Anda di halaman 1dari 13

Volume XVIII No.

3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

FAKTOR PENDUKUNG IMPLEMETASI SIMDA DAN


PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN PADA SKPD KABUPATEN KULON PROGO

Mohammad Alfian
Universitas Sebelas Maret
alfian_fee20@yahoo.co.id

ABSTRACT
This study determines the factors supporting the implementation of SIMDA (local
government’s financial management information system) on SKPDs (local
government agencies) and the effect of SIMDA implementation toward financial
statement quality. This research was based on the deficient SIMDA implementation,
as demonstrated by inadequate accounting information quality. Inadequacy of
accounting information quality was indicated by smaller number of SKPDs which
obtain an unqualified opinion on their audit report. The population in this research
is SKPDs in Kulon Progo, Yogyakarta. The samples were taken using judgmental
purposive sampling method. The hypotheses were analyzed using structural equation
model through SmartPLS. The results show that the quality of data input and the
level of user knowledge about SIMDA positively affects the SIMDA implementation.
Moreover, the top management support was not positively influence the SIMDA
implementation. Furthermore, the research also found that the SIMDA
implementation has positive influence toward the accounting information quality.
Keywords: SIMDA, local government agency, internal control, accounting
information system

PENDAHULUAN
Rendahnya kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pemerintah
daerah dibuktikan dengan sedikitnya pemerintah daerah yang memperoleh opini
wajar tanpa pengecualian (WTP) dari hasil audit atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) yang dilakukan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Hal
tersebut dapat dilihat dari ikhtisar hasil pemeriksaan semester satu tahun 2012 yang
dikeluarkan oleh BPK, yang memberikan informasi bahwa hanya 12 persen
kabupaten dan 25 persen kota atau sebanyak 36 kabupaten dan 21 kota dari 313
kabupaten dan 85 kota yang memperoleh opini WTP. BPKP menyatakan bahwa
tidak diperolehnya opini WTP oleh kabupaten dan kota disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian internal,
belum tertatanya barang milik negara/daerah, penyajian laporan keuangan yang
belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 119


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

sistem penyusunan laporan keuangan dan kurang memadainya kompetensi sumber


daya manusia pengelola keuangan pada pemerintah daerah. LPKD merupakan
gabungan dari laporan keuangan yang dihasilkan oleh SKPD-SKPD yang ada pada
daerah tersebut. Dengan kata lain rendahnya kualitas LKPD merupakan cerminan
rendahnya kualitas lapororan kuangan yang dihasilkan SKPD di daerah tersebut.
Pemerintah beserta pihak-pihak terkait berusaha meningkatkan kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan. Hal ini tercermin dari dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010 yang menggantikan PP Nomor 24 tahun 2005
dengan mengubah basis akuntansi menjadi basis akrual, guna meningkatkan kualitas
informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Sistem informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh manajemen
dalam organisasi untuk memberikan nilai tambah yang menghasilkan keunggulan
kompetitif dan sebagai alat kontrol. Rostami dan Mongadam (2010) menyatakan
bahwa teknologi informasi dapat digunakan sebagai pendukung yang sangat baik
bagi organisasi dalam menjalankan strategi yang telah ditetapkan. Pada saat sistem
informasi akuntansi (SIA) terintegrasi dengan teknologi informasi yang digunakan
oleh organisasi tidak berjalan dengan baik, maka akan menghasilkan output
informasi yang dapat melemahkan kinerja organisasi. Devi (2013) menyatakan
bahwa keberhasilan sistem informasi suatu organisasi tergantung bagaimana sistem
itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya dan pemanfaatan
teknologi yang digunakan.
Penerapan sistem informasi akuntansi pada pemerintah daerah diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan tersebut mempunyai tujuan untuk
memperbaiki informasi yang dihasilkan. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) memberikan respon positif dengan mengembangkan sebuah
program aplikasi komputer yang diberi nama SIMDA (Sistem Informasi Manajemen
Keuangan Daerah) yang mulai diperkenalkan pada tanggal 29 Agustus 2006.
Program aplikasi ini dikembangkan oleh BPKP guna membantu pengelolaan
keuangan daerah baik di tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD,
sebagai entitas pelaporan) maupun di tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD,
sebagai entitas akuntansi). Program aplikasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat
lebih kepada pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan. Namun
berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, diperoleh gambaran kondisi
pemanfaatan SIMDA yang lemah. SIMDA di Kabupaten Kulon Progo belum
sepenuhnya digunakan secara optimal, sehingga penerapan SIMDA belum dapat
membantu mencapai tujuan organisasi secara maksimal. SKPD juga dinilai kurang
siap menerima dan mengaplikasikan software keuangan terintegrasi seperti SIMDA
dalam menjalankan prosedur akuntansi. Belum ada kepastian tentang software yang
dijadikan standar (default software) dalam prosedur akuntansi, yang menyebabkan

