Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK-INTEGRATIF BERBASIS KEARIFAN

LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI DAN TANGGUNG JAWAB

Novi Lestariningsih1, Siti Partini Suardiman2


SD Ngablak, Piyungan, Bantul1, Universitas Negeri Yogyakarta2
hukma.shabiyya@gmail.com1, sitipartini66@yahoo.com2

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar tematik integratif berbasis
kearifan lokal yang layak untuk meningkatkan karakter peduli dan tanggung jawab siswa dan (2)
mengetahui keefektifan bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan
karakter peeduli dan tanggung jawab siswa. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan
(R&D) yang mengacu pada pendapat Borg & Gall. Subjek uji coba adalah siswa kelas IV MIN
Jejeran, Pleret, Bantul. Hasil penilaian ahli menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak
untuk digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar ini efektif untuk meningkatkan
karakter peduli dan tanggung jawab siswa. Berdasarkan uji-t berpasangan didapat signifikansi untuk
karakter peduli pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,00 dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,00 dan
karakter tanggung jawab pada kelas eksperimen 1 sebesar 0,00 dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,00
yang berarti ada perbedaan yang signifikan karakter peduli dan tanggung jawab siswa sebelum dan
sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan
lokal.
Kata Kunci: bahan ajar, tematik integratif, pembelajaran berbasis kearifan lokal, peduli, tanggung
jawab.

DEVELOPING THEMATIC INTEGRATED TEACHING MATERIALS BASED ON LOCAL


WISDOM TO IMPROVE CARE AND RESPONSSIBILITY

Abstract : This study aim to (1) produce a thematic integrated teaching materials based on local
wisdom that is feasible to improve care and responssibility character and (2) find out the effectiveness
of the integrated thematic teaching materials based on local wisdom to improve care and
responssibility character.This study is a research and development according to the opinion of Borg &
Gall. The testing subject were grade IV students of MIN Jejeran, Pleret, Bantul. The result of expert‟s
evaluation shows that the teaching materials which have been developed are feasible.The result show
that the teaching materials is effective to improve care and responssibility character of students. Based
on paired t-test for the care character in experiment class 1 gained sig 0.00 and in experiment class 2
gained sig 0.00. The responssibilty character in experiment class 1 gained 0.00 and experiment class 2
gained sig 0.00. The result show that there are significant differences in care and responssibility
character of students before and after learning by using integrated thematic teaching materials based
on local wisdom.
Keywords: teaching materials, thematic integrative, local wisdom-based learning, care, responssibility

PENDAHULUAN
Pengembangan Kurikulum 2013 kualifikasi kemampuan lulusan yang
merupakan bagian dari strategi peningkatan mencakup sikap, pengetahuan, dan
capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 keterampilan. Pada Kurikulum 2013 ini,
adalah terjadinya peningkatan dan pemerintah menerapkaan pembelajaran tematik
keseimbangan antara kompetensi sikap integratif.
(attitude), keterampilan (skill) dan Pembelajaran tematik integratif
pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan merupakan pendekatan pembelajaran yang
dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal tema (Kemendikbud, 2013: 9). Pengintegrasian
35, yaitu kompetensi lulusan merupakan tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu

86
87

integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dikembangkan untuk tujuan pembelajaran.


dalam proses pembelajaran dan integrasi Sejalan dengan uraian tersebut, pengembangan
berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema bahan ajar menjadi sangat penting dilakukan
ini menjadi alat pemersatu materi yang guru. Purnomo & Wilujeng (2016: 68) juga
beragam dari berbagai mata pelajaran. memaparkan bahwa “buku guru dan buku
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai siswa mempunyai fungsi yang penting dalam
pembelajaran yang dirancang dan dikemas proses pembelajaran, sebagai pegangan wajib
berdasarkan tema-tema tertentu dan dalam baik guru maupun peserta didik sebagai
pembahasannya tema-tema ditinjau dari petunjuk dan sebagai acuan kegiatan proses
berbagai mata pelajaran. pembelajaran di kelas”.
Pembelajaran tematik integratif Pendapat di atas mendukung pernyataan
memerlukan perencanaan dan organisasi Nasution bahwa penggunaan bahan ajar dalam
supaya pembelajaran dapat berhasil. Ada lima kegiatan pembelajaran sangat penting. Bahan
bidang utama yang perlu dipertimbangkan ajar sebagai sumber pendukung juga dijelaskan
dalam merancang pembelajaran tematik yang oleh Alfieri, Brooks , & Aldrich (2009: 34)
efektif dan efisien. Hal yang perlu diperhatikan yang memaparkan, “Perhaps similar reading
dalam merancang pembelajaran tematik adalah support tools need to be developed for other
(1) memilih tema, (2) mengorganisasi tema, (3) texts as well so that students can come to view
mengumpulkan bahan dan sumber daya, (4) textbooks as helpful resources within their
merancang kegiatan dan proyek, dan (5) environments that they are able to interact
menerapkan unit. Hal ini sesuai dengan with in meaningful ways to reach objectives.”
pendapat Meinbach, Rothelin & Fredericks Penjelasan tersebut mengandung arti
(2005: 9) yang menyebutkan, “As you might bahwa alat pendukung serupa untuk membaca
expect, thematic teaching requires some perlu dikembangkan, sehingga peserta didik
planning and organization in order to make it dapat melihat bahan ajar sebagai sumber yang
successful. our own experiences as well as bermanfaat. Dengan menggunakan bahan ajar
those of teachers with whom we have talked yang tersedia peserta didik dapat berinteraksi
around the country, have indicated that there dengan cara yang bermakna untuk mencapai
are five primary areas to consider in designing tujuan pembelajaran. Maksudnya adalah bahan
an effective and successful thematic unit. these ajar dapat dikembangkan sebagai sarana
include : (a) selecting the theme, (b) membaca peserta didik untuk berinteraksi
organizing the theme, (c) gathering material dengan guru dan peserta didik dalam mencapai
and resources, (d) designing activities and tujuan pembelajaran.
projects, (e) implementing the unit”. Pemerintah telah menyediakan buku
Sumber belajar tematik integratif guru dan buku siswa sebagai pedoman
diperlukan untuk mendukung penerapan pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum
pendekataan pembelajaran tematik integratif. 2013. Jika dicermati dan dikaji lebih
Pemerintah sebagai pencetus Kurikulum 2013 mendalam, penyajian materi di dalam buku
telah menyediakan sumber belajar berupa buku siswa masih sangat terbatas, demikian pula
guru dan buku siswa untuk mendukung metode pembelajaran yang tertuang dalam
pelaksanaan kurikulum. Namun, buku guru langkah-langkah pembelajaran di buku guru
dan buku siswa yang disediakan oleh juga terbatas dan kurang bervariasi. Guru
pemerintah ini cakupan materinya masih diharapkan dapat mengembangkan materi
bersifat umum karena diperuntukkan bagi sesuai potensi dan karakteristik sekolah,
siswa di seluruh Indonesia. Permasalahan ini, sehingga guru harus dapat mengembangkan
menuntut guru agar mampu mengembangkan berbagai bahan ajar, yang sesuai.
materi atau bahan ajar sesuai dengan Permasalahan di lapangan, guru belum dapat
kebutuhan siswa sehingga lebih kontekstual. mengembangkan bahan ajar yang sesuai
Seorang guru harus menyiapkan bahan dengan kondisi lingkungan sosial dan budaya
ajar yang diperlukan dalam proses peserta didik. Guru masih terfokus pada
pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran penggunaan buku guru dan buku siswa sebagai
dilaksanakan. Bahan ajar ikut menentukan sumber belajar selama pembelajaran.
pencapaian tujuan pembelajaran. Nasution Permasalahan ini berdasarkan hasil observasi
(2010: 12) menyatakan bahwa bahan ajar dan wawancara di beberapa sekolah yang
merupakan sumber belajar yang secara sengaja
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
88

