TRAFIC2
TRAFIC2
M,V m,v
jika trafik yang ditawarkan pada berkas dasar = A, maka trafik luap adalah :
m = A . EN (A)
m
A
Bloking = EN (A)
v = m [1 – m + (A/ N + 1 + m -A) ]
Contoh :
Trafik yang datang pada berkas dasar bersifat random
( M = V ) . Trafik rata-rata pada berkas dasar = 5 Erlang
Probabilitas bloking di berkas dasar adalah 20 % (berkas luap = )
Ditanya :
a. rata-rata trafik di berkas luap
b. hitung varians trafik di berkas luap
Solusi :
a. m = trafik luap
= A x EN (A) = 5 x 0,2 = 1 Erlang
b. var = v = m [ 1 – m + ( A / N + 1 + m - A ) ]
E1 (5) = 5 x 1 = 0,8333
1+5x1
maka :
v = m [1 – m + (A/ N + 1 + m -A) ]
= 1[1–1+(5/6+1+1–5)]
= 5 / 3 = 1,6667
m = 1 Erlang
m v , v m trafik kasar
v = m trafik random
v m trafik halus
var
m
A
Ro
M,V m,v
N
N No
Ekivalen dengan :
A eq Ro
Neq
Aeq. = v + 3 (v / m) [ (v/m) – 1 ]
Ro = Aeq. x ENeq.(Aeq)
Aeq. = v + 3 (v / m) [ (v / m) – 1 ]
= 1,6667 + 3 (1,6667 / 1) [ (1,6667 / 1) – 1 ]
= 1,6667 + 5 x 0,6667
= 5 Erlang
= 5 [ 1 + (1,6667 / 1) ] -1-1
1 + (1,6667 / 1) - 1
= 5 ( 2,6667 ) -2
1,6667
= 5,9999 6
E1 = 5 x 1 = 5/6 = 0,8333
1+5x1
Ro = 5 x 0,1918
= 0,959 Erlang.
Jika ada beberapa berkas dasar meluapkan trafiknya pada berkas luap yang sama , maka dapat dibuat ekivalennya , seperti pada pembahasan yang
lalu.
m1,v1 No
M1,V1 N1
M2,V2 m2,v2
N2
Ro
Mn,Vn mn,vn
Nn
A D
C E Ro
Diagram Ekivalent :
m(t) ,v(t)
A
Ro
Neq No
n n
m(t) = mi ; v(t) = vi
i=1 i=1
m(t) = m1 + m2 + m3
Aeq , Neq
v(t) = v1 + v2 + v3
Diketahui terdapat 3 sentral ( A, B,C) melakukan hubungan ke D. Masing-masing meluapkan trafik yang tak tertampung ke E
A D
C E
Hitung : m1 , v1
: m2 , v2
: m3 , v3
: m(t) , v(t)
: Aeq , Neq
: Ro
v1 = m1 [ 1 – m1 + ( A1 / N + 1 + m1 – A1 ) ]
v1 = 1,5882 [ 1 – 1,5882 + ( 3 / 2 + 1 + 1,5882 – 3 ) ]
= 1,5882 [-0,5882 + 1,8889]
v1= 1,5882 [ 1,3007] = 2,0658
v2 = m2 [ 1 – m2 + ( A2 / N + 1 + m2 – A2 ) ]
v2 = 0,8 [ 1 – 0,8 + ( 2 / 2 + 1 + 0,8 – 2 ) ]
= 0,8 [ 0,2 + 1,1111]
v2= 0,8 [ 1,3111] = 1,0488
v3 = m3 [ 1 – m3 + ( A3 / N + 1 + m3 – A3 ) ]
v3 = 1,8024 [ 1 – 1,8024 + ( 4 / 3 + 1 + 1,8024 – 4 ) ]
= 1,8024 [ -0,8024 + 2,2192]
v3 = 1,8024 [ 1,4168] = 2,5536
m(t) = m1 + m2 + m3
= 1,5882 + 0,8 + 1,8024 = 4,1906 Erlang
v(t) = v1 + v2 + v3
= 2,0658 + 1,0488 + 2,5536 = 5,6682
Ro = Aeq x ENeq
= 7,099 x 0,5324
= 3,7795 Erlang.