120 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

masih beragamnya bentuk laporan keuangan yang dihasilkan oleh SKPD. Hal ini
menyulitkan pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Kemampuan
penguasaan pengoperasian SIMDA belum merata di setiap SKPD. Aplikasi SIMDA
menuntut penggunanya tidak hanya fasih dalam akuntansi tetapi juga dalam
penggunaan komputer. Masih banyak ditemukan pegawai SKPD yang lebih memilih
menggunakan kertas kerja manual atau dengan Microsoft Excell untuk
menyelesaikan pekerjaannya yang dirasa lebih mudah daripada menggunakan
SIMDA.
Penerapan SIMDA pada pemerintah daerah sebagai suatu organisasi sektor
publik diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang terkandung
dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dengan meningkatnya kualitas laporan
keuangan tersebut, diharapkan informasi akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pengambilan keputusan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang ada pada organisasi tersebut. Pertanyaan
penelitian yang dikemukakan dalam riset ini adalah: (1) apakah tingkat pemahaman
pengguna mengenai SIMDA berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA?;
(2) apakah kualitas data input berpengaruh pada implementasi SIMDA?; (3) apakah
dukungan manajemen puncak berpengaruh pada implementasi SIMDA? dan (4)
apakah implementasi SIMDA berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan pada SKPD? Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengevaluasi pemanfaatan SIMDA,
sehingga pada gilirannya dapat bermanfaat dalam mendorong peningkatan kualitas
laporan keuangan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kontribusi
dalam memperkaya penelitian di ranah keuangan daerah.

TELAAH PUSTAKA
Pengaruh Tingkat Pemahaman Pengguna terhadap Implementasi SIMDA
Devi (2013) menyatakan bahwa kesuksesan penggunaan software tergantung
pada teknologi itu sendiri dan tingkat keahlian individu yang mengoperasikannya.
Kegiatan pelatihan juga dapat membangun rasa percaya diri user, sehingga
mengantisipasi timbulnya kecemasan dan penolakan dari user terhadap sistem baru.
Pemahaman pemakai tentang teknologi informasi menentukan keberhasilan suatu
sistem informasi. Sebaliknya, ketidaktahuan atau kecemasan pemakai terhadap
sistem yang baru dapat menyebabkan kegagalan dalam menggunakan teknologi
informasi. Peningkatan pemahaman pemakai mengenai sistem informasi juga
berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memanfaatkan teknologi informasi
(Sunarti dan Nur 1998). Hasil penelitian Hargo (2001) menyatakan bahwa tingkat
pemahaman terhadap teknologi informasi secara signifikan berpengaruh terhadap
implementasi teknologi informasi. Devi (2013) juga menyatakan bahwa tingkat

