Anda di halaman 1dari 18

PELATIHAN PENILAIAN RISIKO DAN IDENTIFIKASI BAHAYA

SOAL & JAWABAN


PENENTUAN KLASIFIKASI BAHAYA DAN PENANDAAN BAHAN KIMIA MENURUT GHS
(FENOL )

1. DATA UMUM :
Nama bahan : FENOL
Nomor CAS : 108-95-2
Rumus Molekul : C6H5OH
Berat Molekul : 94,02
Penggunaan : Desinfektan; anestesi lokal untuk gigi; pembuatan bahan
pewarna; plastik; surfaktan.

2. SIFAT FISIKA DAN KIMIA


Bentuk : Kristal, kristal seperti jarum yang mudah larut
Warna : Tidak berwarna, di udara berwarna kuning pucat, bahan
murni berwarna putih tetapi dengan adanya bahan lain
berubah menjadi pink sampai merah
Bau : Bau khas
Titik didih : 181,8  C ; 90,2  C (25 mm)
Titik lebur : 40, 95  C
Titik beku : 41  C
Titik nyala : 79,4  C

KLASIFIKASI BAHAYA BERDASARKAN SIFAT FISIKOKIMIA :

CNP : Classify Not Possible


NA : Not Applicable
NC : Not Classify

1. Ledakan : NC (struktur kimia)


2. Gas Mudah Menyala : NA (bukan gas)
3. Aerosol Mudah Menyala : NA (bukan aerosol)
4. Gas Pengoksidasi : NA (bukan gas)
5. Gas Bertekanan : NA ( bukan gas)
6. Cairan Mudah Menyala : NA (bukan cairan)
7. Padatan Mudah Menyala : CNP (tidak tersedia data)
8. Zat Yang Dapat Bereaksi Sendiri : NC (struktur kimia)
9. Cairan Piroporik : NA (bukan cairan)
10. Padatan Piroporik : NC (struktur kimia)
11. Zat Yang Dapat Menimbulkan Panas Sendiri : NC (struktur kimia)
12. Zat Mudah Menyala Jika Kontak dengan Air : NC (struktur kimia)
13. Cairan Pengoksidasi : NA (bukan cairan)
14. Padatan Pengoksidasi : NC (struktur kimia)
15. Peroksida Organik : NC (struktur kimia)
16. Korosif Terhadap Logam : NC (struktur kimia)

KLASIFIKASI BAHAYA TERHADAP KESEHATAN :

1. Toksisitas Akut :
Oral : LD50 tikus = 317 mg/Kg  300 mg/Kg < LD50 ≤ 2000 mg/Kg
- Kategori : 4
- Piktogram : Tanda seru
- Kata sinyal : PERINGATAN
- Pernyataan Bahaya : Berbahaya bila tertelan

Dermal : LD50 kelinci = 630 mg/Kg  50 mg/Kg < LD50 ≤ 300 mg/Kg
- Kategori : 3
- Piktogram : Tengkorak dan tulang bersilang
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Beracun bila kontak dengan kulit

Inhalasi : LC50 tikus = 0,316 mg/L  0,05 mg/L < LC50 ≤ 0,50 mg/L
- Kategori : 2
- Piktogram : Tengkorak dan tulang bersilang
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Fatal bila terhirup

15. Toksisitas akut

:
Toksisitas akut Kategori Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5
1
Oral (mg/kg) LD 50 ≤ 5 5 <LD 50≤ 50 50 < LD 50 ≤ 300 300 < LD 50 ≤ 2000 - 2000 mg/kg <
LD 50 ≤ 5000 mg/kg
Kulit (mg/kg) LD 50 ≤ 50 50 < LD 50 ≤ 200 200 < LD 50 ≤ 1000 1000 < LD50 ≤ 2000 - Efek indikasi
yang signifikan pada
Gas (bpj) LC 50 ≤ 100 100 < LC 50 ≤ 500 500 < LC 50 ≤ 2500 2500< LC 50 ≤ 5000 manusia
- Semua
Uap (mg/L) LC 50 ≤ 0,5 0,5 < LC 50 ≤ 2 2 < LC 50 ≤ 10 10 < LC 50 ≤ 20 kematian pada kategori 4
-Tanda – tanda klinis yang
Debu (mg/L) LC 50 ≤ 0,05 0,05 < LC 50 ≤ 0,5 0,5 < LC 50 ≤ 1 1 < LC 50 ≤ 5 signifikan pada kategori 4
- Indikasi dari hasil penelitian
yang lain

