Seorang laki-laki 52 tahun, datang ke RSUP DR M Djamil Padang tanggal 23 september 2016,
rujukan dari RSU Solok. Pasien dating dengan keluhan sesak nafas terutama ketika beraktivitas.
Saat ini Tn. Y dirawat di ICU, terpasang ventilator BIPAP. P Inspirasi 15, PEEP 5, FiO2 50%.
Tercatat pernafasan spontan rata-rata 6 kali permenit, dengan bantuan monitor, nadi rata-rata 7
kali permenit, SaO2 rata-rata 97%. Tekanan darah 178/83 mmHg, MAP 116. Pasien terpasang
NGT dan kateter. Kesadaran compos mentis. Terdengar pasien ngorok, cairan suction +- 45cc
pada jam 8 pagi. Pasien didiagnosa gagal nafas, asma, CHF kelas III dan DM tipe 2 terkontrol.
Suhu 37oC, udem pada ekstremitas atas kiri dan ekstremitas bawah kiri dan kanan. Kulit
abdomen tegang, palpasi terasa keras, nyeri tekan abdomen. Urine dari jam 9-11 +- 150cc. nilai
AGD terakhir : pH 7.613, PCO2 41.4, PO2 144.5, BE -1.5, HCO3 41.2, SaO2 98%. Nilai labor
didapatkan kalium 42, natrium 135, dan cl 56. Hasil EKG : probably right ventricle hypertrophy,
Suspeced Miocard Injury. Pada tahun 1988, pasien didiagnosa hipotensi dan mengalami stroke.
Selain itu, pasien didiagnosa DM Tipe II. Pada tahun 2007, pasien dirawat di M. Djamil karena
WSD paru kiri. Pasien memiliki riwayat merokok dan konsumsi kopi berlebihan.
BAGIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI NERS
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
FORMAT PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
A. Airway
Terdengar pasien ngorok
Cairan suction +- 45cc
Terpasang NGT
B. Breathing
Keluhan sesak napas terutama ketika beraktivitas
Terpasang ventilator BIPAP. P Inspirasi 15, PEEP 5, FiO2 50%
Pernafasan spontan rata-rata 6 kali permenit
Bantuan ventilator rata-rata 7 kali permenit
AGD terakhir: pH 7.613, PCO2 41.4, PO2 144.5, BE -1.5, HCO3 41.2,
SaO2 98.6%.
C. Circulation
TD : 178/83 MM
MAP : 116
SaO2 rata-rata 97%
Nadi : 71x/menit
Suhu : 37 oC
Udem pada ekstremitas atas kiri dan ekstremitas bawah kiri dan kanan
Urine dari jam 9-11 +- 150 cc
D. Disability
Kesadaran compos mentis
E. EKG
Hasil EKG: Probably Right Ventricle Hypertrophy, Suspeced Miocard
Injury.
2. Data Demografi
Nama Lengkap : Tn. Y
Tempat/tgl lahir : Solok, 19 juli 1966
Tanggal Masuk RS : 23 September 2016
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Solok
Diagnosa medik :
1) Hipotensi dan mengalami stroke Tahun 1998
2) DM Tipe II
3) WSD Paru Kiri Tahun : 2007
Pola eliminasi :
5. Riwayat keluarga
Genogram beserta penyakit yang dialami oleh anggota keluarga lain :
Tn Y mengatakan, sebelumnya ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit
yang sama dengan Tn Y yaitu ayah dari Tn Y dengan penyakit Asma,DM dan juga
Stroke.