menjadi pilot project di Kabupaten Bantul bahasa merupakan bagian yang membentuk
pada bulan Agustus 2015. identitas dan realita seseorang. Pola pikir
Permasalahan yang telah diungkapkan di seseorang didasarkan pada latar belakang
atas, menuntut seorang guru harus lebih kreatif sosial-budayanya. Hal tersebut diperkuat
dan inovatif dalam menyikapi bahan ajar dengan pernyataan dari Vygotsky (Kozulin et
Kurikulum 2013 yang masih sangat terbatas. al., 2003: 246) yang memaparkan, “Learning
Guru dituntut untuk mengembangkan bahan awakens a variety of internal developmental
ajar secara mandiri. Bahan ajar yang dapat prosesses that are able to operate only when
dikembangkan oleh guru salah satunya adalah the child is interacting with people in his
buku siswa yang merupakan buku pegangan environment and in cooperation with people”.
bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya
Kurikulum 2013. Buku siswa yang interaksi sosial dari peserta didik baik di
dikembangkan oleh guru harus relevan, sesuai lingkungan sekolah maupun di masyarakat
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar guna membangun kerjasama sebagai suatu
dan memperhatikan aspek-aspek pembelajaran proses pengembangan diri.
dalam Kurikulum 2013. Berdasarkan hasil need analysis melalui
Pengembangan bahan ajar juga harus wawancara pada tanggal 29 Agustus 2015
sesuai dengan kondisi lingkungan sosial dan terhadap guru kelas IV MIN Jejeran Bantul,
budaya peserta didik. Hal ini sesuai dengan guru sudah melaksanakan pembelajaran
Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang tematik integratif namun sumber belajar bagi
Kerangka Dasar dan Struktur Sekolah guru dan siswa masih terbatas pada buku paket
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, yaitu peserta didik pemerintah dan buku pendukung dari terbitan
adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Yudistira, akan tetapi kualitas isi dari buku
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi terbitan Yudistira ini tidak jauh berbeda dari
bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa buku pemerintah. Guru juga menyampaikan
lampau adalah sesuatu yang harus termuat bahwa materi yang ada dalam buku paket
dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta pemerintah maupun Yudistira tersebut dinilai
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses masih kurang lengkap, kurang mendalam, serta
yang memberi kesempatan kepada peserta belum sesuai dengan kondisi lingkungan sosial
didik untuk mengembangkan potensi dirinya dan budaya siswa.
menjadi kemampuan berpikir rasional dan Berdasarkan hasil wawancara juga
kecemerlangan akademik dengan memberikan diperoleh informasi bahwa guru belum pernah
makna terhadap apa yang dilihat, didengar, mengembangkan bahan ajar sendiri dalam
dibaca, dipelajari dari warisan budaya kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa karena guru kesulitan menyatukan materi
budayanya dan sesuai dengan tingkat dalam bentuk tematik integratif. Pemahaman
kematangan psikologis serta kematangan fisik guru tentang tematik integratif masih kurang,
peserta didik (Lampiran Permendikbud dikarenakan diklat tentang Kurikulum 2013
67/2013). yang diadakan oleh pemerintah dirasa masih
Berdasarkan gagasan tersebut, maka kurang. Guru juga kesulitan dalam mendesain
dapat diartikan bahwa penerapan kurikulum bahan ajar agar desainnya lebih menarik.
2013 harus mengedepankan nilai-nilai sosial Permasalahan ini dikarenakan keterbatasan
dan budaya demi terwujudnya bangsa ilmu teknologi informasi komputer (TIK) yang
Indonesia yang lebih baik. Nilai-nilai sosial dimiliki oleh guru.
dan budaya ini bisa diintegrasikan melalui Faktor lain yang menjadi permasalahan
materi atau bahan ajar dan kegiatan bagi guru adalah guru membutuhkan bahan
pembelajaran berbasis kearifan lokal. ajar yang berisi materi yang sesuai dengan
Landasan teori kearifan lokal adalah lingkungan tempat tinggal siswa. Buku siswa
berdasarkan pada teori sosiokultural oleh yang disediakan oleh pemerintah cakupan
Vygotsky. Teori sosiokultural merupakan teori materinya masih bersifat luas, belum sesuai
yang menekankan bahwa lingkungan sosial dengan kondisi lingkungan tempat tinggal
dapat membantu proses pembelajaran. Teori siswa. Guru menyadari materi yang ada di
sosiokultural menganggap bahwa masyarakat buku siswa khususnya subtema “Lingkungan
dan budaya bisa dimanfaatkan sebagai sumber Tempat Tinggalku” belum sesuai dengan
ilmu. Kebiasaan sosial, kepercayaan, nilai dan kondisi lingkungan tempat tinggal siswa,
__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
89

namun tidak cukup waktu dalam siswa kelas IV SD/MI dengan tema “Tempat
mengembangkan bahan ajar pada subtema ini. Tinggalku” subtema “Lingkungan Tempat
Selain berkaitan dengan bahan ajar, Tinggalku” dengan mengintegrasikan nilai
peneliti juga melakukan wawancara dan karakter peduli dan tanggung jawab. Bahan
observasi tentang permasalahan siswa yang ajar yang dikembangkan diharapkan dapat
terjadi di kelas IV. Berdasarkan wawancara meningkatkan karakter peduli dan tanggung
dengan guru dan observasi di kelas, dapat jawab siswa. Oleh karena itu, pada
diketahui bahwa karakter peduli dan tanggung kesempatan ini penulis hendak melakukan
jawab siswa cenderung masih rendah. penelitian dengan judul “Pengembangan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Bahan Ajar Tematik Integratif Berbasis
MIN Jejeran, Pleret, Bantul ada beberapa Kearifan Lokal DIY Untuk Meningkatkan
peserta didik yang masih membuang sampah Karakter Peduli dan Tanggung Jawab Siswa
sembarangan. Peserta didik tidak Kelas IV MIN Jejeran Bantul”.
menyelesaikan tugas-tugas dari guru dengan
baik, dan sering membuat keributan ketika METODE
pembelajaran berlangsung. Pekerjaan Rumah
yang diberikan oleh guru juga tidak dikerjakan Penelitian ini menggunakan model
oleh siswa dengan baik. Tanaman yang ada di penelitian dan pengembangan dari Borg & Gall
depan kelasnya banyak yang layu, karena tidak (1983: 775), yaitu: (1) studi pendahuluan, (2)
disiram. Kondisi kelas juga kurang bersih, perencanaan, (3) desain produk, (4) uji coba
karena peserta didik tidak tidak melaksanakan awal, (5) revisi hasil uji coba awal, (6) uji coba
tugas piket dengan baik. Hal ini menunjukkan lapangan, (7) revisi hasil uji coba lapangan, (8)
bahwa karakter tanggung jawab siswa masih uji coba lapangan operasional, (9)
kurang. penyempurnaan produk akhir, dan (10)
Pendidikan karakter merupakan hal diseminasi dan implementasi. Tetapi pada
penting yang harus dilakukan oleh semua penelitian ini hanya sampai pada tahap yang
pihak. Wahyudi & Suardiman (2013: 113) kesembilan, dikarenakan keterbatasan waktu
memaparkan bahwa pendidikan yang penelitian.
mengimplementasikan nilai-nilai karakter Uji coba produk terdiri dari tiga tahap
adalah salah satu upaya membentuk manusia yaitu uji coba awal, uji coba lapangan dan uji
secara utuh (holistik) yang berkarakter. coba operasional. Sebelum uji coba, produk
Manusia yang berkarakter adalah manusia bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan
yang mampu mengembangkan aspek fisik, lokal divalidasi oleh ahli materi dan ahli
emosi, sosial, kreativitas, spiritual, dan media. Subjek uji coba dalam penelitian ini
intelektual secara optimal. Konsep pendidikan adalah siswa kelas IV MIN Jejeran, Pleret,
karakter tersebut harus diintegrasikan ke dalam Bantul. Subjek sebanyak 4 siswa diambil dari
kurikulum. Hal ini tidak berarti bahwa kelas IVa untuk uji coba awal, dan 8 siswa
pendidikan karakter akan diterapkan secara kelas IVa untuk uji coba lapangan. Pada uji
teoretis, tetapi menjadi penguat kurikulum coba lapangan operasional, subjek coba terdiri
yang sudah ada, yaitu dengan dari 3 kelas, yaitu kelas eksperimen 1, kelas
mengimplementasikan dalam mata pelajaran eksperimen 2 dan kelas kontrol. Kelas
dan keseharian peserta didik. Salah satu upaya eksperimen 1 yaitu kelas IVb sebanyak 32
yang bisa dilakukan adalah dengan siswa, kelas eksperimen 2 yaitu kelas IVc
mengintegrasikan bahan ajar yang digunakan sebanyak 20 siswa dan kelas kontrol yaitu
dalam kegiatan pembelajaran dengan nilai-nilai kelas IVd sebanyak 27 siswa.
karakter. Instrumen pengumpulan data yang
Berdasarkan permasalahan- digunakan dalam penelitian ini adalah
permasalahan di atas, guru membutuhkan pedoman wawancara terbuka, skala penilaian
bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan produk oleh ahli, skala respons guru dan
lokal yang efektif untuk meningkatkan respons siswa, Pedoman observasi karakter
karakter peduli dan tanggung jawab siswa. peduli, pedoman observasi karakter tanggung
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan jawab,angket karakter peduli, angket karakter
bahan ajar tematik-integratif berbasis kearifan tanggung jawab dan dokumen.
lokal DIY untuk siswa kelas 4 SD/MI. Bahan Data yang diperoleh dalam penelitian ini
ajar yang dikembangkan merupakan buku dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
90