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 121


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

pemahaman pengguna mempengaruhi keberhasilan implementasi sistem informasi


akuntansi. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut.
H1: Tingkat pemahaman berpengaruh positif terhadap implementasi
SIMDA.
Pengaruh Kualitas Data Input terhadap Implementasi SIMDA
Seluruh proses menghasilkan data (mulai dari pengumpulan, penyimpanan
serta penggunaan data) harus berjalan dengan baik agar data yang dihasilkan
berkualitas baik pula. Lee dan Kuat dalam Al-Hiyari et al. (2013) menyatakan bahwa
proses produksi data harus berjalan dengan baik agar mencapai hasil yang
berkualitas. Sejalan dengan hal tersebut, Rahayu (2012) menyatakan bahwa data
yang berkualitas dapat memengaruhi output dari SIA. Xu (2009) menyatakan bahwa
kualitas output SIA bergantung dari input yang ada. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut.
H2: Kualitas data input berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA.
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak terhadap Implementasi SIMDA
Cooper (2006) menyatakan bahwa komitmen manajemen dipahami sebagai
keterlibatan manajemen dalam mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan
organisasi. Peningkatan komitmen manajemen terhadap perkembangan sistem
akuntansi akan berdampak langsung terhadap kualitas implementasi SIA. Thong et
al. (1996) menyatakan bahwa jika tingkat dukungan manajemen puncak rendah,
maka manajemen puncak tidak mungkin terlibat dalam aspek pelaksanaan SIA.
Penelitian tersebut menemukan bahwa komitmen manajemen dalam meningkatkan
efektivitas sistem informasi dilakukan dengan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk proyek-proyek pengembangan SIA. Rahayu (2012) yang meneliti
pengaruh komitmen manajemen terhadap kualitas data dan SIA, menemukan bahwa
komitmen manajemen dan kualitas data bersama-sama memiliki efek yang memadai
terhadap sistem informasi akuntansi. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut.
H3: Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap
implementasi SIMDA.
Pengaruh Implementasi SIMDA terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Grande et al. (2011) mendefinisikan SIA sebagai alat yang dirancang untuk
membantu dalam pengelolaan dan pengendalian topik yang terkait dengan bidang
ekonomi serta keuangan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, Salehi et al. (2010)
menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi meningkatkan kinerja individu dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Xu (2003) menyatakan bahwa
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan yang buruk dapat
memiliki efek buruk pada pengambilan keputusan, misalnya kesalahan dalam
informasi persediaan dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah oleh

122 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

para manajer. Kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat
dievaluasi dengan empat atribut yaitu akurasi, ketepatan waktu, kelengkapan dan
konsistensi. Sejalan dengan Mc Leod et al. (2007), kualitas informasi diukur dengan
empat dimensi yaitu relevansi, akurasi, ketepatan waktu dan kelengkapan. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H4: Implementasi SIMDA berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan.

METODA PENELITIAN
Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan sumber data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa opini dan informasi dari
responden yang diperoleh dengan memberikan kuesioner yang telah disusun kepada
responden. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden, sehingga peneliti
dapat menjelaskan mengenai penelitian yang akan dilakukan serta cara pengisian
kuesioner.
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah SKPD di lingkungan
pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang menggunakan SIMDA dalam penyusunan
laporan keuangan. Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode purposive
judgment sampling. Kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel yaitu SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, SKPD yang memiliki bagian
keuangan atau akuntansi dan SKPD tersebut menggunakan SIMDA dalam
penyusunan laporan keuangan.
Data dalam penelitian dikumpulkan dengan metoda survei, yaitu metode
pengumpulan dan analisis data yang berupa opini dari subyek yang diteliti
(responden) melalui tanya-jawab (Hartono 2013). Selanjutnya analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metoda partial least square (PLS). PLS dapat digunakan
pada setiap jenis skala data (nominal, ordinal, interval dan rasio), serta syarat asumsi
yang lebih fleksibel. PLS juga digunakan untuk mengukur hubungan setiap indikator
dengan konstruknya. Selain itu, dalam PLS dapat dilakukan uji bootstrapping
terhadap struktural model yang bersifat outer model dan inner model. Penelitian ini
menggunakan indikator untuk mengukur setiap konstruknya dan juga menggunakan
model yang bersifat struktural, maka diputuskan menggunakan PLS. Adapun teknik
analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Merancang model pengukuran (outer model).
Tahap ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas yang
menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Indikator dalam penelitian
ini adalah reflektif karena indikator variabel laten memengaruhi indikatornya,
sehingga digunakan tiga tahap pengukuran menurut Latan dan Ghozali (2012)
yaitu sebagai berikut.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 123


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

1. Discriminant validity
Evaluasi yang dilakukan adalah melihat square root of average variance
extracted (AVE). Model pengukuran dinilai berdasarkan pengukuran cross
loading dengan konstruk. Jika kolerasi konstruk dengan setiap indikatornya
lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka konstruk laten
memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya. Jika nilai
√𝐴𝑉𝐸 lebih tinggi daripada nilai kolerasi di antara konstruk, maka
discriminant validity yang baik tercapai. Menurut Latan dan Ghozali (2012),
sangat direkomendasikan apabila AVE lebih besar dari 0,5. Berikut adalah
rumus untuk menghitung AVE.