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori 5


Piktogram

Tanpa simbol

Kata Sinyal Bahaya Bahaya Bahaya Awas Awas


Pernyat Fatal jika Fatal jika Toksik jika Berbahaya Dapat
aan tertelan tertelan tertelan jika berbahaya
Bahaya tertelan jika tertelan
Oral :
Kulit Fatal jika Fatal jika Toksik jika Berbahaya Dapat
terkena kulit terkena kulit terkena kulit jika berbahaya
terkena jika terkena
kulit kulit
Terhirup Fatal jika Fatal jika Toksik jika Berbahaya Dapat
terhirup terhirup terhirup jika berbahaya
terhirup jika terhirup
Pernyat
aan
kehati-
hatian :
Oral C37, C38, C37, C38, C37, C38, C37, C38, T27
T36, T11, T36, T11, T36, T11, T37, T11,
T14, S12, T14, S12, T14, S12, B1
B1 B1 B1
Kulit C37, C38, C37, C38, C9, T12 , T C9, T39, T26
C48, C9, C48, C9, 39, T27, T27, T15,
T12 ,T41, T12 ,T41, T15, T22, T22, B1
T28, T15 T28, T15 S12, B1
Terhirup C43, C35, C43, C35, C35, C44, C35, C44, T48
C10,T45, C10,T45, C10,T45, T27, T46
T27, T14, T27, T14, T26, T14,
S12 S12 S12, S13

2. Korosi / Iritasi Kulit : Korosif terhadap kulit dan mata, nekrosis


- Kategori : 1
- Piktogram : Korosif
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Menyebabkan luka bakar yang parah pada kulit dan kerusakan mata
16. Korosi / Iritasi kulit

Kategori 1 : Korosif Subkategori korosif Korosif terhadap  1 dari 3 binatang


(Untuk otoritas yang tidak Hanya digunakan Paparan Observasi
mengunakan kategori) pada beberapa
otoritas
Korosif IA  3 menit  1 jam
IB > 3 menit -  1 jam  14 jam
IC > 1 jam -  4 jam  14 jam
Kategori 2 : iritasi 1)2,3 ≤ erythema/eschar < 4,0 atau 2,3 ≤ eodema < 4,0 pada
(untuk semua otoritas) sedikitnya 2 atau 3 hewan percobaan pada kisaran 24,48
dan 72 jam setelah bagian dipindahkan atau jika reaksi
diabaikan dari kisaran diatas menjadi 3 hari berikutnya
setelah reaksi kulit mulai terjadi.
2)Inflamasi yang timbulpada akhir perode observasi
umumnya 14 hari pada sedikitnya 2 binatang, sebagian
diambil untuk alopecia(area terbatas), hyperkeratosis, dan
scaling, atau
3)Di beberapa kasus dengan respon yang bermacam –
macam pada binatang dengan efek yang positif tergantung
paparan dari bahan kimia pada tiap binatang tetapi kurang
dari kriteria diatas.
Kategori 3 : iritasi ringan 4)Nilai rata – rata untuk erythema/ eschar ≥ 1,5 < 2,3 atau
(hanya untuk beberapa untuk oedema pada sedikitnya 2 dari 3 hewan percobaan
otoritas) pada kisaran 24,48 dan 72 atau jika reaksi diabaikan dari
kisaran diatas menjadi 3 hari berikutnya setelah reaksi kulit
mulai terjadi (jika tidak termasuk dalam kategori iritasi
diatas)

Kategori 1A Kategori 1B Kategori 1C Kategori 2 Kategori 3

Tanpa simbol

Bahaya Bahaya Bahaya Awas Awas


Menyebabkan Menyebabkan
Menyebabkan Menyebabkan Menyebabkan
iritasi kulit iritasi ringan
luka bakar luka bakar luka bakar
pada kulit dan pada kulit dan pada kulit dan pada kulit
kerusakan kerusakan kerusakan
mata yang mata yang mata yang
parah parah parah
Pernyataan
kehati-hatian :
C11, C39, C11, C39, C11, C39, C12, C39, T39, T33
C45, T42, C45, T42, C45, T42, T13, T34, t16
T23, T44, T38, T23, T44, T38, T23, T44, T38,
T45, T28, T16, T45, T28, T16, T45, T28, T16,
S12, B1 S12, B1 S12, B1

3. Kerusakan / Iritasi Mata : pada kulit kategori 1, mata lebih sensitif dari pada kulit, sehingga
mata kategori 1
- Kategori : 1
- Piktogram : Korosif
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Menyebabkan kerusakan serius pada mata
17. Kerusakan / iritasi serius pada mata

