Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, Negara
berkembang dapat segera meniru kebiasaan. Negara barat yang dianggap cermin pola
hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food)
yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol,
kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya manusia terutama
di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat menjadi faktor-faktor penyebab
penyakit stroke.

Penyakit stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan sering
dianggap sebagai penyakit yang banyak menyerang orang tua. Dahulu memang
penyakit-penyakit diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas,
karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit stroke. Namun
sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal
ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda
perkotaan modern.

Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke mempunyai kesamaan dengan faktor risiko
penyakit jantung yaitu merokok, hipertensi, kadar lemak tinggi, diabetes mellitus,
gangguan pembuluh darah/jantung, tingginya jumlah sel darah merah, kegemukan
(obesitas), kurang aktifitas fisik/olah raga, minuman alcohol,dan penyalahgunaan obat
(narkoba). Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (Hemipelgia), berkurangnya
kekuatan sebelah anggota tubuh (Hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa
(sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan, atau tungkai. Dari hasil penelitian di Jerman
ditemukan bahwa karena perbedaan gejala, stroke yang terjadi pada otak kanan
seringkali tidak terdiagnosis dibandingkan dengan stroke yang terjadi pada otak sisi
kiri. Pada stroke otak sisi kiri penderitamengalami kesulitan dalam mengenal kata atau
berbicara, bila dibandingkan dengan stroke otak sisi kanan gejalanya sering tidak terlalu
jelas.

Anda mungkin juga menyukai