Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa
itu vektor. Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang
memiliki nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari
ruang vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah.
Panjang ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah
vektor.
Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-
masing. Baik fungsi matematisnya, penerapannya dalam kehidupan maupun
kaitannya dengan ilmu agama. Tidak terkecuali dengan vektor. Secara matematis,
kita kadang-kadang menyatakan bahwa sebuah fungsi vektor A (x,y,z)
mendefinisikan suatu medan vektor karena mengaitkan suatu vektor dengan setiap
titik di suatu daerah. Sementara dari segi kehidupan manusianya, vektor berfungsi
misalnya dalam hal teknologi GPS. Sedangkan dari segi agamis, vektor dapat
memperlihatkan betapa mulianya Allah SWT. yang telah menciptakan alam
semesta beserta manusia dengan sempurnanya.

B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang di atas, maka adapun yang menjadi rumusan masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan vektor itu?


2. Seperti apakah fungsi vektor dilihat dari segi matematika?
3. Seperti apakah vektor – vektor tak sejajar ?
4. Seperti apa Aljabar Vektor di bidang R 2 ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Vektor
Vektor adalah suatu besaran yang memiliki besar dan arah. Seperti gaya,
kecepatan, percepatan, perpindahan, momen gaya dan momentum. Secara
geometris, vektor adalah suatu ruas garis berarah.

Vektor digambarkan sebagai diagram panah seperti berikut:


B

𝑣⃗

A
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ diwakili oleh vektor 𝑣⃗
Dibaca vektor 𝐴𝐵

Macam-macam vektor:

1. Vektor Satuan : Vektor yang memiliki arah, meskipun hanya


bernilai
satu.

2. Vektor Nol : Vektor yang titik awal dan akhirnya sama.

2
3. Vektor Negatif : Negatif sebagai penunjuk arahnya.

4. Vektor Posisi : Vektor yang menempati posisi pada bidang


kartesius.

5. Vektor Ortogonal: Vektor basis pada dimensi tiga.

6. Vektor Basis : Vektor yang menempati suatu kartesius.

3
7. Vektor Resultan : Vektor yang menjadi hasil dari semua vektor.

B. Panjang Vektor

Dalam R2, jika 𝑎⃗ = (𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 ) , panjang vektor 𝑎⃗ ditulis sebagai |𝑎⃗| atau |𝑎|, yaitu
jarak titik O ke titik yang berkoordinat (𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 ). panjang vektor 𝑎⃗ adalah

|𝑎⃗| = √𝑎𝑥 2 + 𝑎𝑦 2
Jika A (𝑥1 , 𝑦1) dan B (𝑥2 , 𝑦2 ) maka unsur-unsur vektor AB adalah
𝑥2 − 𝑥1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = (𝑦 − 𝑦 )
2 1

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ adalah
Panjang vektor 𝐴𝐵
|𝐴𝐵| = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2

Dalam R3, jika 𝑎⃗ = (𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 , 𝑎𝑧 ) , panjang vektor 𝑎⃗ ditulis sebagai |𝑎⃗| atau |𝑎|,
yaitu jarak titik O ke titik yang berkoordinat (𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 , 𝑎𝑧 ). Panjang vektor 𝑎⃗ adalah

|𝑎⃗| = √𝑎𝑥 2 + 𝑎𝑦 2 + 𝑎𝑧 2

Jika A (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan B (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) maka unsur-unsur vektor AB adalah


𝑥2 − 𝑥1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ( 2 − 𝑦1 )
𝑦
𝑧2 − 𝑧1

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ adalah
Panjang vektor 𝐴𝐵
|𝐴𝐵| = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 + (𝑧2 − 𝑧1 )2

