Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Dasar suatu profesi adalah berkembangnya batang tubuh keilmuan yang sering
diwujudkan dalam bentuk teori dan model. Keperawatan sebagai satu displin ilmusehingga
keperawatan membutuhkan adanya suatu ilmu pengetahuan yang di bangun berdasarkan teori
dan model keperawatan. Keperawatan membutuhkan adanya teorikarna teori member
kontribusi pondasi dasar yang baik pada praktik keperawatan danmembuat hubungan yang
baik antara praktisi dengan ahli riset.
Penerapan teori dan model keperawatan pada le"el pelayanan keperawatan selamaini
dirasakan belum maksimal. Keperawatan keluarga sebagai bagian spesialisasi
dalamkeperawatan memerlukan teori dan model keperawatan dalam memberikan
pelayanankeperawatan pada keluarga teori dan model keperawatan keluarga perlu
dikembangkansecara terus menerus berdasarkan kondisi keluarga yang ada di Indonesia
sehingga praktik keperawatan keluarga dapat teraplikasikan dengan baik.
Praktik keperwatan yang berdasarkan teori sangat penting dalam praktik keperawatan
keluarga karena akan menuntun perawat untuk berpikir secara interakti berkenaan dengan
fenomena dan masalah keluarga permasalahan keperawatan di dalamkeluarga sangatlah
kompeks sehingga perawat memerlukan suatu kerangka teoritisdalam menjelaskan,
mengidentifikasi, mengnalisis dan menyimpulkan permasalahan keperawatan dalam keluarga
tersebut.
Keperawatan sebagai displin ilmu memiliki teori dan model yang dapatdiaplikasikan
pada suatu praktik keperawatan keluarga. Teori dan model keperawatan

yang dapat diterapkan pada praktik keperawatan keluarga antara lain : Model lingkungan dari
ninghtiangle, Teori King tentang pencapaian tujuan, Model adaptasi roy, Model sistem
Kesehatan dari neuman, Model self care dari orem, Teori roger tentang manusia seutuhnya,
Model friedmean.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah diperlukan dan dikembangkansuatu
teori model asuhan keperawatan keluarga dalam mewujudkan keluarga yang sehatdan

1
sejahtra untuk menunjang pembentukan masyarakat yang sehat dalam menuju Indonesia
sehat 2010.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pelatihan PMO pada penderita TBC ?
2. Bagaimana inhalasi sederhana pada penderita ISPA ?
3. Bagaimana senam pada penderita ASMA ?
4. Bagaimana teknik relaksasi pada penderita Gastritis ?
5. Bagaimana terapi komplementer pada penderita Rematik ?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pelatihan PMO pada penderita DM.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami inhalasi sederhana pada penderita ISPA.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami senam pada penderita ASMA.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teknik relaksasi pada penderita Gastritis.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami terapi komplementer pada penderita
Rematik.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pelatihan PMO pada penderita TBC


Peran Seorang PMO pada penderita Tuberkulosis adalah:

2
1. Mengawasi penderita tuberkulosis agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatannya
2. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat secara teratur
3. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan
4. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien tuberkulosis yang mempunyai
gejala gejala mencurigakan tuberkulosis untuk segera memeriksakan diri ke
puskesmas atau unit pelayanan kesehatan lainnya (Informasi Dasar PMO TB, 2014)
Dukungan emosional keluarga/PMO pada penderita TB Paru sangat dibutuhkan
karena tugas PMO adalah memberikan dorongan kepada penderita agar mau berobat
secara teratur dan mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
ditentukan. Dengan kinerja PMO yang baik, pasien lebih termotivasi untuk menjalani
pengobatan dengan teratur (Doanita, 2011).
Tugas seorang PMO yaitu :
1. Menyiapkan dan mengingatkan pasien saat minum obat,
2. Memotivasi pasien saat merasa bosan mengkonsumsi obat setiap hari,
3. Mengingatkan saat jadwal pengambilan obat dan periksa sputum,
4. Memberitahu pasien hal yang harus dan tidak boleh dilakukan; seperti menggunakan
masker saat di rumah maupun keluar dan harus menutup mulut saat batuk ( Erlinda et
al, 2013).
Tugas PMO menurut Depkes RI (2009) adalah:
1. Mengawasi penderita TB agar minum obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
2. Memberi dorongan kepada penderita TB agar mau berobat teratur.
3. Mengingatkan penderita TB untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan
4. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TB yang mempunyai gejala-
gejala yang mencurigakan untuk segera memeriksakan diri ke sarana pelayanan
kesehatan.