Kategori 1 Iritan pada mata ( efek tidak terpulihkan pada mata ) adalah uji
terhadap bahan yang menimbulkan :
- tidak kurang dari 1 binatang yang berefek pada kornea, iris
atau konjungtiva yang tidak dapat diramalkan untuk merefer
atau tidak pulih sepenuhnya dalam waktu observasi yang
normal selama 21 hari
- tidak kurang 2 dari 3 binatang, memberikan respon positif
pada opasotas kornea  3 dan atau iritis > 1,5 dihitung
sebagai nilai rata-rata yang mengikuti grading pada 24, 48
dan 72 jam setelah pemberian bahan uji.
Sensitisasi Iritan pada mata adalah uji bahan yang menimbulkan :
Kategori 2 A - tidak kurang 2 dari 3 binatang percobaan memberikan
respons positif pada opasitas kornea  1, dan atau iritis 
1, dan atau kemerahan konjungtiva  2, dan atau odema
konjungtiva ( demosis )  2
- dihitung sebagai nilai rata-rata dengan grading pada 24, 48
dan 72 jam setelah pemberian bahan uji.
- dapat pulih penuh setelah observasi normal selama 21 hari
Kategori 2 B Iritan pada mata berupa iritasi ringan yang dapat pulih setelah 7 hari
observasi

Kategori 1 Kategori 2A Kategori 2B

Tanpa simbol

Bahaya Awas Awas


Menyebabkan Menyebabkan iritasi Menyebabkan
kerusakan serius serius iritasi pada mata
pada mata pada mata
Pernyataan kehati-
hatian :
C13, T44,T28 C13, T44,T36, T24 T44, T36, T24

4. Sensitisasi Pernafasan / Kulit


A. Sensitisasi Pernafasan : hasil pengujian negatif
- Kategori : NC

B. Sensitisasi Kulit : hasil pengujian negatif


- Kategori : NC
18. Sensitisasi pernafasan / kulit

Sensitisasi saluran pernafasan :

Kategori Kriteria
1 - Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini
dapat menyebabkan hipersensitisasi pernafasan yang
spesifik
- Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan

Sensitisasi pada kulit :

Kategori Kriteria
1 - Jika terdapat bukti pada manusia bahwa bahan kimia ini
dapat mempengaruhi sensitisasi melalui sentuhan kulit pada
sejumlah orang
- Jika terdapat hasil yang posistif dari hewan percobaan

Kategori 1 Kategori 1

Bahaya Awas
Dapat menyebabkan reaksi
Dapat menyebabkan gejala
alergi pada kulit
alergi atau gejala asma
atau sulit bernapas jika
terhirup
Pernyataan kehati-hatian :
C44, C14, T47, T32, B1 C12, C44, C49, T39, T34,
T16, T23, B1

5. Mutagenisitas Sel Induk :


Mikroorganisme; salmonella (S-9) : positif 40µmol/pelat
Uji B/Sd-4 dengan volume tinggi, uji peragian dengan adanya metabolik yang meningkat dari
yeast (ragi) pada volume tinggi, menunjukkan hasil positif.
Aberasi kromosom : positif (in vitro) pada sel telur tupai 2 g/L.
Mikronukleus mencit peroral 265 mg/kg. Dilaporkan bahwa apabila pada mencit swiss CD-1
diberikan secara oral 265 mg/kg bahan kimia X, setelah 48 jam, terjadi sedikit peningkatan rasio
eritrosit polisoma terhadap eritrosit kromosom normal dan setelah 24 jam terjadi peningkatan
yang signifikan pada mikronukleus.
Mikronukleus; tikus peroral secara in vitro, positif.
Dilaporkan menyebabkan mutagenisitas pada manusia.
- Kategori : 1A
- Piktogram : Bahaya kesehatan
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Dapat menyebabkan kerusakan genetik

19. Mutagenisitas Sel Induk

Dalam melakukan observasi dibedakan kategori sebagai berikut :

Kategori Kriteria
Bahan kimia yang Kategori
diketahui
1 : menginduksi mutasi yang diturunkan atau diduga kuat menginduksi mutasi yang
diturunkan pada sel induk manusia
Bahan kimia yang Kategori
diketahui
1 Amenginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia
Kriteria : Kejadian positif dari studi epidemiologi pada manusia
Bahan kimia yang Kategori
dianggap1 B menginduksi mutasi yang diturunkan pada sel induk manusia