Σλ 2
𝐴𝑉𝐸 = Σλ 2+ Σ ivar(ε ) ………………………….…………....……….…………..……. 1
i i i

Keterangan:
𝜆𝑖 = faktor loading (convergent validity)
𝑣𝑎𝑟(εi 1- 𝜆𝑖 2
)=
Fornnel dan Larcker (1981) dalam Latan dan Ghozali (2012) menyatakan
bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas dan
hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan nilai composite reliabity
(𝜌𝑐).
2. Composite reliability
Untuk menentukan composite reliability, apabila nilai composite
reliability ρc>0,8, maka dapat dikatakan bahwa konstruk memiliki reliabilitas
yang tinggi atau reliable. Apabila nilai 𝜌𝑐 >0,6, maka dikatakan cukup
reliable (Chin dalam Latan dan Ghozali 2012). Berikut rumus untuk
menghitung composite reliability (ρc).
(Σλ )2
ρc = (Σλ )2+ Σi var(ε ) ……………………………………………………….……….…..… 2
i i i

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan bantuan software


SmartPLS 2.0 M3 yang dapat dilihat pada Tabel 2, didapatkan bahwa nilai
composite reliability untuk semua konstruk >0,70. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah reliable atau dengan
kata lain memenuhi uji reliabilitas.
3. Cronbach Alpha
Dalam PLS, uji reliabilitas diperkuat dengan adanya cronbach alpha dimana
konsistensi setiap jawaban diujikan. Cronbach alpha di katakan baik apabila
𝛼 ≥0,5 dan dikatakan cukup apabila 𝛼 ≥0,3.
b. Merancang model struktural (inner model).
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square (R²) untuk konstruk
dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta
signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. R² dapat digunakan untuk

124 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen


apakah mempunyai pengaruh yang substantive.
c. Konstruksi diagram jalur.
d. Konversi diagram jalur ke sistem persamaan.
Dalam tahap ini dibuat persamaan untuk inner model dan outer model. Inner
model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten satu dengan
konstruk laten lainnya. Persamaan inner model adalah sebagai berikut.
η = γ1ξ1 + γ2ξ2 + γ3ξ3 + ς1 ………………………………...……………..……..……………3
1
η = β η + ς2 ………………………………………………………………….…………..… 4
2 1 1

Keterangan:
η = Variabel laten endogen.
γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen.
ξ = Variabel laten eksogen.
β = Koefisien pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen.
ς = Galat model.

Selanjutnya outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk laten


dan indikatornya. Persamaan outer model adalah sebagai berikut.
𝑥 = Λ𝑥 𝜉 + 𝜀𝑥 ………………………………………………………………….…..………… 5
𝑦 = Λ𝑦 𝜉 + 𝜀𝑦 …………………………………………………………………………….….. 6

Dimana:
x dan y = matriks variable manifest yang berhubungan dengan laten eksogen dan endogen.
Λ𝑥 dan Λ𝑦 = matriks koefisien.
𝜀𝑥 dan 𝜀𝑦 = matriks outer model residu.

e. Uji hipotesis (resampling bootstraping).


Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang dapat
dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan
berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95
persen, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan (𝛼) sebesar 5 persen,
dan menghasilkan nilai t-tabel sebesar 1.98 (Latan dan Ghozali 2012).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Kuesioner yang kembali adalah sebanyak 95 kuesioner dari 120 kuesioner
yang disebarkan. Dari kuesioner yang telah kembali, sebanyak sembilan kuesioner
tidak dapat digunakan karena kuesioner tersebut tidak diisi secara lengkap oleh
responden. Kuesioner yang dapat diolah lebih lanjut berjumlah 86 buah, sehingga
tingkat usable respon rate penelitian ini adalah sebesar 71,66 persen. Dari 86
responden, sebagian besar responden pria, yaitu sebanyak 46 responden atau 53,5
persen, dan sebanyak 40 responden atau sebesar 46,5 persen adalah wanita. Dari 86
responden, sebanyak 14 responden atau sebesar 16.3 persen adalah Sarjana S2, 45

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 125


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

responden atau 52.3 persen adalah Sarjana S1, 14 responden atau 16.3 persen adalah
Diploma (D3) dan 13 responden atau 15.1 persen adalah lulusan Sekolah Menengah
Atas (SMA).
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan bantuan software
SmartPLS 2.0 M3 yang dapat dilihat pada Tabel 1, didapatkan hasil bahwa nilai AVE
untuk semua konstruk >0,50. Hal ini berarti syarat validitas konvergen dapat
terpenuhi. Selanjutnya diperoleh hasil bahwa nilai composite reliability untuk semua
konstruk adalah>0,70. Hal ini berarti semua indikator konstruk adalah reliable atau
dengan kata lain memenuhi uji reliabilitas. Nilai Cronbach alpha yang dihasilkan
semua konstruk sangat baik yaitu sebesar >0,7, sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua indikator konstruk reflektif adalah reliable atau memenuhi uji reliabilitas.
Namun demikian menurut Latan dan Ghozali (2012), dibandingkan menggunakan
Cronbach alpha yang dihasilkan oleh PLS, disarankan untuk lebih menggunakan
acuan pada composite reliability atau Dillion-Goldstein’s.
Tabel 1
Rangkuman Hasil Olahan SmartPLS

Composite Cronbachs
Variabel AVE R2
Reliability Alpha
Dukungan manajemen puncak 0,702657 0,876272 0,789965
Kualitas input data 0,618860 0,827152 0,708122
Laporan keuangan 0,665575 0,887439 0,827832 0,521133
SIMDA 0,627967 0,893643 0,850540 0,696276
Tingkat pengetahuan pengguna 0,656645 0,851395 0,738977
Sumber: hasil olahan data dengan SmartPLS

Dari Tabel 1 dapat dilihat juga bahwa nilai R2 untuk variabel SIMDA
menunjukan hasil 0,696276, yang berarti bahwa dukungan manajemen puncak,
kualitas data input dan tingkat pengetahuan pengguna mengenai SIMDA
memengaruhi implementasi SIMDA sebesar 69,6 persen. Hal tersebut menunjukan
bahwa 30,4 persen faktor atau variabel lain yang mendukung implementasi SIMDA
pada SKPD yang ada di Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Sedangkan nilai R2
untuk variabel kualitas laporan keuangan sebesar 0,521133, yang menunjukan bahwa
SIMDA memengaruhi kualitas laporan keuangan sebesar 52,1 persen, sehingga
masih ada 47,9 persen variabel atau faktor lain yang memengaruhi kualitas laporan
keuangan.

126 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

Sumber: SmartPLS 2.0


Gambar 1
Konstruksi Diagram Jalur

Berdasarkan pengolahan data menggunakan SmartPLS, diperoleh konstruksi


diagram jalur seperti pada Gambar 1 di atas. Adapun koefisien masing-masing jalur
disajikan terperinci pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2
Tabel Koefisien Jalur

Original Std.
Variabel Mean Std. Dev. t
Sample Error
Tingkat pengetahuan penggunaSIMDA 0,0122 0,31141 0,15015 0,15015 2,00610
Kualitas input dataSIMDA 0,37958 0,39697 0,15272 0,15272 2,48548
Dukungan manajemen puncakSIMDA 0,28528 0,27823 0,18493 0,18493 1,54263
SIMDALaporan keuangan 0,72190 0,73720 0,08552 0,08552 8,44133
Sumber: hasil olahan data dengan SmartPLS