kuantitatif. Data yang dianalisis meliputi data pemerintah. Materi yang disajikan sama
need analysis, kelayakan bahan ajar, dan dengan materi yang ada di buku terbitan
keefektifan bahan ajar. Data hasil wawancara, pemerintah. Aspek afektif belum
observasi, dan studi pustaka sebagai analisis dikembangkan, aspek yang dikembangkan
kebutuhan (need analysis) pengembangan dalam buku penunjang juga masih dominan
bahan ajar dianalisis menggunakan teknik aspek kognitif dan psikomotor.
analisis data kualitatif berdasarkan pendapat Hasil observasi menunjukkan bahwa
Miles dan Huberman (2014: 12-14) yang guru telah menerapkan pendekatan tematik
meliputi 3 tahap, yaitu, data condensation integratif dalam pembelajaran. Metode
(kondensasi data), data display (penyajian pembelajaran yang digunakan guru sudah
data), conclusion drawing/ verification variatif, misalnya dengan metode ceramah,
(penarikan kesimpulan/verifikasi). diskusi, tanya jawab, penugasan dan bermain
Data kelayakan bahan ajar didapatkan peran. Pembelajaran yang dilakukan belum
dari validasi ahli dan skala respons siswa dan dikaitkan dengan nilai kearifan lokal di DIY.
guru terhadap bahan ajar. Hasil validasi ahli Guru hanya mengikuti apa yang ada pada buku
dan skala respons bahan ajar oleh guru dan siswa. Guru menggunakan buku siswa sebagai
siswa berupa data kuantitatif. Data kuantitatif bahan ajar utama. Karakter peduli dan
tersebut kemudian dikonversikan ke dalam tanggung jawab siswa masih kurang. Hal ini
data kualitatif. Skor total yang diperoleh terlihat saat observasi dilakukan ada beberapa
kemudian dikonversikan ke dalam skala lima, siswa yang berdiskusi hanya asal-asalan saja.
dengan kategori: (5) sangat baik, (4) baik, (3) Ada beberapa siswa tidak menyelesaiakan
cukup baik, (2) kurang baik, (1) tidak baik. tugas sesuai waktu yang disediakan guru.
Penilaian dikatakan memenuhi kriteria jika Mereka lebih suka bermain dulu sebelum
kategori minimal yang dicapai adalah baik. mengerjakan tugas. Ada juga siswa yang
Analisis terhadap keefektifan bahan ajar menyelesaikan tugas tidak sesuai dengan
digunakan untuk mengetahui keefektifan bahan petunjuk, misalnya petunjuk pengerjaan
ajar tematik integratif berbasis kearifan lokal soalnya di lembar jawaban, tetapi ada beberapa
dalam meningkatkan karakter peduli dan siswa yang mengerjakan di lembar soal.
tanggung jawab siswa yang dilakukan dengan Hasil observasi juga menunjukkan
menggunakan uji t sampel berpasangan (paired bahwa ada beberapa siswa yang tidak
sample t-test) dan uji t independen membawa alat untuk materi kolase secara
(independent sample t-test). lengkap. Dalam kegiatan kolase, terlihat pula
ada beberapa siswa yang membuang sampah
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil potongan kertasnya secara sembarangan.
Banyak potongan kertas dan plastik di bawah
Studi Pendahuluan meja, namun siswa tidak menunjukkan sikap
peduli terhadap kebersihan kelas.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Berdasarkan hasil wawancara dan
guru kelas IV MIN Jejeran, Pleret, Bantul, observasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
disimpulkan bahwa guru sudah menerapkan ada permaslahan yang harus ditangani yaitu
Kurikulum 2013 sehingga pembelajaran karakter peduli dan tanggung jawab siswa yang
menggunakan pendekatan tematik integratif. masih kurang. Untuk mengatasi masalah ini,
Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran alternatif solusinya adalah dengan menyusun
adalah guru belum memahami perangkat bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan
pembelajaran secara komprehensif mengenai lokal.
Kurikulum 2013 sehingga masih kesulitan Pada tahap studi pustaka dilakukan
dalam mengembangkan perangkat analisis literatur untuk dituangkan pada kajian
pembelajaran terutama bahan ajar yang akan teori. Selanjutnya definisi operasional yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan telah diperoleh digunakan untuk menyusun
ajar utama yang digunakan adalah buku cetak kisi-kisi dan instrumen untuk membuat produk
yang disediakan oleh pemerintah. Buku yang bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan MIN
digunakan untuk menunjang Kurikulum 2013 Jejeran, Pleret, Bantul berupa bahan ajar
adalah menggunakan buku yang diterbitkan tematik integratif berbasis kearifan lokal DIY.
oleh “Yudistira”, akan tetapi kualitas dari buku
ini tidak jauh berbeda dengan buku terbitan Perencanaan
__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
91

2,08 atau dengan kategori “sangat baik”.


