Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

EVIDENCE BASED NURSING SELF-MANAGEMENT UNTUK


MENGURANGI KONSTIPASI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Weny Amelia1

STIKes Mercubakti jaya Padang1

Kutipan: Amelia, Weny. (2017). Evidence Based Nursing Self-Management Untuk


Mengurangi Konstipasi Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah,2 (1)

INFORMASI ABSTRACT

Self-management (SM) is one applications of Evidence Based


Nursing (EBN) to reduce constipation in breast cancer patients
Korespondensi due to chemotherapy who received antiemetic 5-
wa@gmail.com hydroxytryptamine (serotonin; 5HT3 is ondansentron). SM
consists of abdominal massage, abdominal streching, and proper
bowel position education. The aim of this EBN is to identify the
effectiveness of self-management (SM) on decreasing constipation
in breast cancer patients. Constipation score is measured using
constipation assessment scale (CAS). In the application of EBN it
is found that SM can reduce constipation marked by a decrease in
Keywords: Breast CAS score. SM can be used as one of the non-pharmacological
cancer, chemotherapy,
therapies to reduce constipation, easy to do, safe and technically
constipation, self-
management practical to reduce constipation in breast cancer patients because
it does not require special skills or training to do so.

ABSTRAK

Self-management (SM) adalah salah satu penerapan Evidence Based Nursing (EBN) untuk mengurangi konstipasi pada
pasien kanker payudara akibat kemoterapi yang mendapatkan antiemetik 5-hydroxytryptamine (serotonin; 5HT3 yaitu
ondansentron). SM terdiri dari abdominal massage, abdominal streching, dan pendidikan posisi buang air besar yang
tepat. Tujuan dari EBN ini adalah mengidentifikasi efektivitas self-management (SM) terhadap penurunan konstipasi pada
pasien kanker payudara. Skor konstipasi diukur menggunakan constipation assessment scale (CAS). Dalam penerapan
EBN ini didapatkan bahwa SM dapat mengurangi konstipasi ditandai dengan penurunan skor CAS. SM dapat digunakan
sebagai salah satu terapi non farmakologi untuk mengurangi konstipasi, bersifat mudah dilakukan, aman dan secara teknis
praktis untuk mengurangi konstipasi pada pasien kanker payudara karena tidak dibutuhkan keterampilan atau pelatihan
khusus untuk melakukannya.