Kejadian positif dari uji mutagenisitas sel induk in vivo pada mamalia yang diturunkan, atau kejadian positif dari uji
mutagenisitas sel somatik pada mamalia, dalam kombinasi dengan kejadian dimana
bahan berpotensi menimbulkan mutasi pada sel induk. Kejadian yang mendukung
mungkin, sebagai contoh, diturunkan dari uji mutagenisitas / genotoksis dalam sel
induk in vivo , atau dengan demonstrasi kebiasaan bahan atau metabolitnya yang
berinteraksi dengan material genetik sel induk, atau. Hasil positif dari uji yang
menunjukkan efek mutagenik pada sel induk pada manusia, tanpa demonstrasi
transmisi progensi, sebagai contoh adanya peningkatan frekuensi aneuplody sel
sperma pada orang yang terpapar
Bahan kimia yang Kategori
menyebabkan
2 awas untuk manusia yang potensial

Kejadian positif berdasarkan percobaan pada mamalia dan / atau dalam beberapa
Kasus dari percobaan in vitro , yang berupa :
- uji mutagenisitas sel somatik in vivo, pada mamalia, atau
- uji genotoksisitas sel somatik in vivo lainnya dimana disuport oleh hasil
yg positif dari penetapan uji mutagenisitas

Bahan kimia yang menunjukkan hasil positif pada uji mutagenisitas mamalia, dan
Dimana juga menunjukkan hubungan struktur dan aktifitas yang diketahui sebagai mutagen sel induk haruslah
diklasifikasikan sebagai mutagen kategori 2.

Kategori 1A Kategori 1B Kategori 2


Bahaya Bahaya Awas
Dapat menyebabkan Dapat menyebabkan Diduga menyebabkan
kerusakan genetik kerusakan genetik kerusakan genetik
Pernyataan kehati-
hatian :
C1, C2 ,C4, T31, C1, C2 ,C4, T31, C1, C2 ,C4, T31,
S12, B1 S12, B1 S12, B1

6. Karsinogenisitas : IARC Grup 3  GHS = NC


- Kategori : NC

15. Karsinogenisitas

Klasifikasi Karsinogenisitas menurut GHS

Kategori Kriteria
Kategori 1 : Diketahui menyebabkan kanker pada manusia
Pengkategorian ini berdasar pada data epidemiologi atau binatang percobaan.
Bahan kimia secara individual mungkin lebih berbeda.
Kategori 1A : Diketahui mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia,
pengelompokan ini
berdasar pada kejadian pada manusia
Kategori1B : Diduga mempunyai potensi karsinogen terhadap manusia,
pengelompokan ini berdasar pada binatang percobaan.
Kategori 2 : Diduga karsinogen terhadap manusia
Penempatan suatu bahan kimia ke dalam Kategori 2 dilakukan
berdasarkan kejadian yang muncul pada manusia dan/atau pada
studi terhadap binatang, hal ini dilakukan jika tidak cukup kepastian
untuk memasukkannya ke dalam Kategori 1. Berdasar pada
kuatnya kejadian bersama-sama dengan pertimbangan yang
umum, seperti kejadian yang mungkin dari risalah satu kejadian
yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi terhadap manusia
atau kejadian yang terbatas pada karsinogenisitas pada studi
terhadap binatang.

Kategori 1A Kategori 1B Kategori 2

Bahaya Bahaya Awas


Dapat Dapat Diduga
menyebabkan menyebabkan menyebabkan
kanker kanker kanker
Pernyataan kehati-
hatian :
C1, C2 ,C4, T31, C1, C2 ,C4, T31, C1, C2 ,C4, T31,
S12, B1 S12, B1 S12, B1

7. Toksisitas Reproduksi
Pada percobaan pemberian 667 mg/kg pada tikus dengan masa kehamilan 11 hari,
menyebabkan penurunan berat badan tikus-tikus tersebut dan kelumpuhan pada punggung kaki
(kaki bagian belakang) dari janin yang baru dilahirkan.
Pada percobaan pemberian 200 mg/kg abdominally pada tikus dengan masa kehamilan 12-24
hari dilaporkan terjadi penurunan berat badan janin.
Dilaporkan pada percobaan pemberian 2800 mg/kg melalui minuman pada mencit dengan
masa kehamilan 6-15 hari, menimbulkan gerakan yang tidak teratur, penurunan berat badan,
berkurangnya berat hati pada mencit-mencit tersebut dan pengurangan berat janin dan terjadi
pecah-pecah pada langit-langit mulut
Dilaporkan menyebabkan teratogenisis dan efek reproduktif lain pada hewan percobaan.
- Kategori : 1B
- Piktogram : Bahaya kesehatan
- Kata sinyal : BERBAHAYA
- Pernyataan Bahaya : Dapat merusak fertilitas atau janin