M1,V1 Ro
m2
Mn,Vn m2
Ekivalent :
Neq No
m1 = rugi trafik 1
m2 = rugi trafik 2
mn = rugi trafik n
Menurut OLSSON :
Vi + Mi2 / Vi
mi = x m
[ Vi + Mi2 / Vi ]
i
Menurut WallSTROM :
M = Mi ; V = Vi ; B = ( m / M )
i i
M1 m1 = R01
M2 m2 = R02
M3 m3 = R03
Olsson :
( V1 + M12 / V1 ) x m
m1 =
(V1 + M1 / V1) + (V1 + M1 / V1) + (V1 + M12 / V1)
2 2
X
( V2 + M22 / V2 )
m2 = x m
X
( V3 + M32 / V3 )
m3 = x m
X
Jaringan yang memberikan kemungkinan bahwa setiap saluran masuk dapat dihubungkan / menjangkau setiap saluran keluar yang bebas.
A B
1 1
2 2
N N
Realisasi :
1
2
3
N
masukan
4
1 2 3 N
N keluaran
Agar diperoleh kemampuan bahwa setiap masukan dapat menjangkau keluaran, maka setiap saluran masuk memiliki titik hubung dengan setiap
saluran keluar
dst. sampai sal. masuk ke – N, sehingga total Cross point yang dibutuhkan = N x N.
n 2 2 p
N N
n k m p
N = n . k; N = m . p
Realisasi misal AJ
n
sal
p sal keluar
- Group B m group
maka cross point = m x k x n x p
Total = k x m x n x n + m x k x n x p
Group A Group B
n 1 1 1 n
n 2 2 2 n
N N
m=
n k 2n-1 k n
Realisasi
Group A1 Group B1
1 A1
2 A2
3
A3
N
n kA k
B1 B2 B3 B(2n-1) C1 C2 C3 Ck
2n-1 k
Group C1
B1
B2
B3
B2n-1
C1 C2 C3 Ck
- Group C sebanyak k
tiap group = n x (2n-1) cross point
total C = (2n-1) x k x n cross point
N 30 cross point total lebih sedikit dari total satu tahap (N2).
Diketahui terdapat 1000 saluran masuk dan 1000 saluran keluar. Hitunglah cross point yang diperlukan jika dipakai :
a) 1 tahap
b)dua tahap
- pada group masukan, masing-masing menampung
50 (n) saluran k = 20
- pada group keluaran, masing-masing melewatkan
40 (p) saluran keluar m = 25
c) tiga tahap
Tiap group switch menampung 100 saluran.
Jawab :
a) TCP : N2 = 1.000 x 1.000 = 1.000.000
b)Nmn + N2 = 1.000 x 25 x 50 + 106
= 2.250.000
Misal N = 1.000.000
Tiap group mampu menampung 100 masukan, butuh berapa tahap untuk merealisasinya 5 tahap
A B C
1
2
1 1 1
100
1
2
2 2 2
100
1
2 10.000 199 10.000
100
1
2
1 1 1
100
1
2 2 2 2
100
1
2 100 100
199
100
Closs
Jika terdapat (n-1) saluran sibuk di masukan terhubung ke (n-1) saluran sibuk di keluaran dan
- terdapat 1 saluran bebas di masukan hendak menghu-
bungi 1 saluran bebas di keluaran.
source destination
n-1 1 n 1 n-1
n k n-1 k n
A B C
source destination
n-2 1 1 1 n-2
n k k n
n-2
n-1 1 1 1 n-1
n-1
n k k n
n-1
(2n – 1) N (2 + N/n2)
jika n = N = N½ (2N½ - 1) N (2 + 1)
akan dicari besar N agar Cross Point Closs lebih sedikit dari Cross Point 1 tahap.
CP 1 tahap CP Closs
N2 (2N½ - 1) N (2 + 1)
N2 (2N½ - 1) N (3)
N2 (2N½ - 1) 3N
N2 6N½ - 3N dibagi N menjadi
N 6N½ - 3
6N½ N + 3
mengapa mengambil N ?
bila terdapat panjang kawat yang sama misal 20 m, untuk mendapatkan luas terbesar/maksimum maka :
6
Luas = 6 x 4 = 24 m2
4 4
6
7
3 3 Luas = 3 x 7 = 21 m2
7
5
5 5 Luas = 5 x 5 = 25 m2
5
Luas maksimal/puncak didapat bila ke dua sisinya sama (bujur sangkar).
25
N = n.k
20
n = k maksimal
15
N = n.n
10
n=N
5
6N½ N + 3
6
4
3
(6N½)2 (N+3)2
1 2 4 6
36N N2 + 6N + 9
0 N2 -30N + 9
N12 = 30 900 – 36
2
= 30 864
2
6N½ N1 = 0,3
N2 = 29,7
29,7
0,3 N 0,3
N 29,7 30
Routing
proses untuk mencari jalan bebas.