Kata Kunci : Self-management, konstipasi, kemoterapi, kanker payudara


Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

PENDAHULUAN Penatalaksanaan yang diberikan pada


pengobatan kanker payudara pada dasarnya
Kanker payudara merupakan penyebab angka sama dengan kasus kanker lainnya yaitu
kesakitan dan kematian yang tertinggi di meliputi pembedahan, terapi radiasi,
seluruh dunia termasuk Indonesia. kemoterapi dan terapi pengubahan respon
Berdasarkan data GLOBOCAN, International biologis yang juga mungkin digunakan pada
Agency for Research on Cancer (IARC) pada berbagai waktu selama proses pengobatan
tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara (Lamas, 2011). Kemoterapi merupakan salah
adalah persentase kasus baru penyakit kanker satu modalitas pengobatan kanker yang sering
yang tertinggi (43,3%), dan juga merupakan dan dipilih terutama untuk mengatasi kanker
peresentase kematian tertinggi (12,9%) pada stadium lanjut lokal maupun metastase (Desen,
perempuan di dunia. Di Amerika Serikat 2011 ). Sel kanker tumbuh dan membelah
terdapat 288.133 kasus baru kanker payudara sangat cepat, sehingga kemoterapi bekerja
yang didiagnosis pada wanita setiap tahunnya dengan cara menghentikan atau
(ACS 2011 dalam Lengacher, Kip, Reich, memperlambat pertumbuhan sel kanker
Craig, Mogos, Ramesar & Pracht, 2015). tersebut (Lamas, 2009). Efek samping dari
Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun kemoterapi sangat banyak, salah satunya
2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia adalah konstipasi pada pasien kanker payudara
berkisar 0,5 per 1000 perempuan (Kemenkes yang mendapatkan antiemetic 5-
RI, 2014). hydroxytryptamine (serotonin; 5HT3) (Hanai,
Ada beberapa faktor risiko yang berperan Ishiguro, Sozu, Tsuda, Arai, Mitani, et al.,
dalam penyakit kanker payudara, diantaranya 2016).
yaitu jenis kelamin dan usia. Perempuan Konstipasi adalah pengurangan dalam
mempunyai peluang 100 kali lebih besar frekuensi tinja atau kesulitan dalam buang air
mengalami kanker payudara dibandingkan besar (McKay, Sherry L, Fravel, Michelle, &
dengan laki-laki dan insiden tersebut Scanlon, Cathy, 2012). Konstipasi adalah
meningkat seiring dengan bertambahnya usia adanya gangguan buang air besar yang
(LeMone & Burke, 2008). Menurut American ditandai dengan berkurangnya frekuensi
Cancer Society (2004), kanker payudara lebih defekasi (kurang dari 3 kali dalam satu
banyak terjadi pada kelompok usia 50 tahun ke minggu), adanya sensasi tidak puas dalam
atas (ACS, 2004 dalam Smeltzer & Bare, buang air besar, ada rasa sakit pada perut dan
2008). Prevalensi penyakit kanker tertinggi perlu proses mengedan atau feses yang keras
yaitu pada umur 75 tahun keatas (5,0%), dan untuk mengeluarkannya. (Bharucha A E,
prevalensi terendah yaitu pada umur 1-4 tahun 2007).
dan 5-14 tahun (0,1%). Terjadi peningkatan
yang cukup tinggi pada umur 25-34 tahun dan Insiden konstipasi pada pasien kanker
45-54 tahun (Kemenkes RI, 2015). payudara akibat dari antiemetik 5HT3 selama
menjalani kemoterapi yaitu sebesar 84%.
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah Kombinasi antagonis reseptor 5HT3 dan
agar tidak terjadi peningkatan pada pasien kortikosteroid dianjurkan sebagai profilaksis
kanker payudara adalah dengan melakukan antiemetik pada pasien dengan risiko muntah
deteksi dini dan bagaimana upaya untuk sedang dan tinggi, sedangkan 5HT3 tidak
menurunkan angka kejadian tersebut selalu diberikan pada pasien dengan resiko
(American cancer society, 2014). muntah rendah (Hanai, et al., 2016). Dampak
dari konstipasi meliputi perubahan fisik