2.2 Inhalasi sederhana pada penderita ISPA

Steam inhalation (inhalasi uap) adalah menghirup uap hangat dari air
mendidih. Penguapan tersebut menggunakan air panas dengan suhu 42˚C–44˚C.
Tindakan ini memiliki sejumlah efek terapeutik, di antaranya berguna untuk
mengencerkan lendir di saluran hidung dan sinus serta di bawahsaluran pernapasan.
Penguapan ini juga berguna sebagai ekspektoran alami dan penekan batuk (Akhavani,
2015).
Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalampenggunaan metode
terapi yang paling sederhana dan cepat. Cara kerja dari inhalasi ini adalah uap masuk dari
3
luar tubuh ke dalam tubuh, dengan mudahakan melewati paru-paru dan dialirkan ke
pembuluh darah melalui alveoli (Buckle, 2010) Uap dari air panas tersebut dapat
bermanfaat sebagai terapi. Selain itu juga uap air panas juga dapat membantu tubuh
menghilangkan produk metabolisme yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Uap air panas
dapat membuka pori-pori, merangsang keluarnya keringat, membuat pembuluh
darah melebar dan mengendurkan otot-otot (Horay dkk, 2012).
Adapun efek terapi uap menurut Crinion (2010) adalah dapat meningkatkan
konsumsi oksigen, denyut jantung meningkat dan dapat terjadi pengeluaran cairan yang
tidak diperlukan tubuh seperti mengencerkan lender yang menyumbat saluran
pernapasan. Penelitian lain terkait pemberian steam inhalation diantaranya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Hendley, Abbott, Beasley, dan Gwaltney(2010)
Tujuan penelitian ini adalah pemberian inhalasi uap melalui hidung
yang diusulkan sebagai pengobatan pilek yang disebabkan oleh virus, dengan
asumsi bahwa adanya peningkatan suhu intranasal akan menghambat replikasi rhinovirus.
Desain penelitian menggunakan randomized controlledtrial, dan jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 20 peserta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
inhalasi uap melalui hidung tidak berpengaruh pada pelepasan virus yang dilakukan pada
kelompok intervensi.
Menurut (M. Ihsan, 2013) tujuan pemberian terapi uap air panas:
1. Mengencerkan sekret agar mudah keluar.
2. Melonggarkan jalan nafas.
3. Mengatasi inflamasi jalan nafas bagian atas
4. Merangsang kerja pernafasan.
5. Mencegah kekeringan pada selaput lendir pernafasan bagian atas.
Prosedur / langkah-langkah dalam tindakan terapi uap air panas menurut (M.Ihsan, 2013),
diantaranya:
1. Persiapan
a. Persiapan pasien.
1) Pasien diberitahukan tindakan yang akan dilakukan.
2) Pasien dalam posisi duduk.
b. Persiapan Lingkungan.
1) Ruangan yang tenang.
2) Ruangan yang bersih,cukup fentilasi dan pencahayaan.
c. Persiapan Alat.
1) Botol berisi air panas.
2) Corong kecil.
2. Pelaksanaan
a. Langkah 1 : menghitung respirasi pasien
b. Langkah 2 : Botol berisi air panas diletakan di atas meja

4
c. Langkah 3 : Kertas dibentuk seperti corong letakan di atas Botol berisi
air panas
d. Langkah 4 : Arahkan botol pada mulut dan hidung pasien saat
menghirup uap air panas.
e. Langkah 5 : Anjurkan pasien menarik nafas sambil menghirup uap air panas.
f. Langkah 6 : Lakukan tindakan tersebut selama 5-10 menit.
g. Langkah 7 : Menghitung respirasi setelah tindakan terapi uap air panas.
h. Langkah 8 : Seteleh selesai alat alat dibereskan.
3. Evaluasi
a. Respon Verbal : Pasien mengatakan pernafasannya lancar
b. Respon Non Verbal : Pasien tidak terlihat kesulitan saat bernafas,
frekuensi nafas dlam batas normal.

2.3 Senam pada penderita ASMA


Penderita asma hendaknya tidak; dilarang melakukan olahraga, oleh karena
kegiatan olahraga mencerminkan aktivitas yang normal, di sarnping itu olahraga juga
mempunyai manfaat untuk kesegaran jasmani. Dengan berolahraga pada alat pernapasan
akan terjadi peningkatan efisiensi kerja otot pernapasan dan akan memperbaiki fungsi
pertukaranzat asam dari alveolus ke pembuluh kapiler.
Beberapa hal,yang perlu diketahui oleh penderita asma yaitu:
1. Secara umum tingkat kebugaran jasmani penderita asma tidak sama dengan individu
normal
2. Pada penderita asma dapat timbul serangan setelah melakukan olahraga, hal ini bukan
merupakan halangan untuk mengikuti senam
3. Olahraga dan latihan kebugaran jasmani yang teratur dapat:
- meningkatkan tingkat kebugaran
- mempertebal rasa percaya diri
- melepaskan sikap ketergantungan terhadap sekeliling
- menurunkan kecemasan
- mengurangi kebutuhan obat-obatan pengendali asma
- menurunkan kekerapan serangan dan absensi sekolah
- menurunkan serangan asma karena olatraga
4. Sudah ada obat-obatan yang dapat mencegah serangan asma karena olahraga
5. Olahraga, exercise, senam dalam suatu kelompok yang mempunyai program latihan
dengan supervisi memberi hasil yang lebih baik daripada kegiatan sendiri di rumah
tanpa supervisi
6. Olahraga semata-mata tidak dapat menyembuhkan atau mengendalikan asma
7. Olahraga yang paling ditolerir dengan baik oleh penderita asma selain senam adalah
renang, tenis dan bersepeda