Berdasarkan path coefficients di atas dapat dilihat bahwa hanya dukungan


manajemen puncak yang berpengaruh tidak signifikan terhadap SIMDA, sedangkan
kualitas data input dan tingkat pengetahuan mengenai SIMDA berpengaruh positif
terhadap implementasi SIMDA. Nilai t-statistics dari pengaruh tingkat pengetahuan
pengguna mengenai SIMDA terhadap implementasi SIMDA adalah sebesar 2,00610
>1,98, hal tersebut berarti bahwa tingkat pengetahuan pengguna mengenai SIMDA
berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA. Dengan demikian berarti
hipotesis pertama didukung oleh temuan hasil penelitian. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Hargo (2001) dan Devi (2013). Nilai t-statistics dari pengaruh kualitas data
input terhadap implementasi SIMDA adalah sebesar 2,48548 >1,98, dimana hal
tersebut berarti bahwa kualitas data input berpengaruh positif terhadap implementasi
SIMDA. Dengan demikian berarti hipotesis ke dua didukung oleh temuan hasil
penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan Xu (2009), Rahayu (2012) danAl-
Hiyari (2013). Nilai t-statistics dari pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap
implementasi SIMDA 1,54263 <1,98, hal tersebut berarti bahwa dukungan
manajemen berpengaruh tidak signifikan terhadap implementasi SIMDA pada SKPD

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 127


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

di lingkungan pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Dengan demikian berarti


hipotesis ke tiga tidak didukung oleh temuan hasil penelitian. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan Cooper (2006), Rahayu (2012) dan Al-Hiyari (2013). Nilai t-
statistics dari pengaruh implementasi SIMDA terhadap kualitas laporan keuangan
adalah 8,44133 >1,98, dimana hal tersebut berarti bahwa implementasi SIMDA
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan atau LKPD yang dihasilkan
oleh SKPD. Dengan demikian berarti hipotesis ke empat didukung oleh temuan hasil
penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rahayu (2012) danAl-Hiyari (2013).
Penelitian ini menemukan bahwa tidak digunakannya SIMDA oleh karyawan
SKPD dalam penyusunan laporan keuangan pada pos-pos tertentu salah satunya
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan sumber daya manusia yang ada. Hal
tersebut berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang dihasilkan dan tidak
tercapainya tujuan dari implementasi SIMDA yang dicanangkan oleh BPKP sebagai
salah satu faktor pendukung terciptanya Sistem Pengendalian Internal (SPI).
Penelitian ini juga menemukan bahwa data input yang ada memiliki kriteria-kriteria
tertentu sesuai yang disyaratkan oleh SIMDA. Aplikasi SIMDA sudah dirancang
dengan menerapkan quality control data input yang baik, sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. SKPD-SKPD yang ada di lingkungan
pemerintah Kabupaten Kulon Progo memiliki masalah dengan kualitas data yang
disyaratkan SIMDA, yang disebabkan oleh kurang baiknya pengelolaan data yang
ada sehingga berpengaruh terhadap kualitas implementasi SIMDA. Penelitian ini
juga menemukan bahwa banyak pegawai SKPD yang lebih memilih tidak
menggunakan SIMDA untuk menyusun laporan keuangan pada pos-pos tertentu,
melainkan memilih menggunakan Microsoft Office Excel atau alat bantu lainnya.
Implementasi SIMDA pada SKPD-SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten
Kulon Progo kurang mendapat respon positif atau dengan kata lain dukungan
manajemen puncak tidak berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA.
Kurangnya perhatian dari manajemen puncak dimungkinkan dapat sebagai penyebab
rendahnya kualitas data input dan rendahnya pemahaman pengguna mengenai
SIMDA. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi SIMDA
perlu ditingkatkan kualitasnya karena dengan membaiknya kualitas SIMDA dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian ini,
perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas data input
dengan meningkatkan kualitas sistem dokumentasi data. Setelah memperbaiki sistem
dokumentasi data, perbaikan yang perlu dilakukan adalah dengan peningkatan
pemahaman pengguna mengenai SIMDA. Namun dari kedua perbaikan tersebut
yang terpenting adalah peningkatan dukungan atau peningkatan perhatian
manajemen puncak terhadap implementasi SIMDA, sehingga dengan perhatian
tersebut akan dapat mendorong perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan.