119
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

dengan gejala berikut : anoreksia, Pemberian pendidikan kesehatan tentang cara


inkontinensia urine, kebingungan, mual dan buang air besar yang tepat dan benar adalah
muntah, disfungsi kemih, impaksi, fisura, posisi jongkok. Salah satu faktor yang
prolaps dubur, wasir, obstruksi usus, dan berperan pada proses buang air besar adalah
sinkop dan dapat juga dapat menyebabkan sudut anorektal. Pada posisi jongkok, sudut
kecemasan dan isolasi sosial (Koch & Hudson, anorektal menjadi lebih lurus sehingga akan
2000 dalam Folden , 2002). mempermudah dalam buang air besar. Hal ini
juga mengurangi tenaga pada proses buang air
Perlunya intervensi untuk mengurangi besar dan dapat mencegah serta mengatasi
konstipasi pada pasien kanker payudara yang konstipasi. Pada beberapa penelitian
menjalani kemoterapi yang mendapatkan menyatakan bahwa posisi jongkok dapat
antiemetik 5HT3. Selain mendapatkan terapi mengurangi periode waktu buang air besar dan
farmakologis, penanganan konstipasi dapat episode ketegangan pada proses buang air
dilakukan secara non farmakologi. Salah satu besar (Hanai et al, 2016).
terapi nonfarmakologi yang dapat digunakan
yaitu self-management (SM). SM terdiri dari SM dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
abdominal massage, abdominal streching, dan intervensi pertama yang diberikan pada pasien
pendidikan posisi buang air besar yang tepat yang sedang menjalani kemoterapi yang
(Hanai , et al., 2016). Abdominal massage mendapatkan antiemetik 5HT3 yaitu
telah terbukti efektif menguragi konstipasi ondansentron. Beberapa bukti atau hasil
(Lamas, 2011). Manfaat lain dari abdominal penelitian melaporkan bahwa latihan atau pijat
massage dan abdominal streching adalah efektif untuk mengurangi jenis konstipasi
mudah dipelajari, dan biayanya yang murah lainnya, walaupun sebelumnya tidak ada bukti
(Wan & Yin , 2015). bahwa program SM dapat membantu
mengurangi konstipasi akibat penggunaan
Menurut beberapa penelitian yang RCT antiemetik 5HT3. Pasien juga melaporkan
ditemukan bahwa abdominal massage dan bahwa SM dapat meningkatkan kesejahteraan
abdominal streching dapat meningkatkan secara psikologis. Menurut sebuah penelitian
peristaltik sehingga dapat meningkatkan sebelumnya, peningkatan aktivitas fisik atau
frekuensi buang air besar dan dapat keterampilan SM dapat merangsang fungsi
mengurangi konstipasi kronik (Sinclair, 2011). fisik, seperti volume tinja, mengurangi
Abdominal massage dan abdominal streching terjadinya gejala depresi berat, dan
tidak boleh dilakukan dalam keadaan demam, meningkatkan kesejahteraan emosional (Rhee,
menderita penyakit kulit menular, menderita Pothoulakis, Mayer, 2009; Penedo, Dahn,
penyakit infeksi menular, dan gangguan 2005). Oleh karena itu, program SM yang
jantung seperti radang pembuluh darah atau sederhana, efektif, nyaman, dan biaya yang
trombosis serta tidak boleh juga dilakukan rendah dalam mengurangi konstipasi akibat
kepada yang mempunyai varises, luka baru, antiemetik ini mungkin berlaku untuk jenis
luka memar, dan tulang sendi yang meradang pasien kanker atau pasien lain yang menderita
atau bergeser (McClurg, 2011). Selain itu konstipasi jenis lain, seperti penggunaan
abdominal massage dan abdominal streching opioid atau yang mengalami konstipasi kronik.
tidak boleh dilakukan pada penderita riwayat
obstruksi usus ganas, riwayat penyakit radang PENERAPAN EBN
usus, spactic colon akibat sindrom iritasi usus
besar, cedera tulang belakang yang tidak stabil, Penerapan EBN ini diawali dengan
jaringan parut, dan lesi kulit (Lindley, 2014). menemukan fenomena di ruangan yang

