Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOSAKATA


BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD
Oleh:
Yani Lestari1), Imam Suyanto2), Kartika Chrysti Suryandari3)
FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret
e-mail:lestariyani90@yahoo.co.id
1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Word Square dalam Peningkatan Motivasi


dan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IVSD. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan cara penggunaan model pembelajaran word square yang dapat
meningkatkan pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Inggris, meningkatkan motivasi dan
penguasaan kosakata Bahasa Inggris melalui model pembelajaran word square. Penelitian ini
menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam
tiga siklus. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN Argopeni semester 2 sejumlah 28 siswa.
Teknik pengumpulan datanya observasi, wawancara, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan model pembelajaran word square dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan
kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD.

Kata Kunci: Model,word square, pembelajaran, bahasa Inggris.

Abstract:The using of Word Square Model in Improving Motivasion and Vocabulary


Mastery English Learning in the Fourth Grade Students Elementary School.The purpose of
this study is describing steps word square model in increase vocabulary mastery English
learning, increase motivasion and vocabulary mastery English Learning in the fourth grade
elementary school with Word Square Model. This research utilize Classroom Action Research
(CAR). Procedure of the research consists of planning, action, observation, and reflection.
Action performing is performed in three cycles. The subjects were elementary school students
in fourth grade with total 28 students. Data collection techniques using observation,
interviews, and tests. The conclusions show the Word Square Model can increase motivasion
and English vocabulary mastery for the fourth grade students state elementary school.

Keywords: model, word square, learning, English.

