Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYULUHAN KADARZI

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada umumnya masyarakat telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi. Namun demikian,
sikap dan ketrampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah.
Sebagian masyarakat menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak
ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian masyarakat juga mengetahui bahwa ada
jenis makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai
keterampilan untuk penyiapannya.
Gambaran perilaku gizi yang belum baik juga ditunjukkan dengan masih rendahnya
pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh masyarakat. Saat ini baru sekitar 50 % anak balita yang
dibawa ke Posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan. Bayi
dan balita yang telah mendapat Kapsul Vitamin A baru mencapai 74 % dan ibu hamil yang
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) baru mencapai 60 %.
Sementara itu perilaku gizi lain yang belum baik adalah masih rendahnya ibu yang menyusui
bayi 0-6 bulan secara eksklusif yang baru mencapai 39%, sekitar 28 % rumah tangga belum
menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat dan pola makan yang belum beraneka
ragam.
Masalah lain yang menghambat penerapan perilaku KADARZI adalah adanya kepercayaan,
adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga. Sebagai contoh masih banyak keluarga yang
mempunyai anggapan negatif dan pantangan terhadap beberapa jenis makanan yang justru
sangat bermanfaat bagi asupan gizi.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 747/MENKES/SK/VI/2007 Tentang Pedoman
Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga
c. Pedoman Strategi Keluarga Sadar Gizi, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Tahun 2007.
II. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Tercapainya keadaan gizi yang optimal untuk seluruh anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan perilaku anggota keluarga dalam mengatasi
masalah gizi.
b. Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi
keluarga.
c. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan petugas dalam memberdayakan
masyarakat / keluarga dalam mencegah dan mengatasi masalah gizi.
III. KEGIATAN

1. Sasaran Kegiatan
Seluruh kepala keluarga pada setiap wilayah harus mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih
sebagai sampel.
2. Jenis Kegiatan :

3. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh Tenaga Pelaksana Gizi
Puskesmas. Dilakukan di rumah respponden dengan menggunakan kuesioner pendataan
kadarzi.
2. Responden yang diwawancarai adalah ibu rumah tangga atau anggota keluarga lainnya
yang dianggap paling mengetahui keadaan rumah tangga serta perilaku gizi anggota
keluarga.
3. Data yang dikumpulkan adalah data Indikator kadarzi yang digunakan untuk menilai
perubahan perilaku gizi anggota keluarga, antara lain :
a. Kebiasaan makan beraneka ragam makanan.
b. Kebiasaan memantau pertumbuhan berat badan bayi dan balita.
c. Kebiasaan mengkonsumsi garam beryodium.
d. Kebiasaan memberikan ASI eksklusif.
e. Kebiasaan memberikan suplemen gizi.
Indikator
KADARZI
No Karakteristik Keluarga Keterangan
yang berlaku*)
1 2 3 4 5
Bila keluarga mempunyai ibu Indikator ke 5 yang digunakan
1 v v v v v
hamil, bayi 0-6 bulan, balita 6-59 adalah balita mendapat kapsul
bulan vitamin A.

2 Bila keluarga mempunyai v v v v v -


bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan

3 Bila keluarga mempunyai ibu v - v v v Indikator ke 5 yang digunakan


hamil, balita 6-59 bulan adalah balita mendapat kapsul
vitamin A.

Bila keluarga mempunyai ibu


4 - - v v v Indikator ke 5 yang digunakan
hamil
adalah bumil mendapat TTD
90 tablet.

5 Bila keluarga mempunyai v v v v v Indikator ke 5 yang digunakan


bayi 0-6 bulan adalah bufas mendapat
suplement gizi

6 Bila keluarga mempunyai v - v v v -


balita 6-59 bulan

7 Bila keluarga tidak mempunyai - - v v -


-
bayi, balita dan ibu hamil
*) Keterangan : v : berlaku
- : tidak berlaku

1. Jadwal Kegiatan
(Jadwal Terlampir)
IV. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN
Pencatatan pelaporan dan evaluasi hasil pendataan kadarzi direkap serta dievaluasi dari masing
– masing desa/kelurahan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban serta di analisa
sesuai dengan indikator kadarzi, yang selanjutnya dapat ditindak lanjuti sebagai usulan program
gizi untuk tahun yang akan datang, agar selalu memberikan KIE tentang manfaat dari kadarzi.
V. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Pendataan Keluarga merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangka memperoleh data
mengenai kondisi keluarga di suatu wilayah, yang terdiri dari 5 indikator kadarzi. Hasil
Pendataan Keluarga menjadi basis dalam perencanaan kegiatan di lapangan maupun dalam
penyusunan program di tingkat Puskesmas/ kabupaten.
Masih ada masyarakat yang belum melakukan perubahan perilaku menuju keluarga sadar gizi.
Dalam hal ini indikator pemantauan pertumbuhan dan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia
0-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai