STANDART KETENAGAAN
9
B. Struktur Organisasi dan Tugas Tanggung Jawabnya
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR UMUM
10
f. Melakukan kalibrasi / verifikasi peralatan untuk menunjang kegiatan perbaikan yang
dilakukan.
g. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan oleh pihak ke III.
h. Membuat laporan kegiatan.
i. Melakukan bimbingan teknis bagi tenaga peneliti dan praktisi.
j. Melatih dan mengembangan pengetahuan dalam keahlian kerja dan pengetahuan terkait
spiritual atau keagamaan.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
a. Menjaga dan memelihara seluruh sarana dan prasarana yang berada di rumah sakit.
b. Menjalankan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan standart syariah.
c. Mencatat seluruh pekerjaan / kegiatan pada buku laporan.
d. Menjaga dan memelihara nama baik institusi dan unit.
e. Melatih dan mengembangkan diri dalam pengetahuan dan ketrampilan serta
pengetahuan dalam spiritual atau keagamaan.
f. Membantu menyususun panduan, standart prosedur kerja dan petunjuk pelaksanaan
pada pemeliharaan sarana dan prasarana non medik.
g. Melaporkan kepada atasan apabila terjadi sesuatu hal di luar kemampuan.
h. Mengkoordinir dan bertanggung jawab pada shift jaga.
i. Bertanggung jawab terhadap instalasi listrik.
j. Memberikan masukan mengenai pemeliharaan instalasi listrik.
k. Membantu membuat rekapitulasi biaya setiap bulan.
l. Monitoring terhadap instalasi listrik.
m. Membantu membuat perencanaan pemeliharaan sarana dan prasara di rumah sakit.
n. Meminta peralatan dan pengamanan diri pada atasan.
o. Melakukan koordinasi dan diskusi dengan atasan, partner kerja atau unit lain dalam
pemecahan masalah pekerjaan.
p. Melakukan pengontrolan sarana penerangan,pompa,oksigen,genset dan penghawaan/AC.
q. Melaksanakan seluruh keputusan sesuai pekerjaan dan tidak menyalahi peraturan.
3. Staf Rumah Tangga
a. Menjaga dan memelihara seluruh bangunan dan mebelair yang berada di rumah sakit.
b. Menjalankan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan standart syariah.
c. Mencatat seluruh pekerjaan / kegiatan pada buku laporan.
11
d. Menjaga dan memelihara nama baik institusi dan unit.
e. Melatih dan mengembangkan diri dalam pengetahuan dan ketrampilan serta
pengetahuan dalam spiritual atau keagamaan.
f. Mencatat seluruh pekerjaan / kegiatan pada buku laporan.
g. Monitoring terhadap bangunan dan fasilitas.
h. Membantu membuat perencanaan pemeliharaan bangunan di rumah sakit.
i. Meminta peralatan dan pengamanan diri pada atasan.
j. Melakukan koordinasi dan diskusi dengan atasan, partner kerja atau unit lain dalam
pemecahan masalah pekerjaan.
k. Melaksanakan seluruh keputusan sesuai pekerjaan dan tidak menyalahi peraturan.
12
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan KMK nomor 81 tahun 2014 tentang
penyusunan perencanaan SDM kesehatan, dengan perhitungan beban kerja dengan metode ilyas
dengan perhitungan sebagai berikut :
Perhitungan kebutuhan tenaga sarpras non medik dengan metode Ilyas
Y : BK : JKE
BK : JT x WT
Y : ( YT x WT )
JKE
BK ( Beban Kerja ) : 2700 pekerjaan
JKE ( Jumlah hari kerja efektif selama setahun yaitu 273 hari ) : 273 hr
JT ( Jumlah transaksi per hari ) : 45 work order
WT ( Waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi ) : 1 jam/ 60 menit/pekerjaan
Jumlah kebutuhan tenaga : Y + ( 92/273 x Y )
Jadi kebutuhan tenaga sarpras non medic adalah :
BK : 45 X 60 = 2700
Y : 2700 : 273 = 9,89 atau 10
kebutuhan tenaga : Y + (92/273x Y)
: 10 + ( 92/273 x 10 )
: 10 + 3,36
: 13,36 / 14 Orang.
Bila ada 3 shift maka :
Pagi 14 orang, siang 2 orang, malam 2 orang , libur 2 orang , penjab 1 orang dan kainst 1 orang
Sehingga total kebutuhan tenaga 22 orang.
13
: 3,296 + ( 92/273 x 3,296 )
: 3,296 + 1,11
: 4,4 / 5 Orang.
Bila ada 1 shift maka :
Pagi 5 orang, penjab 1 orang
Sehingga total kebutuhan tenaga 6 orang.