PENDAHULUAN merupakan bahasa kedua bagi seluruh


siswa dan masyarakat Indonesia.
Sudah lama penguasaan bahasa Kridalaksana dalam Hasanudin (2011)
Inggris menjadi pengetahuan yang perlu mengatakan bahwa kosakata adalah 1)
dipelajari oleh orang Indonesia. Besarnya komponen bahasa yang memuat secara
kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris informasi tentang makna dan pemakaian
telah membuat pengetahuan ini menjadi kata dalam bahasa, 2) kekayaan kata yang
sebuah komoditas bisnis tersendiri. Jika dimiliki seorang pembicara, penulis atau
dulu anak Indonesia baru mempelajari suatu bahasa,dan 3) daftar kata yang
bahasa Inggris pada tingkat SMA, disusun seperti kamus, tetapi dengan
sekarang mereka memulainya pada tingkat penjelasan yang singkat dan praktis. Tanpa
yang lebih dini yaitu SD dan bahkan TK. memliki kosakata yang memadai seorang
Penguasaan kosakata merupakan hal yang siswa akan mengalami kesulitan dalam
paling mendasar yang harus dikuasai siswa mencapai kompetensi berbahasa
dalam pembelajaran bahasa Inggris yang
sebagaimana yang diharapkan. Dengan yang disampaikan menjadi menurun.
banyaknya kosakata yang dikuasai oleh Apabila minat telah menurun, maka
seseorang maka semakin luas jangkauan motivasi belajar ikut terpengaruh negatif
pengetahuannya. Kosakata merupakan hal dan pada akhirnya penguasaan kosakata
yang sangat penting dalam mempelajari siswa tidak akan meningkat.
bahasa Inggris, selain structure, grammar, Berdasarkan hasil observasi dapat
pronouncation, karena jika seorang siswa diketahui bahwa selama ini minat peserta
kurang menguasai kosakata-kosakata maka didik dalam mengikuti pembelajaran
akan sulit baginya untuk bahasa Inggris masih kurang. Hal ini bisa
mengkomunikasikan hal yang ada terjadi karena pembelajaran yang
dipikirannya baik secara lisan maupun dilakukan oleh guru masih bersifat
tertulis. monoton dan menjemukan sehingga
Dalam pendidikan, motivasi penguasaan kosakata peserta didik masih
merupakan salah satu faktor penunjang sangat minim. Penggunaan media dan
dalam menentukan intensitas usaha untuk model pembelajaran terlihat masih kurang.
belajar dan juga dapat dipandang sebagai Pembelajaran lebih banyak melalui latihan-
suatu usaha yang membawa anak didik ke latihan tertulis dan melafalkan kata atau
arah pengalaman belajar sehingga dapat tata bahasa Inggris. Dari hasil belajar yang
menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa diperoleh siswa rata-rata 60,17 padahal
serta memusatkan perhatian siswa pada batas KKM mata pelajaran bahasa Inggris
suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu di SD Negeri Argopeni adalah 65,
tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan sedangkan KKM peneliti adalah 80. Oleh
tingkah laku tetapi juga dapat karena itu seorang pengajar harus bisa
mengarahkan dan memperkuat tingkah memilih model dan media dalam
laku. Siswa yang mempunyai motivasi pembelajaran, dengan tujuan agar
dalam pembelajarannya akan menunjukkan pembelajaran bahasa Inggris lebih
minat, semangat, dan ketekunan yang bermakna, dan dengan kebermakanaan
tinggi dalam belajarnya, tanpa banyak tersebut hasil belajar bisa lebih meningkat.
bergantung kepada guru. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu
Dalam pembelajaran bahasa strategi dalam pembelajaran bahasa Inggris
Inggris di sekolah perlu diupayakan yang mendorong dan merangsang siswa
bagaimana agar dapat mempengaruhi dan untuk aktif dalam pembelajaran, yaitu
memotivasi siswa melalui metode atau salah satunya dengan model pembelajaran
model pembelajaran. Penggunaan metode Word Square. Model Pembelajaran Word
pembelajaran yang didominasi oleh Square menurut Widodo (2009)
metode ceramah dan penugasan merupakan model pembelajaran yang
menunjukkan masih tingginya peran memadukan kemampuan menjawab
sentral guru di satu sisi, dan terbatasnya pertanyaan dengan kejelian dalam
