DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOSAKATA
BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD Oleh: Yani Lestari1), Imam Suyanto2), Kartika Chrysti Suryandari3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail:lestariyani90@yahoo.co.id 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS, 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS
Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Word Square dalam Peningkatan Motivasi
dan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IVSD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan cara penggunaan model pembelajaran word square yang dapat meningkatkan pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Inggris, meningkatkan motivasi dan penguasaan kosakata Bahasa Inggris melalui model pembelajaran word square. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN Argopeni semester 2 sejumlah 28 siswa. Teknik pengumpulan datanya observasi, wawancara, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model pembelajaran word square dapat meningkatkan motivasi dan penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa kelas IV SD.
Kata Kunci: Model,word square, pembelajaran, bahasa Inggris.
Abstract:The using of Word Square Model in Improving Motivasion and Vocabulary
Mastery English Learning in the Fourth Grade Students Elementary School.The purpose of this study is describing steps word square model in increase vocabulary mastery English learning, increase motivasion and vocabulary mastery English Learning in the fourth grade elementary school with Word Square Model. This research utilize Classroom Action Research (CAR). Procedure of the research consists of planning, action, observation, and reflection. Action performing is performed in three cycles. The subjects were elementary school students in fourth grade with total 28 students. Data collection techniques using observation, interviews, and tests. The conclusions show the Word Square Model can increase motivasion and English vocabulary mastery for the fourth grade students state elementary school.
Keywords: model, word square, learning, English.
PENDAHULUAN merupakan bahasa kedua bagi seluruh
siswa dan masyarakat Indonesia. Sudah lama penguasaan bahasa Kridalaksana dalam Hasanudin (2011) Inggris menjadi pengetahuan yang perlu mengatakan bahwa kosakata adalah 1) dipelajari oleh orang Indonesia. Besarnya komponen bahasa yang memuat secara kebutuhan untuk belajar bahasa Inggris informasi tentang makna dan pemakaian telah membuat pengetahuan ini menjadi kata dalam bahasa, 2) kekayaan kata yang sebuah komoditas bisnis tersendiri. Jika dimiliki seorang pembicara, penulis atau dulu anak Indonesia baru mempelajari suatu bahasa,dan 3) daftar kata yang bahasa Inggris pada tingkat SMA, disusun seperti kamus, tetapi dengan sekarang mereka memulainya pada tingkat penjelasan yang singkat dan praktis. Tanpa yang lebih dini yaitu SD dan bahkan TK. memliki kosakata yang memadai seorang Penguasaan kosakata merupakan hal yang siswa akan mengalami kesulitan dalam paling mendasar yang harus dikuasai siswa mencapai kompetensi berbahasa dalam pembelajaran bahasa Inggris yang sebagaimana yang diharapkan. Dengan yang disampaikan menjadi menurun. banyaknya kosakata yang dikuasai oleh Apabila minat telah menurun, maka seseorang maka semakin luas jangkauan motivasi belajar ikut terpengaruh negatif pengetahuannya. Kosakata merupakan hal dan pada akhirnya penguasaan kosakata yang sangat penting dalam mempelajari siswa tidak akan meningkat. bahasa Inggris, selain structure, grammar, Berdasarkan hasil observasi dapat pronouncation, karena jika seorang siswa diketahui bahwa selama ini minat peserta kurang menguasai kosakata-kosakata maka didik dalam mengikuti pembelajaran akan sulit baginya untuk bahasa Inggris masih kurang. Hal ini bisa mengkomunikasikan hal yang ada terjadi karena pembelajaran yang dipikirannya baik secara lisan maupun dilakukan oleh guru masih bersifat tertulis. monoton dan menjemukan sehingga Dalam pendidikan, motivasi penguasaan kosakata peserta didik masih merupakan salah satu faktor penunjang sangat minim. Penggunaan media dan dalam menentukan intensitas usaha untuk model pembelajaran terlihat masih kurang. belajar dan juga dapat dipandang sebagai Pembelajaran lebih banyak melalui