Anda di halaman 1dari 10

MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 33, Nomor 1, Februari 2018

p 104 - 113
P- ISSN 0854-3461, E-ISSN 2541-0407

Konsep Garapan Dan Kreativitas Seni Teater


“Rumah Dalam Diri”

Yusril

Prodi Seni Teater-Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang (ISI)
Jl. Bahder Johan-Padangpanjang-Sumatera Barat

E-mail : yusril2001@yahoo.com

Karya seni teater “Rumah Dalam Diri” memuat persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan personal ma-
nusia dalam waktu kapan saja. Fenomena-fenomena sosial dan budaya seperti arus globalisasi yang tidak
terbendung membuat pintu-pintu terpaksa dibuka dan mempersilahkan budaya global itu untuk masuk. Pe-
makaian pintu menyimbolkan ruang yang seharusnya tertutup dan terbuka apabila dikehendaki oleh pemilik
pintu itu sendiri. Akan tetapi ruang tidak lagi menjadi milik personal namun telah menjadi milik komunal
yang menyebabkan siapapun berhak untuk membuka dan menutupnya. Artinya pintu-pintu telah terbuka un-
tuk banyak negara. “Aku” dan “kami” telah bertukar menjadi “kita”. Tidak ada lagi ruang personal yang
menyimpan persoalan-persoalan pribadi yang seharusnya bukan milik bersama. Namun kenyataannya, semua
orang merasa memiliki apa yang dimiliki orang lain. Persoalan orang lain juga harus menjadi persoalan kita.
Hal ini merupakan pemaksaan terhadap sesuatu yang semestinya tidak menjadi beban kita.
Kata kunci : teater, rumah dalam diri, ruang personal

The Theater production entitled “Rumah dalam Diri” contains problems that may happen in a human’s per-
sonal environment in anytime. Social and cultural phenomena such as globalization that are unstoppable
result in doors that must be opened to allow global culture to enter. The use of the door symbolizes a room
that’s supposed to be closed and opened whenever the owner wants it to be opened or closed. However, the
room is no longer a personal possession. It has become a communal possession that grants anyone the right
to open and close said door. It is symbolic of the fact that doors have been opened for many countries. The
separation of I and We has simply changed into We. There is no longer a personal room that keeps personal
problems not necessarily in the possession of a communal. In fact, everybody feels that s/he has a right to
possess everything owned by others. Someone else’s problem must become ours. This is a coercion toward
something that’s not necessarily our problems.
Keywords : theater, rumah dalam diri, personal room

Peer Review : 2 - 19 Januari 2018, Acepted to Publish 22 Januari 2018

PENDAHULUAN Pemakaian tangga merupakan cara untuk melihat us-


aha personal manusia untuk menuju kuasa. Menurut
Aktor di atas pentas saling mempengaruhi yaitu suatu Sahrul (2013: 7) bahwa keinginan untuk melihat ke-
tipe kekuasaan yang jika seseorang dipengaruhi agar budayaan dengan cara berbeda (bisa terbalik) akan
bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan ter- membangun pertunjukan seni memberi alternatif
dorong untuk bertindak demikian, sekalipun an- untuk dimaknai berbeda dengan realitas. Berjenjang
caman sanksi terbuka tidak merupakan motivasi naik bertangga turun sebagai simbol dari sistem pe-
yang mendorongnya. Dalam pandangan masyarakat merintahan hanyalah alat tumpangan untuk melihat
umum banyak yang berpendapat bahwa kekuasaan makna yang universal dan ambiguitas. Penamaan is-
dapat menimbulkan pengaruh tertentu (Budiarjo, tilah hanya berlaku pada tataran verbal bukan dalam
2007: 70). Tindakan-tindakan aktor di pentas mer- tataran makna yang ingin diungkapkan.
upakan respon terhadap pengaruh yang ditularkan
oleh aktor-aktor lain. Dalam masyarakat yang memakai pola berjenjang

104
Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 MUDRA Jurnal Seni Budaya