Metode
1. Sequence (berurutan pola tetap)
fixed alternate routing
2. Adaptive tergantung dari nilai route/jalan yang hendak dipilih
Nilai Cost
Performance
Perioritas dll
Sequence
E F
4
C D
2
A B
3
1
Adaptive
E F
A B
A B
A 2
2)OD – 2 [1,3]
L
1 2 L
B 3
L L
1 A B 3
3
L
3) OD – 3 [1,4]
L
A B 4
1 B 4
- Pengontrolan sistem tersebut – SOC (Successive Office Control) pengontrolan dibebankan pada setiap
sentral yang dilalui.
- Jika setiap sentral tidak dibebani dengan pengontrolan hanya dilakukan oleh sentral asal disebut OOC (Originating Office Control).
- Jika selain sentral asal, ada sentral tertentu lainnya yang dapat melakukan pengontrolan Spill Forward OOC
1 2
OD-2 OOC
B 3 4
L
Spill Forward OOC
1 A B 3
3
L
OD-3 OOC L
Spill Forward OOC
A B 4
L
Spill Forward OOC
1 B 4
SISTEM TUNGGU
Pada sistem tunggu, jika ada permintaan panggilan datang pada saat semua peralatan yang ada sibuk, maka permintaan panggilan tersebut tidak
dihilangkan/diblok.
Permintaan panggilan tersebut akan diantrikan pada suatu buffer untuk menunggu sampai ada perlatan/ saluran yang bebas.
Sistem tunggu digunakan pada jaringan yang didalamnya memuat trafik data bukan suara (telepon).
Sistem pada umumnya terdiri dari kombinasi dari :
Sistem rugi
Sistem Tunggu
Artinya :
- Jumlah yang bisa menunggu adalah terbatas (bukan tak hingga)
- Atau waktu tunggu terbatas, yaitu jika menunggu dari waktu yang ditentukan/time out, maka permintaan
panggilan akan dibuang/diblok
Simbol
Pelayan
Panggilan Panggilan keluar
dari sistem
Tempat tunggu
(antrian)
Sistem antrian dilambangkan dengan notasi D.G. Kendall : A / B / C
A : Pola kedatangan panggilan
B : Pola waktu pelayanan (pendudukan)
C : Jumlah pelayan (alat/saluran)
Simbol pada pola datang panggilan dan pola waktu pendudukan
M : distribusi eksponensial negatif (M=Markov)
D : distribusi tertentu / tetap / fixed
G : distribusi umum (general)
Sistem : M / M / N
2
1 3
N+1 N+2
0 1 2 N
2 3 NM NM NM
Pelanggan menunggu
ditempat antrian(Buffer)
Koefisien kelahiran selalu tetap =
proses Markov (eksponensial negatif)
Koefisien kematian :
n untuk n N
dn = N untuk n > N
Persamaan kesetimbangan
P(n) = N P(n+1)
untuk n = N, N+1, N+2, ….
A=/=h
Menentukan P(0)
~ N-1 ~
P(n) = 1 = P(0) An + AN A j
=0 n=0 n! N! j=0 N
j = n-N, maka :
S = 1 + + 2 + …
S = +2 + 3 + … -
S-S = 1 + 0 + 0 + 0 + …
S (1-) = 1
S = 1/(1-)
= P(0) AN A .
N! N-A
AN A .
DN (A) = N! N-A
1+A+A /2!+ … +AN-1/(N-1)!+(AN/N!)N/(N-A)
2
Contoh :
60 %
I
25 % 15 %
50 % 50 %
25 %
II III
20 % 25 %
30 %
Wilayah trafik I
- Jumlah SST = 10.000
- Trafik/SST = 0,06 Erlang
- Distribusi = 60 % I
25 % II
15 % III
Wilayah trafik II
- Jumlah SST = 5000
- Trafik/SST = 0,05 Erlang
- Distribusi = 50 % I
30 % II
20 % III
Wilayah trafik I
- Jumlah SST = 5000
- Trafik/SST = 0,04 Erlang
- Distribusi = 50 % I
25 % II
25 % III
Permalan Trafik
Permalan trafik dapat dilakukan dengan bebrapa cara :
a) Trend Methode
Suatu kualitas yang diambil dari hasil pengamatan dalam suatu deretan waktu (time series) dapat mengikuti suatu pola tertentu dan dicari
perkembang-annya untuk waktu yang akan datang yaitu memper-kirakan kecenderungan/Trend untuk waktu yang akan datang.
c) Analytical Comparison
perkiraan / prediksi dengan cara membandingkan tahap-tahap perkembangan telekomunikasi di negara yang lebih dahulu mengembangkan
telekomunikasi
d) Individual Judgement
Ditentukan sendiri dan didasarkan pengalaman dan informasi yang dikumpulkan, tanpa analisis secara sistematis.