5
8. Olahraga lain seperti larijarakjauh, basket, sepatu roda dapat dilakukan namun
memerlukan obat-obat pencegahan sebelum berolahraga. Semua jenis latihan aerobik
dapat dila.l<ukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Dalam membuat pertimbangan untuk program rehabilitasi melalui latihan fisik 2
sasaran objektif yang harus ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan kardiovaskuler
dan memperbaiki mobilitas serta fleksibilitas gerakan. Hasil yang dicapai dengan
program rehabilitasi denga latihan fisik antara lain kebugaran fisik meningkat (pada
beberapa penelitian peningkatan tersebut berkisar 10-90%). Setelah berbagai program
latihan tergantung kualitasnya, terjadi penurunan perasaan sesak dan ventilasi semenit
pada beban keda yang sama antara sebelum dan sesudah menjalani pro- gram (terjadi
peningkatan efisiensi pemapasan dengan beban kerja yang sama). Latihandapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaksuler. Penelitian Nuri N. terhadap 34 penderita
asma sedang yang mengikuti latihan pernapasan diafragma dalam (deep diafragmatic
breath- ing) selama 8 minggu mendapatkan penurunan frekuensi sesak yang bermakna
walaupun fungsi paru tidak menunjukkan peningkatan yang bermakna .
Pada penelitian Clark terhadap 36 penderita asma (berusia 1640 tahun) yang
melakukan program latihan di ruangan (latihan aerobik) selama 3 bulan, 3 kali seminggu
didapatkan peningkatan ambilan oksigen maksimal (VO2 max) yang bermakna tetapi
tidak didapatkan perbedaan VEPI yang bermakna sebelum dan sesudah latihan .
Terapi latihan untuk penderita asma dirangkai dalam satu paket senam (Senam
Asma Indonesia) sehingga tersusun menjadi tatrap-tatrap seperti senam lain yaitu
1. Pemanasan
2. Gerakan inti A dan B
3. Gerakan aerobic
4. Pendinginan
Pemanasan
Pemanasan merupakan gerakan awal dengan tujuan mempersiapkan otot-otot,
sendi-sendi, jantung dan paru dalam keadaan siap untuk melakukan gerakan lebih lanjut.
Pada gerakan ini. adalatr termasuk free active qercise yang dimulai dari proksimal ke
distal selama 3-5 menit.
Prinsip pemanasan:
- gerakan bebas tanpa beban ataupun bantuan
- melibatkan seluruh tubuh
- dimulai dari prolsimal ke distal
- lamanya tidak lebih dari 15 menit
- kecepatan gerakan dengan ritrre sekitar 120 beat/meni0

6
Gerakan Inti A dan B
Tujuan gerakan inti ini memperbaiki dan mempertahankan firngsi alat
pernapasan. Pada penderita obstruksi, latihan di tujikan agar terjadi peningkatan ventilasi
alveolar, untuk itu fungsi diafragma harus diperbaiki, diharapkan kerja otot pemapasan
menjadi optimal dan kerja otot bantu pernapasan menurun.
Pada penyakit asma penderita mengalarni kesulitanwaktu ekspirasi, maka dipilih
gerakan yang dapat dikombinasi dengan irama pernapasan yang baik, dengan cara :
- inspirasi melalui hidung
- ekspirasi melalui mulut atau berdesis
- waktu ekspirasi harus lebih panjang dari waktu inspirasi
- mengikuti mekanisme pernapasan dadardan diafragma
Prinsip gerakan inti A
- setiap gerakan diikuti dengan inspirasi dan ekspirasi yang dalam
- waktu inspirasi lebih pendek daripada ekspirasi
- gerakan inspirasi dilakukan saat pengembangan volume toraks dan ekspirasi saat
penyempitan volume toraks
- kecepatan gerak dengan ritme sekitar 100 beaVmenit
Gerakan Inti B Tujuan gerakan inti B adalah relaksasi otot-otot pernapasan, mobilisasi
-sendi yang berkaitan dengan perubahan volume toraks, meiningkatnya daya tahan tubuh
dan mengontrol irama pernapasan.
Prinsip gerakan inti B:
- melibatkan otot agonis dan antagonis sehingga terjadi kontaksi dan relaksasi
- diseling dengan pernapasan panjang diantara gerakan tertentu untuk mengontrol
pernapasan
- sebagian besar gerakan berpengaruh pada perubahan volume toraks, sedang yang lain
untuk seluruh tubuh
- kecepatan gerak dengan irama sekitar 130 beaUmenit
Gerakan Aerobik
Aerobik merupakan bentuk latihan yang membutuhkan oksigen untuk periode
yang lama,dapat meningkatkan kemampuan fungsi sistem kardiopulmoner. Latihan yang
dilakukan kontinyu dalam jangka waktu yang lama dan menggunakan oksigen. Latihan
aerobik adalah latihan yang rnelibatkan kelompok otot besar secara dinamik, ritmis dan
submaksimal dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan kelelahan pada system
transport oksigen. Densan latihan aerobic akan terjadi beberapa perubahan alat tubuh
yaitu :
1. perubahan biokimia (perubahan lokal pada jaringan)
2. perubahan sistem kardiorespirasi
3. perubahan-perubahan hormonal
Gerakan_gerakan aerobik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
7
- melibatkan banyak sendi dan otot_otot tubuh
- dilakukan secara terus-menerus,jika di seling istirahat tidak boleh lebih dari 3 menit.
- dapat meningkatkan denyut nadi sampai 70%
- kecepatan gerak, menggunakan irama 140 beat/menit
Pendinginan
Tujuan utama senam adalah relaksasi otot-otot pernapasan serta otot-0otot yang
lain.ini dapat di capai dengan peragangan dan kontraksi maksimal di ikuti dengan
relaksasi maksimal. Selain itu pendenginan untuk mengembalikan denyut nadi pada
frekuensi normal setelah mengalami kenaikan selama aerobic.
Ada 3 macam pendinginan:
- peregangan meningkat, di tahan selama 6-8 detik
- isometric kontraksi maksimal di ikuti relaksasi
- ketenangan mental
MANFAAT SENAM PADA PENDERITA ASMA
Senam yang dilakukan secara teratur oleh penderita asma akan memberi beberapa
manfaat, yaitu :
1. Meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan, hal ini akan meningkatkan
penampilan penderita sehari-hari, di samping itu juga berperan dalam kemampuan
dirinya untuk menangani serangan asma.
2. Meningkatkan kemampuan otot-otot pernapasan dan kemapuan bernapas keseluruhan
3. Meningkatkan rasa percaya diri penderita