120
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan klinis peregangan otot perut, dan menerapkan posisi
dengan format PICO (Problem, Intervention, BAB yang benar dan tepat) selama menjalani
Comparation and Outcome) dan dilakukan kemoterapi, dan dilakukan pengukuran skor
pencarian terhadap artikel yang sesuai yang CAS kembali setelah dilakukan intervensi SM.
dapat menjawab pertanyaan klinis. Kemudian
dipilih salah satu artikel dan dilakukan critical Langkah-langkah SM yang dilakukan adalah:
appraisal untuk mengetahui artikel tersebut 1) Pijat perut menggunakan dua atu tiga jari,
layak atau tidak dijadikan sebagai dasar dalam diusap ke perut searah jarum jam, dilakukan
penerapan EBN. Setelah itu dilakukan selama kira-kira 1 menit dan diulang sebanyak
penyusunan proposal Dan kemudian semua 10 kali; 2) Peregangan otot perut dilakukan
perlengkapan yang dibutuhkan disiapkan yaitu dengan cara : a) Wind-relieving pose : pasien
booklet panduan self-management dan minyak meletakkan kedua tangannya pada satu lutut
zaitun. dan menariknya kearah dada dengan lemah
lembut kemudian menarik kepalanya kearah
Penerapan EBN dilakukan di ruangan rawat lutut. Posisi ini dilakukan selama 15-30 detik,
inap teratai dan melati Rumah Sakit Kanker dalam keadaan yang tenang pasien disuruh
Dharmais Jakarta pada tanggal 17 April tarik nafas dalam secara perlahan-lahan. Hal
sampai 28 April 2017. Dan dilakukan yang sama dilakukan pada lutut yang
identifikasi subjek yang dilibatkan dalam berlawanan. Posisi ini dilakukan 10 kali
penerapan EBN ini dengan kriteria inklusi perhari. b) Knees-to-chest-pose : pasien
pasien yang menjalani kemoterapi dan berbaring kemudian mengangkat lutut ke arah
mendapatkan antiemetik 5HT3 dada dengan meletakkan kedua tangan pada
(ondansentron), pasien yang memiliki skala lutut. Posisi ini dilakukan 10 kali perhari. c)
ECOG 0 atau 1, pasien yang memiliki Reclined Spinal Twist: pasien disuruh
kemampuan buang air besar normal sebelum berbaring di tempat tidur kemudian memutar
menjalani kemoterapi, dan pasien yang pinggul kearah kanan atau kiri sehingga kaki
bersedia ikut serta dalam pelaksanaan EBN dalam keadaan menekuk hingga membentuk
dan telah menandatangai informed consent, sudut 90°. Posisi ini dilakukan 10 kali perhari.
sedangkan kriteria ekslusi adalah pasien yang 3) Posisi buang air yang tepat adalah dengan
mengalami kesulitan berkomunikasi karena semi jongkok. Outcome utama yang diukur
gangguan mental, gangguan kognitif, atau adalah penurunan skor konstipasi dengan SM
cacat fisik, pasien yang mendapatkan morfin, yang diukur menggunakan Constipation
pasien yang mendapatkan agen kemoterapi Assessment Scale (CAS).
FAC, pasien hamil, pasien yang memiliki
Hasil Penerapan EBN
keterbatasan dalam melakukan exercise atau
latihan, dan pasien yang menolak jadi Dalam penerapan EBN ini, pasien yang terlibat
responden penelitian. adalah sebanyak 10 orang pasien. Karakteristik
dan hasil penerapan EBN yang dilakukan pada
Prosedur dalam penerapan EBN ini dilakukan
pasien adalah sebagai berikut:
dengan memperhatikan konsisi klinis pasien,
mengkaji data dasar pasien yang meliputi
umur, berat badan, tinggi badan, IMT, dan
protokol atau agen kemoterapi, mengkaji BAB
pasien (normal atau konstipasi), dilakukan
pengukuran skor CAS sebelum pelaksanaan
intervensi, melakukan SM (pijat perut,

121
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan bahwa rata-


rata skor CAS pada kelompok intervensi
setelah dilakukan intervensi self-management
(SM) adalah 3,2 dengan standar deviasinya
adalah 0,447 dengan skor terendah 3 dan skor
tertinggi 4. Sedangkan pada kelompok kontrol
rata-rata skor CAS adalah 7,6 dengan standar
deviasi 0,548 dengan skor terendah 7 dan skor
Berdasarkan tabel 3.1 diatas, lebih dari separuh
tertinggi 8.
pasien (70%) tidak mempunyai riwayat kanker
dalam keluarga. Agen kemoterapi yang
digunakan yang paling banyak adalah TC
(Paclitaxel-Cisplatin) sebesar 60% dan AC PEMBAHASAN
(Doxorubicin-Cychlosphamide) sebesar 40%. Mekanisme abdominal massage dan
Stadium kanker payudara terdapat 60% abdominal streching bisa mengurangi
stadium II dan 40% stadium III. Dan siklus konstipasi adalah dapat mendorong feses
kemoterapi sebagian besar siklus 2 yaitu dengan adanya peningkatan tekanan pada inta
sebanyak 50%, siklus 3 terdapat 30%, dan abdominal. Pada beberapa kasus neurologi,
siklus 4 sebanyak 20%. abdominal massage dan abdominal streching
dapat memproduksi gelombang rektum yang
menstimulasi atau merangsang refleks somato-
autonomik yang memberikan sensasi pada
usus besar. Abdominal massage dan
abdominal streching dapat menurunkan waktu
transit kolon, merangsang atau menstimulasi
Berdasarkan tabel 3.2 diatas terlihat bahwa gerakan peristaltik, meningkatkan frekuensi
rata-rata umur pasien yang terlibat dalam EBN buang air besar pada pasien yang mengalami
ini adalah 48,30 tahun dengan standar deviasi konstipasi, dan dapat mengurangi perasaan
2,214 tahun. Umur yang paling rendah adalah tidak nyaman pada saat buang air besar, serta
45 tahun dan yang paling tua adalah 52 tahun. dapat membantu mempercepat perbaikan
Rata-rata IMT pada pasien adalah 20,3 kg/m2 konstipasi kronis fungsional. Pada umumnya
dengan standar deviasi 1,21 kg/m2. abdominal massage dan abdominal streching
dapat menstimulasi metabolisme seluler dan
meningkatkan distribusi nutrisi ke sel dan
jaringan. Pada saat nutrisi telah digunakan,
tubuh akan mengenali kebutuhan nutrisi dan
akhirnya meningkatkan nafsu makan setelah
melakukan latihan tersebut. Selain itu secara
122
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