Berdasarkan data dan informasi yang
Saran atau masukan yang diberikan guru dan
diperoleh pada studi pendahuluan, maka
siswa terhadap bahan ajar yaitu: (1) pemilihan
perencanaan pengembangan yang dilakukan
warna pada petunjuk awal pembelajaran dibuat
meliputi: (1) merumuskan tujuan
lebih terang, sehingga tulisan bisa terbaca; dan
pengembangan yang berfokus pada
(2) gambar peta yang disajikan sebaiknya
pengembangan bahan ajar tematik integratif
dibuat lebih jelas.
berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan
karakter peduli dan tanggung jawab siswa; (2)
Data Hasil Uji Coba Lapangan
memperkirakan waktu dan keterbatasan
penelitian, maka pengembangan bahan ajar
Data uji coba lapangan berupa respons
difokuskan pada subtema “Lingkungan Tempat
siswa dan guru terhadap bahan ajar dan saran
Tinggalku” kelas IV SD; (3) mengacu pada
sebagai bahan revisi atau perbaikan produk
subtema tersebut yang meliputi mata pelajaran
bahan ajar. Respons guru terhadap bahan ajar
Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn, IPA,
yang dikembangkan memperoleh jumlah skor
IPS, SBdP, dan PJOK; (4) bahan ajar yang
110 atau dengan kategori “sangat baik”.
dikembangkan didasarkan pada kompetensi
Respons siswa terhadap bahan ajar yang
dasar yang ada pada silabus pembelajaran; dan
dikembangkan memperoleh rerata skor 2,42
(5) indikator karakter yang akan ditingkatkan
dengan kategori “sangat baik”. Saran atau
yaitu karakter peduli dan tanggung jawab
masukan dari guru dan siswa yaitu agar lebih
siswa.
memperhatikan tata tulis dan penggunaan
Pengembangan Draf Produk Awal tanda baca yang tepat. Berdasarkan saran dari
guru dan siswa tersebut, dilakukan perbaikan
Pengembangan draf produk awal bahan ajar yang akan digunakan untuk uji coba
meliputi pengembangan produk dan validasi lapangan operasional.
ahli. Kegiatan pengembangan produk meliputi
penyusunan instrumen penelitian, penentuan Data Hasil Uji Coba Lapangan Operasional
desain produk yang akan dikembangkan, dan
penyusunan komponen bahan ajar sebagai draf Uji coba lapangan operasional bertujuan
awal. Draf awal modul pembelajaran yang untuk mengetahui keefektifan penggunaan
sudah dirancang kemudian dievaluasi oleh ahli. bahan ajar bagi siswa kelas IV MIN Jejeran,
Ahli yang menilai meliputi ahli materi dan ahli Pleret, Bantul untuk meningkatkan karakter
media. Hasil penilaian ahli materi berdasarkan peduli dan tanggung jawab siswa. Teknik uji
konversi nilai dalam skala lima menunjukkan coba menggunakan kuasi eksperimen dengan 2
kategori „cukup layak‟. Penilaian ahli media kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Subjek
pada sub variabel penyajian dan kegrafikan coba pada uji coba lapangan operasional
menunjukkan kategori „sangat layak‟. Hal ini adalah siswa kelas IVb MIN Jejeran, Pleret,
menunjukkan bahwa bahan ajar tematik Bantul yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
integratif berbasis kearifan lokal layak eksperimen 1, siswa kelas IVc MIN Jejeran,
digunakan untuk uji coba setelah revisi. Pleret, Bantul yang berjumlah 20 siswa sebagai
kelas eksperimen 2, dan 27 siswa kelas IVd
Data Hasil Uji Coba Awal sebagai kelas kontrol.
Data uji coba awal berupa respons siswa Karakter Peduli
dan guru tentang bahan ajar. Selain itu juga
untuk memperoleh saran sebagai bahan revisi Hasil uji t berpasangan menunjukan
atau perbaikan produk bahan ajar yang bahwa pada kelas eksperimen (KE) besarnya
dikembangkan. Siswa dan guru mencermati probabilitas (Sig) < 0,05 yang berarti H0
bahan ajar yang telah disusun kemudian ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa pada
mengkritisi bahan ajar berdasarkan instrumen kelas eksperimen ada peningkatan yang
skala respons guru dan siswa. Respons guru signifikan pada karakter peduli siswa setelah
terhadap bahan ajar yang dikembangkan menggunakan bahan ajar tematik integratif
mendapat jumlah skor 104 dengan kategori berbasis kearifan lokal. Sedangkan untuk hasil
“baik”. Respons siswa terhadap bahan ajar perhitungan independent sample t-test untuk
yang dikembangkan memperoleh rerata skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
92

ditinjau dari peningkatan karakter peduli baik batang seperti pada gambar 1 di bawah ini.
dari angket maupun data observasi diperoleh
nilai signifikansi untuk karakter peduli tersebut
sebesar 0,000. Oleh karena sigifikansi < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini
menunjukkan adanya perbedaan karakter
peduli antara kelas kontrol dengan kelas
ekperimen 1 dan kelas kontrol dengan kelas
eksperimen 2.
Berikut disajikan data hasil observasi
karakter peduli siswa dalam bentuk diagram

Gambar 2. Perbandingan Hasil Pengisian Angket


Karakter Peduli Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.

Gambar 2 menunjukkan adanya


peningkatan karakter peduli siswa pada kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dari data
hasil pengisian angket karakter peduli. Kelas
kontrol juga mengalami kenaikan tetapi
kenaikan reratanya tidak sebanding dengan
kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2.
Gambar 1. Perbandingan Hasil Observasi Karakter Rerata hasil pengisian angket karakter peduli
Peduli Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. pada kelas ekperimen 1 sebelum uji
operasional adalah 41,38 menjadi 52,34 setelah
Gambar 1 menunjukkan adanya uji operasional. Terdapat kenaikan rerata skor
peningkatan karakter peduli siswa kelas 10,96 pada kelas eksperimen 1. Rerata skor
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas hasil pengisian angket karakter peduli kelas
kontrol juga mengalami kenaikan tetapi ekperimen 2 sebelum uji coba operasional
kenaikan reratanya tidak sebanding dengan adalah 43,05 menjadi 53,45 setelah uji
kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2. operasional. Terdapat kenaikan rerata skor
Rerata hasil observasi karakter peduli pada 10,40 pada kelas eksperimen 2. Rerata skor
kelas ekperimen 1 sebelum uji operasional hasil pengisian angket karakter peduli pada
adalah 13,63 menjadi 17,84 setelah uji kelas kontrol sebelum uji operasional adalah
operasional. Terdapat kenaikan rerata skor 40,11 menjadi 40,15. Terdapat kenaikan rerata
4,21 pada kelas eksperimen 1. Rerata skor skor 0,05 pada kelas kontrol. Kenaikan ini
hasil observasi karakter peduli kelas ekperimen tidak sebanding dengan kenaikan rerata skor
2 sebelum uji coba operasional adalah 13,00 pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen
menjadi 18,15 setelah uji operasional. Terdapat 2.
rerata skor 5,15 pada kelas eksperimen 2.
Rerata skor hasil observasi karakter peduli Karakter Tanggung Jawab
pada kelas kontrol sebelum uji operasional
adalah 12,48 menjadi 13,00. Terdapat kenaikan Hasil uji t berpasangan menunjukan
rerata skor 0,52 pada kelas kontrol. Kenaikan
bahwa pada kelas eksperimen (KE) besarnya
ini tidak sebanding dengan kenaikan rerata probabilitas (Sig) < 0,05 yang berarti H0
skor pada kelas eksperimen 1 dan kelas ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa pada
eksperimen 2. kelas eksperimen ada peningkatan yang
Selain data observasi, karakter peduli
signifikan pada karakter tanggung jawab siswa
pada penelitian ini juga didukung dengan data
setelah menggunakan bahan ajar tematik
pengisian angket oleh peserta didik. Berikutintegratif berbasis kearifan lokal. Sedangkan
disajikan data hasil pengisian angket karakter
untuk hasil perhitungan independent sample t-
peduli siswa dalam bentuk diagram batang test untuk kelompok kontrol dan kelompok
seperti pada gambar 2 di bawah ini. eksperimen ditinjau dari peningkatan karakter
tanggung jawab siswa, baik data angket
maupun data observasi diperoleh nilai
__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
93

signifikansi untuk kedua karakter tersebut siswa dalam bentuk diagram batang seperti
sebesar 0,000. Oleh karena sigifikansi < 0,05 pada gambar 4 di bawah ini.
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini
menunjukkan adanya perbedaan karakter
tanggung jawab antara kelas kontrol dengan
kelas ekperimen 1 dan kelas kontrol dengan
kelas eksperimen 2.
Berikut disajikan data hasil observasi
karakter tanggung jawab siswa dalam bentuk
diagram batang seperti pada gambar 3 di
bawah ini.