2.4 Teknik relaksasi pada penderita Gastritis

Teknik relaksasi progresif diciptakan oleh Jacobson pada tahun 1938. Teknik ini
ditujukan untuk menginduksi atau menciptakan relaksasi pada otot dan saraf. Teknik
relaksasi progresif sering juga disebut neuromuscular relaxatian karena teknik ini
membangkitkan kerja saraf untuk mengontrol kontraksi otot atau disebut Jacobsonian
relaxation sesuai nama penemunya. Teknik relaksasi progresif pertama kali diterapkan
pada pasien di rumah sakit yang mengalami tekanan darah tinggi. Pasien dibimbing untuk
melakukan teknik relaksasi progresif selama dua sampai tiga kali sehari dalam waktu
seminggu, hasilnya menunjukan bahwa tekanan darah pasien menurun dan dalam
beberapa minggu tekanan darah pasien menjadi normal (Greenberg, 2002).
Landasan awal Jacobson mengembangkan teknik relaksasi progresif atau teknik
peregangan otot adalah ketika ia menyadari bahwa meskipun pada kondisi istirahat, otot
tubuhnya masih terasa tegang. Ketegangan pada otot tubuh tersebut dinamakan
”ketegangan yang tersisa”. Ketegangan otot yang tersisa kadang tidak disadari sehingga
ia melakukan penelitian lebih lanjut yang menunjukan bahwa seseorang dapat
8
menghasilkan relaksasi tubuh yang lebih besar dengan berlatih relaksasi progresif.
Penelitian psikologi telah membuktikan bahwa prosedur itu menghasilkan relaksasi yang
besar. Ketika diukur dengan peralatan electromyographic yang peka, kebanyakan
kumpulan otot yang dilatih menggunakan relaksasi progresif dapat mencapai keadaan
yang dinamakan ”zero firing threshold” yaitu relaksasi otot yang total (Charlesworth &
Nathan, 1996).
Pada saat stres akan terjadi ketegangan pada kelompok otot tubuh tertentu yang
kadang tidak disadari. Ketegangan otot tidak selalu merupakan tanda kekuatan, tetapi
dapat juga menunjukan adanya energi yang sedang dibuang. Dengan mempelajari dan
berlatih teknik relaksasi progresif maka kita dapat menghindari penghamburan tenaga
yang tidak perlu dan menyimpannya untuk hal-hal yang diperlukan (Charlesworth &
Nathan, 1996).
Teknik relaksasi progresif membuat semua sistem tubuh tegang atau bersiap untuk
melakukan aksi ”fight or flight” kembali menjadi seimbang dengan cara memperdalam
pernafasan, mengurangi produksi hormon stres, menurunkan denyut jantung, dan tekanan
darah, serta merelaksasikan otot tubuh. Respon relaksasi juga meningkatkan cadangan
emosi, meningkatkan kemampuan melawan sakit, mengurangi nyeri, meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dan meningkatkan motivasi serta produktivitas (Segal,
2008). Teknik relaksasi progresif dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan fisik dan
mental (Haruki & Ishikawa, 1993 dalam Arakawa, 1995 hal. 45) dan merupakan
kompetensi yang penting dimiliki oleh perawat (Wickham, 1989 dalam Arakawa, 1995
hal. 12). Kita tidak dapat menghindari atau menolak semua stres dalam kehidupan kita
karena stres merupakan hal yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari hari. Namunpun
demikian efek negatif yang dapat ditimbulkan dari stres dapat dilawan dengan cara
mempelajari dan mempraktekkan secara rutin teknik relaksasi yaitu suatu cara untuk
mencapai keadaan istrahat yang dalam (deep rest) sehingga dapat mengembalikan
keseimbangan reaksi tubuh ke dalam kondisi normal. Hal ini menunjukan bahwa teknik
relaksasi progresif memiliki efek secara fisiologis dan psikologis.
Efek secara fisiologis adalah merilekskan otot yang tegang, relaksasi saluran
pencernaan dan kardiovaskular sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi
normal,sakit kepala menjadi hilang, pencernaan menjadi normal. Efek secara psikologis
adalah menurunkan kecemasan, menghilangkan depresi, mengatasi kesulitan tidur dan