naik bertangga turun akan memunculkan kelompok dan 3) teater modern terkini. Teater kontemporer
pengatur dan yang diatur, yang mengeksploitasi dan yang dimaksudkan sama dengan teater modern terki-
yang dieksploitasi yang keduanya memiliki tatan- ni yang dikatakan oleh Kasim Ahmad.
an sosial yang berbeda. Pada masyarakat seperti itu
terdapat struktur dominasi. Untuk mempertahank- Menurut Sahrul (2015: 5) bahwa teater modern ter-
an dominasi itu, kelompok yang dominan berusaha kini adalah teater yang banyak mengadakan pencar-
merepresentasikan dunia sesuai dengan keinginann- ian-pencarian bentuk yang berbeda dengan teater
ya, yang dibarengi dengan kekuasaan (power) yang sebelumnya. Banyaknya perbandingan, pengalaman
dimiliki. Namun, kelompok dominan dalam kebu- dan pengetahuan dalam menggumuli teater, baik
dayaan perlu menampakkan solidaritas. Pemakaian teater tradisi, teater Barat ataupun teater Asia, para
properti tangga terlihat bagaimana manusia yang be- teaterawan yang kreatif mencoba mencari dan meng-
rada di atas tangga yang paling tinggi akan mendom- gali “jiwa” atau “esensi” teater itu sendiri. Hampir
inasi manusia yang berada di bawahnya. Manusia serupa dengan jalur kedua, namun lebih banyak
yang berada di bawah hanya menjadi pondasi agar melakukan pencarian bentuk dan pengungkapannya
manusia di atasnya tetap nyaman dalam dominasin- juga baru sama sekali, sehingga pencapaian kreatif-
ya. nya semakin tinggi. Kadang-kadang teater menjadi
“asing” dan sulit dimengerti oleh masyarakat banyak.
Keterkaitan antara ikon dominan dan ikon kebertah-
anan kelompok yang didominasi menimbulkan keg- Teater “Rumah Dalam Diri” mencari bentuk baru
andaan ideologi sehingga muncul ideologi kompleks. dalam cara ungkap estetis pertunjukan. Ruang dalam
Dalam beberapa adegan keinginan untuk duduk sama karya ini tidak hanya ruang datar (horizontal) namun
rendah berdiri sama tinggi dari kelompok yang did- juga ruang vertikal. Dinding pintu menjadi ruang
ominasi (ketika aktor sejajar di atas tangga) menye- bermain aktor dengan gaya akrobatik. Begitu juga
babkan pondasi berdirinya tangga menjadi berbeda. tangga yang ditegakan juga berfungsi sebagai ruang
Ideologi kompleks adalah ideologi yang dipandang vertikal bagi aktor bermain.
sebagai kesadaran yang keliru yang merepresenta-
sikan dunia secara terbalik (upside down) dan da- Konsep garap aktor juga berbeda dengan teater kon-
lam bentuk yang diinversi. Dunia atau suatu realitas vensional, di mana akting aktor tidak lagi normal,
dilihat dari sudut pandang kelompok dominan dan namun telah didistorsi menjadi bentuk yang berbe-
pada saat yang sama juga dilihat dari sudut pandang da. Distorsi memiliki pengertian penyimpangan dari
kelompok yang didominasi. aturan umum atau bertentangan dengan fakta. Tubuh
aktor digerakan secara akrobatik dengan perilaku
Jadi properti pintu, kursi dan tangga merupakan ikon yang aneh. Kadang-kadang aktor berjalan dengan
yang menyoal beberapa persoalan yang diangkat yaitu normal, namun lebih banyak berbuat tidak normal
kekuasaan, kebebasan, dan usaha pesonal untuk men- seperti meletakan kepala di bawah sambil bergelan-
capainya. Ditambahkan oleh Sahrul (2013: 7) bahwa tungan atau hanya memperlihatkan potongan-poton-
kode teks pertunjukan merupakan hasil dari tindakan gan tubuh yang berserakan dan sebagainya.
yang dilakukan pada kode budaya extra-performance
oleh konvensi teater yang sesuai dengan teks pertun- Konsep garapan untuk properti adalah memaksimal-
jukan tersebut. Dalam perpektif teks pertunjukan, kan makna dari properti yang dipakai. Pintu memili-
kode budaya ekstratekstual (kelompok estetik dan ki banyak makna seperti tempat masuk dan ke luar,
nonestetik) juga mendahului teks pertunjukan dan ruang terbuka, menutup dan membuka diri, jalan
konvensinya dan mempunyai fungsi menentukan, menuju kebebasan dan sebagainya. Begitu juga den-
memotivasi pada teks pertunjukan dan konvensinya. gan kursi yang juga dimaksimalkan pemaknaannya
Sebagai kode ideologis, epistemik, atau aksiologis, ia seperti kekuasaan, kedudukan, alat, dan sebagainya.
merupakan bagian dari teks umum yang meliputi teks Sedangkan tangga disamping bermakna sebagai alat
pertunjukan, dan “asal mula” konvensi. untuk memanjat, juga bisa dimaknai sebagai jalan
menuju ke langit, usaha manusia mencapai keinginan
PEMBAHASAN dan sebagainya.

Konsep Garapan Konsep garap properti juga didukung oleh konsep


garap cahaya sehingga pementasan betul-betul mela-
Konsep garapan teater “Rumah Dalam Diri” adalah hirkan estetika yang berbeda dengan teater-teater
pementasan teater kontemporer. A. Kasim Ahmad lainnya. Cahaya adakalanya meneror penonton dan
(2006: 12-15) menambahkan bahwa teater modern adakalanya sebagai pembangun suasana dan se-
itu memiliki tiga jalur yaitu; 1) teater modern yang bagainya.
konvensional; 2) teater modern dengan pembaruan;

105
Yusril ( Konsep Garapan Dan Kreativitas ...) Volume 33, Nomor 1, Februari 2018

Meneror penonton dalam arti positif juga menja- ini dipakai dalam perhelatan adat dan budaya Mi-
di konsep garap. Properti, aktor, cahaya, kata, dan nangkabau. Kain disebut tabia dan tirai.
musik merupakan alat untuk meneror penonton se-
hingga penonton berada dalam pementasan bukan Dalam alek nagari, tabia dan tirai dipakai di arena
berjarak dengan tontonan. Artinya panggung adalah permainan. Menurut Yulinis (2014: 184-185) bah-
seluruh ruangan pementasan dan penonton terlibat wa properti yang dihadirkan di atas arena (laga-la-
dalam pementasan tersebut. ga) tempat pertunjukan tari ulu ambek terdiri atas
tabia, tirai, candai, tuduang saji, siriah paga dalam
Metode berkarya yang pertama adalah metode alam carano, cermin, kain panjang, lapiak balambak, la-
takambang jadi guru. Alam memiliki makna yang piak puin, marawa, dan kasur. Tabia (tabir), yaitu
mendalam dengan segala bentuk, sifat, serta segala sepotong kain yang warna-warni dan dipasangkan
yang terjadi di dalamnya, merupakan sesuatu yang pada langit-langit laga-laga. Warna tabia didomi-
dapat dijadikan sebagai pedoman, ajaran, dan guru. nasi warna merah, putih, hijau, dan hitam. Tirai ter-
Alam merupakan tempat hidup dan sumber ke- diri atas dua jenis, yaitu tirai cancang sebanyak dua
hidupan manusia. Maka dari itu manusia haruslah buah dan tirai kolam sebanyak satu buah. Tirai can-
memanfaatkan alam dengan seoptimal mungkin. cang dipasangkan pada bagian depan dan belakang
Semua yang terdapat di alam ini, memiliki kegunaan- laga-laga persis di tonggak tua depan dan tonggak
nya masing-masing serta memiliki makna pencipta- tua belakang. Jumlah cancang bagian luar adalah 39
annya. buah yang melambangkan jumlah anak Nabi Adam
A.S., sedangkan cancang bagian dalam berjumlah 17
Dalam karya seni teater “Rumah Dalam Diri” alam buah yang melambangkan jumlah rakaat salat, yaitu
memiliki hubungan dengan tubuh aktor. Rasa dingin 2 rakaat subuh, 4 rakaat zuhur, 4 rakaat asysar, 3
air akan membuat tubuh menggigil dan bentuk tubuh rakaat magrib, dan 4 rakaat isya. Sementara itu, tirai
yang menggigil tersebut digunakan dalam akting di kolam dipasang di tengah langit-langit arena pertun-
atas panggung. Begitu juga dengan rasa yang lain jukan atau laga-laga.
yang diakibatkan oleh perubahan alam dan lingkun-
gan. Tubuh manusia bisa beradaptasi dengan kondisi Berdasarkan pendapat di atas, penciptaan teater
apapun dan membentuk estetika yang lain dari kondi- “Rumah Dalam Diri” memakai metode budaya Mi-
si normal manusia. nangkabau tersebut yang dinamakan dengan metode
paco-paco yaitu menyusun serpihan peristiwa un-
Metode berkarya yang kedua adalah metode paco-pa- tuk dirajut menjadi satu kesatuan yang bernilai es-
co yaitu metode merangkai serpihan-serpihan perca tetis. Metode ini penting untuk melihat sejauh mana
menjadi satu kesatuan yang utuh dan bernilai estetis. keindahan bisa tercipta dari serpihan peristiwa yang
Cuplikan-cuplikan peristiwa berseliweran memenuhi memakai pemaknaan budaya Minangkabau.
panggung pementasan dan masing-masing peristiwa
tersebut memiliki benang merah terhadap pemaknaan Kreativitas Berkarya
yang hadir lewat pemakaian properti. Properti seperti
pintu, kursi, dinding, dan tangga menjadi jembatan Proses kreatifitas dalam berkesenian memberikan
peristiwa, sehingga tidak terkesan mengambang. kebebasan penapsiran bagi siapa saja yang ingin
mewujudkan suatu ide dalam karya. Penerapan ide
Metode paco-paco mirip dengan puzzle yang disusun ditentukan oleh konsep karya atas nilai-nilai yang
menjadi satu. Menurut Nisak (2011: 110), puzzle ada- terkandung didalamnya. Nilai tersebut diterapkan
lah suatu gambar yang dibagi menjadi potongan-po- kedalam bentuk karya seni, sehingga judul, tema, dan
tongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya strukturnya dapat memberikan kejelasan.
pikir, melatih kesabaran, dan membiasakan kemam-
puan berbagi. Selain itu, media puzzle juga dapat Hampir semua penciptaan seni berawal dari ide dan
disebut permainan edukasi karena tidak hanya untuk gagasan yang ingin dijadikan sebagai fenomena da-
bermain tetapi juga mengasah otak dan melatih an- lam berkarya. Gagasan atau sering disebut pula ide
tara kecepatan pikiran dan tangan. Oleh karena itu, atau inspirasi adalah hal yang melandasi atau men-
media puzzle diharapkan dapat meningkatkan hasil dorong seseorang untuk berkarya, baik berasal dari
belajar siswa. dalam (internal) atau luar dirinya (eksternal). Ga-
gasan pun dapat lahir dari mana saja termasuk dari
Metode paco-paco juga memiliki pengertian yang tanggapan atau apresiasi terhadap keindahan alam
mirip dengan puzzle, namun pada metode paco-paco ciptaan Tuhan, benda buatan manusia, atau karya
mewakili kebudayaan Minangkabau yang memakai seni yang dibuat orang lain. Seluruh gagasan bersi-
perca-perca kain untuk disambung-sambung menjadi fat abstrak bilamana belum diwujudkan ke dalam se-
satu bentuk yang unik. Kain yang berasal dari perca buah karya seni.