Gambar 4. Perbandingan Hasil Pengisian Angket


Karakter Tanggung Jawab Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Gambar 4 menunjukkan adanya
peningkatan karakter tanggung jawab siswa
pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen
2. Kelas kontrol juga mengalami kenaikan
tetapi kenaikan reratanya tidak sebanding
dengan kelas ekperimen 1 dan kelas
eksperimen 2. Rerata hasil pengisian angket
Gambar 3. Perbandingan Hasil Observasi Karakter karakter tanggung jawab pada kelas
Tanggung Jawab Kelas Eksperimen dan ekperimen 1 sebelum uji operasional adalah
Kelas Kontrol. 41,03 menjadi 53,66 setelah uji operasional.
Gambar 3 menunjukkan adanya Terdapat kenaikan rerata skor 12,63 pada
peningkatan karakter tanggung jawab siswa kelas eksperimen 1. Rerata skor hasil
pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen pengisian angket karakter tanggung jawab
2. Kelas kontrol juga mengalami kenaikan kelas ekperimen 2 sebelum uji coba
tetapi kenaikan reratanya tidak sebanding operasional adalah 43,15 menjadi 55,35
dengan kelas ekperimen 1 dan kelas setelah uji operasional. Terdapat kenaikan
eksperimen 2. Rerata hasil observasi karakter rerata skor 12,20 pada kelas eksperimen 2.
tanggung jawab pada kelas ekperimen 1 Rerata skor hasil pengisian angket karakter
sebelum uji operasional adalah 16,66 menjadi tanggung jawab pada kelas kontrol sebelum
21,25 setelah uji operasional. Terdapat uji operasional adalah 16,52 menjadi 17,04.
kenaikan rerata skor 4,59 pada kelas Terdapat kenaikan rerata skor 0,52 pada kelas
eksperimen 1. Rerata skor hasil observasi kontrol. Kenaikan ini tidak sebanding dengan
karakter tanggung jawab kelas ekperimen 2 kenaikan rerata skor pada kelas eksperimen 1
sebelum uji coba operasional adalah 16,40 dan kelas eksperimen 2.
menjadi 21,45 setelah uji operasional. Terdapat
kenaikan rerata skor 5,15 pada kelas Pembahasan
eksperimen 2. Rerata skor hasil observasi
karakter tanggung jawab pada kelas kontrol Pembelajaran berbasis kearifan lokal
sebelum uji operasional adalah 16,52 menjadi merupakan merupakan salah satu kegiatan
17,04. Terdapat kenaikan rerata skor 0,52 pada pembelajaran yang disarankan oleh Dinas
kelas kontrol. Kenaikan ini tidak sebanding Pemuda dan Olahraga di DIY. Tujuan
dengan kenaikan rerata skor pada kelas pembelajaran berbasis kearifan lokal ini adalah
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. agar siswa mengetahui dan mengenal kearifan
Selain data observasi, karakter tanggung lokal di DIY. Pembelajaran tematik dengan
jawab pada penelitian ini juga didukung berbasis kearifan lokal dimaksudkan untuk
dengan data pengisian angket tanggung jawab tetap mempertahankan pengetahuan-
oleh peserta didik. Berikut disajikan data hasil pengetahuan lokal dalam menghadapi
pengisian angket karakter tanggung jawab perkembangan dan kemajuan pendidikan serta
daya saing yang semakin ketat pada era
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
94

globalisasi. Pembelajaran tematik berbasis tantangan yang semakin berkembang. Melalui


kearifan lokal juga diharapkan mampu pembelajaran tematik integratif berbasis
membekali siswa dan mempersiapkannya kearifan lokal, diharapkan dapat mencapai
menjadi sumber daya manusia yang lebih pembelajaran bermakna dengan berprinsip
kompeten dan berkualitas. pada think globally, act locally.
Pembelajaran tematik bukanlah pembe- Pembelajaran tematik integratif berbasis
lajaran yang baru dikenal dalam dunia kearifan lokal tidak hanya mampu untuk
pendidikan di Indonesia. Seperti kita ketahui mengembangkan aspek pengetahuan dan
bahwa pembelajaran tematik di Indonesia ketrampilan saja tetapi juga menekankan nilai-
sudah mulai diberlakukan pada Kurikulum nilai karakter peserta didik. Pengembangan
2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan nilai-nilai karakter peserta didik merupakan
Pendidikan (KTSP), akan tetapi penerapannya cita-cita luhur yang harus diwujudkan melalui
belum maksimal sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan yang terarah dan
pendidikan yang ingin dicapai. Pada berkelanjutan.
Kurikulum 2006, pembelajaran tematik hanya Untuk mendukung keberhasilan
diberlakukan pada kelas rendah yaitu kelas pembelajaran tematik integartif berbasis
satu, dua dan tiga pada jenjang Sekolah Dasar kearifan lokal, maka diperlukan bahan ajar
(SD), berbeda dengan Kurikulum 2013 yang yang didalamnya mengintegrasikan nilai-nilai
memberlakukan pembelajaran tematik dari kearifan lokal tersebut. Ketersediaan bahan
kelas rendah hingga kelas tinggi, yakni kelas ajar merupakan hal yang penting dalam
satu sampai kelas enam SD, meskipun dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Bahan ajar
pelaksanaan dilapangan dilakukan secara membantu siswa dengan menyajikan materi
bertahap. Hanya SD yang ditunjuk sebagai dan latihan yang dapat mengasah pengetahuan
pilot project yang menerapkan pembelajaran siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa
tematik integratif. membutuhkan sumber belajar yang beragam
Pembelajaran tematik integratif sehingga ketersediaan bahan ajar yang variatif
dilaksanakan secara holistik yang mengaitkan diperlukan untuk menarik perhatian siswa
antara keterampilan, pengetahuan dan sikap. untuk belajar.
Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif Kurangnya ketersediaan bahan ajar
mengintegrasikan berbagai mata pembelajaran tematik integratif berbasis kearifan lokal DIY
dalam tema sesuai dengan kompetensi yang menjadi kendala bagi guru dalam
sesuai. Pembelajaran tematik integratif membelajarkan peserta didik. Guru
mendorong siswa mengaitkan pengetahuan dan membutuhkan waktu yang lama untuk
pengalaman sehingga siswa dapat menyiapkan bahan ajar tematik integratif
menyelesaikan masalah dan memperoleh berbasis kearifan lokal DIY. Untuk membantu
wawasan tentang lingkungan sekitar. guru dan peserta didik dalam menerapkan
Pembelajaran tematik integratif berbasis pembelajaran tematik integratif berbasis
kearifan lokal merupakan salah satu upaya kearifan lokal DIY, maka perlu adanya bahan
untuk mendesain pembelajaran agar lebih ajar tematik integratif berbasis kearifan lokal
meaningfull dan joyfull .Pembelajaran yang DIY yang dikembangkan. Bahan ajar yang
bermakna dapat dilakukan dengan dikembangkan tetap harus sesuai dengan
mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal di kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
sekitar pada kegiatan pembelajaran. kurikulum 2013.
Utari, Degeng, & Akbar (2016: 40) Bahan ajar tematik integratif berbasis
memaparkan “bahwa pembelajaran tematik kearifan lokal DIY yang dikembangkan dalam
yang meaningful dan joyfull dapat diwujudkan penelitian ini menggunakan model
dengan mengaitkan materi pembelajaran pembelajaran berbasis aktifitas. Pendidikan
dengan dunia terdekat siswa atau biasa dikenal berbasis aktifitas merupakan suatu pendekatan
dengan contextual teaching and learning”. dalam pembelajaran yang menekankan kepada
Agar pembelajaran tematik integratif lebih aktifitas siswa secara optimal untuk
kontekstual bisa dilakukan melalui penanaman memperoleh hasil belajar berupa perpaduan
nilai-nilai kearifan lokal di tempat siswa antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
berada. Hal ini bermanfaat untuk secara seimbang. Pertimbangan tentang model
mempertahankan dan melestarikan kebudayaan pembelajaran berbasis aktifitas ini didasarkan
lokal sekaligus membantu siswa menghadapi pada beberapa asumsi perlunya pembelajaran
__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
95