15. Toksik terhadap reproduksi

Kategori bahaya untuk toksisitas reproduksi :

Kategori Kriteria
Kategori 1 Diketahui atau dianggap sebagai toksik terhadap reproduktif
Kategori ini termasuk bahan yang diketahui memiliki efek yang tidak diinginkan terhadap
kemampuan atau kapasitas reproduksi atau efek terhadap perkembangan manusia atau
apabila terdapat bukti dari studi terhadap hewan yang memungkinkan diperkuat dengan
informasi lain, untuk memberi dugaan kuat bahwa bahan tersebut memiliki kapasitas
untuk mempengaruhi reproduksi manusia. Untuk tujuan regulasi suatu bahan dapat
dibedakan lebih jauh berdasarkan apakah kejadian untuk klasifikasi terutama dari data
manusia (kategori 1A) atau dari data hewan (kategori 1B).
Kategori Diketahui sebagai bahan yang toksis terhadap reproduksi manusia.
1A Penempatan bahan kimia dalam kategori ini umumnya berdasarkan adanya bukti pada
manusia
Kategori Dianggap toksik pada reproduksi manusia
1B Penempatan bahan pada kategori ini sebagian besar didasarkan pada
kejadian dari percobaan terhadap hewan. Data dari studi pada hewan
sebaiknya memberikan bukti yang jelas mengenai toksisitas reproduksi
secara spesifik dengan tidak adanya efek toksik lain, efek yang tidak
diinginkan terhadap reproduksi dipertimbangkan sebagai konsekuensi
sekunder dari efek toksik lain. Bagaimanapun bila ada informasi
mekanisme yang meningkatkan keraguan mengenai keterkaitan efek
pada manusia, klasifikasi pada kategori 2 bisa jadi lebih tepat.
Kategori 2 Diduga toksik terhadap reproduksi manusia.
Kategori ini termasuk bahan yang pada beberapa kejadian pada manusia
atau hewan percobaan, mungkin diperkuat dengan informasi lain
mengenai efek yang tidak diinginkan terhadap kemampuan atau
kapasitas reproduksi atau pada perkembangan, dengan tidak adanya
efek toksik lain, atau bila terjadi bersamaan dengan efek toksik lain efek
yang tidak diinginkan terhadap reproduksi ini dipertimbangkan sebagai
konsekuensi sekunder non spesifik dari efek toksik lain dan dimana
kejadian cukup memungkinkan untuk menempatkan bahan di kategori 1.
untuk singkatnya, kekurangan pada studi dapat membuat kualitas bukti
kurang meyakinkan dan dalam kategori 2 ini klasifikasinya lebih tepat.

Kategori
tambahan
untuk Efek
Kategori 1A Kategori 1B Kategori 2
pada/
melalui
menyusui

Tidak ada simbol


Bahaya Bahaya Awas Tidak ada kata
sinyal
Dapat merusak Dapat merusak Diduga merusak Dapat
fertilitas atau janin fertilitas atau janin fertilitas atau janin membahayakan
bayi yang
menyusu
Pernyataan kehati-
hatian :
C1, C2 ,C4, T31, S12, C1, C2 ,C4, T31, S12, C1, C2 ,C4, T31, S12, C1, C37, C38,
B1 B1 B1 C45, C15, T31

8. Toksisitas Sistemik / Organ Target Tertentu (Paparan Tunggal)


- Kategori : NC (organ sasaran yang terpapar tidak spesifik)
20. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal

Kategori untuk toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal
Kategori Kriteria
Kategori 1 Bahan yang menghasilkan toksisitas signifikan terhadap manusia
atau berdasarkan bukti pada studi terhadap hewan bahan dianggap
memiliki potensi toksisitas melalui paparan tunggal pada manusia.
Penempatan bahan pada kategori 1 berdasarkan :
- Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau
studi epidemiologi;
- Pengamatan dari studi yang tepat terhadap hewan percobaan
dengan efek toksik signifikan dan atau berat, yang terkait
dengan kesehatan manusia yang dihasilkan umumnya pada
konsentrasi paparan rendah
Kategori 2 Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan percobaan
dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan manusia
melaui paparan tunggal. Penempatan bahan dalam kategori 2
dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang tepat terhadap
hewan percobaan dengan efek toksik yang signifikan relevansinya
terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan umumnya pada konsentrasi
paparan sedang.
Kategori 3 Efek pada organ sasaran sementara
Efek pada target organ sasaran dimana bahan kimia atau campuran
tidak dapat memenuhi kriteria pada kategori 1 dan 2 diatas. Efek
dimana mempengaruhi secara luas pada organ dalam waktu singkat
setelah terpapar dan dimana orang dapat sembuh dalam waktu
tertentu tanpa meninggalkan perubahan struktur atau fungsi.
Kategori ini hanya termasuk efek narkotika dan iritasi pernafasan
Panduan Rentang Nilai untuk Dosis paparan Tunggal
Panduan Rentang Nilai untuk :
Rute Paparan Unit Kategori 1 Kategori 2
Oral (tikus) mg/kgBB C  300 2000  C > 300
Dermal (tikus, mg/kgBB C  1000 2000  C > 1000
kelinci) ppm C  2500 5000  C > 10
Inhalasi (tikus) mg/l C  10 20 > C > 10
gas mg/15’ C  1,0 5,0 > C > 10
Inhalasi (tikus)
uap
Inhalasi (tikus)
debu/mist/fume

