pada pengguna
kontrasepsi hormonal dapat diketahui secara cepat dan dapat segera diberi
intervensi.
82
BAB VII
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ciputat
mencegah 0,264 kali terhadap kejadian hipertensi pada wanita usia subur.
dengan kejadian hipertensi pada wanita usia subur dengan odds ratio 3,509
82
83
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Ciputat
sekali.
3. Bagi Masyarakat
a. Wanita usia subur dianjurkan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai
hipertensi.
b. Peneliti selanjutnya dapat meneliti keluhan kesehatan lain yang sering terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah Jakarta .
Prawirohardjo. Jakarta
BKKBN Riau, 2016. Konsep Dasar Kontrasepsi. Diakses pada 21 Mei 2018
Chiu, C dan Lind, J. 2015. Past Oral Contrapception Use and Self-reported Blood
https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-
015-1392-3.
85
86
Dalimartha, S dkk, 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus+. Jakarta
Fauzi, I. 2014. Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam Urat, Diabetes
Gebbie, A & Glasier,A. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. EGC.
Jakarta
Hakim, A, dkk. 2015. Prevalensi dan Faktor Risiko Hipertensi di Kecamatan Ilir
Timur II Palembang Tahun 2012. MKS,TH, No. 1. Halaman 58.
Hamka. 2018. Tafsir Al-Azhar Juzuk 8. PTS Publications & Distributors SDN.BHD.
Kuala Lumpur. Diakses pada 30 Juli 2018 . Akses dari :
https://books.google.co.id/books?id=XNdBDwAAQBAJ&pg=PT139&dq=taf
sir+Al-
AZHAR+tentang+KB&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwir38flpMbcAhWPfSsK
HREgCt0Q6AEIKDAA#v=onepage&q=tafsir%20Al-
AZHAR%20tentang%20KB&f=false
Kemenkes RI, 2014. Infodatin Hipertensi. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta
Iskandar,M. 2010. Health Triad (Body,Mind, and System). PT Elex Media Media
Komputindo.Jakarta.
Kemenkes RI. 2014. Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko. Buku Pintar
Posbindu PTM Seri 2. Kemenkes RI. Jakarta
Kemenkes RI, 2014. Pengukuran Faktor Risiko PTM. Buku Pintar Posbindu PTM
Seri 3 Jakarta.
Kristina, dkk. 2015. Hubungan Indexs Massa Tubuh dengan Hipertensi pada Wanita
Usia Subur (Analisis Data Riskesdas 2013). Pusat Teknologi Intervensi
Kesehatan Masyarakat.
Dinkes Tangsel. 2015. Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan tahun 2015.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Tangerang Selatan.
Park & Kim. 2013. Associations Between Oral Contrapception Use And Risk Of
Hypertension And Prehypertension In A Cross-Sectional Study Of Korean
Women. BMC Women’s Health.[Online]. [accesed 28th February
2018],p.4-5. Akses dari http://www.biomedcentral.com/1472-6874/13/39.
89
Rusiandy, 2010. Alat Kontrasepsi Pil KB dengan Hipertensi di Puskesmas Pasar Ikan
Kota Bengkulu. Stikes Bhakti Husada Bengkulu. Halaman 4
Uswatun, dkk. 2016. Pengaruh Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy
Progesteron Asetat terhadap Peningkatan Tekanan Darah di Bpm Anik
Rakhmawati, Sabrang Klaten, Stikes Muhammadiyah Klaten.
91
Yulishati, dkk. 2016. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo
Medroxy Progesterone Asetat) Terhadap Tekanan Darah di Klinik
Mahdalena Medan Tahun 2016.
Yulianti, S & Sitanggang, M. 2006. Menuju Hidup Sehat :30 Ramuan Penakluk
Hipertensi. Agromedia Pustaka. Jakarta
Windarsih, A dkk. 2017. Hubungan Antara Stres dan Tingkat Sosial Ekonomi
Terhadap Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan Notokusumo.
Volume 1.
LAMPIRAN
Lampiran I (Inform Conset)
Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Jenis Suntik dan PIL
Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Tahun 2018
Assalamu’alaikum wr wb
Ibu yang saya hormati, perkenalkan saya Wiwit Sukmawati mahasiswi
Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul:
Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat.
Sehubungan dengan penelitian saya tersebut, saya mengundang ibu untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya. Apabila ibu setuju untuk berpartisipasi,
maka saya mohon kesediaan ibu untuk melakukan hal sebagai berikut:
1. Menjawab pertanyaan dari kuesioner penelitian
2. Dilakukan pengukuran tekanan darah
Partisipasi dari ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehinga ibu boleh
menarik diri kapan pun jika ibu tidak bersedia melakukan hal tersebut di atas.
Apabila ibu memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini maka ibu
akan diminta menandatangani formulir surat perjanjian yang menyatakan bahwa
ibu telah mendapat penjelasan tentang penelitian ini dan secara sukarela bersedia
untuk berpartisipasi.
Jika ada sesuatu yang belum jelas berkaitan dengan penggunaan pertanyaan dari
kuisioner dan pengukuran tekanan darah pada penelitian ini, ibu dapat
menghubungi Wiwit Sukmawati (Program Studi Kesehatan Masyarakat) no.hp
0895373953316
Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian
Nama :
Umur :
Alamat :
Telepon :
Telah mendapat keterangan dan mengerti manfaat penelitian ini dengan judul :
Hubungan Antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Jenis Suntik dan Pil KB
Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Tahun 2018
Saya mengerti tujuan penelitian ini dan alasan mengapa saya diminta untuk
berpartisipasi. Semua pertanyaan yang saya ajukan telah dijawab oleh peneliti.