yang berorientasi pada aktifitas siswa. berbasis kearifan lokal DIY ini, penekanannya
Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. adalah pada karakter peduli dan tanggung
Pendidikan merupakan usaha sadar jawab siswa, meskipun tetap mengintegrasikan
mengembangkan manusia menuju kedewasaan, nilai karakter yang lainnya.
baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun Aspek spiritual dan sosial pada
kedewasaan moral. Kedua, asumsi tentang pembelajaran tematik integratif tidak berdiri
siswa sebagai subjek pendidikan. Ketiga sendiri, melainkan terintegrasi dengan aspek
asumsi tentang guru. Keempat, asumsi yang pengetahuan dan keterampilan. Penekanan
berkaitan dengan proses pengajaran. penilaian sikap harus dibangun sejak awal agar
Tujuan lain dari pembelajaran berbasis nilai-nilai karakter khususnya karakter peduli
aktifitas ini adalah untuk membantu peserta dan tanggung jawab siswa sudah
didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, terinternalisasi dalam diri siswa. Bahan ajar
sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, tematik integratif yang dikembangkan pada
keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang penelitian ini sesuai dengan harapan guru,
terbentuknya kepribadian yang mandiri. yaitu sudah mengintegrasikan nilai-nilai
Orientasi inilah yang akan mengantarkan karakter peduli dan tanggung jawab siswa.
proses pembelajaran yang efektif sesuai Karakter peduli dan tanggung jawab
dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan siswa bisa terbentuk karena penyajian materi
mendasar dari pembelajaran berbasis aktifitas tidak hanya menyajikan ilmu pengetahuan saja,
ini adalah untuk menjadikan siswa tidak hanya akan tetapi mengintegrasikan nilai-nilai
dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, karakter peduli dan tanggung jawab siswa.
tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi Setelah penyajian materi, diberikan ilustrasi
itu untuk kehidupannya. Pembelajaran berbasis mengenai sikap yang harus dilakukan oleh
aktifitas juga bertujuan untuk memaksimalkan peserta didik terhadap keadaan SDA, tempat
dan mengembangkan seluruh potensi yang wisata, makanan khas, minuman khas, dan
dimiliki peserta didik, sehingga keseimbangan sarana umum yang telah disediakan oleh
dan keterpaduan menjadi landasan kuat untuk pemerintah. Setelah diberikan ilustrasi, siswa
tercapaianya harapan dan tujuan dari juga diminta untuk membuat peta pikiran
pembelajaran yang sebenarnya. tentang sikap yang harus dilakukan dalam
Bahan ajar tematik integratif berbasis menjaga keberadaan kearifan lokal yang ada di
kearifan lokal yang dikembangkan efektif lingkungan sekitar. Melalui kegiatan ini, siswa
untuk meningkatkan karakter peduli dan akan terbiasa memperoleh informasi mengenai
tanggung jawab siswa. Melalui kegiatan pembiasaan perilaku yang mencerminkan
pembelajaran berbasis aktifitas, siswa tidak karakter peduli dan tanggung jawab. Berawal
hanya memperoleh pengetahuan dan dari informasi atau pengetahuan yang
ketrampilan saja, akan tetapi karakter peduli diperoleh siswa tentang pembiasaan karakter
dan tanggung jawab siswa juga terbentuk peduli dan tanggung jawab siswa, maka akan
melalui aktifitas-aktifitas kegiatan menjadi input penting yang selanjutnya akan
pembelajaran yang disajikan di dalam bahan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
ajar yang dikembangkan. Penanaman karakter melalui kegiatan
Produk bahan ajar yang dikembangkan pembelajaran yang tertuang dalam bahan ajar
pada penelitian ini juga mengembangkan yang dikembangkan ini efektif dapat
Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2. meningkatkan karakter peduli dan tanggung
Kompetensi Inti 1 yaitu mencakup aspek jawab siswa.
spiritual, dan Kompetensi Inti 2 yaitu Pengembangan bahan ajar tematik
mencakup aspek karakter dan sosial. Hal inilah integratif berbasis kearifan lokal pada
yang membedakan kualitas produk bahan ajar penelitian ini dengan mengaitkan lingkungan
yang dikembangkan dengan produk bahan ajar kearifan lokal siswa dalam pembelajaran.
tematik integratif dari Kemendikbud (2013) Bahan ajar yang dikembangkan menyajikan
yang masih cenderung mengembangkan unsur-unsur kearifan lokal di DIY dengan
Kompetensi Inti 3 yang berupa aspek mengintegrasikan nilai-nilai karakter peduli
pengetahuan, dan Kompetensi Inti 4 yang dan tanggung jawab siswa. Unsur-unsur
berupa aspek ketrampilan. Kompetensi Inti 1 kearifan lokal yang dikembangkan meliputi
dan Kompetensi Inti 2 yang dikembangkan potensi lokal seperti kenampakan alam, tempat
pada produk bahan ajar tematik integratif wisata, sumber daya alam, makanan khas,
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
96