106
Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 MUDRA Jurnal Seni Budaya

Gagasan mula-mula lahir dari mengamati sesuatu knya. Tidak sekadar rumah, sebenarnya, yang diten-
lalu direnungkan dalam-dalam hingga dicapai sebuah garai oleh pintu. Ia ada dimana saja, selama sebutan
perasaan simpati dan akhirnya lebur dengannya (em- ruang, kamar, blok, dan sejenisnya ada. Dari mem-
pati). Untuk mendapatkan gagasan yang subur perlu buka pintu lemari, pintu kamar, pintu rumah, pintu
didukung latihan dan proses belajar yang berkesinam- pagar, pintu mobil, pintu kereta api, pintu kantor,
bungan. Bagi seorang teaterawan, gagasan biasanya bahkan hingga pintu kesuksesan dan pintu surga.
dituangkan terlebih dahulu dalam bentuk naskah atau
skeneri untuk kemudian dikembangkan sampai ter- Bagi si tuan rumah, pintu adalah medium untuk kelu-
capai bentuk yang matang dan siap menjadi sebuah ar dan masuk, dari satu ruang ke ruang lain, dari satu
karya. Gagasan yang asli (orisinal) dan cemerlang dunia ke dunia lain. Pintu mengarahkannya untuk
merupakan keinginan semua seniman agar karya membedakan satu ruang dari ruang yang lain. Ada
yang dibuatnya bernilai. Banyak cara dan langkah di- ratusan pintu dalam rumah yang berpintu. Sebagai
gunakan untuk mendapatkannya. Ada yang bermed- tamu, manusia masuk dari pintu depan. Pintu yang
itasi, mengamati karya seniman lain, tetapi ada juga disepakati sebagai jalan untuk memasuki daerah ter-
yang menggali gagasan dengan langsung berkarya. itorial orang lain. Pintu belakang hanya digunakan
oleh orang-orang dekat, yang mungkin tidak asing
Ide dan gagasan pementasan teater “Rumah Dalam bagi orang rumah.
Diri”, berangkat dari fenomena sosial dan budaya
manusia secara individu yang hidup di lingkungan Pintu pertama-tama dapat diketuk. Sebelum ia ter-
sosial dan budaya tertentu. Fenomena utama adalah buka dan seseorang masuk, tuan rumah akan berdiri
membangun rumah dalam diri secara personal untuk di depan pintu, hingga seseorang membukakannya.
membentengi diri dari pengaruh luar. Akan tetapi Tapi tidak, ketika pintu itu adalah jalan menuju ru-
pintu-pintu selalu terbuka dan sulit untuk ditutup. mah, tuan rumah akan tenang membukanya, meme-
gang gagang pintu, mendorong atau menariknya, dan
Pintu berkaitan dengan kata “luar”, “dalam”, dan menutupnya lagi pelan-pelan. Meski, ia akan menut-
“antara” untuk membedakan satu dan lain ruang. upnya keras-keras, ketika amarah datang.
Ketika berada di luar, secara bersamaan juga ada di
dalam, dan sebaliknya. Ketika berdiri di antara kedua Pintu tentu tidak seperti jendela, tempat angin datang
ruang, menjadi terbelah, bimbang, ragu, atau netral. dan pergi. Mengganti udara dalam rumah, dalam ru-
Ketiga kata itu juga ingin mengatakan bahwa sebe- ang. Jendela yang cuma setengah dari pintu besarn-
narnya manusia tidak ada di mana-mana, tetapi juga ya. Jendela yang tidak menyentuh lantai, tidak pula
ada di sebuah kubu. menyentuh tiang atap. Manusia bisa melongok ke
luar lewat jendela, mengintai gerak di luar rumah.
Ketika memasuki sebuah ruang, untuk sebuah keper- Tetapi kadang jendela adalah alternatif, ketika pintu
luan, maka manusia akan membuka pintu, lalu me- terlalu besar untuk masuk dan keluar, atau bagi tamu
nutupnya. Mansia berada dalam dunia yang diing- yang tidak diharapkan.
inkannya. Bila ingin lebih nyaman, manusia akan
menguncinya, sehingga tak seorangpun akan dapat Demikianlah kisah pintu dan jendela, lubang-lubang
memasuki ruangan itu dan yang akan mengganggu. rumah manusia. Pintu yang menghantarkan manusia
Manusia akan keluar, karena urusan di ruang itu telah pada ruang. Memasuki masing-masing dunia yang
usai atau karena akan melakukan sesuatu yang lain, tercipta dan diciptakan. Tetapi urusan pintu tidak ha-
di ruang yang lain, di dunia yang lain. Pertama-tama, nya dengan rumah. Pintu adalah perantara antara satu
lagi-lagi manusia berupaya untuk membuka pintu itu, ruang dengan ruang yang lain. Manusia berdiam da-
dan menutupnya kembali. Manusia akan menguncin- lam satu ruang, kini, saat ini, meski datang dari pintu
ya, agar tidak ada seorangpun yang akan menggang- yang lain. Upaya manusia sama untuk hadir di se-
gu ruang yang akan tinggalkan. buah ruang: membuka dan menutup pintu.