4
C. Penjumlahan dan pengurangan , perkalian pada Vektor
1. Penjumlahan vektor
a. Secara segitiga
a + b = a+b
b

b. Secara jajaran genjang


a + b = b a+b

a
c. Secara aljabar
𝑎1 𝑏1


𝑎⃗ + 𝑏 = (𝑎2 ) + (𝑏2 )
𝑎3 𝑏3

2. Pengurangan vektor
𝑎1 𝑏1

⃗ 𝑎
𝑎⃗ − 𝑏 = ( 2 ) − (𝑏2 )
𝑎3 𝑏3

3. Perkalian vektor dengan skalar


𝑎1 𝑘𝑎1
𝑎
𝑘𝑎⃗ = 𝑘 ( 2 ) = (𝑘𝑎2 )
𝑎3 𝑘𝑎3

4. Sifat operasi penjumlahan vektor


Jika 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗, dan 𝑐⃗ vektor-vektor di R2 atau R3, maka :
a) 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗
b) 𝑎⃗ + (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) = (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) + 𝑐⃗
c) 𝑎⃗ + (−𝑎⃗) = 0
d) 𝑎⃗ + 0 = 0 + 𝑎⃗ = 𝑎⃗

5. Sifat operasi perkalian vektor dengan skalar

5
Jika 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗, dan 𝑐⃗ vektor-vektor di R2 atau R3 dan skalar tak nol,
maka:
a) 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ ∙ 𝑎⃗
b) 𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) = 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗
c) 𝑘(𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) = 𝑘𝑎⃗ + 𝑘𝑏⃗⃗
d) 𝑘1 (𝑘2 𝑎⃗) = (𝑘1 𝑘2 )𝑎⃗

D. Perbandingan Vektor
A
m
𝑎̂ P
𝑝̂ n

O 𝑏̂ B

Dalam gmbar di atas, titik P membagi garis AB dalam perbandingan m : n.

Misalkan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗, dan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑂𝐴 = 𝑎⃗, 𝑂𝐵 𝑂𝑃 = 𝑝⃗

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐴𝐵
Maka 𝐴𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dinyatakan dalam vektor posisi, yaitu

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑂𝑃
𝐴𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ − 𝑂𝐴
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑝⃗ − 𝑎⃗

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑂𝐵
𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ − 𝑂𝐴
𝑚
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵
𝑚+𝑛

𝑚
𝑝⃗ − 𝑎⃗ = (𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗)
𝑚+𝑛
𝑚 𝑚
𝑝⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ + 𝑎⃗
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛

𝑚𝑏⃗⃗ − 𝑚𝑎⃗ + 𝑚𝑎⃗ + 𝑛𝑎⃗


𝑝⃗ =
𝑚+𝑛

𝑛𝑎⃗ + 𝑚𝑏⃗⃗
∴ 𝑝⃗ =
𝑚+𝑛
Dalam perbandingan m : n terdapat dua kasus yaitu:

1. Titik P membagi AB di dalam


m n

6
AP : PB = m : n

A P B

2. Titik P membagi AB di luar


m
AP : PB = m : (-n)
A P B

Contoh 2

Tentukanlah koordinat suatu titik pada garis A(2, 3, 4) dan B(6, 7, 8) didalam dan
diluar dengan perbandingan 1 : 3.

Penyelesaian:

Misalkan titik tersebut adalah titik P.

Untuk titik P membagi AB di dalam dengan perbandingan 1 : 3 berlaku AP :


PB = 1 : 3.

Koordinat titik P dapat ditentukan dengan cara


𝑛𝑎1 +𝑚𝑏1 𝑛𝑎2 +𝑚𝑏2 𝑛𝑎3 +𝑚𝑏3 3∙2+1∙6 3∙3+1∙7 3∙4+1∙8
P( , , )= P( , , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 1+3 1+3 1+3
6+6 9+7 12+8
= P( , , )
4 4 4
12 16 20
= P( 4 , , 4)
4
= P(3, 4, 5)

Untuk titik P membagi AB di dalam dengan perbandingan 1 : 3 berlaku AP :


PB = 1 : 3.