No Pola Ketenagaan ∑ SDI Kesenjangan
Saat ini Kebutuhan
a B c d e
1 Ilyas ( non medic ) 14 22 8
2 Ilyas ( medic ) 5 6 1
Kekurangan kebutuhan tenaga yang ada dipenuhi dengan cara out soursing. Pemenuhan tenaga
tersebut dengan kontrak servis yang dilakukan dengan pihak ketiga untuk kegiatan pemeliharaan
peralatan tertentu dengan penempatan tenaga setiap hari di area rumah sakit, sehingga dapat
terpehuni tanpa harus dilakukan rekrut sebagai karyawan tetapdi rumah sakit.
D. Standart Fasilitas.
1. Denah RS Islam Sultan Agung
Terlampir
2. Standart Fasilitas :
a. R. Bengkel Kerja
b. Genset kapasitas 800 dan 1000 KVA.
c. Ruang Panel
d. R. Pompa
e. Gudang
f. Alquran
14
b. Alat Pelindung Diri.
1) Komputer 1 buah.
2) Printer Berwarna 1 buah.
3) Kamera Digital 1 buah.
4) ATK (bolpoin, kertas, spidol, gunting, penggaris, cutter, dll) Sesuai kebutuhan.
5) UPS 1 buah.
6) Pesawat Telepon 1 buah.
7) Meja 1buah.
8) Kursi 1 buah.
9) Lemari arsip 1 buah.
10) Ruang kerja.
15
18). Meteran 5 meter 1 bh.
19). Kompresor cat 1 bh.
20). Sekop 1 bh.
10). Martil 1 bh
4). Obeng 2 bh
16). Martil 1 bh
16
e. Pemeliharaan pipa atau besi ,diperlukan fasilitas sebagai berikut :
14). Obeng 2 bh
17
2). Penggaris siku besi 1 bh
3). Mistar baja 1 bh
4). Tabung gas elpiji 1 bh
5). Tabung gas asetyllin 1 bh
6). Mesin bor duduk 1 bh
7). Mesin gerinda duduk 1 bh
8). Ragum duduk 1 bh
9). Las listrik 3 phasa 1 bh
10). Las listrik 1 phasa 1 bh
12). Martil 1 bh
16). Obeng 2 bh
17). Tang 1 bh
3). Timah 1 bh
4). Obeng 2 bh
5). Tang 1 bh
8). Kuas 1 bh
9). Multitester 1 bh
18
F. Standart penyelenggaraan sarana syariah
Penyelenggaraan yang dilakukan oleh IPSRS haruslah berprinsip pada syariah dalam
implementasi dilapangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan dilapangan
terkait standart syariah antara lain :
1. Penjagaan Hijab
Penjagaan hijab bagi pasien dan petugas maintenance harus kita perhatikan secara serius,
dimana pada petugas harus menggunakan seragam kerja (wear pack) yang telah ditentukan
oleh pihak rumah sakit sebagai standart pelayanan.
Ketika petugas akan memasuki suatu ruangan, petugas haruslah meminta ijin kepada
petugas ruangan untuk memastikan pasien atau keluarga pasien telah memakai hijab dan
memberikan ijin kepada petugas maintenance untuk melaksanakan tugasnya serta
menjalankan standart pelayanan terkait tatacara bertemu atau masuk ruangan.
2. Kesamaaan Gender
Gender adala kesamaan jenis kelamin. Petugas pemeliharaan yang merupakan pekerjaan
yang sangat berat sehingga semua tenaga pemeliharaan dilapangan haruslah berjenis
kelamin laki-laki karena kegiatannya yang harus naik atau turun dan pergerakan yang gesit,
dalam pemberian pelayanan pemeliharaan kepada pasien dan unit kerja harus mematuhi
syariah islam dari kriteria gender, dimana petugas pemeliharaan yang masuk ke ruangan atau
kamar pasien dengan jenis kelamin perempuan tidak boleh sendirian akan tetapi harus
didampinggi dengan 1 petugas yang lain atau didampinggi dengan pearawat perempuan
yang berjaga pada saat itu supaya tidak terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan komplain
atau ketidaknyamanan karena tidak memungkinkan adanya petugas pemeliharaan yang
berjenis kelamin perempuan. Selama pasien atau keluarga pasien tidak mengijinkan untuk
masuk atau melakukan perbaikan maka tidak diperbolehkan masuk.
3. Khalwat
Khalwat adalah beduaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya. Petugas
pemeliharaan dalam pelaksanaan dilapangan tidak boleh hanya berdua dengan lawan jenis
dalam satu tempat sehingga dalam pelaksanaan harian petugas dalam menjalankan
aktifitasnya mempunyai body sparing atau teman kerja.
4. Ikhtilath
19
Ikhtilaht adalah bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dalam suatu
aktifitas berrsama, berbaur dalam satu keadaan, tanpa ada batas yang memisahkan antara
keduanya.
Petugas pemeliharaan yang berada di bengkel kerja dan shift jaga tidak boleh berjenis
kelamin perempuan karena seluruh petugas yang ada di bengkel kerja adalah laki-laki,
sehingga ketika melakukan rekruitmen petugas harus memperhatikan jenis kelamin sebagai
bahan pertimbangan.
BENGKEL
20