Pintu, jendela, dan lubang di rumah mengantarkan Kisah selanjutnya adalah kisah tentang tangga yang
cahaya dari luar, dan mengirimkan tanda cahaya dari identik dengan kata “atas”, “bawah”, dan “tengah”.
dalam ke luar rumah. Ini persoalan hidup, kebebasan, Tangga tidak hanya sekedar jalan menuju ke atas atau
dan kebutuhan memandang dunia. Setiap rumah me- jalan menuju ke bawah atau juga berhenti di tengah.
merlukan pintu. Manusia perlu pintu untuk masuk Tangga adalah personifikasi dari puncak segala hal,
atau keluar dari rumah. Pintu, adalah medium utama yang membuat manusia bisa melihat seluruh penjuru.
antara kehidupan di dalam dan luar rumah. Adalah Ketika manusia berada di atas maka ia lupa melihat
sebuah kewajaran melaluinya setiap saat, tanpa di- ke bawah.
curigai oleh orang banyak. Pintu membawa pengaruh
dan kehidupan luar ke dalam. Demikian juga sebali- Manusia yang berada di bawah tangga selalu meli-

107
Yusril ( Konsep Garapan Dan Kreativitas ...) Volume 33, Nomor 1, Februari 2018

hat ke atas, sehingga matanya bisa kemasukan debu. pada tubuh akrobatik. Artinya pemain harus mengua-
Lalu manusia yang berada di bawah akan berangan sai teknik olah tubuh yang baik dan memiliki stamina
ingin ke atas seperti manusia lain yang telah melaku- yang bagus.
kannya. Ketika manusia sudah berada di atas, ia akan
menemukan kehampaan, karena di atas hanya ruang Pemain yang dicasting juga adalah pemain yang tu-
kosong yang tak bertepi. buhnya bisa didistorsi, artinya tubuh yang fleksibel
dan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan.
Dinding tempat tangga disandarkan merupakan ru- Pementasan ini adalah pementasan teater kontempo-
ang datar yang tak bertepi. Manusia berdiri di tangga rer yaitu teater yang menampilkan peranan manu-
yang disandarkan di dinding. Manusia berlari mele- sia bukan sebagai tipe melainkan sebagai individu.
wati tangga-tangga yang sejajar. Manusia ingin men- Dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk
cari sesuatu yang mungkin saja tidak mereka kenal. tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Jumlah
Mencari sesuatu yang tidak dikenal menyebabkan pemain yang digunakan dalam pementasan ini adalah
manusia hanya bisa mencari namun tidak bisa me- delapan orang yang terdiri dari dua pemain perem-
nemukan. puan dan enam pemain laki-laki.

Ketika tangga membentuk segi tiga, manusia ma- Pemilihan pendukung artistik juga penuh dengan
sih ingin mendakinya dan berupaya untuk menca- perhitungan. Pemilihan penataan pentas, penataan
pai puncak. Tangga juga bisa menjadi keranda bagi cahaya, penataan musik, dan penataan rias dan bu-
mereka yang ingin berpergian untuk tidak kembali sana. Pemilihan pendukung penataan pentas beserta
lagi. Tangga mengantar manusia untuk saling bere- kru-krunya dilakukan dengan cara melihat tanggung-
but menuju puncak dan saling berlari untuk menuju jawab yang bersangkutan dalam mengelola panggung
bawah. Persiapan meliputi hal-hal teknis yang ber- pada pentas-pentas sebelumnya. Penata properti dan
kaitan dengan pemilihan pemain (aktor dan aktris), kru bertanggung jawab langsung kepada pimpinan
pemilihan pendukung artistik, pemilihan proper- artistik, namun secara herarki masih sama dengan
ti yang akan digunakan, dan pemilihan tempat dan staf lain dilingkungan artistik yakni melaporankan
waktu pertunjukan. kejadian dan layanan pemesanan yang diminta pen-
yaji karya seni dan prasaran penata artistik berdasar-
Secara konvensional kekuatan utama yang menjadi kan pada saat kebutuhan alat diminta oleh kedua be-
daya tarik sebuah pertunjukan teater adalah akting lah pihak. Beban tanggung jawab dan tugas penata
atau tingkah laku para pemain dalam memerankan properti adalah menjadi layanan pemenuhan kepada
tokoh yang sesuai dengan tuntutan karakter dalam penyaji karya seni dan tuntutan artistik garapan ber-
naskah. Kekuatan inilah yang akan menjadi magnit, dasarkan prasaran dari pimpinan artistik.
bagus, menarik, indah, punya kekuatan atau tidak
berkarakter, tidak menarik bahkan membosankan Pemilihan penata cahaya dilakukan dengan meng-
akan menentukan penonton bertahan tidaknya di- hubungi penata cahaya yang profesional yaitu Iskan-
tempat duduknya. Untuk tampil bagus dan menarik dar Loedin agar pementasan memiliki daya pukau
dipanggung teater, seorang aktor harus menguasai yang baik. Masalah pencahayaan, terang-padamnya
berbagai tehnik dan keterampilan seni peran. Sep- lampu, serta bagaimana cara mengatasi apabila terja-
erti dikatakan oleh stanislavsky, seorang aktor harus di kecelakaan matinya lampu dari Perusahaan Listrik
menguasai olah tubuh, vokal, dan harus mempunyai Negara (PLN) adalah menjadi beban moral tanggung
daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi serta jawab yang diemban oleh pimpinan tata cahaya.
mempunyai kecerdasan, wawasan, pengetahuan yang
luas tentang berbagai hal dalam kehidupannya. Seh- Pemilihan penata rias dan busana adalah berdasar-
ingga ketika sorang aktor membawakan peran tokoh kan kedekatan dan juga tingkat kemauan dari yang
dalam sebuah pementasan akan tampil dengan keda- bersangkutan. Penata rias dan kostum secara umum
laman karakter yang indah, menarik dan penuh peng- pada produksi yang besar dibagi pada masing-mas-
hayatan yang sesuai dengan tuntutan naskah per- ing pos antara rias dan kostum. Namun untuk pro-
tunjukan. Pemahaman mengenai karakter ini adalah duksi karya seni yang terbatas kedua tugas dipegang
penggambaran sosok tokoh peran dalam tiga dimensi oleh satu staf saja. Penata rias dan kostum bertanggu-
yaitu keadaan fisik, psikis dan sosial. ng jawab langsung kepada pimpinan artistik, penyaji
karya, serta melakukan konsolidasi dengan pimpinan
Pemilihan pemain dalam pementasan “Rumah Dalam panggung.
Diri” sedikit berbeda dengan pemilihan pemain se-
cara konvensional. Pemain yang dipilih diutamakan Pemilihan penata musik berdasarkan profesional
adalah pemain yang memiliki kelenturan tubuh yang pelakunya yaitu orang yang menguasai musik se-
prima, karena pementasan ini lebih menitik beratkan cara manual dan elektronik. Penata musik secara ti-