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3

Bahaya Awas Awas


Menyebabkan Dapat menyebabkan Dapat menyebabkan
kerusakan pada kerusakan pada iritasi pernapasan,
organ ……. (atau organ ……. (atau atau
nyatakan semua nyatakan semua dapat menyebabkan
organ yang organ yang kantuk dan pusing
terpengaruh jika terpengaruh jika
diketahui) (nyatakan diketahui) (nyatakan
rute paparan jika rute paparan jika
terbukti secara terbukti secara
meyakinkan bahwa meyakinkan bahwa
tidak ada rute tidak ada rute
paparan lain yang paparan lain yang
menyebabkan menyebabkan
bahaya tersebut) bahaya tersebut)
Pernyataan kehati-
hatian :
C37, C38, C43, T30, C37, C38, C43, T27, C35, C44, T27, T46,
T14, S12, B1 S12, B1 S12, S13, B1

9. Toksisitas Sistemik / Organ Target Tertentu (Paparan Berulang)


- Kategori : NC (organ sasaran yang terpapar tidak spesifik)

15. Toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik


setelah paparan berulang

Kategori Kriteria
Kategori 1 Bahan yang menyebabkan toksisitas signifikan terhadap manusia
atau berdasarkan bukti terhadap hewan percobaan dapat diduga
memiliki potensi untuk menyebabkan tokksisits signifikan pada
manusia untuk paparan berulang. Penempatan bahan pada
klategori 1 berdasarkan :
Bukti terpercaya dan berkualitas baik dari kasus manusia atau
studi epidemiologi, atau Pengamatan dari studi yang tepat
terhadap hewan percobaan dengan efek toksik signifikan dan
atau berat, yang terkait dengan kesehatan manusia yang
dihasilkan umumnya pada konsentrasi paparan rendah
Kategori 2 Bahan yang berdasarkan bukti dari studi terhadap hewan
percobaan dapat diduga memiliki potensi bahaya untuk kesehatan
manusia melaui paparan berulang. Penempatan bahan dalam
kategori 2 dilakukan berdasarkan pengamatan dari studi yang
tepat terhadap hewan percobaan dengan efek toksik yang
signifikan relevansinya terhadap kesehatan manuisa, dihasilkan
umumnya pada konsentrasi paparan sedang.
Catatan Untuk kedua kategori organ target spesifik atau spesifik yang
terutama terpengaruh oleh bahan yang terklasifikasi, atau bahan
dapat diidentifikasi sebagai toksikan sistemik umum. Percobaan
seharusnya dibuat untuk menentukan toksisitas organ target
utama dan diklasifikasikan untuk tujuan tersebut, contohnya
hepatotoksikan dan neurotoksikan. Data harus dievaluasi dengan
hati-hati dan bila mungkin tidak termasuk efek sekundernya,
contohnya hepatotoksikan dapat menyebabkan efek sekunder
pada saraf atau sistem gastrointestinal. Panduan untuk
membantu mengklasifikasi berdasarkan hasil yang didapat dari
studi yang terkait dengan hewan percobaan. Untuk kategori 1,
efek toksik signifikan diamati selama 90 hari pemberian dosis
pada hewan percobaan dan dilihat pada/dibawah nilai panduan
Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 1

Rute Paparan Unit Nilai Panduan


(dosis/konsentrasi)
Oral (tikus) mg/kgBB 10
Dermal (tikus, kelinci) mg/kgBB 20
Inhalasi (tikus) gas ppm 50
Inhalasi (tikus) uap mg/l 0.2
Inhalasi (tikus) mg/15’ 0.02
debu/mist/fume