9
menghilangkan insomnia (Greenberg, 2002). Latihan relaksasi dapat digunakan pada
pasien nyeri untuk mengurangi rasa nyeri melalui kontraksi otot, mengurangi pengaruh
dari efek stres, dan mengurangi efek samping dari kemoterapi pada pasien kanker
(Sheridan & Radmacher, 1992). Efektifitas teknik relaksasi progresif juga telah diteliti di
berbagai negara termasuk Indonesia. Progresif Muscle Relaxation atau disebut dengan
teknik relaksasi progresif telah diaplikasikan pada pasien dengan berbagai gangguan
kesehatan meliputi hipertensi, insomnia, sakit kepala dan proses melahirkan (Tsuboi,
1993; Kawano & Otawa, 1989; Kawano, 1991 dalam Arakawa, 1995 hal. 12). Teknik
relaksasi progresif juga terbukti efektif pada penanganan mual, muntah dan ansietas pada
pasien kanker yang mengalami kemoterapi (Cotanch, 1983; Tsuboi, 1993; Arakawa,
1995), mengontrol gejala fisik dan psikologis akibat nyeri (Tsuboi, 1993; Beck, 1991
dalam Arakawa, 1995 hal. 31), mengontrol nyeri setelah pembedahan (Miura & Kojima,
1982 dalam Arakawa, 1995 hal. 50), dan menurunkan stres (Moor & Altmaire, 1981;
Larsson & Starrin, 1992; Holland, et al. 1991 dalam Arakawa, 1995 hal. 31). Teknik
relaksasi progresif telah digunakan sebagai cara untuk menangani stres (stress
management) dalam kehidupan sehari hari (Kawano & Otawa, 1989 dalam Arakawa hal.
47). Hal ini didukung oleh penelitian Tjakrawiralaksana (2003), yang mengatakan bahwa
mekanisme koping yang efektif dapat menghindari terjadinya stres, sehingga dapat
meningkatkan sikap dan perilaku yang positif bagi seseorang. Dengan mempraktekkan
teknik relaksasi progresif selain mencegah kekambuhan nyeri gastritis juga dapat
menciptakan keseimbangan mental, emosi serta membentuk perilaku yang positif.
Kegunaan teknik relaksasi progresif sebagai koping dalam mengatasi stres dalam
kehidupan sehari hari juga telah diteliti Larsson & Starrin et.all., (1992). Hasil penelitian
menunjukan bahwa individu yang mempraktekkan teknik relaksasi progresif dalam
kehidupan sehari hari minimal satu kali sehari menunjukan tingkat stres yang rendah
dibandingkan individu yang tidak mempraktekan teknik relaksasi progresif. Dengan
mempraktekan teknik relaksasi progresif dalam kehidupan sehari hari makan akan dapat
memberikan efek relaksasi pada semua otot tubuh sehingga dapat mencegah efek negatif
dari stres psikologis yang dirasakan, dengan demikian maka teknik relaksasi progresif
yang dilakukan sehari hari dapat mencegah kekambuhan nyeri gastritis dan dapat
mencegah keparahan nyeri dan penyakit gastritis yang dialami. Penelitian tentang

10
efektifitas teknik relaksasi progresif yang dilaksanakan di Indonesia menunjukan bahwa
teknik relaksasi progresif dapat mengurangi keluhan insomnia (Purwanto, 2004); efektif
menurunkan nyeri pada klien dengan penyakit glaukoma (Haryanto, 2005); dan efektif
terhadap relaksasi otot skeletal dan stabilitas tekanan darah pada pasien stroke
haemorrhagik (Harmayetty, 2008). Kegunaan relaksasi progresif antara lain akan
meningkatkan kesadaran tubuh secara umum melalui pengenalan otot tertentu di tubuh
yang mengalami ketegangan akibat stres; meningkatkan kemampuan mengontrol
ketegangan otot tubuh dengan cara meregangkan bagian tubuh yang tidak diperlukan
untuk tugas tertentu sambil menegangkan otot yang diperlukan. Untuk mendapatkan efek
terapeutik teknik relaksasi progresif maka latihan ini harus dilaksanakan secara teratur
setiap hari dengan urutan yang sistematis sehingga individu akan menyadari ketegangan
pada otot tubuh dan mencapai relaksasi otot yang total. Kondisi relaksasi otot yang total
akan melawan efek negatif stres dengan mengembalikan keseimbangan kondisi fisiologis
tubuh akibat efek sistem endokrin dan sistem saraf simpatis yang terjadi pada saat stres
(Charlesworth & Nathan, 1996). Benson & Proctor (2000) menyatakan bahwa relaksasi
memiliki efek penyembuhan. Dampak intervensi ini tidak terbatas pada penyembuhan
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung tapi juga dapat menghilangkan nyeri. Dengan
mempraktekkan teknik relaksasi progresif dalam kehidupan sehari hari maka akan
mencegah kekambuhan nyeri gastritis dengan cara menciptakan keadaan relaksasi pada
otot-otot saluran pencernaan sehingga mencegah kontraksi otot abdomen dan lambung;
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah ke saluran pencernaan sehingga sirkulasi
darah menjadi lancar, mencegah terjadinya iskemia dan mencegah produksi zat zat kimia
yang akan merangsang nyeri; serta mencegah peningkatan produksi asam lambung yang
dipicu oleh stres psikologis. Mekanisme teknik relaksasi progresif dalam menurunankan
nyeri gastritis adalah melalui pengaktifan sistem saraf parasimpatis secara sadar untuk
melawan efek negatif yang ditimbulkan di lambung oleh kerja sistem saraf simpatis pada
saat stres (Greenberg, 2002). Sistem saraf parasimpatis menyebabkan penurunan asam
lambung, vasodilatasi kapiler darah di abdomen dan lambung sehingga terjadi
peningkatan aliran darah ke lambung dan abdomen, serta relaksasi otot-otot viseral di
lambung dan abdomen (Gupta, 2008).
Ada banyak penelitian yang menunjukan bahwa relaksasi efektif dalam
meredakan nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari

11
metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan
keletihan dan ketegangan otot serta menurunkan nyeri (Harnawatiaj, 2008).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Van Kouten (1999) tentang efek strategi
manajemen nyeri non farmakologis menggunakan teknik relaksasi pada klien post operas
coronary artery by pass graft. Hasilnya ditemukan bahwa pada kelompok yang
mendapatkan terapi farmakologis yang dikombinasikan dengan terapi non farmakologis
teknik relaksasi menunjukan penurunan nyeri yang lebih banyak dibandingkan kelompok
yang hanya mendapatkan terapi farmakologis.
Hasil Penelitian ini juga diperkuat oleh Roykulcharoen & Good (2004) yang
berjudul systematic relaxation to relieve pain menemukan bahwa kelompok yang
melakukan teknik relaksasi memiliki penurunan nyeri dan distres dibandingkan
kelompok yang tidak melakukan teknik relaksasi. Cara melakukan teknik relaksasi
progresif yaitu teknik kontraksi dan relaksasi yang dilakukan pada setiap kelompok otot
secara bergantian dengan urutan sebagai berikut :
(1) kelompok otot pergelangan tangan,
(2) kelompok otot lengan bawah,
(3) kelompok otot lengan atas,
(4) kelompok otot bahu,
(5) kelompok otot wajah,
(6) kelompok otot leher,
(7) kelompok otot punggung,
(8) kelompok otot dada,
(9) kelompok otot perut, dan
(10) kelompok otot kaki, paha dan bokong
Masing masing kelompok otot dilatih melakukan kontraksi dan relaksasi
sebanyak dua kali gerakan selama 5 hitungan. Teknik relaksasi progresif dapat dipadukan
dengan tekhnik relaksasi lain seperti tekhnik nafas dalam dan tekhnik relaksasi autogenik.
Perpaduan antara tekhnik relaksasi progresif melalui kontraksi dan peregangan otot, nafas
dalam dan relaksasi autogenik yaitu relaksasi yang dihasilkan dengan bantuan konsentrasi
terhadap otot yang digerakan dan dibantu pemikiran bahwa otot tersebut menjadi relaks,
hangat dan lemas, akan memudahkan individu untuk mencapai tingkat relaksasi yang
dalam (Charlesworth & Nathan, 1996). Jadwal latihan teknik relaksasi progresif
sebaiknya dilakukan pada waktu yang sama sebanyak 2 kali setiap hari. Latihan bisa
dilakukan pada pagi dan sore hari dengan jarak waktu 1 jam sesudah makan. Efek
terapeutik relaksasi dapat langsung dirasakan setelah latihan pertama kali, namun

12
disarankan untuk terus melakukan tekhnik relaksasi progresif selama 5 hari sampai 1
minggu (Charlesworth & Nathan, 1996). Sebelum melakukan latihan teknik relaksasi
progresif diperlukan penataan lingkungan yang tenang dan tidak mengganggu konsentrasi
pada saat latihan agar mencapai kondisi relaksasi otot dan pikiran yang dalam. Latihan
sebaiknya dilakukan di ruangan yang tenang dengan cahaya yang redup, suhu ruangan
sejuk dan tidak ada gangguan dari orang lain. Pakaian harus nyaman dan longgar, ikat
pinggang dikendorkan, melepaskan dasi, perhiasan, sepatu dan kacamata. Posisi latihan
relaksasi progresif dapat dilakukan sambil berbaring di kasur, duduk di kursi yang
nyaman atau bersandar di sofa (Charlesworth & Nathan, 1996).

2.5 Terapi komplementer pada penderita Rematik

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,


mengurangiinflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan
kemampuanmobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001)
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Termoterapi
4. Pengobatan :
 Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang
diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
 Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap
terapi obat
 Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan
kebutuhan steroid yang diperlukan
 Garam emas
 Kortikosteroid
5. Nutrisi
diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Rhematoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.

13
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian
Manfaat Tanaman Obat dalam Penyembuhan Rematik
1. Lada
- Mengandung vitamin K, B1, B2, B3, vitamin E, serat, kalsium, besi, kalium,
mangan, magnesium, seng
- Manfaat : meningkatkan kesehatan tulang dengan kandungan kalsium dalam
lada
2. Cengkeh
- Mengandung minyak astiri juga sejumlah senyawa kimia seperti eugenin,asam
deanonat, asam gelatanat , vanillin
- Manfaatnya menghilangkan rasa sakit setempat
3. Daun belimbing wuluh
- Mengandung saponin, tanmin, glukosida dan kalsium
4. Cuka
- Mengandung protein, kabohidrat, lemak, kalsium, osfor, zat besi dan vitamin
A

SIMULASI :
RAMUAN UNTUK PENGOBATAN LUAR
Bahan:
- Lada 10 biji
- Cengkeh 10 butir
- Daun belimbing wuluh 30 gr
- Cuka secukupnya
Cara membuat
1. Lada, cengkeh dan daun belimbing wuluh dicuci dan dipotong kecil-kecil
2. Tambahkan 1 gelas air dan cuka kemudian rebus hingga mendidih
3. Setelah dingin saring dan oleskan air rebusan pada bagian yang sakit