108
Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 MUDRA Jurnal Seni Budaya

dak langsung bertanggung jawab kepada pimpinan Focus Group Discussion mengandung tiga kata kun-
panggung dan penyaji karya seni. Beban tanggung ci: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b.
jawab dan tugas penata musik adalah menjadi sum- Kelompok (bukan individual); c. Terfokus/Terarah
ber sukses dan kualitas musik yang disajikan dalam (bukan bebas). Artinya, walaupun hakikatnya adalah
pementasan. Artistiknya pementasan karya seni yang sebuah diskusi, FGD tidak sama dengan wawancara,
dipergelarkan dalam hubungannya dengan musik rapat, atau obrolan beberapa orang di kafe-kafe. FGD
menjadi beban moral tanggung jawab yang diemban bukan pula sekadar kumpul-kumpul beberapa orang
oleh penata musik. Hak dan kewajibannya sama den- untuk membicarakan suatu hal. Banyak orang ber-
ga staf lain di bawah pimpinan artistik, adalah kon- pendapat bahwa FGD dilakukan untuk mencari solu-
seling kepada pimpinan artistik, pimpinan panggung si atau menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang
dan penyaji karya seni. Kewajibannya adalah mem- dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan
berikan layanan kepuasan atas kualitas musik pada tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi
saat pementasan karya seni berlangsung. oleh para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah
FGD, melainkan rapat biasa. FGD berbeda dengan
Pemilihan properti pementasan adalah pemilihan ber- arena yang semata-mata digelar untuk mencari kon-
dasarkan tema dan fenomena yang diangkat dalam sensus.
pementasan teater “Rumah Dalam Diri”. Pemilihan
pintu dan sekaligus dinding merupakan wujud dari Arah diskusi adalah konsep gagasan, metode berk-
persoalan keterbukaan manusia dan menjadi tem- arya dan tema utama karya yang digarap. Seluruh
pat bermain vertikal bagi aktor. Begitu juga dengan peserta diskusi boleh mengajukan pendapat untuk
pemilihan kursi yang secara umum adalah simbol memperkuat metode dan konsep karya, namun perso-
kekuasaan. Pemilihan tangga menyiratkan masalah alan pokok tetap dipegang sepenuhnya oleh sutrada-
yang berkaitan dengan keinginan untuk mencapai hal ra sebagai pencipta karya seni. Peserta hanya boleh
yang besar. memberikan alternatif dari persoalan yang dikemu-
kan oleh sutradara.
Panggung prosenium merupakan pilihan tempat
bermain atau melakukan pementasan. Jarak antara Jumlah peserta diskusi adalah sutradara, seluruh pe-
penonton dan panggung adalah jarak yang dapat di- main (aktor), penata artistik, penata musik, stage ma-
manfaatkan untuk menciptakan gambaran kreatif pe- najer, penata cahaya, penata rias dan kostum, serta
mangungan. Semua yang ada di atas panggung dapat pimpian produksi. Diharapkan dari hasil diskusi ini
disajikan secara sempurna seolah-olah gambar nyata. memunculkan persepsi yang sama untuk melahirkan
Tata cahaya yang memproduksi sinar dapat dihadir- karya yang berkualitas. Artinya sutradara tidak ber-
kan dengan tanpa terlihat oleh penonton dimana po- tindak secara otoriter namun lebih memilih demokra-
sisi lampu berada. Intinya semua yang di atas pang- si, sehingga semua pendukung merasa memiliki
gung dapat diciptakan untuk mengelabui pandangan karya ini.
penonton dan mengarahkan mereka pada pemikiran
bahwa apa yang terjadi di atas pentas adalah kenyata- Setelah seluruh pendukung memiliki pemahaman
an. Pemilihan waktu pertunjukan adalah pemilihan yang sama terhadap konsep dan metode, maka lang-
berdasarkan kesiapan pementasan. Artinya ketika la- kah berikutnya adalah melakukan eksplorasi teruta-
tihan sudah maksimal dengan prosentasi yang dikira ma pada aktor yang akan bermain di atas panggung.
cukup maka pementasan bisa dilakukan. Eksplorasi terhadap aktor dilakukan dengan tiga
tahap yaitu aktor dan tubuhnya, aktor dan alam serta
Pada tahap ini, sutradara sekaligus pemilik ide dan lingkungan sosialnya, dan aktor dengan benda.
gagasan mengumpulkan seluruh pendukung yang
telah dipilih pada tahap sebelumnya. Sutradara mem- Konsep Aktor
presentasikan ide dan gagasan sekaligus konsep
garapan dan metode berkarya. Tahapan ini dilakukan Dalam seni teater olah tubuh memiliki pengertian
adalah untuk menyamakan visi dan misi dalam ber- yang sangat luas, dimana olah tubuh merupakan ek-
karya dan memudahkan proses latihan. Tahapan ini sploitasi dari seluruh gerakan tubuh dari ujung ram-
sama dengan Focus Group Discussion (FGD). FGD but sampai ujung kaki. Di sini memiliki pengertian
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu yang amat dalam, yang mana olah tubuh diperlukan
diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terar- untuk mendapatkan elastisitas,kelenturan, dan kelu-
ah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. FGD wesan dalam melakukan apa saja yang dibutuhkan
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi dalam seni teater. Ada salah satu cara latihan yang
yang sistematis mengenai suatu permasalahan ter- dapat mengantar tubuh mencapai kelenturan dan tu-
tentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. buh siap menerima segala bentuk gerak yang dibu-
tuhkan dalam mempelajari teater, latihan tersebut