latihan- suatu usaha yang membawa anak didik ke latihan tertulis dan melafalkan kata atau arah pengalaman belajar sehingga dapat tata bahasa Inggris. Dari hasil belajar yang menimbulkan tenaga dan aktivitas siswa diperoleh siswa rata-rata 60,17 padahal serta memusatkan perhatian siswa pada batas KKM mata pelajaran bahasa Inggris suatu waktu tertentu untuk mencapai suatu di SD Negeri Argopeni adalah 65, tujuan. Motivasi bukan saja menggerakkan sedangkan KKM peneliti adalah 80. Oleh tingkah laku tetapi juga dapat karena itu seorang pengajar harus bisa mengarahkan dan memperkuat tingkah memilih model dan media dalam laku. Siswa yang mempunyai motivasi pembelajaran, dengan tujuan agar dalam pembelajarannya akan menunjukkan pembelajaran bahasa Inggris lebih minat, semangat, dan ketekunan yang bermakna, dan dengan kebermakanaan tinggi dalam belajarnya, tanpa banyak tersebut hasil belajar bisa lebih meningkat. bergantung kepada guru. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu Dalam pembelajaran bahasa strategi dalam pembelajaran bahasa Inggris Inggris di sekolah perlu diupayakan yang mendorong dan merangsang siswa bagaimana agar dapat mempengaruhi dan untuk aktif dalam pembelajaran, yaitu memotivasi siswa melalui metode atau salah satunya dengan model pembelajaran model pembelajaran. Penggunaan metode Word Square. Model Pembelajaran Word pembelajaran yang didominasi oleh Square menurut Widodo (2009) metode ceramah dan penugasan merupakan model pembelajaran yang menunjukkan masih tingginya peran memadukan kemampuan menjawab sentral guru di satu sisi, dan terbatasnya pertanyaan dengan kejelian dalam peran aktif peserta didik di sisi lain. Guru mencocokan jawaban pada kotak-kotak aktif memberikan banyak informasi, jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki sedangkan peserta didik berusaha silang tetapi bedanya jawabannya sudah menyerap dan menerima informasi dari ada namun disamarkan dengan guru. Atau seringkali guru hanya memberi menambahkan kotak tambahan dengan tugas kepada siswa untuk mengerjakan sembarang huruf/angka penyamar atau Lembar Kerja Siswa (LKS). Kreativitas pengecoh. Model pembelajaran Word peserta didik menjadi terkekang dan tak Square dapat digunakan untuk mendorong tersalurkan dengan baik, karena semua pemahaman siswa terhadap materi peserta didik diperlakukan sama. Peluang pelajaran, dapat melatih kedisiplinan untuk mengembangkan kreativitas dan siswa, dapat melatih sikap teliti dan kritis, pengetahuan seluas-luasnya menjadi dan merangsang siswa untuk berpikir terbatas.Minat, respon, dan respek peserta efektif. didik terhadap guru dan mata pelajaran Model pembelajaran ini mampu meningkatkan penguasaan kosakata bahasa sebagai pendorong dan penguat siswa Inggris pada siswa kelas IV SD Negeri terhadap materi yang disampaikan. Melatih Argopeni tahun ajaran 2012/2013? ketelitian dan ketepatan dalam menjawab Tujuan penelitian ini yaitu 1) dan mencari jawaban dalam lembar kerja. Untuk mendeskripsikan cara penggunaan Dan tentu saja yang ditekankan disini model pembelajaran word square yang adalah dalam berpikir efektif, jawaban dapat meningkatkan pembelajaran mana yang paling tepat. Motivasi dalam pembelajaran juga penguasaan kosakata bahasa Inggris pada sangat diperlukan selain adanya model- siswa kelas IV SD Negeri Argopeni tahun model pembelajaran. Istilah motivasi ajaran 2012/2013, 2) Meningkatkan berasal dari kata motif yang dapat diartikan motivasi dan penguasaa kosakata bahasa sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri Inggris melalui model pembelajaran word individu, yang menyebabkan individu square pada siswa kelas IV SD Negeri tersebut bertindak atau berbuat. Uno dan Argopeni tahun ajaran 2012/2013. Mohamad (2011) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kekuatan (power) METODE PENELITIAN atau tenaga (forces) atau daya (energi) atau Penelitian ini dilaksanakan suatu keadaan yang kompleks dan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). kesiapsediaan dalam diri individu untuk Sumber data dalam penelitian tindakan bergerak ke arah tujuan tertentu. Motivasi kelas ini meliputi siswa, teman sejawat, memiliki peranan dalam menentukan dan dokumen. Prosedur penelitian tindakan penguatan belajar, memperjelas tujuan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, belajar, dan menentukan ketekunan belajar. observasi, dan refleksi. Pelaksanaan Berdasarkan kenyataan dan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, permasalahan sebagaimana di atas, maka masing-masing siklus dua pertemuan. peneliti mencoba mengadakan penelitian Pada tahap perencanaan, peneliti tindakan kelas yang setidaknya mampu mengkaji silabus untuk mengetahui meningkatkan keterampilan berkomunikasi kompetensi dasar dan materi yang akan siswa dengan Bahasa Inggris melalui diajarkan. Kemudian peneliti menyusun peningkatan motivasi dan penguasaan RPP, menyiapkan media, dan menyusun kosakata. Oleh karena itu peneliti instrumen penelitian. Sumber data dalam mengajukan penelitian tindakan kelas penelitian tindakan kelas ini meliputi dengan judul ”Penggunaan Model siswa, teman sejawat, dan dokumen. Pembelajaran Word Square dalam Teknik pengumpulan data yang digunakan Peningkatan Motivasi dan Penguasaan adalah teknik triangulasi dengan tes, Kosakata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV observasi, wawancara, dan angket. SD Negeri Argopeni Tahun Ajaran Sugiyono berpendapat bahwa teknik 2012/2013”. pengumpulan data merupakan langkah Rumusan masalah dari penelitian yang paling strategis dalam penelitian, ini adalah 1) Bagaimana penggunaan karena tujuan utama dari penelitian adalah model pembelajaran word square dapat mendapatkan data (2009). meningkatkan pembelajaran kosakata Analisis data yang dilakukan bahasa Inggris pada siswa kelas IV SD dalam penelitian ini adalah teknik analisis Negeri Argopeni tahun ajaran 2012/2013?, deskriptif yang meliputi data kuantitatif 2) Apakah penggunaan model dan data kualitatif. Arikunto berpendapat pembelajaran word square dapat bahwa data kualitatif yaitu data yang meningkatkan motivasi dalam berupa informasi berbentuk kalimat yang pembelajaran kosakata bahasa Inggris pada memberi gambaran tentang ekspresi siswa siswa kelas IV SD Negeri Argopeni tahun tentang tingkat pemahaman terhadap suatu ajaran 2012/2013?, 3) Apakah penggunaan mata pelajaran (kognitif), pandangan atau model pembelajaran word square dapat sikap siswa terhadap model belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti meningkatnya semangat serta motivasi pelajaran, perhatian, antusias dalam siswa membuat motivasi dan penguasaan belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar kosakata siswa juga semakin meningkat. dan sejenisnya, dapat dianalisis secara Kegiatan pada siklus I dinilai masih kualitatif (2009). kurang, sehingga perlu diperbaiki pada Data kuantitatif diperoleh dari siklus II. Hasil pelaksanaan pada siklus II hasil analisis data yang berupa tes evaluasi mengalami peningkatan yang cukup baik, dan tes performance tentang penguasaan akan tetapi belum semua indikator kinerja kosakata sedangkan data kualitatif penelitian tercapai. Peneliti kemudian diperoleh dari analisis penerapan model melanjutkan penelitian siklus III. Hasil pembelajaran word square saat proses yang diperoleh pada siklus III belajar mengajar berlangsung. Sebagai menunjukkan hasil yang baik, semua dasar untuk mengetahui keefektifan dan indikator kinerja penelitian telah tercapai, keberhasilan tindakan serta pedoman sehingga peneliti mengakhiri penelitian analisis data perlu adanya indikator kinerja tindakan kelas ini. dalam penelitian yaitu: 1) Proses Berikut peneliti sajikan pembelajaran menggunakan model perbandingan persentase ketuntasan belajar pembelajaran word square yang diukur siswa dari kondisi awal, siklus I, II, dan III melalui observasi terhadap guru dan siswa pada tabel 1. setiap siklusnya, 2) 80% siswa mengalami peningkatan motivasi dalam pembelajaran Tabel 1. Perbandingan Persentase kosakata yang diukur menggunakan KetuntasanBelajar Bahasa Inggris dari angket, 3) 80% siswa mengalami Kondisi Awal, Siklus I, II, III peningkatan penguasaan kosakata yang Persentase Ketuntasan % diukur dari hasil tes evaluasi dan tes SDN 1 Argopeni performance dan dihitung dari rata-rata Awal 42,84% nilai siswa minimal 80, 4) 80% siswa Siklus 1 82,15% tuntas mencapai KKM yang diukur dari Siklus 2 85,71% hasil tes evaluasi siswa yang mendapat Siklus 3 96,42% nilai ≥80. Nilai 80 sebagai kriteria ketuntasan minimal. Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam penggunaan model HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran word square adalah 1) guru Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan menyampaikan materi pelajaran sesuai dalam tiga siklus. Penelitian dilaksanakan dengan kompetensiyang ingin dicapai, 2) pada bulan Maret 2013 sampai dengan guru menjelaskan langkah-langkah model April 2013. Kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran word square, 3) guru penelitian tindakan kelas ini meliputi membagikan lembar kegiatan sesuai kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada dengan materi pelajaran yang telah kegiatan awal dimulai dengan salam, disampaikan, 4) siswa menjawab soal berdoa, mengecek kehadiran siswa, kemudian mengarsir huruf dalam kotak menyampaikan apersepsi untuk sesuai jawaban yang benar, 5) guru menghubungkan materi yang telah didapat memberikan nilai pada lembar siswa sebelumnya dengan materi yang kerja/lembar evaluasi siswa. Langkah- akan disampaiakan oleh guru, dan langkah ini peneliti peroleh berdasarkan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hasil penelitian di lapangan dengan akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. menyederhanakan langkah-langkah Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan penggunaan model pembelajaran word pembelajaran menggunaan model square menurut Uno dan Mohmad (2011). pembelajaran word square. Persentase siswa yang tuntas pada Semakin baik langkah yang siklus I adalah 82,15%. Untuk mencapai digunakan guru dan semakin hasil yang lebih baik, peneliti melakukan perbaikan-paerbaikan pada siklus I. Berikut peneliti sajikan perbandingan Persentase siswa yang tuntas pada siklus II persentase tes performance. mengalami peningkatan yaitu menjadi 85,71%. Peningkatan kembali terjadi pada Tabel 3. Perbandingan Persentase Tes siklus III yaitu menjadi 96,42%. Meskipun Peformance hasil pada siklus I telah mencapai indikator Rata-rata Persentase kinerja penelitian, yaitu sebesar 80% siswa Aspek yang Tes Performance tuntas mencapai KKM, namun peneliti Dinilai Siklus Siklus Siklus tetap melanjutkan sampai siklus III karena I II III hasil dari observasi, tes performance, dan 48,21 69,63 80,35 Membaca motivasi siswa belum mencapai hasil yang % % % ditargetkan. Persentase hasil observasi 51,78 69,64 83,92 Mendengarkan diperoleh dari rata-rata persentase hasil % % % observasi guru dan siswa. Berikut peneliti 49,99 74,99 89,28 Menulis sajikan perbandingan persentase hasil % % % observasi dalam penggunaan model 37,49 62,49 80,35 Berbicara pembelajaran word square. % % % 46,86 69,18 83,47 Rata-rata % % % Tabel 2. Perbandingan Persentase Hasil Observasi dari Siklus I, II, dan III. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa Rata-rata Persentase rata-rata persentase tes performance pada No setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hasil Observasi Persentase aspek membaca pada siklus I adalah 1.Siklus I 75% 48,21%, pada siklus II mengalami peningkatan 2.Siklus II 82% menjadi 69,63%, dan meningkat lagi pada 3.Siklus III 93% siklus III yaitu menjadi 80,35%. Persentase aspek mendengarkan pada siklus I adalah Berdasarkan tabel 2 diketahui 51,78%, kemudian meningkat pada siklus II bahwa rata-rata persentase hasil observasi menjadi 69,64% dan meningkat lagi pada dalam penggunaan model pembelajaran siklus III menjadi 83,92%. Persentase aspek word squareselalu meningkat. Pada siklus menulis juga mengalami peningkatan pada I persentase yang diperoleh adalah 75%, setiap siklusnya. Siklus I mendapat 49,99%, kemudian pada siklus II menjadi 82%, dan siklus II mendapat 74,99%, dan siklus III mendapat 89,28. Persentase aspek berbicara siklus III menjadi 93%. Dalam proses pada siklus I adalah 37,49, pada siklus II pembelajaran siswa terlihat senang, menjadi 62,49, dan pada siklus III meningkat antusias, dan semangat dalam mengikuti menjadi 80,35%. Rata-rata yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model pembelajaran keempat aspek berbahasa pada siklus I adalah word square yang mulanya dirasa sulit 46,86%, pada siklus II meningkat menjadi oleh siswa menjadi mudah, karena peneliti 69,18%, dan meningkat kembali pada siklus III mengemasnya dengan baik dan menjadi 83,47%. Indikator kinerja penelitian menyenangkan. Indikator kinerja yang ditargetkan oleh peneliti telah tercapai penelitian adalah 80% siswa bisa pada siklus