minuman khas, dan sarana umum yang ada di ajar yang dikembangkan. Kelebihan dari
DIY. Unsur-unsur kearifan lokal tersebut produk bahan ajar yang dikembangkan di
digunakan sebagai pijakan dalam rangka antaranya adalah tampilan yang menarik
mengembangkan materi pembelajaran. karena warna yang dipergunakan serasi, materi
Pengintegrasian dilaksanakan dengan memilih mudah dipelajari, gambar memperjelas materi,
potensi lokal yang relevan dan disesuaikan sajian ilustrasi gambar yang menarik, serta
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar tulisan yang lebih menarik dibandingkan
pada subtema “Lingkungan Tempat dengan bahan ajar yang sudah ada sehingga
Tinggalku”. mudah untuk dibaca. Sajian tersebut membuat
Bahan ajar tematik integratif berbasis bahan ajar menjadi menarik dan disenangi oleh
kearifan lokal subtema “Lingkungan Tempat peserta didik. Ketertarikan peserta didik
Tinggalku” yang dikembangkan dalam terhadap sumber belajar merupakan gejala
penelitian ini layak digunakan dalam yang sangat baik untuk menuju peningkatan
pembelajaran menurut ahli materi dan ahli belajar.
media. Hal ini berdasarkan dari penilaian yang Produk bahan ajar ini sangat
dilakukan oleh validator ahli materi dan ahli memungkinkan peserta didik termotivasi untuk
media. Menurut ahli materi, produk ini belajar secara aktif dan mandiri. Selain mudah
memiliki persentase nilai sebesar 79 dengan digunakan, bahan ajar ini menurut para peserta
kriteria cukup layak. Sedangkan ahli media didik tidak membosankan karena di dalamnya
menilai produk ini dengan persentase sebesar dimuat materi yang sangat menarik mengenai
96 dengan kriteria sangat layak. Hasil subtema “Lingkungan Tempat Tinggalku”.
penilaian tersebut, dapat dilihat bahwa menurut Kegiatan pembelajaran pada subtema ini lebih
ahli materi, bahan ajar memuat isi yang sesuai menarik karena di dalamnya disajikan nilai-
dengan pembelajaran tematik integratif nilai kearifan lokal dari DIY. Tidak hanya
berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan menarik dari tampilan gambar dan materinya,
karakter peduli dan tanggung jawab siswa. akan tetapi materi yang disajikan juga lebih
Aspek kebahasan yang digunakan sesuai kontekstual dan bermakna. Selain unsur-unsur
dengan perkembangan anak kelas IV SD/MI, kearifan lokal, bahan ajar yang dikembangkan
dan memuat komponen bahan ajar yang benar. juga mengintegrasikan nilai-nilai karakter
Menurut ahli media, penyajian dan kegrafikan peduli dan tanggung jawab dengan berbagai
dalam bahan ajar ini sangat baik. ilustrasi atau gambar-gambar yang menarik.
Hasil respons guru yang diberikan pada Bahan ajar yang dikembangkan ini dapat
saat uji coba awal menunjukkan respons yang meningkatkan nilai karakter peduli dan
sangat baik, sedangkan hasil respons siswa tanggung jawab siswa.
pada saat uji coba awal memperoleh respons Alasan tersebut sesuai dengan yang
baik. Hasil respons guru dan respons siswa dikemukakan oleh Kemdiknas (2010: 12-20)
pada saat uji coba lapangan keduanya bahwa pengembangan karakter dan budaya
memperoleh respons yang sangat baik. Hasil melalui tiga cara, yaitu: (1) melalui semua
ini menunjukkan bahwa ada peningkatan rerata mata pelajaran (2) pengembangan diri dan (3)
skor atau jumlah skor pada penilaian bahan budaya sekolah. Salah satu dari ketiga cara
ajar yang dikembangkan setelah produk bahan untuk mengembangkan karakter tersebut
ajar diperbaiki. Hasil ini menunjukkan bahwa adalah melalui mata pelajaran. Karakter peduli
bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan dan tanggung jawab yang dikembangkan
lokal yang dikembangkan efektif untuk terintegrasi dalam mata pelajaran yang
mendukung aktivitas belajar siswa dan diajarkan di sekolah melalui bahan ajar yang
motivasi belajar siswa serta dapat digunakan dikembangkan.
sebagai sumber belajar yang layak. Hasil ini Bahan ajar tematik integratif berbasis
juga menunjukkan bahwa produk bahan ajar kearifan lokal subtema “Lingkungan Tempat
tematik integratif berbasis kearifan lokal yang Tinggalku” yang dikembangkan efektif dapat
dikembangkan cocok untuk siswa kelas IV meningkatkan karakter peduli dan tanggung
SD/MI jika digunakan dalam kegiatan jawab siswa. Selain menyajikan unsur-unsur
pembelajaran. kearifan lokal di DIY, Bahan ajar yang
Hasil pengisian respons guru dan dikembangkan juga mengintegrasikan nilai-
respons siswa diperoleh data mengenai nilai karakter peduli dan tanggung jawab siswa
kelebihan dan kekurangan dari produk bahan di dalamnya, sehingga mendorong siswa untuk
__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
97

selalu peduli dan tanggung jawab dalam menjadi semakin peduli dan tanggung jawab
kehidupan sehari-hari. Perilaku peduli dan untuk menjaga kelestarian atau keberadaan
tanggung jawab siswa tidak bisa begitu saja kearifan lokal yang ada di daerahnya.
dimiliki oleh siswa, tetapi harus ada kontrol Selain berbasis kearifan lokal,
eksternal dari pihak luar. Pandangan ini sesuai pengembangan produk bahan ajar ini juga
dengan pendapat Lickona (2013: 177) yang mengintegrasikan nilai karakter peduli dan
mengemukakan bahwa kontrol eksternal tanggung jawab siswa. Pengembangan bahan
dibutuhkan untuk membantu siswa belajar ajar tematik integratif berbasis kearifan lokal
mengatur tingkah laku. Guru dapat pada penelitian ini efektif untuk meningkatkan
memberikan kontrol eksternal untuk karakter peduli dan tanggung jawab siswa. Hal
mendorong siswa agar memiliki karakter ini sesuai dengan penelitian dan
peduli dan tanggung jawab dengan pengembangan buku ajar tematik integratif
memberikan instruksi dalam bahan ajar pada juga pernah dilakukan oleh Sari & Syamsi
setiap kegiatan pembelajaran sesuai dengan (2015: 73). Hasil penelitian dan pengembangan
indikator karakter peduli dan tanggung jawab. menunjukan bahwa buku ajar yang disusun
Selain menggunakan bahan ajar yang layak dan efektif dalam meningkatkan karakter
mengandung karakter, bahan ajar untuk peserta siswa. Peningkatan karakter peduli dan
didik sebaiknya dapat memotivasi untuk tanggung jawab siswa pada penelitian ini
belajar. Seperti yang diungkapkan oleh saling berhubungan. Sikap peduli lingkungan
Williams (2009: 208) bahwa bahan ajar yang yang dimiliki oleh siswa, akan diwujudkan
menarik dapat memotivasi peserta didik. Pada pula melalui sikap tanggung jawab siswa.
penelitian ini peserta didik sudah termotivasi Pengintegrasian pembelajaran tematik
dengan bahan ajar yang menurutnya menarik integratif berbasis kearifan lokal dapat
sehingga peserta didik lebih bersemangat membuat siswa belajar lebih dekat dengan
dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran lingkungan dan kontekstual dengan siswa.
menjadi mudah diterima dan mudah terserap Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal
oleh peserta didik. Jadi, bahan ajar yang di- mempermudah siswa menemukan, mengkaji,
kembangkan memang efektif digunakan dalam menginterpretasikan dan mengaplikasikan
pembelajaran. berbagai pengalaman dan pengetahuannya
Bahan ajar tematik-integratif dengan tentang lingkungan sekitar. Kemampuan siswa
subtema “Lingkungan Tempat Tinggalku” dalam pemahaman meningkat, selain itu siswa
berbasis kearifan lokal dengan mampu mereorganisasi bacaan, pemahaman
mengintegrasikan nilai karakter peduli dan inferensial siswa terhadap bacaan meningkat,
tanggung jawab siswa kelas IV ini dapat siswa mampu mengevaluasi bacaan dan
dijadikan alternatif pembelajaran untuk kemampuan siswa dalam apresiasi bacaan
mengatasi keterbatasan guru dalam meningkat. Hal tersebut sesuai penelitian
menyampaikan materi. Bahan ajar yang Ariyani & Wangid (2016: 116) yang
dikembangkan juga memberikan pengetahuan menunjukkan adanya peningkatan pada
tentang tanggung jawab dan kepedulian karakter peduli lingkungan dan tanggung
lingkungan pada siswa sehingga siswa mampu jawab siswa setelah diberikan tindakan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar
hari. yang dikembangkan.
Pengembangan bahan ajar tematik Bahan ajar yang dikembangkan dalam
integratif berbasis kearifan lokal pada pembelajaran tematik integratif berbasis
penelitian ini efektif dapat meningkatkan kearifan lokal tidak dikembangkan dalam suatu
karakter peduli dan tanggung jawab siswa. Hal mata pelajaran melainkan berdasarkan tema.
ini sesuai dengan pendapat Fahrianoor (2013: Penyelesaian soal maupun pemecahan masalah
38) yang memaparkan bahwa kearifan lokal dalam bahan ajar juga dikatikan dengan
adalah satu upaya yang mampu menjawab lingkungan sehingga pemahaman siswa
tantangan masalah global. Permasalahan global menjadi lebih bertambah dengan memecahkan
yang dihadapi saat ini adalah menurunnya masalah yang realistik dengan siswa.
karakter yang dimiliki oleh peserta didik. Berdasarkan hasil kajian akhir dapat
Pembelajaran kearifan lokal dinilai efektif diperoleh informasi bahwa kualitas bahan ajar
untuk meningkatkan karakter siswa. Melalui tematik integratif berbasis kearifan lokal yang
pembelajaran berbasis kearifan lokal, siswa dikembangkan layak diguakan dalam
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017
98