128 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

SIMPULAN
Simpulan riset adalah, pertama, kualitas data input dan tingkat pemahaman
pengguna mengenai SIMDA berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA
pada pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Kedua, dukungan manajemen puncak
tidak berpengaruh positif terhadap implementasi SIMDA pada SKPD yang ada di
Kabupaten Kulon Progo. Dengan kata lain H1 dan H2 berhasil didukung sedangkan
H3 tidak berhasil didukung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga diketahui
bahwa implementasi SIMDA pada SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten
Kulon Progo memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi SIMDA perlu ditingkatkan
kualitasnya karena dengan membaiknya kualitas SIMDA dapat meningkatkan
kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Perbaikan-perbaikan yang perlu
dilakukan adalah peningkatan kualitas data input dan pemahaman pengguna
mengenai SIMDA. Namun yang lebih penting adalah peningkatan dukungan atau
perhatian manajemen puncak terhadap implementasi SIMDA.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan,
antara lain sebagai berikut ini. Banyak faktor-faktor dalam implementasi sistem
informasi lain yang dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan, akan tetapi belum
diteliti dalam penelitian ini, misalnya faktor demografi dan faktor lingkungan serta
budaya organisasi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memasukkan faktor-
faktor tersebut untuk diteliti, misalnya umur, jenis kelamin, pengaruh lingkungan
kerja, manfaat sistem informasi serta faktor-faktor lainnya. Peneliti juga
menyarankan untuk tidak hanya mendasarkan pengukuran variabel penelitian pada
persepsi responden saja. Pengumpulan data pada penelitian selanjutnya diharapkan
tidak hanya terbatas pada penyebaran kuesioner saja, tetapi dapat pula dilakukan
melalui wawancara. Kehadiran peneliti pada saat responden melakukan pengisian
kuesioner sebaiknya juga dilakukan. Hal ini akan menghindarkan response bias,
karena responden dapat menanyakan secara langsung mengenai pertanyaan yang
kurang dipahami.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Hiyari, A., M. H. H. Al-Mashregy, N. K. N. Mat, dan J. M. Alekam. 2013.
Factors that affect accounting information system implementation and
accounting information quality: a survey in University Utara Malaysia.
American Journal of Economics. Vol.3 No.1: 27-31.
Cooper, D. 2006. The impact of management’s commitment on employee behavior:
a field study. American society of safely engineers.
Devi, V. F. P. 2013. Pengaruh implementasi sistem informasi akuntansi terhadap
kinerja organisasi pemerintah daerah (penelitian pada SKPD di lingkungan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 129


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo). Skripsi. Universitas


Muhammadiyah Yogyakarta.
Endraswari, R. M. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi aplikasi teknologi
infoemasi dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (studi pada UKM
kerajinan tangan Bantul, Yogyakarta). Tesis. Universitas Diponegoro.
Grande, E. U., R. P. Estébanez, dan C. M. Colomina. 2011. The impact of accounting
information systems (AIS) on performance measures: empirical evidence in
Spanish SMEs. The International Journal of Digital Accounting Research.
Vol.11.
Hargo, U. 2001. Studi eksplorasi tentang penyebaran TI untuk usaha kecil dan
menengah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 16 No. 2: 153–163.
Hartono, J. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UGM.
Latan, H., dan I. Ghozali. 2012. Partial Least Squares Konsep, Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Pemerintahan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
Rahayu, S. K. 2012. The factors that support the implementation of accounting
information system: a survey in Bandung and Jakarta’s taxpayer offices.
Journal of Global Management. Vol. 4 Issue 1.
Salehi, M., V. Rostami, dan A. Mogadam. 2010. Usefulness of accounting
information system in emerging economy: empirical evidence of Iran.
International Journal of Economics and Finance. Vol.2 No.2 (May).
Sunarti, S., dan I. Nur. 1998. Pengaruh dukungan manajemen puncak dan
komunikasi pemakai-pengembang terhadap hubungan partisipasi dan
kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol.1 No.2 (Juli): 193–207.
Thong, J. L., Y. C-Sing, dan K. S. Raman. 1996. Top management support, external
expertise and information systems implementation in small businesses.
Information Systems Research. Vol.7 No.2: 248-267.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

130 Jurnal Ekonomi dan Bisnis


Volume XVIII No. 3, Desember 2015 ISSN 1979 - 6471

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.


Xu, H. 2003. Critical success factors for accounting information systems data
quality. Dissertation. University of Southern Queensland.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis 131

Anda mungkin juga menyukai