6. Pengkajian sekunder
Kepala :
Inspeksi / palpasi : Rambut berwarna putih dan bercampur hitam, kulit kepala
terlihat bersi, saat di raba tidak ada rambut yang rontok
Keluhan : Tidak ada keluhan
Mata :
Fungsi penglihatan : Penglihatan jelas, palpebra : ketika mata tertutup
Ukuran pupil : 2 ml isokor
Akomodasi : Tidak bermasalah isokor/unisokor
Konjungtiva : Tidak Anemis sklera : tidak iterik
Edema palpebra : Tidak Ada
Keluhan : Tidak ada keluhan
Telinga :
Fungsi pendengaran : Pendengaran baik
Fungsi keseimbangan : Baik
Keluhan : Tidak ada keluhan
Leher :
Inspeksi / palpasi : Tidak terlihat udem, tidak ada pembengkakan tiroid
Auskultrasi : Tidak ada
Thoraks :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Auskultrasi : Terdengarnya ada bunyi tambahan
Perkusi paru : Redup
Perkusi jantung : Pekak
Auskultrasi paru :
Pola ventilator : Rata-rata 7 kali permenit
Deskripsi ventilator :
Auskultrasi jantung :
Gambaran EKG : Probably Right Ventricle Hypertrophy, Suspeced Miocard
Injury.
Sirkulasi :
Frekuensi nadi :nadi rata-rata 71 kali permenit,
SaO2 : rata-rata 97%.
Tekanan darah :178/83 mmHg
MAP : 116
CVP : Teraba
PA sistolik : 178
PA diastolik : 83
PAP :178/83 mmHg = 178+83:2 = 219,05
Suhu tubuh : 37 oC
Sianosis :
Sianosis pada ekstermitas atas dan bawah, pada bibir, puncak hidung,
Turgor : Kulit abdomen tegang
Abdomen : Kulit abdomen tegang, palpasi terasa keras, nyeri tekan
abdomen.
Inspeksi : Pasien terlihat sesak, nafas cepat, pasien terlihat meringis,
pasien terlihat lesu
Auskultrasi : Terdengarnya suara ngorok
Palpasi :
Perkusi
Jenis diet :
Nafsu makan : Mengalami penurunan nafsu makan
Pengeluaran NGT : Terpasang NGT
Frekuensi BAB : Baik ( tidak bermasalah )
Keluhan : Tidak ada keluhan
Frekuensi BAK : 5x/hari
Volume urin : +- 150cc/2jam
Pengeluaran kateter : 1200cc/hari
Hematuri : Tidak ada
Keluhan BAK : Tidak ada keluhan
Riwayat kehamilan : Tidak ada keluhan
Perdarahan per vaginam : Tidak ada keluhan
Keluhan sistem reproduksi : Tidak ada keluhan
Ekstremitas :
Inspeksi :
Udem pada ekstremitas atas kiri dan ekstremitas bawah kiri dan kanan.
Masa otot : Baik
Tonus otot : Baik
Kekuatan : Baik
Kejang : Tidak ada
7. Data Laboratorium
a. Kalium : 42
b. Natrium : 135
c. Cl : 56
d. pH : 7.613
e. PCO2 : 41.4
f. PO2 : 144.5
g. BE : 1.5
h. HCO3 : 41.2
i. SaO2 : 98.6%
8. Hasil pemeriksaan diagnostik lain
Nilai AGD terakhir: pH 7.613, PCO2 41.4, PO2 144.5, BE -1.5, HCO3 41.2, SaO2
98.6%
9. Pengobatan
Pada pasien terpasang NGT dan kateter
10. Kesimpulan
Alkalosis metabolik
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Ketidakefektifan pola Hipoventilasi
Tn.Y mengeluh sesak nafas nafas
terutama ketika beraktivitas
Tn.Y mengatakan memiliki
riwayat merokok dan konsumsi
kopi berlebih
DO :
Tn.Y dirawat di ICU
Pasien terpasangan ETT
Tn.Y terpasang BIPAP
P Inspirasi 15, FiO2 50%
Pernafasan spontan 6x/i
Bantuan ventilator 7x/i
Pasien didiagnosa gagal nafas,
asma
Terdapat cuping hidung