peran aktif peserta didik di sisi lain. Guru mencocokan jawaban pada kotak-kotak
aktif memberikan banyak informasi, jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki
sedangkan peserta didik berusaha silang tetapi bedanya jawabannya sudah
menyerap dan menerima informasi dari ada namun disamarkan dengan
guru. Atau seringkali guru hanya memberi menambahkan kotak tambahan dengan
tugas kepada siswa untuk mengerjakan sembarang huruf/angka penyamar atau
Lembar Kerja Siswa (LKS). Kreativitas pengecoh. Model pembelajaran Word
peserta didik menjadi terkekang dan tak Square dapat digunakan untuk mendorong
tersalurkan dengan baik, karena semua pemahaman siswa terhadap materi
peserta didik diperlakukan sama. Peluang pelajaran, dapat melatih kedisiplinan
untuk mengembangkan kreativitas dan siswa, dapat melatih sikap teliti dan kritis,
pengetahuan seluas-luasnya menjadi dan merangsang siswa untuk berpikir
terbatas.Minat, respon, dan respek peserta efektif.
didik terhadap guru dan mata pelajaran
Model pembelajaran ini mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
sebagai pendorong dan penguat siswa Inggris pada siswa kelas IV SD Negeri
terhadap materi yang disampaikan. Melatih Argopeni tahun ajaran 2012/2013?
ketelitian dan ketepatan dalam menjawab Tujuan penelitian ini yaitu 1)
dan mencari jawaban dalam lembar kerja. Untuk mendeskripsikan cara penggunaan
Dan tentu saja yang ditekankan disini model pembelajaran word square yang
adalah dalam berpikir efektif, jawaban
dapat meningkatkan pembelajaran
mana yang paling tepat.
Motivasi dalam pembelajaran juga penguasaan kosakata bahasa Inggris pada
sangat diperlukan selain adanya model- siswa kelas IV SD Negeri Argopeni tahun
model pembelajaran. Istilah motivasi ajaran 2012/2013, 2) Meningkatkan
berasal dari kata motif yang dapat diartikan motivasi dan penguasaa kosakata bahasa
sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri Inggris melalui model pembelajaran word
individu, yang menyebabkan individu square pada siswa kelas IV SD Negeri
tersebut bertindak atau berbuat. Uno dan
Argopeni tahun ajaran 2012/2013.
Mohamad (2011) menyatakan bahwa
motivasi adalah suatu kekuatan (power) METODE PENELITIAN
atau tenaga (forces) atau daya (energi) atau
Penelitian ini dilaksanakan
suatu keadaan yang kompleks dan
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
kesiapsediaan dalam diri individu untuk
Sumber data dalam penelitian tindakan
bergerak ke arah tujuan tertentu. Motivasi
kelas ini meliputi siswa, teman sejawat,
memiliki peranan dalam menentukan
dan dokumen. Prosedur penelitian tindakan
penguatan belajar, memperjelas tujuan
kelas berupa perencanaan, pelaksanaan,
belajar, dan menentukan ketekunan belajar.
observasi, dan refleksi. Pelaksanaan
Berdasarkan kenyataan dan
tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus,
permasalahan sebagaimana di atas, maka
masing-masing siklus dua pertemuan.
peneliti mencoba mengadakan penelitian
Pada tahap perencanaan, peneliti
tindakan kelas yang setidaknya mampu
mengkaji silabus untuk mengetahui
meningkatkan keterampilan berkomunikasi
kompetensi dasar dan materi yang akan
siswa dengan Bahasa Inggris melalui
diajarkan. Kemudian peneliti menyusun
peningkatan motivasi dan penguasaan
RPP, menyiapkan media, dan menyusun
kosakata. Oleh karena itu peneliti
instrumen penelitian. Sumber data dalam
mengajukan penelitian tindakan kelas
penelitian tindakan kelas ini meliputi
dengan judul ”Penggunaan Model
siswa, teman sejawat, dan dokumen.
Pembelajaran Word Square dalam
Teknik pengumpulan data yang digunakan
Peningkatan Motivasi dan Penguasaan
adalah teknik triangulasi dengan tes,
Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV
observasi, wawancara, dan angket.
SD Negeri Argopeni Tahun Ajaran
Sugiyono berpendapat bahwa teknik
2012/2013”.
pengumpulan data merupakan langkah
Rumusan masalah dari penelitian
yang paling strategis dalam penelitian,
ini adalah 1) Bagaimana penggunaan