CENGKEH
“Kalau badan terasa kurang sehat, makanlah sup panas. Niscaya tubuh akan terasa bugar
kembali.” Ditilik dari kandungan bumbu sup, saran itu ada benarmya. Sup, masakan asal
Eropa tersebut, mengandung beragam rempah yang menyehatkan tubuh,. Salah satunya
adalah cengkeh alias Syzygium aromaticum atau disebut juga Eugenia aromatica L.
Cengkeh merupakan tumbuhan asli Maluku. Tanaman daerah tropis ini memiliki pohon
bercabang yang bisa tumbuh sampai setinggi 10 meter dengan daun yang lebat. Yang

14
biasa digunakan sebagai bumbu dapur adalah bagian tunas bunga yang sudah
dikeringkan.
Tanaman yang juga dsebut clove tree (Inggris) dan ting hsiang (Tiongkok) ini memiliki
sifat hangat. Dengan rasa dan aromatik yang tajam cengkeh dapat menghangatkan badan
dan melancarkan sirkulasi darah.
Manfaatnya, bukan hanya mengusir meriang, penyakit-penyakit gangguan peredaran
darah, seperti sakit kepala, stroke bahkan jantung pun dapat teratasi.
Jurnal Protaglandins, Leukotrienes and Essential Fatty Acids yang diterbitkan Harcourt
Publishers Ltd mengungkapkan cengkeh memiliki kemampuan antikoagulan (pencegah
penggumpalan darah). Daya kerjanya sama hebat dengan aspirin. Informasi ini diperkuat
dengan temuan seorang ilmuwan dari University of Wisconsin Amerika Utara yang
mengungkapkan cengkeh mengandung suatu senyawa antibeku darah. Zat ini dapat
melonggarkan pembuluh darah jantung yang tersumbat. Pendek kata, uraian jurnal dan
riset ilmuwan Amerika ini mengisyaratkan pesan, rajin mengonsumsi makanan
mengandung cengkeh dapat melindungi manusia ancaman stroke dan serangan jantung.
Debat Impotensi
Cengkeh juga dipercaya dapat mengatasi masalah lemah syahwat atau impotensi.
Benarkah? Dalam hal mengobati impotensi, khasiat cengkeh masih diperdebatkan. Para
pakar herbal mayakini cengkeh mampu mengatasi problem khas pria itu lantaran cengkeh
dapat melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh, termasuk aliran darah menuju
penis.
Toh alasan ini dapat diterima karena penyebab terbesar impotensi adalah terganggunya
sirkulasi darah di organ vital pira. Masalahnya, sejauh ini masih belum banyak ilmuwan
yang melakukan uji klinis terhadap penggunaan cengkeh dalam mengobati impotensi.
Khasiat cengkeh mengatasi impotensi bukan tidak diakui, tetapi belum terbukti secara
ilmiah.
Terlepas dari kebenaran khasiatnya mengatasi impotensi, yang jelas peran cengkeh untuk
kesehatan tidak terbantahkan. Cengkeh juga berkhasiat sebagai antibakteri alami. Melalui
serangkaian penelitian di laboratorium, Dalijit Arora, seorang ahli mikrobilogi dari India
membuktikan cengkeh dapat membunuh hampir semua bakteri penyebab penyakit yang
ditelitinya, termasuk bakteri-bakteri ‘bandel’ yang sudah kebal dengan racun obat-obat
antibiotika. Berdasarkan penelitian ini dapat dimengerti mengapa para

15
herbalistmenempatkan cengkeh sebagai tumbuhan pengobat radang. Sebab radang bisa
dipicu oleh infeksi bakteri.
Analgesik Lokal
Selain berkhasiat menghilangkan batuk dan rasa tak nyaman di perut, ternyata cengkeh
juga berfungsi sebagai obat bius. Kandungan kimiawinya memungkinkan cengkeh
menjadi obat anestesi lokal. Karenanya dalam dunia farmasi serbuk dauncengkeh sering
digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Salah satu khasiat cengkeh yang terkenal
adalah menghilangkan nyeri dan ngilu akibat sakit gigi.
Uraian di atas baru mengungkapkan sebagian dari keunggulan cengkeh. Tanaman ini
masih menyisakan segudang manfaat yang belum terungkao secara klinis. Jika orang
Barat yang tak punya ladang cengkeh mau memetik khasiatnya, mengapa kita tidak. Jadi,
mari manfaatkan khasiat cengkeh untuk kesehatan diri dan keluarga.
Aneka khasiat cengkeh
Cengkeh dapat mengobati bermacam keluhan kesehatan
Diantaranya:
― Sakit kepala
― Sakit perut, mual, muntah, masuk angin dan perut kembung
― Terlambat haid dan rasa sakit sewaktu haid.
― Keputihan
― Radang lambung (gastritis)
― Cegukan (hiccups)
― Asam urat tinggi
― Sakit gigi dan bau mulut yang tak sedap
― Sinusitis, rematik, dan campak
― Batuk, suara serak, dan TBC
― Meningkatkan nafsu makan
― Lemah syagwat
Beberapa resep obat cengkeh yang dapat diramu di rumah
1. Masuk angina
Ambil 10 butir cengkeh, seduh dengan air panas, lalu minum sebagai teh.
2. Mual, Muntah
Ambil 10 butir cengkeh, 20 gram asam jawa, dan gula aren secukupnya. Rebus bahan
dengan 400 cc air sampai bersisa 200 cc. Saring air rebusan. Minum selagi hangat 2
kali sehari, masing-masing 100 cc.
3. Sakit kepala
Sediakan 5 butir cengkeh, 5 gram kayu manis, 5 gram biji pala, dan 5 butir merica.
Haluskan hingga menjadi bubuk. Seduh dengan 100 cc air panas, kemudian minum.
4. Sakit perut haid