Saya mengerti bahwa keiikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
setiap saat dapat mengundurkan diri dari penelitian.
Jakarta,……………………………………..
( ) ( )
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
Status Responden 1.Kasus
2.Kontrol
Nama Responden
Umur
Alamat
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Pendapatan (perbulan)
Paritas (jumlah anak)
No. hp
Tekanan Darah
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberikan tanda (x) jawaban
yang dianggap benar
Pertanyaan Kode
B. Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
B1 Apakah alat Kontrasepsi yang ibu gunakan saat ini ?
(jika suntik, lanjut kepertanyaan B3)
1. Suntik
2. Pil KB
[ ]
3. Implan
3. IUD
4. Tubektomi (kontrasepsi mantap)
6. lainnya, sebutkan…….
B2 Sudah berapa lama ibu menggunakan alat kontrasepsi ini?
1. < 2 tahun
2. 2 -<4 tahun
3. ≥ 4 tahun
B3 Jenis KB suntik apa yang ibu gunakan saat ini? [ ]
1.Suntik 1 Bulan
2. Suntik 3 Bulan
B4 Sebelum menggunakan alat kontrasepsi yang saat ini, apakah
ibu menggunakan jenis alat KB lainnya?
1. Ya
2. Tidak, (lanjut ke bagian C)
B5 Jika ya, alat Kontrasepsi apa yang ibu gunakan sebelumnya? [ ]
1. Suntik
2. Pil KB
3. Implan
4. IUD
5. Lainnya, sebutkan……
B6 Berapa lama ibu menggunakan alat kontrasepsi tersebut? [ ]
1. < 2 tahun
2. 2 -<4 tahun
3. ≥ 4 tahun
C. Status Obesitas
Berat Badan :...............................Kg [ ]
Tinggi Badan :..............................cm
IMT :...............
0. Tidak Obesitas (IMT <27)
1. Obesitas (IMT ≥27)
Sumber : Handini Kurniawati (2010) yang dimodifikasi
Lampiran 3
Tabel Analisis
1.Analisis Univariat
Jenis_KB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
STATUS_HPERTENSI
2.Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
JENIS_KB *
96 100,0% 0 0,0% 96 100,0%
STATUS_HIPERTENSI
JENIS_KB * STATUS_HIPERTENSI Crosstabulation
STATUS_HIPERTENSI
TIDAK
HIPERTENSI HIPERTENSI Total
% within
9,4% 28,1% 15,6%
STATUS_HIPERTENSI
HORMONAL Count 58 23 81
% within
90,6% 71,9% 84,4%
STATUS_HIPERTENSI
Total Count 64 32 96
% within
100,0% 100,0% 100,0%
STATUS_HIPERTENSI
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
STATUS_HIPERTENSI
TIDAK
HIPERTEN
JENIS_KB SI HIPERTENSI Total
LAMA Count 5 6 11
(>=2tahun) % within
STATUS_HIPERTEN 83,3% 66,7% 73,3%
SI
Total Count 6 9 15
% within
STATUS_HIPERTEN 100,0% 100,0% 100,0%
SI
HORMONAL LAMA_2T SINGKAT Count 20 3 23
H_ (<2tahun) % within
STATUS_HIPERTEN 34,5% 13,0% 28,4%
SI
LAMA Count 38 20 58
(>=2tahun) % within
STATUS_HIPERTEN 65,5% 87,0% 71,6%
SI
Total Count 58 23 81
% within
STATUS_HIPERTEN 100,0% 100,0% 100,0%
SI
Total LAMA_2T SINGKAT Count 21 6 27
H_ (<2tahun) % within
STATUS_HIPERTEN 32,8% 18,8% 28,1%
SI
LAMA Count 43 26 69
(>=2tahun) % within
STATUS_HIPERTEN 67,2% 81,3% 71,9%
SI
Total Count 64 32 96
% within
STATUS_HIPERTEN 100,0% 100,0% 100,0%
SI
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 15
d
HORMONAL Pearson Chi-Square 3,723 1 ,054
b
Continuity Correction 2,743 1 ,098
Likelihood Ratio 4,119 1 ,042
Fisher's Exact Test ,061 ,045
Linear-by-Linear Association 3,677 1 ,055
N of Valid Cases 81
a
Total Pearson Chi-Square 2,087 1 ,149
b
Continuity Correction 1,449 1 ,229
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,00.
b. Computed only for a 2x2 table
c. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,60.
d. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,53.
95% Confidence Interval
N of Valid Cases 15
HORMONAL Odds Ratio for LAMA_2TH_ (SINGKAT (<2tahun) /
3,509 ,929 13,251
LAMA (>=2tahun))
For cohort STATUS_HIPERTENSI = TIDAK
1,327 1,039 1,695
HIPERTENSI
For cohort STATUS_HIPERTENSI = HIPERTENSI ,378 ,124 1,152
N of Valid Cases 81
Total Odds Ratio for LAMA_2TH_ (SINGKAT (<2tahun) /
2,116 ,756 5,926
LAMA (>=2tahun))
N of Valid Cases 96
Lampiran 5