karena tujuan utama dari penelitian adalah
model pembelajaran word square dapat
mendapatkan data (2009).
meningkatkan pembelajaran kosakata
Analisis data yang dilakukan
bahasa Inggris pada siswa kelas IV SD
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
Negeri Argopeni tahun ajaran 2012/2013?,
deskriptif yang meliputi data kuantitatif
2) Apakah penggunaan model
dan data kualitatif. Arikunto berpendapat
pembelajaran word square dapat
bahwa data kualitatif yaitu data yang
meningkatkan motivasi dalam
berupa informasi berbentuk kalimat yang
pembelajaran kosakata bahasa Inggris pada
memberi gambaran tentang ekspresi siswa
siswa kelas IV SD Negeri Argopeni tahun
tentang tingkat pemahaman terhadap suatu
ajaran 2012/2013?, 3) Apakah penggunaan
mata pelajaran (kognitif), pandangan atau
model pembelajaran word square dapat
sikap siswa terhadap model belajar yang
baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti meningkatnya semangat serta motivasi
pelajaran, perhatian, antusias dalam siswa membuat motivasi dan penguasaan
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar kosakata siswa juga semakin meningkat.
dan sejenisnya, dapat dianalisis secara Kegiatan pada siklus I dinilai masih
kualitatif (2009). kurang, sehingga perlu diperbaiki pada
Data kuantitatif diperoleh dari siklus II. Hasil pelaksanaan pada siklus II
hasil analisis data yang berupa tes evaluasi mengalami peningkatan yang cukup baik,
dan tes performance tentang penguasaan akan tetapi belum semua indikator kinerja
kosakata sedangkan data kualitatif penelitian tercapai. Peneliti kemudian
diperoleh dari analisis penerapan model melanjutkan penelitian siklus III. Hasil
pembelajaran word square saat proses yang diperoleh pada siklus III
belajar mengajar berlangsung. Sebagai menunjukkan hasil yang baik, semua
dasar untuk mengetahui keefektifan dan indikator kinerja penelitian telah tercapai,
keberhasilan tindakan serta pedoman sehingga peneliti mengakhiri penelitian
analisis data perlu adanya indikator kinerja tindakan kelas ini.
dalam penelitian yaitu: 1) Proses Berikut peneliti sajikan
pembelajaran menggunakan model perbandingan persentase ketuntasan belajar
pembelajaran word square yang diukur siswa dari kondisi awal, siklus I, II, dan III
melalui observasi terhadap guru dan siswa pada tabel 1.
setiap siklusnya, 2) 80% siswa mengalami
peningkatan motivasi dalam pembelajaran Tabel 1. Perbandingan Persentase
kosakata yang diukur menggunakan KetuntasanBelajar Bahasa Inggris dari
angket, 3) 80% siswa mengalami Kondisi Awal, Siklus I, II, III
peningkatan penguasaan kosakata yang Persentase Ketuntasan %
diukur dari hasil tes evaluasi dan tes SDN 1 Argopeni
performance dan dihitung dari rata-rata Awal 42,84%
nilai siswa minimal 80, 4) 80% siswa Siklus 1 82,15%
tuntas mencapai KKM yang diukur dari Siklus 2 85,71%
hasil tes evaluasi siswa yang mendapat Siklus 3 96,42%
nilai ≥80. Nilai 80 sebagai kriteria
ketuntasan minimal. Langkah-langkah yang peneliti
lakukan dalam penggunaan model
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran word square adalah 1) guru
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan menyampaikan materi pelajaran sesuai
dalam tiga siklus. Penelitian dilaksanakan dengan kompetensiyang ingin dicapai, 2)
pada bulan Maret 2013 sampai dengan guru menjelaskan langkah-langkah model
April 2013. Kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran word square, 3) guru
penelitian tindakan kelas ini meliputi membagikan lembar kegiatan sesuai
kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada dengan materi pelajaran yang telah
kegiatan awal dimulai dengan salam, disampaikan, 4) siswa menjawab soal
berdoa, mengecek kehadiran siswa, kemudian mengarsir huruf dalam kotak
menyampaikan apersepsi untuk sesuai jawaban yang benar, 5) guru
menghubungkan materi yang telah didapat memberikan nilai pada lembar