Tn.Y terdengar ngorok
2 DS : Bersihan jalan nafas Asma
Tn.Y mengeluh sesak nafas tidak efektif
DO :
Tn.Y didiagnosa gagal nafas,
asma
Pasien terpasang ETT
Pernafasan spontan 6x/i
Cairan suction +- 45cc * Pasien
terdengar ngorok
Tn.Y pernah dirawat karena
WSD paru kiri
Terlihat pernafasan cuping
hidung
Tn.Y terdengar ngorok
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan - Respiratory status : Terapi Oksigen :
pola nafas b.d 1. bersihkan mulut, hidung,
Ventilation
Hipoventilasi
dan sekresi trakea dengan
- Respiratory status :
tepat
Airway patency
2. batasi aktivitas merokok
- Vital sign Status
3. pertahankan kepatenan
Indikator:
jalan nafas
1. Tingkat pernafasan
4. siapkan peralatan oksigen
2. Irama pernafasan
dan berikan melalui sistem
3. Kedalaman Inspirasi
humidifier
4. Suara nafas auskultasi
5. berikan oksgen tambahan
5. Kepatenan jalan nafas
seperti yang diperintahkan
6. Volume tidal
6. monitor aliran oksigen
7. Saturasi oksigen
7. monitor posisi perangkat
8. Disfungsi paru
8. monitor kemampuan pasien
9. Retrasi dinding dada
untuk mentolerir
10. Suara nafas adventif
perangkatan oksigen ketika
11. Sesak nafas
makan
12. Tanda Tanda vital
9. amati tanda tanda
dalam rentang normal
hipoventilasi induksi
oksigen
10. monitor peralatan oksigen
untuk memastikan bahwa
alat tersebut tidak
mengganggu upaya pasien
untuk bernafas
11. sediakan oksigen ketika
pasien dibawa atau
dipindahkan
12. anjurkan pasien untuk
mendapatkan oksigen
tambahan sebelum
perjalanan udara atau
perjalanan ke daratan
tinggi dengan cara yang
tepat
13. anjurkan pasien dan
keluarga mengenai
penggunaan oksigen
dirumah
14. atur dan ajarkan pasien
mengenai penggunaan
oksigen dirumah
15. rubah kepada pilihan
peralatan pemberian
oksigen lainnya untuk
meningkatkan kenyamanan
dengan tepat
Terapi relaksasi
1. Gambarkan rasionalisasi
dan manfaat relaksasi sera
jensi relaksasi yang
tersedia
2. Uji penurunan tingkat
energi saat ini
ketidakmampuan untuk
konsentrasi atau gejala lain
yang mengiringi yang
mungkin mempengaruhi
kemampuan kognisi untuk
befokus pada teknik
relaksasi
3. Tentukan apakah ada
intervensi relaksasi yang
sudah diberikan manfaat
4. Petimbangkan keingin
individu untuk
berpatisipasi , pilihan,
pengalaman masa lalu dan
konraindikasi sebelum
memilih strategi relaksasi
tertentu
5. Ciptakan lingkungan yang
tenag dan tanpa distraksi
dengan lampu yang redup
dan suhu lingkungan yang
nyaman, jika
memungkinkan
6. Dorong klien untuk
mengambil posisi yang
nyaman dengan pakaina
longgar dan mata tertutup
7. Spesifikan isi intervensi
relaksasi
8. Dapatakan perilaku yang
menunjukan terjadi
relaksasi,misalnya bernafas
dalam,menguap,pernafasan
perut,atayu bayangan yang
menenangkan
9. Minta klien untuk rileks
dan merasakan sensasi
yang terjadi
10. Gunakan suara yang
lembut dengan irama yang
lambat untuk setiap kata
11. Tunjukan dan praktikan
teknik relaksasi pada klien
12. Dorong klien untuk
mengulang praktek teknik
relaksasi jika