109
Yusril ( Konsep Garapan Dan Kreativitas ...) Volume 33, Nomor 1, Februari 2018

yang dinamakan olah tubuh. Olah tubuh yang di- Tubuh aktor ikut mengalir bersama air, udara, api, dan
maksudkan disini sebenarnya adalah pelatihan pada tanah. Ketika aktor berada dalam air maka percikan
tubuh, agar tubuh mendapatkan hasil yaitu: kelentur- air akan membentuk estetika tersendiri, kemudian
an pada tubuh yang rileksasi, artinya tubuh mampu nafas yang dikeluarkan juga ikut menunjang perger-
menerima segala bentuk gerak/gestur yang fleksibel. akan tubuh aktor. Panas tubuh aktor dan dingin air
Olah tubuh juga bisa dikatakan salah satu metode saling bertentangan namun saling mengisi satu sama
bagaimana seseorang melatih dirinya dengan gerak lain. Begitu juga dengan tanah yang diinjak akan ikut
yang ditimbulkan oleh tubuh kita agar menjadi len- menyangga tubuh aktor.
tur atau fleksibel. Latihan-latihan berdasarkan gerak
yang lepas dari gerak-gerak keseharian. Falsafah alam takambang jadi guru adalah, “filsa-
fat hukum alam” yang merupakan pandangan hidup
Delapan pemain (aktor dan aktris) memulai eksplor- (way of life) orang Minangkabau, salah satu suku
asi dengan menggerakan seluruh tubuhnya. Awaln- bangsa rumpun Melayu Nusantara, atau yang sering
ya adalah gerakan tubuh yang normal dan mengalir juga disebut dengan suku bangsa Melayu Minangka-
seperti air yang mengalir. Kemudian gerakan beru- bau, yang telah bermukim di wilayah Sumatra Barat
bah menjadi ekstrim di mana tubuh bergerak tidak dan sekitarnya atau juga yang lebih dikenal dengan
normal atau tubuh mulai distorsi. Bagian tubuh mulai sebutan, ”Ranah Minang”. Mereka meyakini bah-
memberontak dan melawan pemilik tubuh itu sendiri. wa falasafah tersebut disamping sebagai pandangan
Seperti tangan dan kaki yang bergerak tidak sesuai hidup mereka, juga merupakan, “norma dasar” atau
dengan keinginan pemiliknya. Masing-masing ba- sumber dari segala sumber hukum terbentuknya Hu-
gian tubuh punya keinginan sendiri dalam bergerak. kum Adat Minangkabau yang telah diwarisi secara
Tubuh menjadi terbagi-bagi dalam ruang yang sama turun-menurun dari nenek moyangnya. Dapat dika-
namun memiliki keinginan yang berbeda. takan kedudukan falsafah tersebut dalam hukum adat
Minangkabau tak obahnya seperti falsafah Pancasila
Ketika aktor telah biasa dengan tubuhnya yang tidak di Negara Indonesia.
lagi biasa tersebut, maka ia diharuskan mengucap-
kan kata atau puisi dalam posisi tubuh yang distorsi. Hubungan manusia dan alam adalah suatu hubungan
Eksplorasi kata pada masing-masih pemain dilaku- yang saling keterkaitan dan saling membutuhkan. In-
kan secara bergantian. Kata-kata tersebut diberikan teraksi manusia dengan lingkungannya yang sudah
sutradara dalam bentuk teks puitis yang masing-mas- terjalin sejak ribuan tahun menghasilkan sejumlah
ing mereka mengucapkannya dengan cara mereka bentuk strategi adaptasi. Pada awalnya manusia ber-
sendiri. Sutradara hanya mengarahkan makna kata tahan dengan strategi adaptasi pengumpul-berburu,
agar sampai pada penonton. Kata yang tidak dipaha- kemudian dilanjutkan dengan perladangan-perke-
mi pemain akan membuat makna kata tersebut hilang bunan, seterusnya dengan peternakan. Setelah itu
atau melayang saja di panggung pementasan. berkembang pertanian intensif, dan strategi yang ter-
akhir adalah dengan cara kehidupan industri. Strate-
Manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan gi perladangan-pekebunan sering dianggap sebagai
alam dan lingkungan sosialnya. Aktor sebagai seni- awal dari peradaban, karena manusia mulai menand-
man akan belajar banyak pada alam dan lingkungan ai wilayah yang dipakai dan dimiliki bagi kelangsun-
sosialnya. Aktor yang belajar pada alam akan memili- gan hidupnya. Manusia tidak merubah bentang alam
ki sifat keterbukaan terhadap banyak masalah. Sama (lingkungan) di tahap berburu-meramu, namun mu-
halnya dengan kesenian yang terdapat di Minangka- lai merubah dalam skala kecil di tahap perladangan,
bau. Secara tradisi kesenian rakyat di Minangkabau serta peternakan. Pada bentuk strategi adaptasi kedua
bersifat terbuka, oleh rakyat dan untuk rakyat, sesuai perubahan bentang alam sedikit terjadi dan ada ket-
dengan sistem masyarakatnya yang demokratis yang erbatasan oleh musim. Pada tahap pertanian intensif
mendukung falsafah persamaan dan kebersamaan an- manusia mulai merubah lingkungan dan meman-
tar manusia (Navis, 1984: 263). faatkan prinsip grafitasi untuk mendistribusikan air
melalui sistem irigasi.
Di dalam penciptaan teater “Rumah Dalam Diri”, ak-
tor atau pemain melakukan eksplorasi terhadap alam Lewat nilai seperti di atas, maka tubuh aktor harus
dan lingkungan sosialnya. Tubuh aktor akan mere- bisa beradaptasi dengan alam dan lingkungan so-
spon alam dan lingkungan sosial. Aktor dibawa ke sialnya. Manusia memerlukan orang lain untuk ke-
sungai dan melihat air yang mengalir dengan indah. beradaannya. Hubungan dengan orang lain akan
Aktor harus mampu melihat filosofi air yang men- menjadi semakin nyata apabila orang tersebut se-
galir tersebut dengan memindahkannya pada gerak makin berkembang. Bahkan dapat dikatakan bahwa
tubuhnya yang mengalir juga. hubungan dengan orang lain merupakan kebutuhan
pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli bah-