siswa sebelumnya dengan materi yang kerja/lembar evaluasi siswa. Langkah-
akan disampaiakan oleh guru, dan langkah ini peneliti peroleh berdasarkan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hasil penelitian di lapangan dengan
akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. menyederhanakan langkah-langkah
Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan penggunaan model pembelajaran word
pembelajaran menggunaan model square menurut Uno dan Mohmad (2011).
pembelajaran word square. Persentase siswa yang tuntas pada
Semakin baik langkah yang siklus I adalah 82,15%. Untuk mencapai
digunakan guru dan semakin hasil yang lebih baik, peneliti melakukan
perbaikan-paerbaikan pada siklus I. Berikut peneliti sajikan perbandingan
Persentase siswa yang tuntas pada siklus II persentase tes performance.
mengalami peningkatan yaitu menjadi
85,71%. Peningkatan kembali terjadi pada Tabel 3. Perbandingan Persentase Tes
siklus III yaitu menjadi 96,42%. Meskipun Peformance
hasil pada siklus I telah mencapai indikator Rata-rata Persentase
kinerja penelitian, yaitu sebesar 80% siswa Aspek yang Tes Performance
tuntas mencapai KKM, namun peneliti Dinilai Siklus Siklus Siklus
tetap melanjutkan sampai siklus III karena I II III
hasil dari observasi, tes performance, dan 48,21 69,63 80,35
Membaca
motivasi siswa belum mencapai hasil yang % % %
ditargetkan. Persentase hasil observasi 51,78 69,64 83,92
Mendengarkan
diperoleh dari rata-rata persentase hasil % % %
observasi guru dan siswa. Berikut peneliti 49,99 74,99 89,28
Menulis
sajikan perbandingan persentase hasil % % %
observasi dalam penggunaan model 37,49 62,49 80,35
Berbicara
pembelajaran word square. % % %
46,86 69,18 83,47
Rata-rata
% % %
Tabel 2. Perbandingan Persentase Hasil
Observasi dari Siklus I, II, dan III. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
Rata-rata Persentase rata-rata persentase tes performance pada
No setiap siklusnya mengalami peningkatan.
Hasil Observasi
Persentase aspek membaca pada siklus I adalah
1.Siklus I 75% 48,21%, pada siklus II mengalami peningkatan
2.Siklus II 82% menjadi 69,63%, dan meningkat lagi pada
3.Siklus III 93% siklus III yaitu menjadi 80,35%. Persentase
aspek mendengarkan pada siklus I adalah
Berdasarkan tabel 2 diketahui 51,78%, kemudian meningkat pada siklus II
bahwa rata-rata persentase hasil observasi menjadi 69,64% dan meningkat lagi pada
dalam penggunaan model pembelajaran siklus III menjadi 83,92%. Persentase aspek
word squareselalu meningkat. Pada siklus menulis juga mengalami peningkatan pada
I persentase yang diperoleh adalah 75%, setiap siklusnya. Siklus I mendapat 49,99%,
kemudian pada siklus II menjadi 82%, dan siklus II mendapat 74,99%, dan siklus III
mendapat 89,28. Persentase aspek berbicara
siklus III menjadi 93%. Dalam proses pada siklus I adalah 37,49, pada siklus II
pembelajaran siswa terlihat senang, menjadi 62,49, dan pada siklus III meningkat
antusias, dan semangat dalam mengikuti menjadi 80,35%. Rata-rata yang diperoleh dari
proses pembelajaran. Model pembelajaran keempat aspek berbahasa pada siklus I adalah
word square yang mulanya dirasa sulit 46,86%, pada siklus II meningkat menjadi
oleh siswa menjadi mudah, karena peneliti 69,18%, dan meningkat kembali pada siklus III
mengemasnya dengan baik dan menjadi 83,47%. Indikator kinerja penelitian
menyenangkan. Indikator kinerja yang ditargetkan oleh peneliti telah tercapai
penelitian adalah 80% siswa bisa pada siklus III, sehingga peneliti tidak
mengikuti proses pembelajaran melakukan tindakan lagi.
Motivasi yang dimiliki siswa dalam
menggunakan model pembelajaran word
mengikuti pembelajaran kosakata bahasa
square. Pada siklus II peneliti sudah Inggris juga mengalami peningkatan pada
mampu mencapai indikator kinerja setiap siklusnya. Berikut peneliti sajikan
penelitian, namun masih adanya indikator perbandingan persentase rata-rata motivasi
lain yang belum mencapai target yang pembelajaran kosakata.