mekanik abdominal massage dan abdominal konstipasi. Pada beberapa penelitian


streching dapat mendorong sisa pencernaan ke menyatakan bahwa posisi jongkok dapat
usus, tetapi juga dapat memicu sistem syaraf mengurangi periode waktu buang air besar dan
simpatik yang meningkatkan aktivitas episode ketegangan pada proses buang air
pencernaan sehingga dapat meningkatkan rasa besar (Hanai et al, 2016).
lapar (Braun & Simonson, 2005; Liu, 2005;
Sinclair, 2011). SM dapat dipertimbangkan sebagai salah satu
intervensi pertama yang diberikan pada pasien
Tujuan dari penerapan EBN SM ini adalah yang sedang menjalani kemoterapi yang
untuk mengurangi konstipasi akibat antiemetik mendapatkan antiemetik 5HT3 yaitu
(ondansentron) selama menjalani kemoterapi ondansentron. Beberapa bukti atau hasil
pada pasien kanker payudara. Dalam penelitian melaporkan bahwa latihan atau pijat
penerapan EBN ini tidak terdapat kendala yang efektif untuk mengurangi jenis konstipasi
berarti dan efek yang merugikan. Penerapan lainnya, walaupun sebelumnya tidak ada bukti
EBN ini dilakukan terhadap 10 orang pasien bahwa program SM dapat membantu
kanker payudara yang menjalani kemoterapi di mengurangi konstipasi akibat penggunaan
ruangan rawat inap. antiemetik 5HT3. Pasien juga melaporkan
bahwa SM dapat meningkatkan kesejahteraan
Hasil yang didapatkan dalam penerapan EBN secara psikologis. Menurut sebuah penelitian
ini adalah terdapat penurunan skor konstipasi sebelumnya, peningkatan aktivitas fisik atau
selama menjalani kemoterapi dengan rata-rata keterampilan SM dapat merangsang fungsi
skor konstipasi pada kelompok intervensi fisik, seperti volume tinja, mengurangi
setelah dilakukan SM adalah 3,2 dan rata-rata terjadinya gejala depresi berat, dan
skor konstipasi pada kelompok kontrol adalah meningkatkan kesejahteraan emosional (Rhee,
7,6. Sesuai dengan penelitian yang et al.,2005). Oleh karena itu, program SM yang
mengatakan bahwa tidak konstipasi apabila sederhana, efektif, nyaman, dan biaya yang
skor CAS nya kurang dari 5 (Hanai et al, rendah dalam mengurangi konstipasi akibat
2016). Penelitian lain mengemukakan bahwa antiemetik ini mungkin berlaku untuk jenis
abdominal massage efektif dalam mengurangi pasien kanker atau pasien lain yang menderita
konstipasi dengan nilai p=0,003 (Lamas, et al., konstipasi jenis lain, seperti penggunaan
2009). Menurut beberapa penelitian yang RCT opioid atau yang mengalami konstipasi kronik.
ditemukan bahwa abdominal massage dan
abdominal streching dapat meningkatkan Dengan dilakukannya penerapan EBN ini dan
peristaltik sehingga dapat meningkatkan ditunjang oleh penelitian-penelitian yang telah
frekuensi buang air besar dan dapat dilakukan, maka seorang perawat spesialis
mengurangi konstipasi kronik (Sinclair, 2011). dapat melaksanakan penerapan SM sehingga
dapat mengurangi konstipasi pada pasien yang
Pemberian pendidikan kesehatan tentang cara mendapatkan antiemetik 5HT3 selama
menjalani kemoterapi pada pasien kanker
buang air besar yang tepat dan benar adalah
payudara dan akan membuat pasien merasakan
posisi jongkok. Salah satu faktor yang kenyamanan serta dapat meningkatkan
berperan pada proses buang air besar adalah kualitas hidup pasien. Selain itu, EBN ini dapat
sudut anorektal. Pada posisi jongkok, sudut dijadikan sebagai salah satu intervensi
anorektal menajdi lebih lurus sehingga akan keperawatan yang sederhana, murah, aman ,
mempermudah dalam buang air besar. Hal ini mudah diterapkan dan tidak memiliki efek
juga mengurangi tenaga pada proses buang air samping serta dapat memperkaya intervensi
keperawatan pada area onkologi khususnya
besar dan dapat mencegah serta mengatasi
dalam mengurangi konstipasi akibat

