TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja atau performance sering diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi
kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil
kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung.
Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana
cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang telah disusun.
Mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Wibowo, 2007, dalam Nyoman
Koriawan, 2011). Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan.
Menurut Gibson, dkk (1990) dalam Nyoman Koriawan (2011) kinerja
merupakan suatu keberhasilan mencapai suatu tujuan. Kinerja organisasi
merefleksikan suatu pencapaian dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan organisasi,
baik yang diukur dari visi, misi, tujuan dan target sasaran. Pencapaian ini tidak
terlepas dari individu-individu yang bekerja dalam organisasi tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kepuasan kerja individu akan
mempengaruhi kinerja. Namun ada juga yang berpendapat sebaliknya bahwa
kinerja justru mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan suatu proses kegiatan
dalam organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan, visi, dan misi organisasi, serta
menunjukkan hasil yang telah dicapai dalam upaya tersebut.
2.3.1 Wawancara
Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang dianggap penting langsung dari sumbernya dalam
menunjang penyusunan penelitian ini. Wawancara ini digunakan untuk
mengetahui hal - hal yang berkaitan dengan responden secara lebih terperinci.
Dalam melakukan wawancara terhadap responden atau yang mewakili,
hendaknya memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki pengalaman di bidang konstruksi;
2.3.2 Kuisioner
Angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden,
yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh
responden (Suroyo anwar, 2009). Menurut Komala Sari (2011), angket juga dikenal
dengan sebuah kuisioner, alat ini secara besar terdiri dari tiga bagian yaitu
: judul angket, pengantar yang berisi tujuan, atau petunjuk pengisian angket, dan
item - item pertanyaan yang berisi opini atau pendapat dan fakta.
Dewa Ketut Sukardi (1983) menjelaskan Kuisioner atau angket merupakan
teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari
sumber data. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan Angket merupakan salah
satu alat pengumpul data dalam asesmen nontes, yang berupa serangkaian
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan pada responden (peserta didik, orang
tua atau masyarakat). Angket dikenal dengan sebutan kuesioner. Alat asesmen ini
secara garis besar terdiri dari tiga bagian yakni :
1. Judul angket;
2. Pengantar yang berisi tujuan atau cara pengisian angket;
3. Item item pertanyaan, bisa juga opini atau pendapat , dan fakta.
1. Performance
Performance adalah tentang melakukan pekerjaaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
telah disusun. Mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. (Wibowo, 2007,
dalam Nyoman Koriawan, 2011).
2. Conformance
Dalam ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indonesia), kualitas adalah
keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya
dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun
tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih
dahulu. Menurut Feigenbaum, kualitas adalah keseluruhan karakteristik
produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacutre dan
maintenance, dimana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan
sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
3. Aesthetics
Bruce Allshop pada tahun 1997 mendefinisikan bahwa estetika adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari proses proses penikmatan dan aturan
aturan dalam menciptakan rasa kenyamanan. Dari definisi yang
dikemukakan oleh Bruce Allsopp (1977) dalam mengartikan tentang kata
estetika adalah sebuah ilmu pengetahuan, Alshopp juga menjelaskan
bahwa estetika merupakan suatu kegiatan edukasi atau pembelajaran
mengenai proses dan aturan tentang penciptaan sebuah karya yang
nantinya akan menimbulkan perasaan nyaman bagi yang melihat dan
merasakanya.
4. Time
Pengertian manajemen waktu menurut Haynes adalah suatu proses pribadi
dengan memanfaatkan analisis dan perencanaan dalam menggunakan
waktu untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi. Menurut Forsyth,
manajemen waktu adalah cara bagaimana membuat waktu menjadi
terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah efektifitas dan efisiensi
juga produktifitas.
5. Timeliness
Timeliness merupakan di mana kegiatan tersebut dapat diselesaikan, atau
suatu hasil produksi dapat dicapai, pada permulaan waktu yang ditetapkan
bersamaan koordinasi dengan hasil produk yang lain dan memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan lain. (Bernardin & Russel,
2003).
6. Completeness
Menurut R. Subekti yang dimaksud dengan perjanjian jasa konstruksi
yaitu suatu perjanjian antara seseorang yaitu pihak yang memborongkan
pekerjaan dengan seseorang yang lain sebagai pihak pemborong
pekerjaan, dimana pihak pertama menghendaki suatu hasil yang
disanggupi oleh pihak lawan atas pembayaran sejumlah uang sebagai
harga jasa konstruksi. Hal yang terpenting bukanlah cara pemborong
mengerjakan pekerjaan tersebut melainkan hasil yang akan diserahkan
dalam keadaan baik dalam suatu jangka waktu yang telah diterapkan
dalam perjanjian. Menurut Black’s Law Dictionary yang dikutip dari buku
karya Salim H.S. pengertian kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang
memuat perencanaan dan spesifikasi untuk suatu konstruksi sebagai
bagian dari perjanjian tersebut dan pada umumnya kontrak tersebut untuk
melindungi subkontraktor dan para pihak pemilik bangunan.
7. Consistency
Consistency adalah fokus pada suatu bidang yang mana kita tidak akan
berpindah menuju bidang lain sebelum pondasi bidan pertama benar –
benar kuat. (Reza M Syarif, 2005). Seringkali dalam mengerjakan suatu
proyek dituntut harus bertindak konsisten. Konsistensi diangkat sebagai
salah satu kunci keberhasilan. Dalam penelitian ini variabel pengukuran dari
konsisten yaitu tetap produktif bekerja serta rutin dan tertib dalam
administrasi.
8. Accessability & Convinience
Accessability merupakan suatu ukuran kenyamanan. Dalam penelitian ini
adalah memberikan kemudahan pelayanan serta menangani masalah
(biaya, waktu, mutu, konflik, dsb) pada pekerjaan dengan baik.
9. Accuracy
Accuracy mengacu pada level kesepakatan antara pengukuran aktual dan
pengukuran absolut. Variabel pengukurannya dalam penelitian ini adalah
kesesuaian laporan proyek, kualitas bangunan sesuai spesifikasi teknis,
ketepatan waktu penyelesaian proyek, dan shop drawing diajukan sebelum
pelaksanaan konstruksi serta ketepatan dalam memilih supplier dan
subkontraktor.
10. Responsiveness
Dalam penelitian ini variabel pengukuran dari responsif yang dimaksud
adalah kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dsb)
yang terjadi di lapangan serta kecepatan dalam merespon permintaan
pemilik proyek.
11. Reliability
Reliability digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
pengukuran yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang.
12. Communication
Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman
dan penerimaan pesan, berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang
atau lebih. Proses ini dilakukan secara efektif agar pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh penerimanya. Variabel pengukuranya
dalam penelitian ini adalah kemampuan manajer proyek dalam
berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan, menginformasikan
risiko yang mungkin dapat terjadi selama konstruksi dan komunikasi yang
terintegrasi antara kontraktor, subkontraktor dan supplier.
13. Security
Security adalah penanganan keamanan / sosialisasi di lingkungan proyek.
14. Competence
Menurut Suparno (2012:27) competence adalah kecakapan yang memadai
untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan
kecakapan yang diisyratkan.
15. Tangibles
Adalah kebersihan di lapangan selama masa konstruksi.
16. Assurance
Variabel pengukuran dari assurance adalah pengawasan dan pengendalian
proyek dilakukan secara teratur / terjadwal dan sistem manajemen mutu
selama masa konstruksi.