membuat peneliti melanjutkan sampai
siklus III. Indikator yang belum tercapai Tabel 4. Perbandingan Persentase Rata-rata
adalah pada peningkatan penguasaan Motivasi Pembelajaran Kosakata
kosakata siswa pada tes performance.
Indikator Siklus Siklus Siklus Berdasarkan hasil penelitian
I II III penggunaan model pembelajaran word square
Motivasi Intrinsik pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas
Senang IV SD dapat diambil kesimpulan bahwa 1)
52 71 84 penggunaan model pembelajaran word square
belajar
Menambah dapat meningkatkan pembelajaran kosakata
57 69 83 bahasa Inggris siswa, terbukti dari hasil
pengetahuan observasi yang selalu mengalami peningkatan
Menyelesai - pada setiap siklusnya, 2) penggunaan model
58 72 82
kan tugas pembelajaran word square dapat meningkatkan
Rata-rata
dengan baik 56% 71% 83% motivasi dan penguasaan kosakata bahasa
Motivasi Ekstrinsik Inggris siswa, terbukti dari penilaian tes
Kompetisi evaluasi yang hasilnya selalu meningkat.
59 74 83 Berdasarkan simpulan di atas maka
mencapai
Menyukai
tujuan belajar peneliti memberikan beberapa saran
61 74 86 diantaranya: 1) guru sebaiknya dapat
situasi
menciptakan pembelajaran yang
Mendapat
pembelajaran
58 71 82 menyenangkan sehingga siswa tidak merasa
perhatian bosan dan tetap bersemangat dengan tetap
Rata-rata 59% 73% 84% memperhatikan alokasi waktu pembelajaran, 2)
Rata-rata guru perlu mempersiapkan LKS dan media
58% 72% 84% yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
total
dapat mendukung jalannya pembelajaran
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sehingga siswa bisa lebih termotivasi.
persentase rata-rata motivasi selalu meningkat
pada setiap siklus. Aspek yang diukur adalah DAFTAR PUSTAKA
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Indikator dari motivasi intrinsik adalah senang Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan
belajar, menambah pengetahuan, dan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
menyelesaikan tugas dengan baik. Dalam tabel
dapat dilihat pada siklus I rata-rata yang Hasanudin. (2011). Jenis-jenis Penguasaan
diperoleh dari motivasi intrinsik sebesar 56%, Kosakata. Diakses dari
kemudian meningkat pada siklus II menjadi http://hasan2u.blogspot.com/2011/03
71%, dan pada siklus III meningkat kembali /jenis-jenis-penguasaan-
menjadi 83%. Hal ini menunjukkan motivasi
kosakata_11.htmlpada tanggal 13
intrinsik siswa dalam pembelajaran kosakata
senantiasa meningkat. Indikator dari motivasi Desember 2012.
ekstrinsik meliputi kompetensi mencapai
tujuan belajar, menyukai situasi pembelajaran, Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
dan mendapat perhatian.rata-rata dari motivasi Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
ekstrinsik pada siklus I sebesar 59%, pada Kualitatif, dan R&D). Bandung:
siklus II mengalami peningkatan menjadi 73%. Alfabeta
Peningkatan kembali terjadi pada siklus III
yaitu sebesar 84%. Persentase rata-ratadari Uno, H.B. (2012). Teori Motivasi dan
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yaitu Pengukurannya. Gorontalo: Bumi
58% pada siklus I, kemudian meningkat Aksara
menjadi 72% pada siklus II, dan 84% pada
siklus III. Berdasarkan hasil yang diperoleh Uno, H.B. & Mohamad, N. (2011). Belajar
maka indikator kinerja penelitian sebesar 80% dengan Pendekatan Pembelajaran
siswa mengalami peningkatan motivasi Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif
pembelajaran kosakata telah tercapai. Semua Efektif Menarik. Jakarta: Bumi
indikator kinerja penelitian dalam penelitian Aksara.
ini telah mencapai hasil yang ditargetkan, oleh
karena itu peneliti memutuskan untuk tidak
melakukan kegiatan perbaikan lagi.

SIMPULAN DAN SARAN


Widodo, R. (2009). Model Pembelajaran
Word Square. Diperoleh 21
Desember 2012, dari
http://wyw1d.wordpress.com/2009/1
1/14/model-pembelajaran-word-
square/

Anda mungkin juga menyukai