pembelajaran tematik integratif di kelas IV dengan menyesuaikan karakteristik siswa dan


SD/MI. Dengan demikian, bahan ajar tematik lingkungan sekitar sekolah.
integratif berbasis kearifan lokal dapat
diimplemetasikan sesuai tujuan yang hendak UCAPAN TERIMA KASIH
dicapai yaitu untuk meningkatkan karakter
peduli dan tanggung jawab siswa kelas IV Puji syukur ke hadiran Tuhan Yang
SD/MI. Maha Esa penulis sampaikan atas selesainya
tulisan ini hingga dimuat pada Jurnal
PENUTUP Pendidikan Karakter edisi ini. Pada
kesempatan yang baik ini penulis ingin
Bahan ajar tematik integratif berbasis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-
kearifan lokal DIY subtema “Lingkungan
besarnya kepada semua pihak yang telah
Tempat Tinggalku” yang dikembangkan untuk
meningkatkan karakter peduli dan tanggung membantu kelancaran dalam penyelesaian
jawab dinilai layak untuk digunakan menurut tulisan ini. Secara khusus penulis
ahli materi dan ahli media. Bahan ajar tematik menyampaikan terima kasih kepada ketua dan
integratif berbasis kearifan lokal DIY subtema sekretaris dewan redaksi JPK beserta seluruh
“Lingkungan Tempat Tinggalku” terbukti anggota atas dimuatnya tulisan ini pada edisi
efektif untuk meningkatkan karakter peduli JPK kali ini.
siswa kelas IV MIN Jejeran, Pleret, Bantul.
Hal ini berdasarkan hasil uji coba lapangan DAFTAR PUSTAKA
operasional dimana nilai signifikansi <0.05,
Alfieri, L., Brooks, P.J., & Aldrich. N.J. 2009.
yang berarti ada perbedaan yang signifikan
Does discovery based instruction
terhadap karakter peduli antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan enhance learning. Scholarly Journal, (5),
bahan ajar tematik integratif berbasis kearifan 1-40.
lokal DIY dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran tanpa menggunakan bahan ajar Ariyani, D.Y. & Wangid, M.N. 2016.
hasil pengembangan. Pengembangan bahan ajar tematik
Bahan ajar tematik integratif berbasis integratif berbasis nilai karakter peduli
kearifan lokal DIY subtema “Lingkungan lingkungan dan tanggung jawab. Jurnal
Tempat Tinggalku” terbukti efektif untuk Pendidikan Karakter, 6 (1), 116-129.
meningkatkan karakter tanggung jawab siswa
kelas IV MIN Jejeran, Pleret, Bantul. Hal ini Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational
berdasarkan hasil uji coba lapangan research: an introduction (4th ed.). New
operasional dimana nilai signifikansi <0.05,
York: Longman, Inc
yang berarti ada perbedaan yang signifikan
terhadap karakter tanggung jawab antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Fahrianoor, Windari, T., Taharuddin,
menggunakan bahan ajar tematik integratif Ruslimar‟i, & Maryono. 2013. The
berbasis kearifan lokal DIY dengan siswa practice of local wisdom of Dayak
yang mengikuti pembelajaran tanpa people inforest conservation in south
menggunakan bahan ajar hasil pengembangan. kalimantan. Indonesian Journal of
Bahan ajar tematik integratif berbasis Wetlands Environmental Management.
kearifan lokal pada subtema “Lingkungan (1), 38-46.
Tempat Tinggalku” sudah diuji kelayakan
dan keefektifannya, maka disarankan kepada Kemdiknas. 2010. Pengembangan pendidikan
guru untuk menggunakan produk bahan ajar budaya dan karakter bangsa pedoman
ini sebagai alternatif pilihan dalam sekolah. Jakarta: Pusat Kurikulum
menyiapkan pembelajaran tematik integratif di
Kemdiknas.
kelas IV SD/MI, khususnya untuk
meningkatkan karakter peduli dan tanggung
jawab siswa. Disarankan juga agar guru Kemendikbud. 2013. Kompetensi dasar
mengembangkan bahan ajar berupa modul SD/MI. Jakarta: Pusat Penelitian dan
pembelajaran pada subtema atau tema lainnya Pengembangan.

__________________________________________________________________________________
Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Karakter Peduli dan Tanggung Jawab
99

Williams, K.C. (2009). Elementary classroom


Kozulin, A., Gindis, B., Ageyew, V.S, & management a student-centered aproach
Miller, S.M. 2003. Vygotsky’s to leading and learning. Los Angeles:
educational theory in cultural context. Sage.
New York: Cambridge University Press.

Lickona, T. 2013. Pendidikan karakter


panduan lengkap mendidik siswa
menjadi pintar dan baik. (terjemahan
Lita S.) New York: Bantam book (buku
asli diterbitkan tahun 2008).

Meinbach, A.M, Rothelin, L. & Fredericks,


A.D. 2005. The complete guide to
thematic unit creating the integrated
curriculum. Washington: Christoper-
Gordin Publisher Inc.

Miles, M.B., & Huberman, A.M. 2014.


Qualitative data analysis, a methods
sourcebook. Los Angeles: Sage
Publications Ltd.

Nasution, S. 2010. Berbagai pendekatan dalam


proses belajar dan mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.

Purnomo, H. & Wilujeng, I. 2016.


Pengembangan bahan ajar dan
instrumen penilaian IPA tema Indahnya
Negeriku penyempurnaan buku guru dan
siswa kurikulum 2013. Jurnal Prima
Edukasia, 4 (1), 67-78.

Sari, I.P, & Syamsi, K. 2015 Pengembangan


buku pelajaran tematik-integratif
berbasis nilai karakter disiplin dan
tanggung jawab di sekolah dasar. Jurnal
Prima Edukasia, 3 (1), 73-83.

Utari, U., Degeng, I.N.S., & Akbar, S. 2016.


Pembelajaran tematik berbasis kearifan
lokal di sekolah dasar dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Jurnal Teori dan Praksis
Pembelajaran IPS, 1 (1), 39-44.

Wahyudi, A.B.E & Suardiman, S.P. (2013).


Meningkatkan karakter dan hasil belajar
IPS menggunakan metode bermain
peran pada siswa SD. Jurnal Prima
Edukasia. 1 (2), 113-123.
_________________________________________________________________________________________
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Nomor 1, April 2017

Anda mungkin juga menyukai