III, sehingga peneliti tidak mengikuti proses pembelajaran melakukan tindakan lagi. Motivasi yang dimiliki siswa dalam menggunakan model pembelajaran word mengikuti pembelajaran kosakata bahasa square. Pada siklus II peneliti sudah Inggris juga mengalami peningkatan pada mampu mencapai indikator kinerja setiap siklusnya. Berikut peneliti sajikan penelitian, namun masih adanya indikator perbandingan persentase rata-rata motivasi lain yang belum mencapai target yang pembelajaran kosakata. membuat peneliti melanjutkan sampai siklus III. Indikator yang belum tercapai Tabel 4. Perbandingan Persentase Rata-rata adalah pada peningkatan penguasaan Motivasi Pembelajaran Kosakata kosakata siswa pada tes performance. Indikator Siklus Siklus Siklus Berdasarkan hasil penelitian I II III penggunaan model pembelajaran word square Motivasi Intrinsik pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas Senang IV SD dapat diambil kesimpulan bahwa 1) 52 71 84 penggunaan model pembelajaran word square belajar Menambah dapat meningkatkan pembelajaran kosakata 57 69 83 bahasa Inggris siswa, terbukti dari hasil pengetahuan observasi yang selalu mengalami peningkatan Menyelesai - pada setiap siklusnya, 2) penggunaan model 58 72 82 kan tugas pembelajaran word square dapat meningkatkan Rata-rata dengan baik 56% 71% 83% motivasi dan penguasaan kosakata bahasa Motivasi Ekstrinsik Inggris siswa, terbukti dari penilaian tes Kompetisi evaluasi yang hasilnya selalu meningkat. 59 74 83 Berdasarkan simpulan di atas maka mencapai Menyukai tujuan belajar peneliti memberikan beberapa saran 61 74 86 diantaranya: 1) guru sebaiknya dapat situasi menciptakan pembelajaran yang Mendapat pembelajaran 58 71 82 menyenangkan sehingga siswa tidak merasa perhatian bosan dan tetap bersemangat dengan tetap Rata-rata 59% 73% 84% memperhatikan alokasi waktu pembelajaran, 2) Rata-rata guru perlu mempersiapkan LKS dan media 58% 72% 84% yang sesuai dengan materi pembelajaran yang total dapat mendukung jalannya pembelajaran Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sehingga siswa bisa lebih termotivasi. persentase rata-rata motivasi selalu meningkat pada setiap siklus. Aspek yang diukur adalah DAFTAR PUSTAKA motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Indikator dari motivasi intrinsik adalah senang Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan belajar, menambah pengetahuan, dan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. menyelesaikan tugas dengan baik. Dalam tabel dapat dilihat pada siklus I rata-rata yang Hasanudin. (2011). Jenis-jenis Penguasaan diperoleh dari motivasi intrinsik sebesar 56%, Kosakata. Diakses dari kemudian meningkat pada siklus II menjadi http://hasan2u.blogspot.com/2011/03 71%, dan pada siklus III meningkat kembali /jenis-jenis-penguasaan- menjadi 83%. Hal ini menunjukkan motivasi kosakata_11.htmlpada tanggal 13 intrinsik siswa dalam pembelajaran kosakata senantiasa meningkat. Indikator dari motivasi Desember 2012. ekstrinsik meliputi kompetensi mencapai tujuan belajar, menyukai situasi pembelajaran, Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan mendapat perhatian.rata-rata dari motivasi Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, ekstrinsik pada siklus I sebesar 59%, pada Kualitatif, dan R&D). Bandung: siklus II mengalami peningkatan menjadi 73%. Alfabeta Peningkatan kembali terjadi pada siklus III yaitu sebesar 84%. Persentase rata-ratadari Uno, H.B. (2012). Teori Motivasi dan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yaitu Pengukurannya. Gorontalo: Bumi 58% pada siklus I, kemudian meningkat Aksara menjadi 72% pada siklus II, dan 84% pada siklus III. Berdasarkan hasil yang diperoleh Uno, H.B. & Mohamad, N. (2011). Belajar maka indikator kinerja penelitian sebesar 80% dengan Pendekatan Pembelajaran siswa mengalami peningkatan motivasi Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif pembelajaran kosakata telah tercapai. Semua Efektif Menarik. Jakarta: Bumi indikator kinerja penelitian dalam penelitian Aksara. ini telah mencapai hasil yang ditargetkan, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan perbaikan lagi.
SIMPULAN DAN SARAN
Widodo, R. (2009). Model Pembelajaran Word Square. Diperoleh 21 Desember 2012, dari http://wyw1d.wordpress.com/2009/1 1/14/model-pembelajaran-word- square/