memungkinkan
13. Antisipasi penggunan
relaksasi
14. Berikan informasi tertulis
mengenai persiapan
keterlibatan didadalam
tenik relaksasi
15. Dorong pengulangan
teknik praktik-praktik
tertentu secara berkala
16. Berikan waktu yang tidak
terganggu karena mungkin
saja klien tertidur
17. Dorong knotrol sendiri
ketika relaksasi dilakukan
18. Kembangkan kaset teknik
relaksasi untuk digunakan
individu dengan tepat
Pengaturan posisi aktivitas :
1. tempatkan pasien diatas
matras atau tempat tidur
teraupetik
2. berikan matras yang
lembut
3. dorong pasien untuk
terlibat dalam perubahan
posisi
4. monitor status oksigen
5. berikan obat sebelum
membalikkan badan pasien
dengan tepat
6. masukkan posisi tidur yang
diinginkan kedalam
rencana keperawatan jika
tidak ada kontraindiksi
7. impbilisasi atau sokong
bagian tubuh yang terkena
dampak
8. tinggikan bagian tubuh
yang terkena dampak
9. dorong latihan ROM aktif
dan pasif
10. sokong leher pasien dengan
tepat
- Fisioterapi Dada:
Aktivitas:
1. Menentukan kehadiran
kontraindikasi untuk
penggunaan fisioterapi
dada (misalnya
eksaserbasiakut PPOK,
pneumonia tanpa bukti
sputum berlebihan,
osteoporosis, kanker paru-
paru, dan edema celebral
2. Lakukan fisioterapi dada
setidaknya 2 jam setelah
makan
3. Jelaskan tujuan dan
prosedur yang digunakan
selama fisioterapi dada
pada pasien
4. Posisikan setiap peralatan
yang diperlukan (misalnya
peralatan suction, wadah
sputum, dan jaringan)
5. Pantau pernafasan dan
status jantung (misalnya
kecepatan, irama, bunyi
nafas, dan kedalaman
nafas)
6. Memantau jumlah dan
karakter secret
7. Menentukan segmen paru
yang mengandung sekresi
berlebihan
8. Posisi pasien dengan
segmen paru yang akan
diperlukan dalam posisi
teratas, membuat
modifikasi untuk pasien
tidak dapat mentoleransi
posisi yang ditentukan
(yaitu menghindari
penempatan pasien dengan
COPD, cedera kepala akut,
dan masalah jantung dalam
Trendelenburg karena
dapat meningkatkan sesak
nafas, intrakranial tekanan,
dan stress, masing-masing)
9. Gunakan bantal untuk
mendukung pasien dalam
posisi yang ditunjuk
10. Mogok dada berirama dan
dalam sesi cepat
menggunakan tangan
menangkap diatas area
yang akan dikeringkan
selama 3-5 menit,
menghindari perkusi diatas
tulang belakang, ginjal,
payudara wanita, sayatan,
dan patah tulang rusuk
11. Terapkan pneumatik,
akustik, atau percussors
dada listrik
12. Cepat dan penuh semangat
bergetar tangan, menjaga
bahu dan lengan lurus dan
pergelangan tangan kaku,
pada area yang akan
dikeringkan sedangkan
hembushan pasien atau
batuk 3-4 kali
13. Anjurkan pasien untuk
expatorate sekresi
melonggarkan melalui
pernafasan dalam
14. Mendorong batuk selama
dan setelah prosedur
15. Suction melonggarkan
sekret
16. Pantau toleransipasien
selama dan setelah
prosedur (misalnya pulse
oximetry, TTV, dan
meporkan tingkat
kenyamanan)
- Terapi Oksigen
Aktivitas:
1. Bersihkan mulut, hidung
dan pengeluaran trakea
dengan tepat
2. Pertahankan potensi jalan