110
Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 MUDRA Jurnal Seni Budaya

wa manusia merupakan makhluk individual seka- tik dari sebuah naskah drama. Akan tetapi bagi teater
ligus sebagai makhluk sosial. yang non-konvensional seperti “Rumah Dalam Diri”
ini dapat dilalui dengan cara membalikan struktur
Hubungan dengan orang lain tidak terbatas waktu dramatik. Resolusi didahulukan kemudian berakhir
dan tempat. Di mana saja dapat terjadi hubungan. pada eksposisi. Struktur dramatik tersebut dalam ek-
Hubungan sosial ini sangat penting peranannya. Da- plorasi dapat dilakukan dengan menggunakan struk-
lam hubungan sosial akan terdapat adanya rasa aman tur dramatik yang linear. Pementasan “Rumah Da-
atau tidak aman. Rasa aman inilah yang menjadi lam Diri” terlihat aktor disadarkan pada permainan
dambaan seseorang dalam hubungan sosial. Menga- dengan tempo yang tidak benar. Dengan begitu, akan
pa rasa aman ditekankan di sini, karena rasa aman menambah pemahaman para pelakunya terhadap apa
inilah yang dapat menjadikan orang merasa bahagia. yang terjadi pada peristiwa tersebut, dan akan mem-
Rasa aman ini akan didapat seseorang bila hubungan bina puncak-puncak ketegangan yang dibangun.
sosialnya memuaskan.
Tahap improvisasi merupakan tahapan pencari-
Aktor dituntut untuk mengekplorasi benda yang an aktor selama latihan berlangsung. Aktor yang
ada di atas panggung. Hal ini tentu saja atas arah- kreator akan melakukan alternatif-alternatif peris-
an sutradara. Konsep benda dan ruang dalam teater tiwa yang sebetulnya luput dari amatan sutradara.
“Rumah Dalam Diri” adalah benda dan ruang yang Sutradara hanya memberikan arahan dasar, sementa-
fenomenologis, benda dan ruang yang didasarkan ra pengembangan bisa dilakukan oleh aktor melalui
pada fenomena-fenomena tertentu. Benda dan ruang improvisasi. Improvisasi yang dilakukan aktor tidak
itu, sangat berpengaruh pada sikap mental para ak- semuanya bisa dipakai oleh sutradara. Sutradara
tor dalam pertunjukan. Pada pementasan ini benda akan menyaring sesuai dengan visi dan misi pemen-
dan ruang dianggap sesuatu yang transformatif. Oleh tasan. Sutradara juga memiliki improvisasi ketika
karena itu, pertunjukan lebih punya hasrat, daya, dan melakukan pencarian. Inilah yang dinamakan den-
energi. Aktor akan menggunakan seluruh aksi fisik, gan kreativitas seluruh pendukung pementasan “Ru-
menciptakan pikiran sebagai manifestasi, dan selalu mah Dalam Diri”.
memberikan eksistensi rohani.
Kreativitas dalam pengertiannya mencakup antara
Eksplorasi aktor terhadap benda dan ruang tidak lain sifat-sifat keaslian (originality), kelancaran (flu-
memiliki identitas tunggal, namun benda dan ruang ency), kelenturan atau fleksibilitas (flexibility), dan
yang fungsional dan menjadi instrumen tubuh aktor. elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan untuk me-
Pintu memiliki ruang pemaknaan yang beragam. Pin- lengkapi detil atau bagian-bagian pada suatu konsep
tu bergerak menjadi simbol-simbol yang tidak terdu- atau pengertian (Soedarso, 2001: 3). Seniman harus
ga. Begitu juga dengan tangga yang memiliki multi kreatif agar memiliki kelenturan atau fleksibilitas da-
narasi dan multi tafsir. Dalam teater “Rumah Dalam lam menanggapi banyak perubahan yang terjadi pada
Diri” benda dan ruang fenomenologis ini nantinya realitas kehidupan.
akan membentuk benda dan ruang serta sikap men-
tal, dan pola laku keaktoran. Keaktoran (karakter) Kreativitas dalam seni juga memiliki fungsi sebagai
tidak merupakan karakter yang flat akan tetapi karak- merumuskan kembali (redefinition) dan sensitivitas
ter yang majemuk; geraknya seseorang dipahami (sensitivity), karena kedua istilah ini merupakan dua
melalui pembacaan terhadap realitas karakter dengan kualitas yang sangat berharga dalam pendidikan seni.
penubuhan yang berbeda. Pada hakekatnya kreativitas adalah kemampuan ses-
eorang untuk melahirkan sesuatu yang baru dalam
Aktor harus menemukan satu benda simbolik, ben- bentuk gagasan atau karya, atau bahkan tanggapan,
da tersebut adalah benda kongkrit (pintu, kursi, dan secara lancar, luwes dan lengkap serta rinci (Soedar-
tangga). Benda tersebut menjadi bagian tubuh aktor. so, 2001: 5).
Kehadiran benda tersebut akan merubah struktur
anatomi seorang aktor, dan aktor harus beradapta- Dalam hubungannya dengan pengisi ruang impro-
si dengan benda baru yang ada di bagian tubuhnya. visasi, sutradara merupakan tonggak utama yang ha-
Sekaligus ada proses interaksi antara tubuh yang real rus sensitif dan kreatif. Kemampuan sensitivitasnya
dan tubuh yang simbolik. Proses interaksi ini mer- bisa menangkap tema untuk dikembangkan menjadi
upakan migrasi fisik untuk melahirkan bentuk akting. sesuatu yang baru (redefinition) secara sepenuhnya
dan dengan kreativitasnya sanggup mereproduk-
Eksplorasi tubuh aktoer terhadap benda akan men- si kembali tangkapan dengan baik, kaya, kena dan
ciptakan struktur dramatik tersendiri yang tidak di- penuh elaborasi detil yang tepat. Aktor juga memili-
miliki oleh teater konvensional. Secara konvensional ki kesempatan untuk melakukan improvisasi, begitu
struktur dramatik adalah memahami struktur drama- juga dengan pendukung lain yang tidak tertutup ke-