123
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

antiemetik 5HT3 selama menjalani kemoterapi penting untuk menjamin perawatan yang
pada pasien kanker payudara. berkualitas tinggi. Beberapa hasil penelitian
telah melaporkan bahwa intervensi SM
Dalam penerapan EBN ini dapat di merupakan metode yang mudah dilakukan dan
integrasikan dengan penerapan teori peaceful sangat efektif dalam mengurangi konstipasi
end of life pada pasien kanker yang termasuk pada pasien kanker payudara sehingga dapat
ke dalam praktik keperawatan berbasis bukti- meningkatkan kenyamanan pasien dan
bukti ilmiah. Dan sesuai dengan konsep utama meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
teori PEOL ini adalah pasien merasakan yang diberikan.
kenyamanan. EBN ini adalah salah satu cara
untuk membuktikan bahwa seorang perawat
mempunyai pengetahuan yang tinggi dan
keterampilan yang profesional.
Selama melakukan penerapan EBN, kendala
yang ditemukan penulis dalam pelaksanaan
SARAN
intervensi adalah beberapa pasien tidak paham
dengan kegunaan dan manfaat dilakukannya a. Intervensi SM dapat direkomendasikan
self-management, hal ini terlihat pada saat sebagai pedoman bagi perawat dalam
penjelasan informed consent, pasien tampak melakukan terapi non farmakologi untuk
sedikit ragu dalam mengikuti EBN ini mengurangi konstipasi pada pasien kanker
dikarenakan takut dan cemas akan dampak dari payudara.
intervensi ini, walaupun penulis sudah sangat b. Intervensi SM hendaknya dapat menjadi
rinci menjelaskan manfaat dan dampak EBN suatu standar prosedur operasional sebagai
tersebut kepada pasien. intervensi keperawatan dalam mengurangi
konstipasi pada pasien kanker khususnya
Solusi yang dilakukan penulis adalah lebih kanker payudara yang menjalani
membina hubungan saling percaya antara kemoterapi yang mendapatkan antiemetic
penulis dan pasien dengan menjelaskan 5HT3.
manfaat dan kegunaan dari penerapan self- c. Intervensi SM dapat dijadikan evidence
management ini secara berulang-ulang serta based practice dalam praktek keperawatan
penulis juga berkoordinasi dengan kepala medikal bedah.
ruangan, CCM, dan perawat di ruangan untuk
lebih meyakinkan bahwa dengan penerapan REFERENSI
self-management akan membantu pasien
dalam mengatasi masalah konstipasi yang
dirasakannya setelah menjalani kemoterapi American Cancer Society. (2011). Breast
dengan pemakaian antemetik ondansentron Cancer, p.2-4,61. Philadelphia.
sehingga pasien dapat meningkatkan
kenyamananannya selama kemoterapi. Setelah American Cancer Society (2014). Breast
melakukan solusi diatas, maka pasien yang Cancer Facts & Figures.
akan diikutsertakan dalam penelitian ini sangat
kooperatif dan sangat bersedia untuk terlibat American Nurses Association, 2004. handle
dalam penerapan EBN ini. with care. ANA American Nurses
Association.
KESIMPULAN
Konstipasi merupakan masalah yang Braun MB, SimonsonSJ. Introduction to
mengganggu kenyamanan bagi pasien kanker Massage Therapy. Baltimore:
payudara. Pasien yang mengalami konstipasi Lippincott, Williams and Wilkins;
sangat terkait dengan peran perawat dalam 2005.
memberikan asuhan keperawatan dalam
mengurangi konstipasi pasien. Intervensi Desen, Wan. (2011). Patologi Tumor. Dalam:
terapi non farmakologi merupakan intervensi Japaries, W, ed. Buku Ajar Onkologi