Panduan Nilai untuk membantu pengklasifikasian Kategori 2

Rute Paparan Unit Nilai Panduan


(dosis/konsentrasi)
Oral (tikus) mg/kgBB 10-100
Dermal (tikus, kelinci) mg/kgBB 20-200
Inhalasi (tikus) gas ppm 50-250
Inhalasi (tikus) uap mg/l 0.2-1.0
Inhalasi (tikus) mg/15’ 0.02-0.2
debu/mist/fume

Kategori 1 Kategori 2

Bahaya Awas
Menyebabkan kerusakan Dapat menyebabkan
pada organ… (nyatakan kerusakan pada organ …..
semua organ yang (nyatakan semua organ yang
terpengaruh jika diketahui) terpengaruh jika diketahui)
setelah paparan jangka setelah paparan jangka
panjang atau berulang panjang atau berulang
(nyatakan rute paparan jika (nyatakan rute paparan jika
terbukti secara meyakinkan terbukti secara meyakinkan
bahwa tidak ada rute bahwa tidak ada rute
paparan lain yang paparan lain yang
menyebabkan bahaya menyebabkan bahaya
tersebut) tersebut)
Pernyataan kehati-hatian :
C37, C38, C43, T29, B1 C43, T29, B1
10. Bahaya Aspirasi : tidak dilaporkan adanya bahaya aspirasi
- Kategori : NC

21. Bahaya Aspirasi

Kategori untuk bahaya aspirasi :

Kategori Kriteria
Kategori 1 1. Berdasarkan bukti yang dapat dipercaya pada manusia,
Bahan kimia yang (contoh bahan kimia yang termasuk dalam kategori 1 adalah
diketahui menyebabkan hidrokarbon tertentu, terpentin dan minyak cemara) atau
bahaya toksisitas 2. Jika bahan kimia tersebut adalah hidrokarbon dan memiliki
aspirasi atau dianggap viskositas kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5
menyebabkan bahaya mm2/s, diukur pada suhu 40 C
toksisitas aspirasi
Kategori 2 Berdasarkan pada penelitian pada hewan yang telah ada dan
Bahan kimia yang diduga pendapat ahli tentang tegangan muka, kelarutan dalam air,
dapat menyebabkan titik didih dan volatilitas bahan kimia selain dari yang
bahaya toksisitas diklasifikasikan dalam kategori 1 dimana memiliki viskositas
aspirasi kinematis kurang dari atau sama dengan 20,5 mm 2/s,diukur
pada suhu 40 C (badan yang berwenang menentukan bahan
kimia yang termasuk dalam kategori ini adalah n-alkohol yang
terdiri kurang dari 3-13 atom karbon, isobutil alkohol, dan
keton yang terdiri tidak lebih dari 13 atom karbon)

Kategori 1 Kategori 2

Bahaya Awas
Dapat berakibat fatal Dapat berbahaya jika
jika tertelan dan masuk tertelan dan masuk ke
ke dalam saluran dalam saluran
pernapasan pernapasan

Pernyataan kehati-
hatian :
T36, T50, S12, B1 T36, T50, S12, B1
KLASIFIKASI BAHAYA TERHADAP LINGKUNGAN
1. Bahaya toksisitas akut pada lingkungan akuatik:

A. Toksisitas Akut pada Ikan : EC50 = 0,15 mg/L (96 jam)


 EC50 ≤ 1 mg/L
- Kategori : 1

B. Toksisitas Akut pada Crustacea : EC50 = 10 mg/L (48


jam)  1 mg/L < EC50 ≤ 10 mg/L
- Kategori : 2

C. Toksisitas Akut pada Alga : 290 mg/L (4 jam)  data


tidak dapat digunakan, karena waktu hanya 4 jam)
- Kategori : NC

Kategori Toksisitas Akut pada lingkungan akuatik : 1 (dipilih yang paling kecil)

- Kategori : 1
- Piktogram : Bahaya lingkungan akuatik
- Kata sinyal : PERINGATAN
- Pernyataan Bahaya : Sangat beracun terhadap kehidupan akuatik

22. Berbahaya terhadap lingkungan akuatik

- toksisitas akuatik akut

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3

Tanpa simbol Tanpa simbol

awas __ __

Sangat toksik bagi Toksik bagi Berbahaya bagi


kehidupan akuatik kehidupan akuatik kehidupan akuatik
LC50  1 mg/ l 1 < LC50  10 mg / l 10 mg/l < LC50  100
mg/l
Pernyataan kehati-
hatian :
C36, T49, B1 C36, B1 C36, B1
2. Bahaya toksisitas kronik pada lingkungan akuatik:
Kategori Toksisitas Akut pada lingkungan akuatik : 1
 Dilaporkan tidak terjadi bioakumulasi
 Bahan kimia dapat terdegradasi dengan baik oleh mikroorganisme