nafas
3. Siapkan peralatan oksigen
dan jalankan setelah
dipanaskan, sistem
dilembabkan
4. Berikan oksigen tambahan
sesuai order
5. Monitor liter oksigen
6. Monitor posisi alat bantu
oksigen
7. Intruksikan pasien tentang
pentingnya menghidupkan
alat bantu oksigen
8. Cek secara berkala alat
bantu okisigen untuk
memastikan bahwa
konsentrasi yang
diresepkan lancar
9. Monitor efektifitas terapi
oksigen dengan tepat
10. Pastikan penggantian
masker oksigen atau kanula
setiap perangkat dilepaskan
11. Monitor kemampuan
pasien dalam menghadapi
pelepasan oksigen ketiha
makan
12. Ganti alat bantu oksigen
dari masker ke nasal kanul
ketika makan
13. Observasi tanda
hipoventilasi induksi
oksigen
14. Monitor tanda keracunan
oksigen dan penyerapan
ateletaksis
15. Monitor perawatan oksigen
untuk memastikan bahwa
tidak mengganggu usaha
bernafas
16. Monitor hubungan
kecemasan pasien dengan
terapi oksigen yang
dibutuhkan
17. Monitor kerusakan kilit
dari pergeseran peralatan
oksigen
- Monitoring Respirasi
Aktivitas:
1. Catat pergerakan dada,
lihat kesimetrisannya,
penggunaan otot bantu
nafas dan retraksi
supraclavicular, dan otot
intercostal
2. Pantau pola pernafasan:
bradipnea, takipnea
hiperventilasi, pernafasan
kusmaul, pernafasan chines
stoke. Apnea, respirasi
biok dan pola ataxic
3. Auskultasi bunyi nafas,
catat area dimana terjadi
penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan
adanya suara nafas
tambahan
4. Palpasi kesamaan ekspansi
paru
5. Tentukan kebutuhan akan
suction melalui auskultasi
adanya trackel dan rongkhi
dijalan nafas utama
6. Pantau nilai PFT, kapasitas
vital paru, kekuatan
maksimal inspirasi,
kekuatan volume ekspirasi
dalam 1 menit (FEV) atau
FVC untuk persiapan
7. Pantau kemampuan pasien
untuk batuk efektif
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal : Jam
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Tingkat CM CM CM CM CM CM CM CM
Sistem kesadaran
Neurologi Ukuran 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
pupil
Reaksi + + + + + + + +
pupil
GCS 15 15 15 15 15 15 15 15
Jenis BIPAP BIPAP BIPAP BIPAP BIPAP BIPAP BIPAP BIPAP
Sistem Ventilator
Pernafasan PEEP 5 5 5 5 5 5 5 5
Frekwensi 15 16 15 17 16 17 16 17
nafas
Tekanan 178/83 176/80 175/83 177/83 176/81 174/82 176/80 174/83
darah
MAP 116 117 116 117 117 116 116 117
Sistem Frekwensi 71 74 75 70 73 74 77 78
Kardiovaskuler nadi
CVP - - - - - - - -
Suhu 37 36,5 36,9 36,8 37,1 37,3 36,7 37,1
tubuh
PA sistolik
PA
diastolik
PA mean
Sat O2 97 98 97 98 97 98 97 97,7
Enteral
Cairan Masuk Parenteral
Lain
Urin
Cairan Keluar Enteral
Lain
Ph 7,613 7,6 7,68 7,62 7,67 7,65 7,65 7,7
Pa O2 144,5 144,6 144,4 144,7 144,6 144,7 144,6 144,5
Pa CO2 41,4 40 41,1 41 41,3 41,2 41,1 41,6
Analisa Gas HCO3 41,2 40,7 40,9 41 41,5 41,3 41,4 41,6
Darah Sa O2 98,6 98 97,5 98,1 97 97,1 96 97
BE -1,5 1 -1,2 -1,5 1,1 1,4 1,5 1,2
Na 135 136 133 137 134 138 135 136
Elektrolit K 42 41 43 41 44 42 43 44
Cl 56 55 54 57 55 57 54 56