124
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Klinis ed 2. Jakarta: Balai Penerbit Liu Z. Mechanism of Abdominal Massage for


FK UI. Difficult Defecation in a Patient with
Myelopathy. J Neurol. 2005;252(10):
Hanai A, Ishiguro H, Sozu T, Tsuda M, Arai 1280-82.
H, Mitani A, et al. (2016). Effect of a
self-management program on McClurg D, Lowe-Strong A. Does Abdominal
antiemetic-induced constipation Massage Relieve Constipation?.
during chemotherapy among breast Nursing Times. 2011; 107(12): 20-2.
cancer patients: a randomised
McKay, Sherry L, MSN, ARNP,G.N.P.,
controlled clinical trial. Breast
F.A.A.N.P., Fravel, Michelle,PharmD.,
Cancer Research and Treatment
B.C.P.S., & Scanlon, Cathy, MS,R.D.,
155:99-107.
L.D. (2012). Management of
constipation. Journal of Gerontological
International Agency for Research on Cancer
Nursing, 38(7), 9-15.
(IARC). (2012). Monographs on the
doi:http://dx.doi.org/10.3928/00989134-
Evaluation of Carcinogenic Risks to
20120608-01.
Humans; Vol. 100D. A Review of
Human Carcinogens. Part D:
Penedo FJ, Dahn JR (2005) Exercise and well-
Radiation/IARC Working Group on
being: a review of mental and physical
the Evaluation of Carcinogenic Risks
health benefits associated with physical
to HumansWHO, Lyon, France
activity. Curr Opin Psychiatry 18:189–
193
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Rhee SH, Pothoulakis C, Mayer EA (2009)
Kemenkes RI.
Principles and clinical implications of
the brain-gut-enteric microbiota axis.
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan
Nat Rev Gastroenterol Hepatol 6:306–
Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
314
Kemenkes RI.
Koch T, Hudson S. Older people and laxative Sinclair M. The Use of Abdominal Massage to
use: literature review and pilot study Treat Chronic Constipation. J Bodyw
report. J Clin Nurs 2000; 9: 516-525 Mov Ther. 2011; 15(4): 436-45.

Lamas K, Lindholm L, Stenlund H et al. Smeltzer & Bare. (2008). Textbook of Medical
(2009). Effects of abdominal massage Surgical Nursing Vol.2. Philadelphia:
in management of constipation–A Linppincott William & Wilkins.
randomized controlled trial. Int J
Nurs Stud 46:759–767.
LeMone, P, Burke, Karen. (2008). Medical
Surgical Nursing, Critical Thinking
in Client Care (4th Edition). New
Jersey: Prentice Hall Health.
Lindley A (2014) Abdominal Massage as Part
of the Management of Chronic
Constipation. www.nht.nhs.uk/
documentHandler.cfm?dld=2250
&pflag=docm93jijm4n2250 (Last
accessed: June 25 2014.

125

Anda mungkin juga menyukai