Koordinat titik P dapat ditentukan dengan cara


𝑛𝑎1 +𝑚𝑏1 𝑛𝑎2 +𝑚𝑏2 𝑛𝑎3 +𝑚𝑏3 (−3)∙2+1∙6 (−3)∙3+1∙7 (−3)∙4+1∙8
P( , , )= P( , , )
𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 𝑚+𝑛 1+(−3) 1+(−3) 1+(−3)
(−6)+6 (−9)+7 (−12)+8
= P( , , )
−2 −2 −2
0 −2 −4
= P(−2 , −2 , −2)
= P(0, 1, 2)

7
E. Perkalian Skalar Dua Vektor
B

𝞪
O A
Jika a dan b adalah vektor-vektor tak nol dan 𝞪 adalah sudut diantara
vektor a dan vektor b, maka perkalian skalar vektor a dan vektor b
didefinisikan oleh
𝑎 ∙ 𝑏 = |𝑎||𝑏| cos 𝛼

F. Sudut antara Dua Vektor


Dalam pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa:
𝑎 ∙ 𝑏 = |𝑎||𝑏| cos 𝛼
𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
Dengan 𝞪 adalah sudut diantara vektor a dan b
Dan 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
Maka :
|𝑎||𝑏| cos 𝛼 = 𝑎 ∙ 𝑏

𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
cos 𝛼 =
|𝑎||𝑏|

𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
cos 𝛼 =
√(𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2 )(𝑏1 2 + 𝑏2 2 + 𝑏3 2 )

G. Proyeksi Orthogonal suatu vektor pada vektor lain


a) Panjang proyeksi orthogonal vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗
A
⃗⃗
𝑎⃗⃗ 𝑏
|𝑐⃗| = a
|𝑏|

8
c
b) Proyeksi vektor orthogonal vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗ O C
B
⃗⃗
𝑎⃗⃗ 𝑏
𝑐⃗ = (|𝑏|2 ) 𝑏 2 b

Contoh 3
Diketahui vektor a = (2, 3, 4) dan b = (6, 7, 8). Tentukanlah:
a. besar sudut yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b
b. panjang proyeksi vektor a pada vektor b
c. proyeksi vektor a pada vektor b
penyelesaian :
a. untuk menentukan besar sudut yang dibentuk oleh vektor a dan
vektor b, maka terlebih dahulu menentukan 𝑎 ∙ 𝑏, |𝑎|, 𝑑𝑎𝑛 |𝑏|
 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3
= 2∙3+3∙7+4∙8
= 6 + 21 + 32
= 59
 |𝑎| = √22 + 32 + 42
= √4 + 9 + 16
= √29

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan
suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius
XOY dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya.
Panjang ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah
vektor. Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris
bawahi.

Jika untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A
dinamakan suatu fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi
ditulis A(u) = A1(u)i + A2(u)j + A3(u)k . Contoh fungsi vektor, misalnya
persamaan dari gerakan bebas suatu partikel dalam ruang. Jika setiap titik dalam
suatu ruang (R3) dikaitkan dengan suatu vektor, maka ruang tersebut
disebut medan vektor. Contoh medan vektor, misalnya aliran fluida (gas, panas,
air dan sebagainya) dalam suatu ruangan.
Fungsi vektor dalam dalam duniawi, berkaitan dengan masalah
transportasi, navigasi, komputerisasi, dsb. Sedangkan dalam urusan keagamaan,
vektor berperan untuk menunjukkan kemuliaan Allah SWT. serta menjadikan kita
manusia yang lebih baik lagi.

B. Saran

Pembahasan tentang fungsi vektor ini bukan pembahasan singkat yang


akan selesai dalam sekali duduk. Masih ada banyak lagi yang belum dibicarakan
disini. Untuk itu, diharapkan kita mau mencari sumber-sumber lain diluar sana
untuk menambah pengetahuan kita tentang Fungsi vektor dalam segala aspeknya
yang belum terjelaskan dalam karya ilmiah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://heriadyblog.blogspot.co.id/2015/07/matematika-untuk-program-game-
vektor-r2.html
http://nurdinintya.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2015/10/4. -Vektor-di-R2-
dan-R3.pdf
https://www.scribd.com/doc/192004993/Pengertian-Vektor-Di-R2

11

Anda mungkin juga menyukai