Kategori Toksisitas kronik pada lingkungan akuatik : non kronik

- toksisitas akuatik kronis

Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4

Tanpa simbol Tanpa simbol

awas __ __ __

Sangat toksik bagi Toksik bagi Berbahaya bagi Dapat


kehidupan akuatik kehidupan akuatik kehidupan akuatik menyebabkan efek
dengan efek dengan efek dengan efek bahaya jangka
jangka panjang jangka panjang jangka panjang panjang bagi
kehidupan akuatik
LC50  1 mg/ l 1 < LC50  10 mg / l 10 mg/l < LC50  100 - sukar larut dan
Kurang potensial Kurang potensial mg/l tidak ada
untuk terdegradasi untuk terdegradasi Kurang potensial toksisitas akut
alami dengan cepat alami dengan cepat untuk terdegradasi pada kelarutan
dan atau potensial dan atau potensial alami dengan cepat dalam air yang
untuk bioakumulasi untuk bioakumulasi dan atau potensial diamati
(BCF  500 atau log (BCF  500 atau log untuk bioakumulasi - Kurang potensial
Kow  4) Kow  4); jika tidak (BCF  500 atau log untuk
kronik NOECs > 1 Kow  4) ; jika tidak terdegradasi alami
mg/l kronik NOECs > 1 dengan cepat dan
mg/l atau potensial
untuk
bioakumulasi
(BCF  500 atau
log Kow  4) jika
tidak kronik
NOECs>1mg/l
Pernyataan kehati-
hatian:
C36, T49, B1 C36, T49, B1 C36, B1 C36, B1
RANGKUMAN :

I. Klasifikasi bahaya berdasarkan sifat fisikokimia :


--

II. Klasifikasi Bahaya terhadap Kesehatan :


1.Toksisitas Akut
a.Oral : kategori 4 (Tanda seru, PERINGATAN, Berbahaya bila tertelan)
b.Kulit : kategori 3 (Tengkorak dan tulang bersilang, BERBAHAYA, Beracun bila kontak
dengan kulit)
c. Inhalasi : kategori 2 (Tengkorak dan tulang bersilang, BERBAHAYA, Fatal bila terhirup)
2. Korosi/Iritasi Kulit: kategori 1 (Korosif, BERBAHAYA, Menyebabkan luka bakar yang
parah pada kulit dan kerusakan mata)
3. Iritasi/Kerusakan parah pada Mata : kategori 1 (Korosif, BERBAHAYA, menyebabkan
kerusakan serius pada mata)
4. Mutagenesitas Pada Sel Induk: kategori 1A (Bahaya kesehatan, BERBAHAYA, Dapat
menyebabkan kerusakan genetik)
5. Toksisitas terhadap Reproduksi :kategori 1B (Bahaya kesehatan, BERBAHAYA, Dapat
merusak fertilitas atau janin)

III. Klasifikasi Bahaya terhadap Lingkungan :


1.Bahaya toksisitas akut pada Lingkungan Akuatik : Kategori 1 (Bahaya lingkungan akuatik,
PERINGATAN, Sangat beracun terhadap kehidupan akuatik)

KESIMPULAN

a. Piktogram

b. Kata sinyal : Bahaya


Sesuai dengan ketentuan, apabila terdapat kata peringatan lebih dari satu maka yang
digunakan adalah kata peringatan yang lebih berat.

c. Pernyataan Bahaya
1. Berbahaya bila tertelan
2. Beracun bila kontak dengan kulit
3. Fatal bila terhirup
4. Menyebabkan luka bakar yang parah pada kulit dan kerusakan mata
5. Menyebabkan kerusakan serius pada mata
6. Dapat menyebabkan kerusakan genetik
7. Dapat merusak fertilitas atau janin
8. Sangat beracun terhadap kehidupan akuatik

d. Pernyataan Kehati – hatian


1.Jauhkan dari jangkauan anak –anak
2.Dilarang makan, minum atau merokok ketika menggunakan produk ini
3.Cuci tangan setelah penanganan
4.Kenakan sarung tangan / pakaian yang cocok
5.Jangan menghirup gas / asap / uap / spray
6.Letakkan wadah di tempat yang berventilasi baik
7.Kenakan pelindung pernafasan yang cocok
8.Kenakan pelindung mata / wajah yang cocok
9.Jangan melakukan penanganan sampai semua tindakan pengamanan dibaca dan
dimengerti
10. Hindari semua kontak

Anda mungkin juga menyukai