16
Sediakan 5 butir cengkeh, 7 butir ketumbar, 10 gram kunyit, dan 5 gram biji pala.
Setelah dicuci, rebus bahan dengan 400 cc air hangat tersisa 200 cc. Saring, lalu
minum air rebusan selagi hangat.
5. Rematik dan Asam urat tinggi
Sediakan 5 butir cengkeh, 200 gram ubi jalar merah, 5 butir kapulaga, 5 gram biji
pala, 1 gram kayu manis, 15 gram jahe merah, dan 10 butir merica. Rebus bahan
dengan 1.500 cc air hingga tersisa 500 cc. Minum air rebusan dan ubi jalarnya
dimakan.
6. Sinusitis
Ambil cengkeh secukupnya. Keringkan, lalu giling sampai jadi bubuk. Tiupkan ke
hidung dengan menggunakan sedotan dengan takaran secukupnya.
7. Sakit gigi
Sangrai 10 butir cengkeh sampai hangus. Giling sampai halus, masukkan kelubang
gigi secukupnya, lalu tutup dengan kapas. Lakukan 2 kali sehari. Cara lain: sumbat
gigi yang berlubang dengan kapas yang telah ditetesi minyak cengkeh.
8. Gigi rusak
Ambil 20 helai daun cengkeh yang belum tua, rebus dengan 600 cc air. Setelah air
rebusan dingin, gunakan untuk berkumur-kumur berulang kali. Jemur daun sirih tadi
lalu kunyah.
9. Bau mulut tak sedap
Sediakan 10 butir cengkeh. Setelah dicuci, seduh dengan 200 cc air panas. Diamkan
selama 5 menit. Saring airnya dan gunakan untuk berkumur-kumur. Lakukan setiap
hari secara rutin.

BAB 3

17
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa gatritis merupakan
penyakit infeksi yang dapat melukai lambung perlunya kesadaran dan penanganan pada
keluarga sebuah pondasi agar untuk melakukan 12 penanganan ,kesadaran adalah
kepedulian keluarga untuk mengatasi nyeri perut tentang penyakit gatritis . dari
kepedulian untuk mengatasi nyeri perut maka akan berkembang kesadaraan keluarga
penting nya gatritis kemudian keluarga mampu merawat dan mengambil keputusan yang
tepat.
Benson (1975 dalam Arakawa, 1995 hal. 10) mengemukakan bahwa semua teknik
relaksasi sebaiknya dipraktikkan pada setting lingkungan dengan memperhatikan empat
faktor esensial yaitu lingkungan yang tenang dan bebas dari gangguan (a quiet
environment from distraction), Posisi yang nyaman (a comfortable position), konsentrasi
(a point of concentration), dan passive attitude. Disarankan pada latihan pertama kali
untuk menyandarkan punggung baik pada sofa maupun tempat tidur.
Penderita asma hendaknya tidak; dilarang melakukan olahraga, oleh karena kegiatan
olahraga mencerminkan aktivitas yang normal, di sarnping itu olahraga juga mempunyai
manfaat untuk kesegaran jasmani. Dengan berolahraga pada alat pernapasan akan terjadi
peningkatan efisiensi kerja otot pernapasan dan akan memperbaiki fungsi pertukaranzat
asam dari alveolus ke pembuluh kapiler. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan
misalnya perawat, bidan desa, pekarya kesehatan, juru imunisasi, sanitarian, dan lain-lain.
Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader
kesehatan, guru, anggota PKK, dan tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga
(Depkes RI, 2009).

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa sekolah tinggi ilmu keperawatan yang nantinya sebagai
tenaga kesehatan di masyarakat dapat mengetahui aplikasi tindakan keperawatan dalam
asuhan keperawatan keluarga dan dapat memberikan pengetahuan tersebut kepada
masyarakat luas.

18
DAFTAR PUSTAKA

19
https://www.academia.edu/10053416/TUGAS_KEPERAWATAN_KELUARGA ( di akses pada
tanggal 10 juni 2019)

Erlinda rindy “pelatihan pmo”(online)

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/60670/Rindy%20Erlinda.pdf?
sequence=1 (di akses tanggal 11 Juni 2019)

Prila intan “teknik relaksasi pada penderita gastritis”(online)

http://eprints.ums.ac.id/52441/4/NASKAH%20PUBLIKASI-intan.pdf (di akses pada tanggal 11


juni 2019)

https://id.scribd.com/doc/271887441/Modul-Pelatihan-TB (di akses pada tanggal 13 juni 2019)

https://m.detik.com/health/dewasa/d-416907/terapi-latihan-untuk-penderita-asma- (di akses pada


tanggal 11 juni 2019)

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/378643329/BAB-II-ispa-dan-
inhalasi-uap-air-
hangat&ved=2ahUKEwi2q_S0_PHiAhWEgI8KHbJGCUwQjjgwA3oECAIQAQ&usg=AOvVa
w1KHf_8NClGodO7x7ZJmz1Z ( di akses pada tanggal 15 juni 2019)

20

Anda mungkin juga menyukai