111
Yusril ( Konsep Garapan Dan Kreativitas ...) Volume 33, Nomor 1, Februari 2018

mungkinan untuk menerapkan kreativitasnya sejauh pi ketika perilaku itu tidak sesuai dengan apa yang
tidak bertentangan dengan kreativitas sutradara. dibayangkan masyarakat yang ditujunya akan men-
gakibatkan kesalahan persepsi terhadap perilaku
Improvisasi dibutuhkan untuk mengasah ketajaman tersebut. Wujud dari kesalahan bisa pula berbentuk
filling aktor ketika menghadapi kondisi yang tidak reaksi yang negatif dan reaksi yang positif. Reaksi
diharapkan ketika melakukan pementasan. Untuk itu yang negatif akan menimbulkan konflik nagatif pula,
latihan improvisasi berguna ketika menemui masalah bisa berupa benturan fisik yang akan berakibat fatal.
yang tidak terduga. Improvisasi berfungsi menum- Perang di sebuah negara terjadi karena kesalahan da-
buhkan daya aktif, inisiatif, kreatif dan inovatif se- lam melakukan komunikasi, tidak ada kata sepakat
tiap aktor, mengasah daya cipta, daya khayal dan untuk saling mamahami. Reaksi positif merupakan
keterampilan bermain aktor secara spontan di atas reaksi yang sangat diharapkan dalam membangun
panggung. Berdialog dengan wajar dan logis, meng- daya kritis dari dua hal yang saling berkomunikasi.
gunakan bahasa tubuh (gesture, bisnis akting, dan Mengalah belum tentu berarti salah dan yang menang
simbolisasi berbagai bentuk gerakan anggota tubuh belum tentu melakukan kebenaran.
bersama propertinya) dengan wajar dan logis pula.
Kemampuan memecahkan masalah yang tak terdu- SIMPULAN
ga di atas panggung, serta keterampilan memainkan
berbagai peran, ruang dan waktu. Untuk itu sebagai Pekerjaan artistik pada persiapan pergelaran ini ada-
dasar persiapan latihan, pemain dituntut untuk lebih lah memastikan bahwa semua unit artistik telah ber-
dahulu mampu menghancurkan berbagai halangan, fungsi dengan baik. Seluruh elemen panggung telah
beban dan hambatan. berada pada posisi yang semestinya. Jadi pada kondi-
si ini aktor hanya melakukan gerak-gerak kecil untuk
Tahapan konstruksi akhir merupakan tahapan di penyesuaian. Kalaupun ada pergerakan besar dilaku-
mana metode paco-paco dipakai untuk menyusun kan pada saat glady bersih saja. Tahap pergelaran
serpihan-serpihan peristiwa yang dilakukan pada karya adalah tahap puncak pementasan karya teater
tahap-tahap sebelumnya. Sutradara menyusun alur, “Rumah Dalam Diri”. Sutradara tidak lagi bekerja, ia
motif, dan spektakel. Metode paco-paco merupakan hanya duduk di bagian penonton. Semua urusan telah
metode meramu sisa-sisa kain (perca-perca) untuk diserahkan kepada seluruh pendukung artistik yang
menjadi sesuatu yang berguna dan indah. Dalam pe- siap bekerja di tempatnya masing-masing.
mentasan “Rumah Dalam Diri” ini metode paco-paco
yang dimaksud adalah meramu peristiwa-peristiwa DAFTAR RUJUKAN
yang berserakan di dunia nyata menjadi satu kesat-
uan untuh sebuah pementasan teater. Ikatan untuk Ahmad, A. Kasim, Mengenal Teater Tradisional In-
menjadikan satu konsep utuh adalah tema atau ma- donesia, Jakarta: DKJ, 2006.
salah yang diangkat. Memang tidak semua peristiwa
bisa dirangkai, namun memilih peristiwa yang sesuai Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Poltik. Jakar-
dengan keinginan penggarap. ta:Gramedia Pustaka Utama2007

Menyusun peristiwa berkaitan dengan nilai komu- Navis, A. A., Alam Terkembang Jadi Guru Adat dan
nikasi pementasan kepada penontonnya. Menurut Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Press,
Sahrul (2005: 76) bahwa teater merupakan bagian 1984.
dari kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan den-
gan komunikasi, karena teater memberikan pesan Nisak, Raisatun. 2011. Lebih Dari 50 Game Kreatif
tentang sesuatu yang bisa berguna dan bisa juga tidak Untuk Aktivitas Belajar – Mengajar. Jogjakarta: Diva
bagi masyarakat. Pemahaman terhadap sebuah pe- Press.
mentasan teater tergantung dari kemampuan komu-
nikasi seni tersebut dengan masyarakat penontonnya. Sahrul N. “Catatan Pertunjukan Tangga Di IPAM:
Bisa saja seni itu tidak menyampaikan secara verbal Membangun Horor Ikonitas”. Padang Ekspress.
bahasa yang dipakai, melainkan juga dengan bahasa 2013.
tubuh yang digambarkan oleh aktor di atas panggung
pementasan. Sahrul N, Kontroversial Imam Bonjol, Padang:
Yayasan Garak, 2005.
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia
dan kepuasan terhadap terpenuhinya kebutuhan ber- Sahrul N. “Estetika Struktur dan Estetika Tekstur
interaksi dengan manusia-manusia lainnya. Teater Pertunjukan Teater Wayang Padang Karya Wisran
juga merupakan wujud dari perilaku manusia yang Hadi”. Disertasi. Surakarta: ISI. 2015.
berkomunikasi dengan masyarakatnya. Akan teta-

112
Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 MUDRA Jurnal Seni Budaya

Soedarso, “Kreativitas Seni Pertunjukan Indonesia”.


Seminar Internasional Seni Pertunjukan Indonesia,
Surakarta: STSI, 24-25 Juli 2001.

Yulinis. “Relasi Kuasa Dalam Dinamika Tari Ulu


Ambek Pada Masyarakat Pariaman, Sumatera Barat”.
Disertasi. Denpasar: Kajian Budaya Universitas
Udayana. 2014.

113

Anda mungkin juga menyukai