Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. latar belakang

Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat

dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keaneka ragaman sumber daya kelautan dan

perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber daya ikan maximum substainable yild

(MSY) di perairan laut indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan jumlah tangkapan

yang di perbolehkan sebesar 5,2 juta per ton/tahun (80% dari MSY) kemudian, untuk

besarnya potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memiliki total 50 juta ha.

Berdasarkan data FAO (2014) pada tahun 2012 indonesia peringkat ke-2 untuk produksi

perikanan tangkap, fakta ini dapat memberikan gambaran bahwa potensi perikanan indonesia

sangat besar, sehingga bila dikelola dengan baik dan bertangung jawab kegiatan ini akan

berkelanjutan.

Hal tersebut juga telah diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU

RI) Nomor 45 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 yang menegaskan bahwa pengelolaan perikanan

ditujukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya

kelestarian sumber daya ikan. Namun sayangnya, hingga kini sebagian besar aktivitas

perikanan nasional faktanya belum memperlihatkan kinerja yang optimal, berkelanjutan, dan

menjamin kelestarian sumber daya ikan seperti yang diamanatkan dalam UU RI No.45/1945

tersebut. Sebagai gambaran pada perikanan tangkap masih terdapat penggunaan alat

penangkapan ikan yang bersifat destruktif.

Menurut Dahuri (2013), salah satu faktor penyebab deplesi sumberdaya perikanan

laut adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkapan ikan yang

sifatnya destruktif. Penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan ini pada

dasarnya merupakan kegiatan penangkapan ikan yang tidak legal. Penggunaan bom, racun,
dan alat penangkapan ikan lainnya yang tidak selektif, menyebabkan terancamnya kelestarian

sumberdaya hayati laut, akibat kerusakan habitat biota laut dan kematian sumberdaya ikan.

Sumber daya alam laut yang melimpah menjadi komoditi utama bagi masyarakat

yang tinggal di daerah pesisir. Interaksi antara masyarakat dengan laut juga sangat tinggi

mengingat sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan dan tidak banyak

yang berada di sektor bukan nelayan (Zakaria : 2015).

Adanya kegiatan manusia dewasa ini, menimbulkan masalah gangguan pada

lingkungan perairan dan menyebabkan kerugian secara ekonomis bagi masyarakat secara

ideal, pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungan hidupnya harus mampu menjamin

keberlangsungan fungsi ekologis guna mendukung keberlanjutan usaha perikanan pantai

yang ekonomis dan produkstif. Keberlanjutan fungsi ekologis akan menjamin ekosistem

sumber daya lingkungan hidup ikan. Penangkapan ikan yang destruktif adalah penangkapan

ikan dengan bahan kimia beracun, kalium oksida, akar tuba, dapat menyebabkan ikan mabuk

kemudian mati lemas dan disamping itu juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

metabolisme berbagai biota hidup demikian juga penangkapan ikan dengan bom yang

menyebabkan ikan dari semua kelas umur serta biota lain disekitarnya mati dan terumbu

karang hancur (Setyadi : 2014).

Desa Wainyapu Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan

sebuah daerah yang memiliki areal perairan laut dalam wilayahnya, dan memiliki kandungan

sumberdaya ikan yang sangat besar dan berbagai jenis ikan maupun terumbu karang dan

berbagai jenis rumput laut yang tumbuh. Perairan karaba Desa Wainyapu Kecamatan Kodi

Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya menyimpan kekayaan alam yang cukup baik, sudah

tentu wajib menjaga dan melestarikan sumberdaya tersebut untuk tetap lestari dan

berkelanjutan.
Di perairan karaba Deda Wainyapu nelayannya merupakan nelayan tradisional yang

menggunakan alat penangkapan ikan yang tradisional dan sederhana seperti jala, jaring,

pancing, linggis mengunakan tuba, pada saat pasang surut. Sedangkan nelayan sebagian

mengguanakan mesin merupakan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring yang

berukuran besar.

Penangkapan ikan yang destruktif di perairan Karaba Desa Wainyapu Kecamatan

Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya, sudah tentu dapat mengancam kelestarian dari

potensi sumber daya yang ada. Potensi yang merupakan aset untuk dapat memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat bisa rusak, dan mungkin tidak dapat pulih kembali.

Keberlanjutan dari sumberdaya ini juga mungkin tidak dapat dinikmati oleh generasi

selanjutnya atau setidaknya sulit untuk diperoleh di masa yang akan datang, dan penangkapan

ikan yang destruktif yang di lakukan oleh nelayan diperairan Karaba Desa Wainyapu

dilakukan secara sembunyi pada areal pantai yang jauh dari pemukiman untuk menghindari

petugas atau pun aparat kepolisian.

Saat ini di Perairan Karaba Desa Wainyapu Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten

Sumba Barat Daya ekosistem perikanan maupun terumbu karang mendapat tekanan akibat

kegiatan nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bom,racun,akar

tuba, dan Beberapa sumber daya perikanan antara lain berbagai jenis ikan, terumbu karang,

maupun rumput laut mendapatkan tekanan yang sangat luar biasa. Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian “Persepsi

Masyarakat Terhadap Penangkapan Ikan Yang Destruktif di Perairan Karaba Desa Wainyapu

Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya”

Anda mungkin juga menyukai