PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dengan luas wilayah laut yang dapat
dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki keaneka ragaman sumber daya kelautan dan
perikanan yang sangat besar. Potensi lestari sumber daya ikan maximum substainable yild
(MSY) di perairan laut indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan jumlah tangkapan
yang di perbolehkan sebesar 5,2 juta per ton/tahun (80% dari MSY) kemudian, untuk
besarnya potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memiliki total 50 juta ha.
Berdasarkan data FAO (2014) pada tahun 2012 indonesia peringkat ke-2 untuk produksi
perikanan tangkap, fakta ini dapat memberikan gambaran bahwa potensi perikanan indonesia
sangat besar, sehingga bila dikelola dengan baik dan bertangung jawab kegiatan ini akan
berkelanjutan.
Hal tersebut juga telah diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU
RI) Nomor 45 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 yang menegaskan bahwa pengelolaan perikanan
ditujukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya
kelestarian sumber daya ikan. Namun sayangnya, hingga kini sebagian besar aktivitas
perikanan nasional faktanya belum memperlihatkan kinerja yang optimal, berkelanjutan, dan
menjamin kelestarian sumber daya ikan seperti yang diamanatkan dalam UU RI No.45/1945
tersebut. Sebagai gambaran pada perikanan tangkap masih terdapat penggunaan alat
Menurut Dahuri (2013), salah satu faktor penyebab deplesi sumberdaya perikanan
laut adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkapan ikan yang
sifatnya destruktif. Penggunaan alat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan ini pada
dasarnya merupakan kegiatan penangkapan ikan yang tidak legal. Penggunaan bom, racun,
dan alat penangkapan ikan lainnya yang tidak selektif, menyebabkan terancamnya kelestarian
sumberdaya hayati laut, akibat kerusakan habitat biota laut dan kematian sumberdaya ikan.
Sumber daya alam laut yang melimpah menjadi komoditi utama bagi masyarakat
yang tinggal di daerah pesisir. Interaksi antara masyarakat dengan laut juga sangat tinggi
mengingat sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan dan tidak banyak
lingkungan perairan dan menyebabkan kerugian secara ekonomis bagi masyarakat secara
ideal, pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungan hidupnya harus mampu menjamin
yang ekonomis dan produkstif. Keberlanjutan fungsi ekologis akan menjamin ekosistem
sumber daya lingkungan hidup ikan. Penangkapan ikan yang destruktif adalah penangkapan
ikan dengan bahan kimia beracun, kalium oksida, akar tuba, dapat menyebabkan ikan mabuk
kemudian mati lemas dan disamping itu juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
metabolisme berbagai biota hidup demikian juga penangkapan ikan dengan bom yang
menyebabkan ikan dari semua kelas umur serta biota lain disekitarnya mati dan terumbu
Desa Wainyapu Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan
sebuah daerah yang memiliki areal perairan laut dalam wilayahnya, dan memiliki kandungan
sumberdaya ikan yang sangat besar dan berbagai jenis ikan maupun terumbu karang dan
berbagai jenis rumput laut yang tumbuh. Perairan karaba Desa Wainyapu Kecamatan Kodi
Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya menyimpan kekayaan alam yang cukup baik, sudah
tentu wajib menjaga dan melestarikan sumberdaya tersebut untuk tetap lestari dan
berkelanjutan.
Di perairan karaba Deda Wainyapu nelayannya merupakan nelayan tradisional yang
menggunakan alat penangkapan ikan yang tradisional dan sederhana seperti jala, jaring,
pancing, linggis mengunakan tuba, pada saat pasang surut. Sedangkan nelayan sebagian
mengguanakan mesin merupakan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring yang
berukuran besar.
Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya, sudah tentu dapat mengancam kelestarian dari
potensi sumber daya yang ada. Potensi yang merupakan aset untuk dapat memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat bisa rusak, dan mungkin tidak dapat pulih kembali.
Keberlanjutan dari sumberdaya ini juga mungkin tidak dapat dinikmati oleh generasi
selanjutnya atau setidaknya sulit untuk diperoleh di masa yang akan datang, dan penangkapan
ikan yang destruktif yang di lakukan oleh nelayan diperairan Karaba Desa Wainyapu
dilakukan secara sembunyi pada areal pantai yang jauh dari pemukiman untuk menghindari
Saat ini di Perairan Karaba Desa Wainyapu Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten
Sumba Barat Daya ekosistem perikanan maupun terumbu karang mendapat tekanan akibat
tuba, dan Beberapa sumber daya perikanan antara lain berbagai jenis ikan, terumbu karang,
maupun rumput laut mendapatkan tekanan yang sangat luar biasa. Hal inilah yang
Masyarakat Terhadap Penangkapan Ikan Yang Destruktif di Perairan Karaba Desa Wainyapu